Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinar Meltiara
"Berdasarkan CPOB, produk parenteral harus terjamin kualitas dan keamanannya, terutama karena produk tersebut masuk dan berinteraksi langsung dengan jaringan dalam tubuh. Bila terdapat suatu kontaminan atau pengotor dalam produk, akan sangat membahayakan keselamatan pasien. Industri farmasi harus mempertimbangkan dan mengkaji berbagai potensi sumber partikulat, metode analitik yang tepat untuk memantaunya, dan strategi mitigasi untuk mencegah keberadaannya dalam produk akhir. Salah satu cara PT. Kalbio Global Medika menjamin produk bersih dari pengotor adalah melalui sejumlah pengujian pasca produksi. Salah satu pengujian awal sebelum produk jadi diedarkan yang paling sederhana adalah dengan melakukan manual inspeksi oleh operator dengan mendeteksi pengotor yang dapat terlihat. Divisi Quality Assurance memastikan bahwa standard kit terkualifikasi melalui Knapp Test dengan menentukan masing-masing produk ke dalam 3 zona (hitam, abu-abu dan putih) dimana produk dengan zona putih dan abu-abu dapat digunakan dalam test kit. Dari 3 batch (300 produk) dalam standard kit, didapatkan hasil 9 produk termasuk dalam zona hitam, 17 produk termasuk dalam zona abu-abu dan 274 produk termasuk dalam zona putih.

Based on CPOB, the quality and safety of parenteral products must be guaranteed, especially because these products enter and interact directly with tissues in the body. If there is a contaminant or impurity in the product, it will seriously endanger patient safety. The pharmaceutical industry must consider and assess the various potential sources of particulates, appropriate analytical methods to monitor them, and mitigation strategies to prevent their presence in the final product. PT. Kalbio Global Medika guarantees that products are free from impurities through a number of post-production tests. One of the simplest initial tests before the finished product is distributed is to carry out a manual visual inspection by the qualified operator to detect visible impurities. The Quality Assurance Division ensures that standard kits are qualified through the Knapp Test by determining each product into 3 zones (black, gray and white) where products with white and gray zones can be used in test kits. From the 3 batches (300 products) in the standard kit, the results showed that 9 products were included in the black zone, 17 products were included in the gray zone and 274 products were included in the white zone."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meilinda
"ABSTRAK
Di Indonesia, kanker Ieber rahim menduduki urutan kedua setelah kanker payudara pada wanita usia subur (15-49 tahun). Penyebab utama kanker servik adalah Human Papilloma Virus. Faktor-faktor rsiko yang berhubungan dengan kejadian kanker servik adalah usia, status sosial ekonomi, usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada serviks, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun. IVA (inspeksi visual asam asetat) adalah altematif skrining untuk mendeteksi kanker serviks.
Melihat hubungan usia, pendidikan, paritas, usia berhubungan seksual pertama kali
(<20 tahun), riwayat keturunan kanker serviks, riwayat infeksi menular seksual dan
merokok dengan test IVA pada wanita usia subur. Disain yang digunakan adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu sebanyak 230 orang. Analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 16.0, untuk membandingkan rerata dipakai uji independensi (t - test) dan untuk melihat adanya hubungan antara dua variabel menggunakan uji kai kuadrat. Pengujian hipotesis dengan memakai uji regresi logistik sederhana dan analisis multivariat. Hasil uji IVA positif terdapat pada 194 orang (84,3%) dan test IVA negatif sebanyak 36 orang (15,7%). Hasil analisis multivariat diperoleh hubungan antara usia berhubungan seksual pertama kali <20 tahun, riwayat keturunan kanker serviks dan riwayat infeksi menular seksual. Riwayat infeksi menular seksual (OR= 21) paling dominan hubungannya dengan basil uji IVA positif dibandingkan dengan usia berhubungan seksual pertama kali < 20 tahun dan riwayat keturunan kanker serviks.
Promosi kesehatan lewat penyuluhan tentang kanker serviks lebih difokuskan untuk mencegah hubungan seksual pertama kali pada usia <20 tahun, khususnya remaja agar tidak terpapar infeksi menular seksual sejak dini yang disebabkan oleh perilaku seks bebas dengan berganti ganti pasangan.
"
2010
T38361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Syafira
"Inspeksi visual merupakan suatu metode untuk mendeteksi adanya partikulat asing dalam sediaan. Tahapan ini merupakan proses yang paling sulit dalam tahapan proses quality control. Partikulat dalam sediaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dalam proses produksi, bahan baku, peralatan yang digunakan, maupun kemasan yang digunakan. Adanya partikulat dalam sediaan injeksi dapat menimbulkan bahaya biologis, bahaya yang dapat ditimbulkan antara lain, menyebabkan luka yang dapat memicu terjadinya infeksi dan inflamasi, menstimulasi respon imun tubuh seperti terjadinya alergi atau anafilaksis, tromboemboli hingga timbulnya granuloma paru dan emboli.”
“Adanya partikulat dalam sediaan injeksi akan menjadikan suatu produk dilakukan recall. Pada tahun 2014 terdapat beberapa kasus recall yang diakibatkan oleh adanya partikulat dalam produk injeksi, diantaranya : penarikan secara sukarela yang dilakukan oleh Hospira terhadap 1 lot injeksi Lidokain 1% karena adanya partikulat berupa rambut manusia, penarikan oleh Baxter terhadap dua lots larutan Dialisis Peritoneal karena adanya partikulat berupa Oxidized stainless steel, garment fiber, PVC, serta penarikan oleh Cubits Pharmaceuticals terhadap lots Cubicin karena adanya partikulat gelas. Pada Tahun 2014, 55 dari total 337 kasus recall disebabkan karena adanya partikel di sediaan parenteral, pada Tahun 2016, terdiri dari 97 laporan recall terhadap produk parenteral yang disebabkan oleh adanya partikel, serta 25 dan 26 kasus recall pada tahun 2017 dan 2018.”
“Pelaksanaan inspeksi visual di industri farmasi umumnya masih menggunakan penglihatan manual dari seorang operator, untuk itu keakuratan dari hasil inspeksi visual ini sangat bergantung kepada ukuran partikel dan pengalaman dari operator6. Ukuran partikel yang mungkin ada pada sediaan berukuran 50-200 mikron. Sedangkan, ukuran probabilitas deteksi oleh seorang operator terlatih yang memenuhi syarat hanya 4% untuk ukuran partikel 50 mikron, meningkat hingga lebih dari 90% probabilitas deteksinya pada ukuran partikel lebih dari 200 ?m. Untuk itu, kekurangan penglihatan manusia dalam proses inspeksi harus dipertimbangkan terutama dalam menentukan probabilitas dan kecacatan karena dapat mempengaruhi objektifitas hasil inspeksi visual.”

Visual inspection is a method to detect the presence of foreign particulates in preparations. This stage is the most difficult process in the process of quality control. Particulates in preparations can be influenced by several factors, both in the production process, raw materials, equipment used, and packaging used. The presence of particulates in injection preparations can pose a biological hazard, the dangers that can be posed include, causing injuries that can trigger infection and inflammation, stimulating the body's immune response such as allergies or anaphylaxis, thromboembolism to the emergence of pulmonary granulomas and embolism."
"The presence of particulates in injection preparations will cause a product to be recalled. In 2014 there were several recall cases caused by the presence of particulates in injection products, including: voluntary withdrawal by Hospira of 1 lot of 1% Lidocaine injection due to the presence of particulates in the form of human hair, withdrawal by Baxter of two lots of Peritoneal Dialysis solution due to particulates in the form of Oxidized stainless steel, garment fiber, PVC, and Cubits Pharmaceuticals withdrew lots of Cubicin due to the presence of glass particulates. In 2014, 55 out of a total of 337 recall cases were due to the presence of particles in parenteral preparations, in 2016, there were 97 recall reports of parenteral products due to the presence of particles, as well as 25 and 26 recall cases in 2017 and 2018.”
"The implementation of visual inspections in the pharmaceutical industry generally still uses manual vision from an operator, for this reason the accuracy of the results of this visual inspection is very dependent on the particle size and experience of the operator6. The possible particle size in the preparation is 50-200 microns. Meanwhile, the probability of detection by a trained operator who fulfills the requirements is only 4% for a particle size of 50 microns, increasing to more than 90% the probability of detection at a particle size of more than 200 ?m. For this reason, the lack of human vision in the inspection process must be considered especially in determining the probability and defects because it can affect the objectivity of the visual inspection results.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Taman Budaya Yogyakarta , Yogyakarta : Taman Budaya Yogyakarta
050 VIA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Corbeil, Jean Claude
Montreal: QA Internasional, 2004
R 031 Cor k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhri Saputra
"

In-Line Inspection (ILI) merupakan salah satu metode asesmen pipa dalam manajemen integritas pipa di industri minyak dan gas (migas) menggunakan alat ILI Pipeline Inspection Gauge (PIG). Akan tetapi, persiapan dan operasi PIG sangat mahal dan rumit, serta jaringan pipa yang bisa dilewati terbatas karena sistem gerak yang dimiliki. In-Line Pipe Inspection Robot (IPIR) adalah perkembangan terbaru alat ILI dengan mengimplementasikan teknologi robot kepada sistem gerak dan teknologi inspeksi alat untuk mengurangi kelemahan PIG. Karena IPIR merupakan teknologi yang relatif baru perkembangan yang diberikan belum dipertimbangkan mengikuti standar inspeksi pipa sehingga belum diketahui bisa menjadi alternatif PIG yang dapat digunakan dalam industri migas. Oleh karena itu, penelitian ini menelusuri standar dan persyaratan lain aspek industri yang dapat dikaitkan dengan IPIR termasuk standar ILI, persyaratan desain dan operasi pipa yang merupakan tempat operasi alat ILI, dan peran IPIR sebagai kendaraan otomatis pembawa beban yaitu teknologi inspeksi dalam pipa. Hasil penelusuran standar berupa daftar spesifikasi IPIR termasuk persyaratan kapabilitas alat dalam melakukan inspeksi kondisi pipa dan persyaratan desain dan operasi alat dalam melakukan operasi dalam pipa.


In-Line Inspection (ILI) is one of the pipeline assessment methods in pipeline integrity management in the oil and gas industry using the ILI tool Pipeline Inspection Gauge (PIG). However, the preparation and operation of PIG is extremely costly and complex, and the type of pipeline that can be passed is limited due to its locomotion system. In-Line Pipe Inspection Robot (IPIR) is the latest development of ILI tool by implementing robot technology to the motion system and inspection tool technology to reduce the weakness of the PIG. Because IPIR is a relatively new technology, its development has not been considered to follow pipe inspection standards, so it is not yet acknowledged to be an alternative PIG that can be utilized in the oil and gas industry. This study therefore explores the standards and other requirements that can be related to IPIR including standards for ILI, design and operation requirements for the pipeline where the ILI tool operates, and the role of IPIR as a load-carrying automated vehicle with the pipeline inspection technology instrument as the load. The results of this exploration of standards are a list of IPIR specifications including the tool capability requirements in performing pipeline condition inspections and the tool design and operation requirements in conducting operations inside a pipeline."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rose, Gillian
London: SAGE, 2012
302.222 ROS v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rose, Gillian
London: Sage Publications, 2005
302.23 ROS v (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Floch, Jean-Marie
France: Originally Published, 2000
302.2 FLO v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vadapalani: SSi Press, Tt
R 005.118 VIS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>