Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Petrus Mursanto
"Reconfigurable computing (RC) di Indonesia membawa peluang unik untuk mengembangkan solusi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan lokal. Dalam konteks sosial, ekonomi, dan geografisnya yang unik, Indonesia menghadapi tantangan spesifik yang dapat diatasi melalui penerapan solusi berbasis reconfigurable computing. Dengan pendekatan yang terfokus pada permasalahan lokal, kita dapat memastikan bahwa inovasi teknologi yang dikembangkan tidak hanya relevan tetapi juga efektif dalam skala nasional. Penerapan RC yang efisien secara energi, bersinergi dengan strategi solusi lokal, memungkinkan Indonesia untuk memajukan kapasitas komputasinya sambil meminimalkan dampak lingkungan. Inisiatif ini sejalan dengan prinsip-prinsip green computing dan menjadi langkah penting menuju keberlanjutan masa depan. Solusi yang dirancang khusus untuk menangani masalah khas Indonesia akan memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan, mendukung gerakan green computing secara global"
Depok: UI Publishing, 2023
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Oliver C.S. Choy, editor
"This book constitutes the refereed proceedings of the 8th International Symposium on Reconfigurable Computing: Architectures, Tools and Applications, ARC 2012, held in Hongkong, China, in March 2012. The 35 revised papers presented, consisting of 25 full papers and 10 poster papers were carefully reviewed and selected from 44 submissions. The topics covered are applied RC design methods and tools, applied RC architectures, applied RC applications and critical issues in applied RC."
Berlin: [, Springer], 2012
e20409954
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sao-Jie Chen, editor
"This book provides a comprehensive survey of recent progress in the design and implementation of Networks-on-Chip. It addresses a wide spectrum of on-chip communication problems, ranging from physical, network, to application layers. Specific topics that are explored in detail include packet routing, resource arbitration, error control/correction, application mapping, and communication scheduling. Additionally, a novel bi-directional communication channel NoC (BiNoC) architecture is described, with detailed explanation."
New York: [, Springer], 2012
e20418721
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Brabazon, Anthony, editor
"Like its three predecessors, this fourth volume in its series covers cutting-edge natural computing and agent-based methodologies in computational finance and economics, option model calibration, financial trend reversal detection, algorithmic trading and more."
Berlin: Springer, 2011
e20418132
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Nurcahyo
"Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan yang signifikan, diperlukan ketersediaan dan suplai energi yang memadai.  Pertumbuhan ekonomi juga akan mendorong konsumsi energi yang tinggi. Energi baru terbarukan (EBT) seperti matahari, angin, panas bumi, air, bio energi dan gelombang laut dinilai dapat mendukung memenuhi kebutuhan energi di masa depan. Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan pengembangan EBT sebagai prioritas pembangunan di masa depan Efisiensi energi di industri pulp dan kertas sangat penting untuk mengurangi penggunaan energi dan biaya produksi. Menurut sebuah kajian efisiensi energi di industri pulp dan kertas, kebutuhan energi industri pulp dan kertas akan menurun sebesar 12,5% pada tahun 2027 dengan skenario efisiensi energi. Potensi penghematan energi industri pulp dan kertas mulai tahun 2023 sebanyak 8,4 juta SBM dan menjadi 16,9 juta SBM pada tahun 2027. Untuk memenuhi kebutuhan energi di masa depan diperlukan penelitian yang lebih spesifik terhadap industri pulp dan kertas guna berkontribusi dalam efisiensi energi. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tantangan dalam penerapan efisiensi energi pada industri pulp dan kertas menggunakan multi criteria decision making (MCDM) yang disebut Best Worst Method (BWM). Hasil penelitian menunjukan bahwa masalah perubahan operasi, performa peralatan, dan perubahan harga energi/bahan bakar menjadi tiga tantangan prioritas. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pedoman agar terwujudnya penerapan efisiensi energi pada industri pulp dan kertas dapat tercapai.

Aligned with economic growth which is projected to experience a significant increase, adequate availability and supply of energy is needed. Economic growth will also encourage high energy consumption. Renewable energy (EBT) such as solar, wind, geothermal, water, bio-energy and ocean waves are considered to be able to support meeting energy needs in the future. The Indonesian government has also determined the development of EBT as a development priority in the future Energy efficiency in the pulp and paper industry is critical to reducing energy use and production costs. According to a study on energy efficiency in the pulp and paper industry, the energy demand for the pulp and paper industry will decrease by 12.5% ​​in 2027 under an energy efficiency scenario. The energy saving potential for the pulp and paper industry starting in 2023 is 8.4 million BOE and will become 16.9 million BOE in 2027. To meet future energy needs, more specific research is needed on the pulp and paper industry to contribute to energy efficiency. For this reason, this study aims to analyze the challenges in implementing energy efficiency in the pulp and paper industry using multi criteria decision making (MCDM) called the Best Worst Method (BWM). The results of the study show that the problems of changes in operations, equipment performance, and changes in energy/fuel prices are the three priority challenges. The research results are expected to serve as a guideline for realizing the application of energy efficiency in the pulp and paper industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Jariyah
"Pada saat ini dunia sedang mengalami krisis energi dan sebanyak 2% dari total emisi karbon dunia berasal dari sektor teknologi informasi dan komunikasi. Untuk dapat mengurangi krisis energi maka diperlukan perilaku ramah lingkungan dengan salah satunya yakni melakukan virtualisasi. Dengan virtualisasi, user dapat menjalankan lebih dari satu sistem operasi di atas satu komputer. Untuk membuktikan apakah virtualisasi dapat menjadi solusi yang tepat dalam mendukung efisiensi energi, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan SUSE Linux Enterprise Server sebagai sistem operasi host dan menjalankan sistem operasi guest di atasnya. Virtualisasi dilakukan dalam dua pendekatan yang berbeda yakni full virtualization dan paravirtualization dengan Virtual Box dan Xen sebagai virtual machine.
Dari hasil pengukuran didapatkan hasil bahwa resource yang dibutuhkan dalam menjalankan virtualisasi cukup bervariasi. Paravirtualization lebih hemat dari segi memory usage, sedangkan full virtualization lebih hemat dari segi CPU usage. Dari segi performance, diketahui bahwa teknologi virtualisasi full virtualization dapat menjalankan sistem operasi guest yang lebih banyak dibandingkan paravirtualization. Konsumsi energi paravirtualization lebih tinggi dibandingkan dengan full virtualization dan tentunya berpengaruh kepada emisi karbon yang dihasilkan. Penggunaan virtualisasi dalam penelitian ini telah terbukti sebagai salah satu solusi untuk mendukung efisiensi energi dan penurunan emisi karbon.

Recently, the world is encountering an energy crisis and as much as 2% of total global carbon emissions come from information and communication technology sector. In order to reduce the energy crisis, environmentally friendly behavior is required for instance, by using virtualization. By virtualization, users can operate multiple operating systems over one computer. In order to prove whether virtualization can be the solution for the reduction of energy consumption, so that a test carried out by utilizing SUSE Linux Enterprise Server as the host operating system and then run a guest operating system. The virtualization is implemented by two different approaches namely full virtualization and paravirtualization with Virtual Box and Xen as virtual machines.
The results which obtained from the measurement indicate that resources which needed to carry out the virtualization are various. Paravirtualization is proven more efficient in terms of memory usage while full virtualization is more efficient in terms of CPU usage. In terms of performance, full virtualization can run more guest operating systems than paravirtualization. Energy consumption in paravirtualization is higher than full virtualization and this data certainly affects the carbon emissions. The use of virtualization in this research has proven to be one solution to support energy efficiency and reduced carbon emissions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1841
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Bob Alvin
"Indonesia memiliki target pengurangan emisi sebesar 29% atau 835 juta ton CO2 pada tahun 2030, yang ditingkatkan menjadi 32% atau 912 juta ton CO2 pada tahun 2023. Sektor bangunan gedung merupakan salah satu penghasil emisi terbesar di Indonesia. Untuk mengurangi emisi tersebut, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan regulasi konservasi energi yang mengharuskan setiap sektor untuk mengurangi penggunaan energi. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2023, konservasi energi wajib dilakukan oleh pengguna energi di sektor bangunan gedung yang menggunakan sumber energi setara atau lebih dari 500 Ton Oil Equivalent. Di sisi lain, kenyamanan pengguna gedung harus diperhatikan dalam konservasi energi gedung. Kenyamanan pengguna memengaruhi produktivitas dan efisiensi kerja mereka di dalam gedung. Oleh karena itu, optimalisasi sangat penting untuk menemukan nilai optimal bagi penggunaan energi listrik dan kenyamanan pengguna. Dalam penelitian ini, kami menggunakan evolution mating algorithm (EMA) untuk menemukan nilai optimal bagi penggunaan energi listrik dan kenyamanan pengguna di gedung perkantoran di negara beriklim tropis. Model matematika dari penelitian sebelumnya telah diperbarui untuk melakukan optimalisasi di negara beriklim tropis. Variabel suhu dan pencahayaan yang memengaruhi kenyamanan termal dan visual pengguna di dalam bangunan digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan energi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dan menganalisis nilai optimal suhu dan pencahayaan untuk menghasilkan nilai optimal penggunaan energi listrik dan kenyamanan pengguna di negara beriklim tropis. Penelitian ini membandingkan kondisi gedung perkantoran sebelum dan sesudah optimalisasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa kondisi setelah optimalisasi menggunakan EMA berhasil mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan kenyamanan pengguna di dalam gedung perkantoran di negara beriklim tropis. Variabel suhu dan pencahayaan setelah optimalisasi berada pada titik optimal yaitu 23°C dan 358,6 lux, yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Indonesia.

Indonesia has set a target to reduce emissions by 29% or 835 million tons of CO2 by 2030, which was increased to 32% or 912 million tons of CO2 in 2023. The building sector is one of the largest contributors to emissions in Indonesia. To reduce these emissions, the Indonesian government has issued energy conservation regulations requiring each sector to reduce energy consumption. According to Government Regulation No. 33 of 2023, energy conservation is mandatory for energy users in the building sector who use energy sources equivalent to or greater than 500 tons of oil equivalent. On the other hand, the comfort of the building's users must be considered in the energy conservation of a building. User comfort impacts their productivity and efficiency inside the building. Therefore, optimization is essential in order to find optimal values for energy use and user comfort. In this study, we used the evolution mating algorithm (EMA) to find optimal values for energy use and user comfort in office buildings in a tropical-climate country. The mathematical model from the previous research has been updated to perform optimization in tropical-climate countries. The temperature and lighting variables that will affect the thermal and visual comfort of the user inside the building are used to optimize the use of energy. The aim of this research is to determine and analyze the optimal values of temperature and lighting to generate the optimal value of energy use and user comfort in a tropical-climate country. This study compares the state of an office building before and after optimization. The results prove that conditions after optimization using EMA succeeded in reducing energy consumption and increasing user comfort inside office buildings in tropical-climate countries. The temperature and lighting variables after optimization are at the optimal point of 23 oC and 358.6 lux, which are in line with Indonesia Government Regulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Zidny
"In tropical countries like Indonesia, maintaining comfortable and healthy indoor environments is a significant challenge due to high temperatures and humidity levels. This issue is particularly critical for the Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) industry, where specific room ambient conditions are necessary to ensure product safety and quality, especially during processes like beverage filling. This research delves into integrating heat pipes into HVAC systems to improve energy efficiency in regards to ensuring clean room conditions during beverage filling processes. With hopes to align with the United Nations Sustainable Development Goals (SDGs). The research employed two-row U-shaped heat pipes with a wick structure made of sintered copper, filled with water at a 50% ratio. The U-shaped HPHE facilitates both precooling and reheating processes. The evaporator section absorbs heat from incoming air, reducing the compressor's workload. After passing through the cooling coil, the air temperature rises again due to heat release at the condenser side of the HPHE, reducing the energy needed for reheating during dehumidification. Initial characterization of the heat pipe was conducted with an inlet air temperature of 45°C and an air velocity of 1.4 m/s. Our experiments revealed a peak temperature increase of 6.4°C on the condenser side, resulting in a 20.7% reduction in relative humidity. The temperature drop on the evaporator side was 0.7°C. Maximum energy savings of 304.44 W were achieved at this inlet temperature with an air velocity of 2.2 m/s. To understand the performance under lower temperature conditions, further tests were conducted at inlet temperatures of 30°C, 35°C, and 40°C. These variations demonstrated the versatility of the U-shaped HPHE in improving dehumidification efficiency across a range of operating conditions. The highest effectiveness observed was 21.04%, showcasing the potential of U-shaped HPHEs in enhancing energy efficiency in HVAC systems.

Di negara-negara tropis seperti Indonesia, menjaga lingkungan dalam ruangan yang nyaman dan sehat merupakan tantangan besar karena suhu tinggi dan tingkat kelembapan yang tinggi. Masalah ini sangat penting bagi industri barang konsumen cepat saji (Fast-Moving Consumer Goods atau FMCG), di mana kondisi ruangan tertentu diperlukan untuk memastikan keamanan dan kualitas produk, terutama selama proses pengisian minuman. Penelitian ini mendalami integrasi pipa panas ke dalam sistem HVAC untuk meningkatkan efisiensi energi dalam menjaga kondisi ruangan bersih selama proses pengisian minuman. Dengan harapan untuk selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDGs). Studi ini menggunakan pipa panas berbentuk U dengan struktur sumbu yang terbuat dari tembaga sinter, diisi dengan air pada rasio 50%. HPHE berbentuk U ini memfasilitasi proses pendinginan awal dan pemanasan ulang. Bagian evaporator menyerap panas dari udara yang masuk, mengurangi beban kerja kompresor. Setelah melewati koil pendingin, suhu udara naik kembali karena pelepasan panas di sisi kondensor HPHE, mengurangi energi yang dibutuhkan untuk pemanasan ulang selama dehumidifikasi. Karakterisasi awal pipa panas dilakukan dengan suhu udara masuk 45°C dan kecepatan udara 1,4 m/s. Eksperimen ini mengungkapkan peningkatan suhu puncak sebesar 6,4°C di sisi kondensor, menghasilkan pengurangan kelembapan relatif sebesar 20,7%. Penurunan suhu di sisi evaporator adalah 0,7°C. Penghematan energi maksimum sebesar 304,44 W dicapai pada suhu udara masuk ini dengan kecepatan udara 2,2 m/s. Untuk memahami kinerja pada kondisi suhu yang lebih rendah, pengujian lebih lanjut dilakukan pada suhu udara masuk 30°C, 35°C, dan 40°C. Variasi ini menunjukkan fleksibilitas HPHE berbentuk U dalam meningkatkan efisiensi dehumidifikasi di berbagai kondisi operasi. Efektivitas tertinggi yang diamati adalah 21,04%, menunjukkan potensi HPHE berbentuk U dalam meningkatkan efisiensi energi di sistem HVAC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Patricia Lilipaly
"Kerusakan lingkungan dan Pemanasan Global telah menjadi perhatian masyarakat Global termasuk Indonesia selama beberapa tahun kebelakang. Salah satu faktor yang menjadi penyebab Kerusakan lingkungan dan Pemanasan Global adalah semakin banyaknya jumlah bangunan tanpa mempertimbangkan kelestarian lingkungan sekitar. Konsep green building pada bangunan baru maupun bangunan yang sudah  ada diterapkan sebagai upaya untuk mengurangi kerusakan lingkungan. GBCI memiliki system rating yaitu greenship yang merupakan tolak ukur untuk bangunan hijau. Selain untuk mengurangi pemanasan global, dalam konsep green building juga diperlukan aplikasi nyata dari pihak yang bersangkutan melaksanakan upaya penerapan Green Building. Selain GBCI, regulasi dari pemerintah terkait penerapan Bangunan Hijau tertera pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia no. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau dan no. 21 Tahun 2021 tentang penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan Green Building pada Kantor MMP di Balikpapan, didapatkan kesimpulan bahwa Gedung Kantor belum dapat dikatakan sebagai bangunan hijau baik berdasarkan GBCI maupun Permen PU. Rekomendasi teknis yang dapat dilakukan untuk perbaikan antara lain: pembuatan taman resapan, pemasangan instalasi panel surya, pemasangan sistem pengolahan air limbah domestic, dan pembuatan SOP penerapan hemat energi.

Environmental damage and Global Warming have become the concern of the global community including Indonesia for the past few years. One of the factors that causes environmental damage and global warming is the increasing number of buildings without considering the sustainability of the surrounding environment. The concept of green building in new buildings and existing buildings is applied as an effort to reduce environmental damage. GBCI has a rating system, namely greenship which is a benchmark for green buildings. In addition to reducing global warming, the concept of green building also requires real application from the parties involved in carrying out efforts to implement Green Building. Apart from GBCI, government regulations regarding the implementation of Green Buildings are listed in the Regulation of the Minister of Public Works and Public Housing of the Republic of Indonesia no. 02/PRT/M/2015 concerning Green Buildings and no. 21 of 2021 concerning the assessment of Green Building Performance. Based on the results of evaluating the implementation of Green Building at the MMP Office in Balikpapan, it was concluded that the Office Building cannot be said to be a green building either based on the GBCI or the PU Regulation. Technical recommendations that can be made for improvement include: creating an infiltration park, installing solar panels, installing a domestic wastewater treatment system, and making SOPs for energy-saving applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Tidia Hera Pratiwi
"ABSTRAK
Pemakaian energi pada data center berbasis cloud computing semakin besar maka dari itu diperlukan penghematan pemakaian energi pada komponen data center seperti server dan switch. Skripsi ini membahas evaluasi pemakaian energi pada data center berbasis cloud computing menggunakan simulator GreenCloud yang merupakan ekstensi dari Network Simulator 2 (NS2). Simulasi evaluasi diuji pada arsitektur two-tier, three-tier dan three-tier high-speed dengan tipe Computationally Intensive Workload (CIW) dengan penerapan metode penghematan Dynamic Voltage and Frequency Scaling (DVFS), Dynamic Network Shutdown (DNS) dan DVFS+DNS. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan dengan metode DNS menunjukkan penghematan yang paling efisien yaitu penghematan sekitar 69,13% pada server dan hampir 100% pada switch.

ABSTRACT
Energy consumption in the cloud computing data center is huge. Energy consumption in the data center consists of computation energy consumption, communication energy consumption and non-IT data center facilities energy consumption. In this project we evaluate IT data center energy consumption such as server and switch using GreenCloud Simulator, that is an extension of Network Simulator 2 (NS2). Simulation applied is in the three kind of data center architectures such as two-tier, three-tier and three-tier high-speed with energy saving method such as Dynamic Voltage and Frequency Scaling (DVFS) mechanism, Dynamic Network Shutdown (DNS) mechanism, and both DVFS and DNS mechanism. The type of workload is Computationally Intensive Workload (CIW). The results indicate that the most efficient energy saving mechanism is DNS which saves energy the average of 69,13% on server and almost 100% on switch.
"
2015
S60895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>