Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nandry Hidayat
"Industri manufaktur di Indonesia sempat mengalami penurunan jumlah pada beberapa tahun lalu. Namun, beberapa tahun terakhir industri manufaktur mengalami pertumbuhan, hal ini bisa dipengaruhi oleh produktivitas yang dijalankan perusahaan. Bagaimana perusahaan mengimplikasikan strategi untuk mencapai kinerja operasional yang baik. Banyak cara yang bisa dilakukan perusahaan, salah satunya adalah dengan berinvestasi di sistem teknologi informasi. Karena dengan sistem teknologi informasi diharapkan bisa memberikan kinerja operasional rantai pasokan yang baik yang bisa dijadikan tolak ukur produktivitas sebuah perusahaan.
Penelitian ini didesain untuk melihat bagaimana pengaruh penyelarasan teknologi informasi dan pertukaran informasi yang mempengaruhi kinerja operasional yang terdiri dari efisiensi biaya dan respon konsumen yang menjadi isu di perusahaan manufaktur dan ritel. Penelitian dilakukan dengan sampel 70 responden yang merupakan divisi operasional dalam sebuah perusahaan manufaktur maupun ritel. Survey dilakukan secara offline dan online selama bulan Maret - Juni 2015. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM). Hasil analisis yang diperoleh adalah hasil bahwa penyelarasan teknologi informasi dan pertukaran informasi memiliki pengaruh positif terhadap efisiensi biaya dan respon konsumen.

"
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrin Maulana Kingwijati
"Proses produksi adalah salah satu proses yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur, proses ini bertujuan untuk mengubah barang mentah menjadi barang jadi. Dibutuhkan sebuah sistem untuk membantu pelaksanaan dan pencatatan pada proses produksi pada suatu perusahaan manufaktur, sistem ini termasuk ke dalam supply chain management (SCM). Setiap perusahaan manufaktur memiliki kebutuhan sistem yang berbeda-beda sesuai dengan model bisnis yang dimiliki oleh setiap perusahaan manufaktur. Dari perbedaan kebutuhan tersebut, dibutuhkan metode pengembangan yang dapat mengidentifikasi dan mengaplikasikan kemiripan (commonality) dan keunikan (variability) dari setiap kebutuhannya agar dapat dikembangkan sebuah sistem yang dapat memenuhi semua kebutuhan yang berbeda dan lebih efisien secara pengembangan. Metode pengembangan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut ada metode software product line engineering (SPLE). SPLE menawarkan pendekatan mass customisation dengan mengelompokkan commonality dan variability dari sistem yang akan dibuat. Implementasi SPLE dapat dilakukan dengan bahasa pemodelan Abstract Behavioral Specification (ABS) dengan paradigma delta oriented programming, teknologi ini digunakan oleh platform SPLELive dalam pengembangan perangkat lunak. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan pendekatan SPLE terhadap sistem proses produksi pada perusahaan manufaktur agar nantinya tersedia reusable artifact yang dapat digunakan dalam mengembangkan sistem SCM. Pada penelitian ini, dilakukan pengidentifikasian terhadap commonality dan variability menggunakan tools yang dimiliki oleh metode SPLE untuk membentuk desain aplikasi dalam bentuk feature model. Dari desain aplikasi yang sudah dibuat, dilakukan realisasi feature model dengan menggunakan ABS microservices framework untuk mengimplementasikan core module dan delta module. Penelitian ini berhasil mengimplementasikan pendekatan SPLE dalam mengembangkan sistem proses produksi perusahaan manufaktur dan dapat dihasilkan 30 produk sistem proses produksi berbeda.

The production process is one of the essential processes in a manufacturing company, this process converts raw materials into finished goods. A system is needed to record the production process in manufacturing company, this system is a part of supply chain management (SCM). Each manufacturing company has different system requirements based on the business model being used by each company. From these different requirements, a development method is needed to identify and to apply the commonality and variability between these requirements in order to develop a system that can meet all these requirements and can be developed more efficiently. Software product line engineering (SPLE) is a software development method that can be used to develop a system by taking advantage of the commonality and variability that exist on the requirements of several products. SPLE offers a mass customisation approach by classifying the commonality and variability from the requirements needed to build a system. Implementation of SPLE can be done with Abstract Behavioral Specification (ABS) modeling language with the delta oriented programming paradigm. These technologies are used by SPLELive to develop softwares. This study aims to create reusable artifacts by implementing SPLE for the production process system in manufacturing companies. In this study, the identification of commonality and variability will be carried out by the tools offered by SPLE method to form the application design in the form of feature model. The implementation of the application design is realized by implementing the realization of the feature model using ABS microservices framework to implement the core modules and the delta modules. This study successfully implemented the SPLE approach in developing a production process system for manufacturing company, and from this development, a system can be produced from 30 different products of production process system."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Saiful Anwar
"Fokus dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis pengaruh supply chain management capabilities terhadap operational petformance, Untuk menganalisis pengaruh supply chain management capabilities terhadap financial performance, Untuk menganalisis pengaruh operational performance terhadap financial performance, dan Untuk menganalis is p engaruh supply chain management capabilities terhadap financial performance dimediasi oleh operational performance di PT IPC Terminal Peti kemas Hasil penelit ian ini men unj ukkan bahwa terdapat pengaruh supply chain management capabilities terhadap operational performance, terdapat pengaruh supply chain management capabilities terhadap financial petformance, terdapat pengaruh operational performance terb adap financial performance, dan terdapat pengaruh supply chain management capabilities terhadap financial performance dimediasi oleh operational performance.

The Focus of this study was analyzed the effect of supply chain management capabilities on operational performance, was analyzed the effect of supply chain management capabilit ies on financial performance, was analyzed the effect of operational performance on financial performance, and was analyzed the effect of supply chain management capabilities on financial performance mediated by operational performance at PT IPC Container Terminal. The results of this study indicate that there is a influence of supply chain management capabilities on operational performance, a influence of supply chain management capabilities on financial performance, a influence of operational performance on financial performance, and influence of supply chain management capabilities on financial performance mediated by operational performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Agathas
"Penelitian ini membahas tentang pengaruh mediasi proses bisnis dan supply chain management terhadap hubungan antara teknologi informasi dan performa perusahaan. Faktor-faktor yang termasuk dalam kajian penelitian adalah teknologi informasi, proses bisnis, supply chain management capabilities, dan performa perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah proses bisnisdan supply chain management memiliki pengaruh mediasi terhadap hubungan antara teknologi informasi dan performa perusahaan.

This thesis discusses the mediation effect of business process capabilities and SCM on information technology and firm performance in a company. Factors included in this study are information technology,business process, supply chain management capabilities, and firm performance. The results of this study are business process and supply chain management capabilities have a mediating effect on the relationship between information technology and firm performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S65897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anggoran Iwari
"Di era perkembangan teknologi, penggunaan teknologi informasi dan big data untuk pengambilan keputusan menjadi perhatian penting, termasuk di dalam konteks rantai pasok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh teknologi informasi dan big data terhadap kinerja rantai pasok perusahaan di Indonesia melalui mediasi inovasi. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling untuk menganalisis 124 data, di mana bersumber dari individu yang bekerja atau berusaha selama minimal 3 bulan di perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa big data analytics memiliki pengaruh yang lebih besar daripada teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja rantai pasok bila dimediasi oleh inovasi.

In the era where technologies are emerging, information technology and big data usage in decision making becomes an attention, including in the supply chain context. This study is aimed to analyze the influences of information technology and big data towards company supply chain performance in Indonesia mediated by innovation. This study used Structural Equation Modeling to analyze 124 data, which are sourced from individuals who have been working on minimum 3 months in a firm operates in Indonesia. The result shows big data analytics has higher influence than information technology in increasing supply chain performance when mediated by innovation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Nur Larasati
"Makalah ini memberikan wawasan tentang manajemen rantai pasokan Walmart, yang befokus kepada evolusi, integrasi teknologi, kemitraan strategis, dan inisiatif keberlanjutan dari Walmart. Dimulai dengan pendiriannya pada tahun 1962, Walmart telah berkembang secara global, memanfaatkan sistem Kolaborasi Rantai Pasokan (Supply Chain Collaboration) untuk meminimalkan biaya. Inovasi seperti database Retail Link dan strategi "cross-docking" mengoptimalkan efisiensi komunikasi dan distribusi, meningkatkan daya saing pasar. Kemitraan yang berhasil, seperti kemitraan Walmart dengan P&G, menunjukkan adopsi teknologi canggih untuk perencanaan kolaboratif dan manajemen inventaris. Komitmen Walmart terhadap keberlanjutan menegaskan kesadaran lingkungan proaktifnya. Melihat ke depan, makalah ini menekankan pentingnya adaptasi yang berkelanjutan bagi Walmart terhadap teknologi dan dinamika pasar yang terus berkembang untuk kesuksesan berkelanjutan.

This paper offers insights into Walmart's supply chain management, highlighting its evolution, technological integration, strategic partnerships, and sustainability initiatives. Beginning with its inception in 1962, Walmart has expanded globally, leveraging the Supply Chain Collaboration (SCC) system to minimize costs. Innovations like the Retail Link database and "cross-docking" strategy optimize communication and distribution efficiency, enhancing market competitiveness. Successful alliances, like the P&G partnership, showcase the adoption of advanced technologies for collaborative planning and inventory management. Walmart's commitment to sustainability, exemplified by the Responsibility Sourcing Program, underscores its proactive environmental stewardship. Looking ahead, the report emphasizes the importance of Walmart's continuous adaptation to evolving technologies and market dynamics for sustained success."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Kusumaningrum
"ABSTRAK
Peluang pasar yang cukup besar membuat kondisi persaingan industri kosmetik di Indonesia semakin meningkat. Ketatnya persaingan dalam industri kosmetik memaksa perusahaan harus mampu merespon lebih cepat atas kebutuhan konsumen. Dalam lingkungan bisnis modern, persaingan tidak lagi antar perusahaan, tapi antar rantai pasok. Rantai pasok bersifat kompleks dan melibatkan beragam alur kerja antar mitra bisnis. Dua masalah utama yang muncul dalam upaya peningkatan kinerja rantai pasok adalah praktek berbagi informasi dan kolaborasi.
Penelitian ini mempertimbangkan empat nilai-nilai dalam pertukaran sosial yaitu hubungan timbal balik, kepercayaan, komitmen, dan kekuasaan sebagai variabel anteseden terhadap praktek berbagi informasi dan kolaborasi dalam konteks rantai pasok pada saluran distribusi produk kosmetik. Penelitian ini mengusulkan model penelitian untuk mengukur hubungan antara variabel nilai pertukaran sosial, berbagi informasi, kolaborasi, dan kinerja rantai pasok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, menggunakan alat analisis partial least squares-path modeling (PLS-PM).
Hasil penelitian menemukan bahwa komitmen berpengaruh signifikan terhadap praktek berbagi informasi dan hubungan timbal balik berpengaruh signifikan terhadap kolaborasi. Berbagi informasi berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja perusahaan melalui kolaborasi rantai pasok yang terbukti berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara signifikan. Hubungan antar mitra dagang pada demand side sangat didasarkan pada besaran keuntungan yang didapatkan dari sebuah hubungan kerjasama. Ketika hubungan tidak terlalu memberikan keuntungan, sekalipun mitra saling percaya dan mau berkomitmen, praktek berbagi informasi dan kolaborasi sulit untuk terbentuk. Selain itu, dukungan teknologi informasi menjadi hal yang sangat krusial dalam praktek berbagi informasi dan kolaborasi rantai pasok.

ABSTRACT
Large market opportunities created high competition in cosmetics industry in Indonesia. Intense competition in cosmetics industry forces companies to be able responding the needs of consumers quickly. In modern business, competition is no longer between organizations, but among supply chains. Supply chain is complex in nature, involving various work flows across trading partners. Two major concerns arise in improving supply chain performance, information sharing and collaborative effort. However, it is necessary to further identify the fundamentals for their implementation in terms of partners' exchange beliefs.
This study considers four key social exchange issues; reciprocity, trust, commitment, and power as antecedents of information sharing and supply chain collaboration in distribution channel of cosmetic products. This study thus proposes a research model to examine the relationships among SET-based variables, information sharing and collaboration, and supply chain performance. The method used in this research is associative research method, with a quantitative and qualitative approach and using partial least square-path modeling (PLS-PM).
The results of the study reveal that commitment has significant effect in information sharing and reciprocity has significant effect in supply chain collaboration. Information sharing has indirect effect on the firm's performance through supply chain collaboration that has been proved improving firm?s performance. Relations between trading partners on demand side is strongly based on the magnitude of mutual benefits. When the relationship is not very profitable, even though partners trust and commit to each other, the practice of information sharing and collaboration is difficult to form. In addition, information technology support becomes very crucial in the implementation of information sharing practice and collaborative supply chain behaviors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Hernanda
"Untuk melakukan perbaikan yang berdampak pada rantai pasok, diperlukan pengukuran kinerja untuk mengetahui kondisi rantai pasok suatu perusahaan, yang akan menjadi titik awal upaya perbaikan. Penelitian ini dilakukan di gudang PT X Indonesia yang bergerak di bidang industri otomotif. Sebelumnya, belum ada model atau pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengukur kinerja gudang di divisi logistik PT X Indonesia. Jika ukuran kinerja yang relevan dan standar dapat diterapkan, divisi logistik PT X dapat menjadi lebih efisien, memberikan dukungan yang lebih baik ke lokasi produksi dan secara tidak langsung menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot untuk setiap indikator kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengukur kinerja dalam kegiatan gudang; sistem pengukuran harus didasarkan pada model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Ada 29 indikator kinerja (KPI) yang akan digunakan untuk mengukur dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok gudang PT. X Indonesia tahun 2019 Januari-September sebesar 78,55% yang menunjukkan kinerja perusahaan saat ini dalam kategori baik. Meskipun kinerja rantai pasok di gudang secara keseluruhan dapat dikatakan baik, namun masih ada beberapa metrik kinerja gudang (KPI) yang tergolong kurang. Setiap KPI kemudian akan dipetakan ke kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mendapatkan indikator mana saja yang menyebabkan kinerja supply chain perusahaan menurun. Dari kuadran IPA, terdapat 6 KPI dalam rantai pasokan gudang yang membutuhkan perbaikan segera. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kinerja. Strategi yang diusulkan dianalisis menggunakan matriks prioritas dan diagram Pareto. Dari 9 strategi peningkatan kinerja yang diusulkan untuk memperbaiki 6 KPI yang kinerjanya kurang baik, 6 usulan strategi yang paling efektif yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan perusahaan untuk diterapkan adalah memberikan reminder untuk membuat saran sistem, melakukan briefing operator setiap pagi sebelum jam kerja dimulai, memberikan penghargaan, hukuman, dan motivasi kepada karyawan, menerapkan 5S prinsip lean, dan merekrut lebih banyak pekerja yang berkualitas

To make improvements that have an impact on the supply chain, performance measurement is needed to determine the condition of a company's supply chain, which will be the starting point for improvement efforts. This research was conducted in the warehouse of PT X Indonesia which is engaged in the automotive industry. Previously, there was no model or systematic approach used to measure warehouse performance in the logistics division of PT X Indonesia. If relevant performance measures and standards can be applied, PT X's logistics division can become more efficient, provide better support to production sites and indirectly lead to greater customer satisfaction. The method used in this study is the Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a performance measurement framework, the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the weights for each performance indicator. The purpose of this research is to develop and measure performance in warehouse activities; the measurement system should be based on the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model. There are 29 performance indicators (KPI) that will be used to measure in the perspective of the SCOR model for each level. The results of measuring the performance of the warehouse supply chain of PT. X Indonesia in 2019 January-September of 78.55% which shows the company's current performance is in the good category. Although the overall supply chain performance in the warehouse can be said to be good, there are still some warehouse performance metrics (KPI) that are classified as lacking. Each KPI will then be mapped to the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to get which indicators cause the company's supply chain performance to decline. From the IPA quadrant, there are 6 KPIs in the warehouse supply chain that require immediate improvement. Therefore, a strategy is needed to improve performance. The proposed strategy is analyzed using a priority matrix and Pareto diagram. Of the 9 performance improvement strategies proposed to improve the 6 KPIs whose performance is not good, the 6 most effective strategy proposals that are in accordance with the circumstances and the company's ability to be implemented are to provide reminders to make system suggestions, conduct operator briefings every morning before working hours start, provide reward, punishment, and motivation to employees, apply the 5S lean principles, and recruit more qualified workers"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amindana Chinika
"Makalah ini menguraikan strategi rantai pasokan sukses Toyota, menekankan JIT, kaizen, dan hubungan yang kuat dengan pemasok. Investasi Toyota dalam teknologi baru, keberlanjutan, dan kemitraan dengan pemasok adalah keunggulan kompetitif utama. Perusahaan memprioritaskan tanggung jawab lingkungan dan sosial dengan berkolaborasi dengan pemasok dan mempromosikan hubungan jangka panjang. Secara khusus, kemitraan strategis dengan pemasok utama seperti Denso dan Panasonic telah berkontribusi besar pada kesuksesan Toyota. Dengan menjaga rantai pasokan yang efisien, Toyota dengan cepat beradaptasi dengan perubahan permintaan sambil memastikan kepuasan pelanggan. Pada akhirnya, manajemen rantai pasokan Toyota telah menjadi faktor penting dalam kesuksesannya di industri otomotif.
This paper outlines Toyota's successful supply chain strategy, emphasising JIT, kaizen, and strong supplier relationships. Toyota's investment in new technologies, sustainability, and supplier partnerships are key competitive advantages. The company prioritises environmental and social responsibility by collaborating with suppliers and promoting long-term relationships. Notably, strategic partnerships with key suppliers like Denso and Panasonic have greatly contributed to Toyota's triumph. By maintaining an efficient supply chain, Toyota promptly adapts to demand shifts while ensuring customer satisfaction. Ultimately, Toyota's supply chain management has been pivotal in its automotive industry success."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arighi Geraudi
"Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi proses supply chain PT Rajatani Agro Nusantara spesifik pada komoditas sayuran segar ke industri katering dengan menggunakan Supply Chain Operational Reference (SCOR) Revisi 11.0. Penelitian ini akan mengidentifikasi proses tersebut menggunakan SCOR Level 1, 2, dan 3, untuk mendapatkan akar permasalahan dalam proses rantai pasok perusahaan yang kemudian dianalisis penyebab dan mitigasinya. Data yang digunakan adalah data penjualan pada tahun 2017 – 2019, khususnya pada kegiatan supply chain yang terkait dengan industri catering. Sebagai bahan pendukung, dilakukan wawancara dengan pihak internal perusahaan untuk mengevaluasi faktor penyebab yang teridentifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat gap pada 3 metrik yang belum optimal. Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) dengan gap 1 hari, Supply Chain Response Time (Source Leadtime) dengan gap 1 hari, dan Cash-to-cash cycle time (C2C) dengan gap 2-4 hari. Sedangkan POF telah melampaui target perusahaan sebesar 99,77%. Pada SCOR Level 3 diketahui bahwa akar permasalahan adalah keterlambatan pembayaran dari pembeli dan keterlambatan persiapan barang karena beberapa faktor yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak internal perusahaan.

The main objective of this research is to evaluate PT Rajatani Agro Nusantara's supply chain process with the commodity of fresh vegetables to the catering industry by using Supply Chain Operational Reference (SCOR) Revision 11.0. This study will identify the process using SCOR Level 1, 2, and 3, to obtain the root of the problem in the company's supply chain process which is then analyzed for causes and mitigations. The data used is sales data in 2017 – 2019, specifically on supply chain activities related to the catering industry. As supporting material, interviews were conducted with the company's internal to evaluate the identified causal factors. The results of this study show that there is a gap in the 3 metrics that are not yet optimal. Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) with a gap of 1 day, Supply Chain Response Time (Source Leadtime) with a gap of 1 day, and Cash-to-cash cycle time (C2C) with a gap of 2-4 days. Meanwhile, the POF has exceeded the company's target of 99.77%. It was identified in SCOR Level 3 that the root cause of the problem was the delay in payment from the buyer and the delay in the preparation of the goods due to several factors which are obtained through an interview with the internal company"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>