Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dharmawan Ardi
Jakarta: Fakulitas Kedokteran, Universitas Indonesia , 2008
T56954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurike Cahyani
"Gejala depresi dapat dijumpai pada individu dengan skizofrenia. Namun demikian, gejala depresi tersebut seringkali tidak terdeteksi sehingga bisa membahayakan jiwa bagi individu dengan skizofrenia.
Tujuan: mendapatkan Calgary Depression Scale for Schizophrenia (CDSS) versi Bahasa Indoensia yang sahih dan andal untuk mendeteksi gejala depresi pada individu dengan skizofrenia.
Metode: uji diagnostik CDSS dengan menggunakan baku emas Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) pada 102 subyek di poli rawat inap RSJ. Soeharto Heerdjan. Cara pengambilan sample dengan acak sederhana. Analisis data dilakukan dengan program SPSS versi 17. Untuk menguji kesahihan dilakukan pengukuran validitas isi, validitas kriteria dengan baku emas HDRS, dan validitas konstruksi untuk nilai korelasi. Pada uji reliabilitas dilakukan penentuan Cronbach's α, uji rater-interrater dan reliabilitas test-retest yang dilakukan dengan jarak waktu 3 hari kemudian.
Hasil: usia rerata subjek penelitian adalah 36,2(SD 9,7) dan rasio proporsi jenis kelamin laki-laki : perempuan sebesar 3:1. Sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan SLTP dan SLTA (78%). Subjek penelitian sebagian besar tidak menikah (68%) serta bekerja pada sektor informal seperti tukang koran dan buruh harian. CDSS berbahasa Indonesia memiliki sensitivitas 0,71 dan spesifisitas 0.69 dengan nilai cut-off sebesar 5. Nilai Cronbach's α dari CDSS versi Bahasa Indonesia sebesar 0,74.
Kesimpulan: Uji diagnostik CDSS versi Bahasa Indonesia didapatkan hasil yang cukup baik terhadap validitas isi, face validity, validitas kriteria dan validitas konstruksi dengan konsistensi internal yang dapat diandalkan.

Depression symptoms can be found in people with schizophrenia. But however, the symptoms are often not detected and puts their lives at risk.
Goal: to get a valid and reliable Indonesian version of Calgary Depression Scale for Schizophrenia (CDSS) to detect depression symptoms in people with schizophrenia.
Method: diagnostic test of CDSS with Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) as gold standard in 102 inpatient subjects in Soeharto Heerdjan hospital. Participants were recruited using simple random sampling and data analysis was done using SPSS program version 17. Validity is measured by measuring content validity, criterion validity with HDRS as gold standard, and construction validity for correlation score. Reliability test was done with measuring Cronbach's α, interratertest, and test-retest reliability within 3 days period.
Result: mean age for study subjects is 36,2 (SD 9,7) and gender proportion between male : female is 3:1. The majority of subjects have finished middle highschool and senior highschool (78%) and not married (68%) and work in informal fields such as newspaper deliveryman and daily labor. The Indonesian version of CDSS has sensitivity of 0,71 and specificity of 0,69 and cut-off score 5. Cronbach’s α score is 0,74.
Conclusion: there is a good result in content validity, face validity, criterion validity, construction validity, and reliable internal consistency.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Irma
"Akatisia adalah efek samping pengobatan antipsikotik yang ditandai dengan kegelisahan subjektif dan dapat terlihat secara objektif. Efek samping ini mengganggu dan paling sering ditemukan. Prince Henry Hospital Akathisia Rating Scale merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mendeteksi akatisia. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang meneliti kesahihan dan keandalan instrumen Prince Henry Hospital Akathisia Rating Scale versi Bahasa Indonesia dalam mendeteksi akatasia pada pasien skizofrenia. Hasil penelitian menunjukan bahwa instrumen Prince Henry Hospital Akathisia Rating Scale versi bahasa Indonesia yang diuji dalam penelitian ini telah terbukti kesahihan dan keandalannya untuk mendeteksi akatisia pada pasien skizofrenia di Indonesia.

Akathisia is a side effect of antipsychotic treatment that is characterized by subjective restlessness feeling and can be observed objectively. Akathisia is a distressing side effect and the most common found. Prince Henry Hospital Akathisia Rating Scale is an instrument that is used to detect akathisia. This research is a cross sectional study that evaluate the validity and reliability of the Indonesian version of the instrument on detecting akathisia at Indonesian schizophrenic patients. The result shows that the Indonesian version of the instrument which had been evaluated in this study is valid and reliable to be applied in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31433
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yongky
"Pendahuluan
Gejala depresi pada anak maupun dewasa mempunyai gambaran utama yang sama yaitu: Trias Depresi, yang terdiri dari perasaan yang tertekan atau sedih, Cara berpikir yang lamban atau terhambat dan terjadinya kelambanan psikomotor.(1.6) Walaupun demikian gambaran penyertanya dapat berbeda-beda sesuai dengan tahapan umur. Sering kali gambaran penyerta ini lebih dominan dari pada gambaran utamanya. Bayi dan anak-anak pra sekolah dapat tampak; spastis, cengeng, menarik diri, sukar tidur dan terhambat dalam perkembangannya. Pada anak-anak usia sekolah dan pra remaja dapat timbul cemas perpisahan yang akan menyebabkan anak itu menjadi lekat pada orang tuanya, menolak sekolah atau takut bahwa dirinya atau orang tuanya akan meninggal dunia. Pada anak remaja terutama yang laki-laki dapat timbul tingkah laku menentang atau anti sosial. Yang sering timbul juga adalah keinginan untuk meninggalkan rumah atau perasaan bahwa dirinya tidak dimengerti dan disayangi oleh orang tuanya, kegelisahan, cepat marah dan agresif. Juga sering terdapat rasa murung, keenganan dalam ikut serta pada kegiatan keluarga, penarikan diri dari keaktifan sosial, kadang-kadang mengunci diri dalam kamar. Kesukaran disekolah, kurangnya perhatian terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dilingkungannya dan penyalah gunaan obat dengan segala akibatnya sering kita dapatkan. Berhubung gambaran depresi pada
anak dan remaja itu bermacam-macam sehingga sukar untuk menegakkan diagnosis maka kita perlu mendeteksi keadaaan itu secara dini dan diperlukan alat untuk mengukur keadaan tersebut yang sesuai dengan keadaan di Indonesia.
11. Permasalahan
Sampai sekarang belum ada alat untuk mengukur keadaan depresi pada anak-anak umur 8-15 tahun. Bila ada alat untuk mengukur keadaan depresi tersebut, maka kita dapat melakukan deteksi dini adanya keadaan ini kemudian dapat dilakukan usaha-usaha untuk meringankan penderitaan tersebut dan membebaskan anak dari hambatan perkembangannya. Seringkali diagnosis depresi pada anak-anak sulit ditegakkan, karena gejala-gejalanya tidak seperti depresi pada orang dewasa. Pada anak-anak gejala-gejala depresi dapat bervariasi, antara lain hiperaktivitas, perilaku agresif dengan "acting out", kenakalan-kenakalan yang mirip delinkwensi dan gangguan-gangguan psikosomatik serta gangguan belajar. (15')
Ada beberapa pegangan untuk mendeteksi depresi sedini mungkin yaitu:
1. Perhatikan apakah anak memperlihatkan gejala-gejala adanya afek dan perilaku depresif.
2. Adakah sebelumnya terjadi hal-hal yang berhubungan dengan perpisahan dari orang yang bermakna dalam kehidupan anak itu, atau terjadinya perubahan dalam hubungan antara anak dengan orang yang dicintainya.
3. Keterangan salah seorang dalam keluarganya menderita depresi.
4. Mencoba mengerti proses pikir anak dengan mengadakan?
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasanti Yuniar
"ABSTRACT
Abbreviated Conners' Teacher Rating Scale (ACTRS) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diuji validitasnya sebagai penyaring Gangguan Pemusatan Perhatian dengan Hiperaktivitas (GPPH), serta reliabilitasnya untuk digunakan oleh guru Sekolah Dasar. Diperiksa 66 anak Sekolah Dasar sebagai subjek penelitian, yang terbagi atas kelompok GPPH sebanyak 33 orang dan kelompok kelola dalam jumlah yang sama. ACTRS terbukti sahib sebagai alat penyaring GPPH, pada "cutoff score" 12 dan 13 dengan sensitivitas ? 90%. ACTRS juga terbukti dapat dipercaya ("reliable") untuk digunakan oleh guru Sekolah Dasar. llntuk penggunaan secara umum dianjurkan memakai "cutoff score" 13, karena jarak kesalahannya, baik yang "false positive" maupun yang "false negative" masing-masing kurang dari 10%.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardi Armando Goenawan
"Kemajuan di bidang kesehatan memberikan dampak yang besar dalam status kesehatan manusia, Hal ini dapat terlihat dengan semakin rnenurunnya angka morbiditas dan rendahnya angka mortalitas, serta usia harapan hidup yang semakin meningkat. Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar ke empat di dunia memiliki jumlah penduduk 207,5 juta jiwa pada tahun 2000. Dengan tingkat pertumbuhan 1,35% per tahun, jumlah penduduk akan menjadi 400 juta jiwa di tahun 2050. Untuk itu, usaha menekan laju pertumbuhan harus terus dilakukan dan memberikan prioritas pada pembinaan potensi dan kualitas penduduk.
Di tahun 1991, usia harapan hidup penduduk Indonesia adalah 64,4 tahun. Pada tahun 2000 diproyeksikan umur harapan hidup telah mencapai 67 tahun. Diperkirakan, pada tahun 2020 usia harapan hidup Iansia Indonesia mencapai 71.7 tahun. Dari segi jumlah, lansia Indonesia juga menempati urutan ke empat terbesar di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat, yaitu 15.4 juta jiwa, atau sekitar 7,4% dari jumlah penduduk Indonesia, menurut data terakhir yang dikemukakan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Terjadi peningkatan yang cukup dramatis bila dibandingkan dengan tahun 1970-an yang hanya 4,5% dari jumlah penduduk, atau 6.6% di tahun 1990. Karenanya diperkirakan, pada tahun 2020 jumlah lansia di Indonesia akan mencapai 11% dari jumlah penduduk.
Kenyataan ini membawa Indonesia pada era penduduk berstruktur tua (aging society) dengan potensi dan permasalahannya. Pembinaan potensi dan kualitas penduduk menjadi prioritas pada saat ini agar aging society tersebut tidak menjadi beban masyarakat dan negara. Kebijakan kesehatan masyarakat sudah perlu mengarah kepada memperpanjang "usia kehidupan yang aktif dan produktif ?
Kondisi tetap aktif dan produktif ini, tentunya mustahil bila harus bergantung kepada orang lain. Dengan kata lain, lansia harus mampu berfungsi secara otonom dan tetap independen dalam menjalani kehidupannya. Dalam hal ini dikenal istilah kapasitas fungsional atau kompetensi sebagai determinan penting tingkat independensi seseorang.
Berbagai usaha antisipatif terhadap kemungkinan-kemungkinan menurunnya kapasitas fungsional atau tingkat kompetensi akibat proses penuaan maupun penyakit degeneratif harus menjadi prioritas. Termasuk di sini adalah perlunya dikembangkan instrumen-instrumen yang dapat mendeteksi secara dini terjadinya penurunan tersebut. Seperti telah kita ketahui, terdapat banyak aspek yang perlu dinilai dalam menentukan kapasitas fungsional atau tingkat kompetensi seseorang. Sejauh ini, telah dikembangkan berbagai instrumen yang mampu menilai kapasitas fungsional berdasarkan aspek tertentu.
Sebagai contoh instrumen Activities of Daily Living (ADL/Index Barthel) yang menilai aspek kemampuan pemeliharaan fisik diri sendiri dan Instrumental Activities of Daily Living (IADL) yang menilai aspek kemampuan pemeliharaan diri secara instrumental atau kemampuan pemeliharaan fisik diri sendiri dalam kaitan dengan aplikasinya di komunitas. Karena yang diukur adalah aspek yang relatif mendasar dalam kapasitas fungsional maka penggunaannya lebih tepat pada pengukuran yang berbasis rumah sakit atau pada lansia yang telah mengalami penurunan kapasitas fungsional yang jelas. Sedangkan untuk menilai kapasitas fungsional yang lebih tinggi, tidak akan terdeteksi oleh kedua instrumen tersebut.
Untuk itu dibutuhkan instrwnen seperti Tokyo Metropolitan Institute of Gerontology Index of Competence (TMIG IoC) yang mampu mengukur tingkat kapasitas fungsional yang lebih tinggi di samping fungsi lainnya yang lebih mendasar yang terkait dengan kompetensi lansia. Tokyo Metropolitan Institute of Gerontology Index of Competence (TMIG IoC) adalah merupakan suatu instrumen yang sangat praktis dan sederhana sehingga dipertimbangkan agar dapat dipakai sebagai self-rating/self-administrative instrument untuk mengukur indeks kapasitas fungsi luhur dan fungsi-fungsi lainnya yang lebih mendasar. Dengan diketahuinya indeks kapasitas fungsional tersebut maka dapat dilakukan berbagai tindakan antisipatif untuk mencegah ataupun memperlambat kemungkinan terjadinya penurunan indeks tersebut di kemudian hari, yang berarti semakin berkurangnya tingkat independensi seseorang."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyaz Syauki Ikhsan
"ABSTRAK
Bunuh diri merupakan kasus gawat darurat dalam psikiatri. Kasus bunuh diri sebetulnya bisa dicegah. Pencegahan bunuh diri membutuhkan pengumpulan data dan pengukuran obyektif risiko bunuh diri. Beberapa instrumen dapat dipakai untuk mengukur risiko bunuh diri, salah satunya adalah Columbia Suicide Severity Rating Scale CSSRS . Saat ini belum ada instrumen pengukuran risiko bunuh diri yang telah divalidasi versi Bahasa Indonesianya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh instrumen yang sahih dan andal untuk mendeteksi risiko bunuh diri. Penelitian dilakukan di Poliklinik Jiwa Dewasa dan Bangsal Perawatan Inap Psikiatri Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, dari bulan Januari 2018 sampai dengan Maret 2018. Populasi yang digunakan adalah semua pasien gangguan jiwa usia 18 tahun ke atas. Instrumen lain yang dipakai adalah Hamilton Depression Rating Scale HDRS butir ke tiga sebagai pembanding dalam uji validitas kriteria. Sebanyak 100 orang sampel didapatkan. Korelasi Pearson menunjukkan nilai 0,778 dan 0,703 untuk butir gagasan bunuh diri dan intensitas gagasan. Nilai Cronbach rsquo;s Alpha untuk konsistensi internal didapatkan sebesar 0,818. Disimpulkan instrumen CSSRS versi Bahasa Indonesia sahih dan andal untuk digunakan dalam pengukuran risiko bunuh diri pada populasi pasien gangguan jiwa dewasa.

ABSTRACT
Suicide is a case of emergency in psychiatry and is preventable. Preventing it requires the collection and objective measuring of the data on the its risk. From a number of instrument, the Columbia Suicide Severity Rating Scale CSSRS is among the most commonly used. So far, there is no known instrument for assessing the suicide risk has been validated in Bahasa. The purpose of the study is to have a suicide risk measuring instrument that has been validated in Bahasa. The study was conducted at the Psychiatric Outpatient Clinic and Inpatient Ward, from January 2018 to March 2018. All adult patients with psychiatric disorder was inducted to the study. The third item of the Hamilton Depression Rating Scale HDRS was used as comparation for criterion validity. There was 100 samples inducted. Pearson rsquo s correlation was shown at 0.778 and 0.703 for the items on Suicidal Ideation and Intensity Of Ideation. The Cronbach rsquo s Alpha for internal consistency was shown at 0.818. It was then concluded that the Bahasa version of the CSSRS is valid and reliable for usage in measuring the suicide risk among the adult psychiatric patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T55546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Redatin Retno Pudjiati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1987
S2279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadya Rahmani Musthofa
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur reliabilitas dan validitas skala baru untuk pengukuran empati yang disebut ES yaitu singkatan dari Empathy Scale. Kami terinspirasi oleh sebuah skala yang sudah ada bernama EQ-short untuk mengukur empati yang divalidasi dengan tiga alat ukur lainnya yaitu, kecerdasan emosional (EQ), stres pribadi (personal distress), dan pengambilan perspektif (perspective taking). Peserta penelitian ini mencakup 246 mahasiswa program sarjana. Penelitian ini dilakukan dengan meminta peserta untuk mengisi survei mega online. Kami menemukan bahwa, (1) Reliabilitas dari EQ-Short lebih tinggi dibandingkan ES; (2) butir indeks diskriminasi menunjukkan hasil yang rendah; (3) korelasi antara ES dan skala validasi ditemukan berkorelasi positif secara signifikan. Reliabilitas yang rendah dapat dilihat dari adanya konsistensi internal yang rendah. Hal ini merepresentasikan buruknya butir indeks diskriminasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang kami ajukan bahwa tingkat empati yang lebih tinggi berkorelasi dengan tingkat kemampuan pengambilan perspektif yang lebih baik serta tingkat stres pribadi yang lebih rendah dalam menghadapi pengalaman negatif lainnya.

The aim of the current study was to measure the reliability and validity of the newly developed empathy scale called ES that is the abbreviation of Empathy Scale. We are inspired by an existing scale called EQ-Short to measure empathy along with three validating measures; Emotional quotient, personal distress, and perspective taking. A total of 246 undergraduate students involved in this study. The study was conducted by asking participants to fill out our online mega survey. We found that; (1) Reliability of EQ-Short is higher than the reliability of ES; (2) item discrimination indices showed low outcomes; (3) the correlation between ES and validating scales were found to be significantly positive correlated. Low reliability can be seen by low internal consistency. This represents poor outcomes of item discrimination indices. Corresponding to our hypothesis, the results of this study showed that higher level of empathy was correlated with greater level of perspective-taking ability as well as having less personal distress in facing others? negative experience that were corresponding to our hypothesis.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bernike Jacinta Effendi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan juga dilaksanakan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur UQ Aggression Scale yang dikembangkan dari alat ukur Buss & Perry Aggression Scale dan Barrat’s Impulsiveness Scale. Alat ukur UQ Aggression Scale ini dikembangkan untuk mengukur sifat agresi. 142 partisipan dewasa muda berpartisipasi secara sukarela dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, UQ Aggression Scale dinyatakan memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Sejumlah besar item dari UQ Aggression Scale memilki skor sedang dalam skala diskriminasi item. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pria dewasa muda memiliki tingkat agresi yang lebih tinggi dibandingkan wanita dewasa muda. UQ Aggression Scale dinyatakan memiliki korelasi yang signifikan dengan skala agresi Buss & Perry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala agresi UQ memiliki korelasi yang signifikan secara positif dengan skala Barrat’s Impusilveness. Saran untuk penelitian mengenai UQ Aggression Scale di masa depan adalah untuk menguji validitas dan reliabilitas skala tersebut di populasi lain dan juga untuk menambahkan beberapa item di dalam skala agresi UQ yang bisa memperjelas tipe agresi mana (langsung atau tidak langsung) yang lebih representatif antara pria dewasa muda dan juga wanita dewasa muda.

The study aimed to develop a new measure and to examine the validity and reliability of a new measure, known as the UQ Aggression Scale. The UQ Aggression Scale was developed based on two previous aggression measures: Buss & Perry Aggression Scale and Barrat’s Impulsiveness Scale to measure the aggression trait. 142 participants (young adults) voluntarily participated in the study. Based on the results, the UQ Aggression Scale was declared to have a high validity and reliability. Most of the items on the UQ Aggresion Scale scored moderate on the item discrimination index. Young men were discovered to have a significantly higher aggression compared to young women. The UQ Aggression Scale was also discovered to have been significantly correlated with the Buss & Perry Aggression Questionnaire. The UQ Aggression Scale was also declared to be significantly correlated with the Baratt’s Impulsiveness Scale. Future study suggested that the scale should be tested in a new population to improve the validity and the reliability. It was also suggested to add more items to the scale that could differentiate which type of aggression (direct or indirect) is representative for young adults in both males and females.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>