Ditemukan 134552 dokumen yang sesuai dengan query
Fadhila Afrina
"Makalah penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran influenser TikTok yang mendorong remaja perempuan untuk “Men-seksualisasi” diri mereka sendiri dengan dalih pemberdayaan dan konsep feminisme. TikTok merupakan salah satu media sosial yang paling populer pada kalangan remaja pada saat ini. Ada beberapa tren di media sosial TikTok dimana para remaja didorong untuk mempublikasikan konten yang provokatif secara seksual mengatasnamakan feminisme. Salah satu yang paling populer adalah tren gerakan “Bimbo Feminism” atau “Bimbofication”. Penulis menggunakan metode yang terinspirasi dari etnografi digital dan menggunakan penelitian sekunder lainnya seperti jurnal dan artikel untuk menganalisis data. Penulismenggunakan perspektif teori Elaboration Likelihood Model dan teori feminisme untuk menulis artikel ini. Hasil penelitian menunjukan peran influenser yang besar dalam penggeseran sikap terhadap unggahan konten seksual di kalangan audiens perempuan muda.
This research paper aims to explore the role of influencers in TikTok that helps push the agenda of encouraging young teenagers to “sexualize” themselves to empower them under the pretext of feminism. In the last few years, TikTok has gained a drastic amount of users, especially among the youth. There are several trends in which teenagers are encouraged to publish sexually provocative content on their social media through hidden and feminist campaigns in TikTok. Especially the movement about “Bimbo Feminism” and “Bimbofication”. The author uses a method inspired by digital ethnography and utilizes other secondary research tools, such as journals and articles, to analyze the data. The author writes this paper using the perspective of the Elaboration Likelihood Model and feminism theory. The research shows the significance of influencers’ role in the shift of attitude towards posting “sexualized’ content among young female audiences."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Sri Utami
"Minat baca masyarakat Indonesia perlu terus diupayakan. Hal ini terlihat dari mayoritas data yang dilaporkan menunjukkan masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi peranan konten BookTok dalam meningkatkan minat baca Gen Z. Kreativitas para kreator dalam menyajikan ulasan membuat konten ini menarik untuk diteliti. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang pengumpulan datanya dilaksanakan dari 29 April – 5 Mei 2024. Tahap klarifikasi data informan dilaksanakan dari 10 Mei – 9 Juni 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BookTok mampu meningkatkan minat baca yang ditinjau berdasarkan empat prinsip oleh Springer et al., (2017). Hal tersebut ditunjukkan melalui penyajian ulasan buku yang relevan dengan kebutuhan pembaca, penciptaan ruang bagi pembaca untuk saling berdiskusi dan berbagi pandangan, dan penyajian informasi di luar ulasan buku, di antaranya tantangan untuk mengulas buku, aplikasi pelacakan buku, seperti Notion dan Goodreads, tips untuk merawat buku dan mendekorasi rak buku. Dampak BookTok terlihat pada peningkatan frekuensi membaca dan kuantitas buku bacaan yang ditinjau berdasarkan indikator Dalman (2017). Dapat disimpulkan bahwa BookTok dapat menjadi wadah bagi pembaca untuk mengeksplorasi bacaan dan penulis baru melalui konten video pendek yang disesuaikan dengan karakteristik generasi muda saat ini yang dibuktikan dengan adanya peningkatan pada aspek frekuensi dan kuantitas buku bacaan.
Indonesian people's interest in reading needs to be continuously pursued. This can be seen from the majority of reported data showing the low interest in reading among Indonesians. This study aims to explore the role of BookTok content in increasing Gen Z's reading interest. The creativity of the creators in presenting reviews makes this content interesting to study. This research uses a qualitative approach with a case study method whose data collection was carried out from 29 April - 5 May 2024. The data clarification stage by informants from 10 May - 9 June 2024. The results showed that BookTok was able to increase reading interest based on four principles by Springer et al. (2017). This is shown through the presentation of book reviews that are relevant to readers' needs, the creation of spaces for readers to discuss and share their views, and the presentation of information beyond book reviews, including challenges to review books, book tracking applications, such as Notion and Goodreads, tips for caring for books and decorating bookshelves. The impact of BookTok is seen in the increase in reading frequency and quantity of reading books reviewed based on Dalman's (2017) indicators. It can be concluded that BookTok can be a place for readers to explore new readings and writers through short video content tailored to the characteristics of today's younger generation as evidenced by an increase in the aspects of reading frequency and quantity of books."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Chelsea Phandinata
"Penelitian ini menganalisis pola tindakan intervensi oleh layanan federal pemerintah Rusia yaitu Rozkomnodzor, terhadap arus publikasi konten pada media sosial populer TikTok. Penelitian ini menggunakan data yang diambil dari konten-konten video TikTok yang mengandung muatan kritik, sindiran, dan ejekkan terhadap pemerintahan Federasi Rusia dan Presiden Vladimir Putin yang dipublikasikan sejumlah akun TikTok yang terafiliasi dengan tagar #russiangovernment, #vladimirputin, #presidentputin, #политикароссия, #тупаяроссия, dan #протестнаяроссия, serta sejumlah video tanpa tagar yang turut viral dan masuk ke dalam rekomendasi untuk ditonton atau dikenal dengan istilah For Your Page (FYP) Dengan menggunakan metode analisis konten visual didukung dengan teori proses politik oleh Doug McAdam, penelitian ini membuktikan bahwa pemerintah Federasi Rusia dapat melakukan berbagai tindakan intervensif tersebut dengan menghapus konten dan memblokir akun TikTok yang memuat publikasi konten video bernuansa negatif terhadap pemerintah Rusia hingga memberikan sanksi teguran hingga denda terhadap otoritas TikTok.
This article analyzes the pattern of intervention acts by the Russian government federal service Rozkomnodzor, on the flow of contents publication on the popular social media TikTok. This article uses data taken from TikTok video content containing criticism, satire, and ridicule of the government of the Russian Federation and President Vladimir Putin published by TikTok accounts that affiliated with the hashtags #russiangovernment, #vladimirputin, #presidentputin, #политикароссия, #тупаяроссия, and #протестнаяроссия, as well as a number of videos without hashtags that went viral and included in the recommendations to watch or known as For Your Page (FYP). The government of the Russian Federation can carry out these various intervening actions by removing content and blocking TikTok accounts containing the publication of video content with negative nuances against the Russian government to giving sanctions from reprimands and fines against TikTok authorities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Larasati Ningrum
"Dengan semakin berkembangnya penggunaan media sosial di Indonesia, TikTok telah menjadi platform media sosial yang populer dan menghipnotis di kalangan khalayak Indonesia karena kontennya yang menyenangkan dan fitur aplikasi yang unik. Selain itu, TikTok membangun semangat komunitas yang dialami oleh penggunanya, membangun persahabatan, kebebasan dalam mengekspresikan kehidupan mereka, dan membangun pengaruh dan keunggulan digital mereka secara signifikan. Tujuan dari studi kuantitatif ini adalah untuk menyelidiki proses mendasar di mana karakteristik konten influencer media sosial memengaruhi aktivitas online terkait merek konsumen melalui parasocial relationship dan wishful identification. Teknik purposive sampling digunakan untuk mengumpulkan data dari 230 pengguna TikTok yang mengikuti influencer media sosial, dan data dianalisis menggunakan Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Temuan penelitian menunjukkan bahwa semua dimensi karakteristik konten influencer media sosial, yaitu kualitas informasi, kualitas desain, kualitas teknologi, dan kreativitas, merupakan faktor kuat dari hubungan parasosial. Dimana wishful identification secara signifikan dapat terjadi oleh kualitas informasi, kualitas desain, dan kreativitas. Wishful identification dan parasocial relationship juga telah ditemukan sebagai faktor signifikan dari keterlibatan konsumen dengan merek. Temuan penelitian ini menyajikan wawasan tambahan yang relevan tentang bagaimana influencer media sosial dapat mempromosikan diri mereka agar lebih berdampak dalam mendukung produk atau layanan dengan mempersonalisasi konten media sosial mereka.
With the increasing development of social media usage in Indonesia, TikTok has become a popular and hypnotic social media platform among Indonesian audiences due to its enjoyable contents and unique application features. Moreover, TikTok allows the users to enhance their spirit, build friendships, showcase their lives, and precipitously build up their digital influence and prominence. The purpose of this quantitative study is to investigate the fundamental processes whereby social media influencers’ content characteristics impact consumers’ online brand-related activities through parasocial relationships and wishful identification. Purposive sampling was used to accumulate data from 230 TikTok users and followed social media influencers, and the data was analyzed employing Partial Least Squares – Structural Equation Modeling (PLS-SEM). The research findings demonstrate that all dimensions of content characteristics of social media influencers, namely information quality, design quality, technology quality, and creativity, are powerful determinants of parasocial relationships. Whereby wishful identification is significantly inferred by information quality, design quality, and creativity. Wishful identification and parasocial relationships have also been discovered as significant factors of customer engagement with brands. This research findings present relevant additional insight towards how social media influencers can promote themselves being more impactful in endorsing products or services by personalizing their social media content."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andi Nabiela Tenriummu Ramly
"“Standar ganda seksual” merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan adanya penilaian negatif oleh masyarakat patriarki kepada perempuan yang tidak tunduk dengan ekspektasi peran gender. Bentuk penerimaan diri para perempuan pendukung gerakan body positivity dilihat secara seksual dan dinilai negatif, khususnya di media sosial TikTok. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus untuk menjelaskan fenomena serangan “standar ganda seksual” terhadap perempuan content creator yang mendukung gerakan body positivity pada media sosial TikTok sebagai bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan di ruang siber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa serangan “standar ganda seksual” hadir dan melanggengkan sistem patriarki yang memaksa perempuan untuk bungkam dan patuh dengan standar yang tidak realistis yang dikonstruksikan oleh ekspektasi masyarakat patriarki. Teori feminis radikal juga menjelaskan bagaimana serangan balik kepada perempuan pendukung gerakan body positivity dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk kekerasan seksual terhadap perempuan yang menimbulkan beberapa dampak dan juga berusaha untuk membungkam para perempuan yang melakukan perlawanan atas tuntutan sistem patriarki.
“Sexual double standards” is a concept that explain the negative assessment by patriarchal society of women who do not obey the expectations of the gender roles. Messages voiced by women through the content of the body positivity movement are viewed sexually and viewed negatively, especially on TikTok. This qualitative research will use case study method to explain the phenomenon of "sexual double standards" as a backlash against female content creators who promote the body positivity movement on TikTok as a form of sexual violence against women in cyberspace. The results of this study show that the "sexual double standards" attack exists and perpetuates a patriarchal system that forces women to remain silent and comply with unrealistic standards constructed by the expectations of a patriarchal society. Radical feminist theory also explains how the backlash against women who support the body positivity movement to be a form of sexual violence against women which has several impacts and also tries to silence women who fight against the demands of the patriarchal system."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Elmira Listiawardany
"Berlandaskan Service Dominant Logic, Value Co-Creation, dan Information Adoption Model, model penelitian ini mengkaji terkait pengaruh Social Media Interactions pada konten destinasi wisata terhadap Visit Intention dan Behavioral Engagement, serta melibatkan Source Credibility, Homophily, dan Content Quality sebagai perantara pada hubungan tersebut. Untuk memberikan implikasi yang lebih spesifik, penelitian ini juga membandingkan bagaimana model tersebut pada dua jenis konten yang berbeda, yakni antara konten influencer dengan konten pengguna biasa (UGC). Penelitian ini menggunakan metode kuesioner survei dan mendapatkan sebanyak 313 sampel yang memenuhi kriteria penelitian, yaitu berdomisili di Indonesia, rentang usia 17 – 43 tahun, menggunakan media sosial, dan terpapar oleh konten destinasi wisata dalam 1 bulan terakhir. Berdasarkan analisis menggunakan perangkat lunak SmartPLS, penelitian ini menemukan bahwa Social Media Interactions yang terjadi pada konten destinasi wisata berpengaruh positif terhadap minat konsumen mengunjungi destinasi wisata (Visit Intention) serta memicu perilaku keterlibatan mereka terhadap konten (Behavioral Engagement). Homophily dengan sumber konten destinasi dan kualitas konten destinasi wisata (Content Quality) juga terbukti memiliki peran sebagai perantara pada hubungan tersebut. Disamping itu, temuan pada penelitian ini juga mendapatkan perbedaan antara konten influencer dengan UGC. Pada konten influencer, Behavioral Engagement dipengaruhi oleh Homophily dan Content Quality. Lain halnya dengan UGC, Behavioral Engagement dipengaruhi oleh Social Media Interactions. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis dan implikasi manajerial pada bidang pemasaran digital, khususnya terkait penggunaan media sosial dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen.
This research uses a survei questionnaire method and obtained 313 samples that meet this research criteria, which are those who located in Indonesia, age 17 to 43, using social media, and exposed to destination content in the last 1 month. Based on analysis using SmartPLS software, this study found that Social Media Interactions on destination content positively influence consumers' interest in visiting the destination (Visit Intention) and trigger their engagement behavior with the content (Behavioral Engagement). Homophily with the content source and the quality of the destination content (Content Quality) were also proven to play intermediary roles in this relationship. Additionally, the findings of this study revealed differences between influencer content and UGC. In influencer content, Behavioral Engagement is influenced by Homophily and Content Quality. On the other hand, in UGC, Behavioral Engagement is influenced by Social Media Interactions. The results of this research are expected to provide theoretical contributions and managerial implications in the field of digital marketing, particularly regarding the use of social media and its influence on consumer behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Zakry C. Halim
"Pemasaran musik di era digital telah mengalami transformasi yang cukup signifikan. Kehadiran media sosial Tiktok telah mengubah dinamika para musisi dan industri musik dalam menerapkan content marketing sebagai strategi komunikasi pemasaran musik. NIKI, penyanyi internasional asal Indonesia turut menggunakan Tiktok sebagai media pemasaran album musiknya berjudul Buzz melalui serial konten Bitz of Buzz. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi transformasi musik di era digital dengan menganalisis strategi komunikasi pemasaran dalam penerapan content marketing oleh NIKI. Penelitian ini menggunakan metode analisis naratif dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menganalisis implementasi pemasaran album Buzz melalui serial konten Bitz of Buzz di Tiktok. Hasil penelitian menunjukkan bagaimana pemasaran musik di era digital mengalami transformasi melalui penerapan content marketing di Tiktok. Melalui serial konten tersebut, terdapat pendekatan utama dalam content marketing seperti relevansi, interaktivitas, narasi, dan konsistensi yang mendatangkan keterlibatan dan membangun kedekatan dengan khalayak.
Music marketing in the digital era has undergone quite a significant transformation. The presence of social media Tiktok has changed the role and dynamics of musicians and the music industry in implementing content marketing as a music marketing communication strategy. NIKI, an international singer from Indonesia, also uses Tiktok as a marketing medium for her music album entitled Buzz through the Bitz of Buzz content series. This study aims to explore the transformation of music in the digital era by analyzing the marketing communication strategy in the implementation of content marketing by NIKI. Using a narrative analysis method with a qualitative approach, this study analyzes the implementation of Buzz album marketing through the Bitz of Buzz content series on Tiktok. The results of the study show how music marketing in the digital era has undergone a transformation through the implementation of content marketing on Tiktok. Through the content series, there are main approaches in content marketing such as relevance, interactivity, narrative, and consistency that generate engagement and build closeness with the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Fella Naziq Ganis
"This study investigates the impact of social media micro-influencers on Drumstairs sales, specifically examining the mediating role of characterization among Gen-Z TikTok users in the JaBoDeTaBek region. Utilizing quantitative approach, the research collected quantitative data through surveys. The findings reveal that micro-influencers significantly influence purchasing decisions, with characterization playing a crucial mediating role. Notably, authenticity, relatability, and the perceived credibility of influencers enhance their effectiveness. These insights offer valuable implications for marketers aiming to leverage micro-influencers in targeting Gen-Z consumers.
Penelitian ini menyelidiki dampak micro-influencer media sosial terhadap penjualan Drumstairs, khususnya memeriksa peran mediasi dari karakterisasi di kalangan pengguna TikTok Gen-Z di wilayah JaBoDeTaBek. Menggunakan pendekatan metode campuran, penelitian ini mengumpulkan data kuantitatif melalui survei dan wawasan kualitatif melalui diskusi kelompok terfokus. Temuan mengungkapkan bahwa micro-influencer secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian, dengan karakterisasi memainkan peran mediasi yang penting. Terutama, keaslian, keterkaitan, dan kredibilitas yang dirasakan dari influencer meningkatkan efektivitas mereka. Wawasan ini menawarkan implikasi berharga bagi pemasar yang bertujuan untuk memanfaatkan micro-influencer dalam menargetkan konsumen Gen-Z."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Triana Aprilia
"Penelitian ini membahas tentang influencer TikTok sebagai pekerja immaterial yang melangsungkan aktivitas produksi sekaligus konsumsi dalam proses kerjanya. Influencer TikTok turut memproduksi hasil kerja berupa konten informasi dan konten budaya yang dapat menjaring konsumen. Studi-studi terdahulu menunjukkan bahwa influencer media sosial memegang peranan penting dalam membentuk preferensi pengguna media sosial, terutama dalam penggunaan produk skincare. Namun fokus studi-studi terdahulu lebih pada kesuksesan influencer dalam menjangkau konsumen. Studi-studi terdahulu kurang mengelaborasi bentuk kerja serta aktivitas produksi dan konsumsi yang dilakukan oleh influencer. Padahal, influencer TikTok tidak hanya berperan sebagai produsen konten informasi dan budaya, tetapi juga sebagai konsumen bagi industri skincare yang mereka gunakan. Oleh karena itu, peneliti berargumen bahwa makna produksi dan konsumsi kerap kabur atau dengan kata lain influencer menjalankan praktik prosumption dalam proses kerjanya. Sehingga aktivitas influencer yang terlihat santai dan menyenangkan membuat mereka sukarela melakukan kegiatan yang sebenarnya termasuk bagian dari bekerja. Proses semacam inilah yang menguntungkan perusahaan karena membantu mereka memasarkan produk skincare yang mereka produksi dengan harga minimal. Hasil penelitian menemukan bahwa influencer menghasilkan produk immaterial yang mampu membentuk selera konsumen dan membangun hubungan sosial dengan audiens dan industri produk skincare. Penelitian ini juga menemukan bahwa kondisi kerja influencer media sosial fleksibel dan independent, serta relasi sosial antara influencer dengan kapitalis yang abstrak. Kondisi itu yang justru mengaburkan batasan kegiatan kerja dan non-kerja dalam kehidupan mereka. Akibatnya, aktivitas prosumption konten skincare yang mereka anggap sebagai suatu hobi dan kesenangan tanpa disadari menyamarkan kondisi kerja influencer yang rentan. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur, wawancara mendalam, dan observasi secara daring. Populasi pada penelitian adalah micro-influencer TikTok di bidang skincare dengan rentang usia 13-26 tahun.
This study discusses TikTok influencers as immaterial labour who carry out production and consumption activities in their work process. TikTok influencers also produce work in the form of information content and cultural content that can attract consumers. Previous studies have shown that social media influencers play an important role in determining the preferences of social media users, especially in the use of skincare products. However, the focus of previous studies was more on the success of influencers in getting consumers. Previous studies did not elaborate on the form of work and production and consumption activities carried out by influencers. TikTok influencers not only act as producers of informational and cultural content but also as consumers of the skincare industry they use. Therefore, the researcher argues that the meaning of production and consumption is often blurred or affects the practice of prosumption in influencer’s job. So, influencer activities that look relaxed and fun make them willingly do activities that are part of work. It is this process that benefits the company as it helps them market the skin care products they manufacture at minimal prices. The study found that influencers produce immaterial products that can shape consumer tastes and build social relationships with the audience and the skin care product industry. This study also finds that the working conditions of social media influencers are flexible and independent, then they have an abstract relationship with the capitalist. This condition blurs the boundaries of work and non-work activities in their lives. As a result, the activity of producing and consuming skincare content which they consider a hobby and pleasure unconsciously disguise the working conditions of vulnerable influencers. Data collection in this study used a qualitative approach with the method of literature studies, in-depth interviews, and online observations. The population in this study are TikTok skincare micro-influencers with an age range of 13-26 years."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sabina Najwa Gahara
"Penelitian ilmiah makin banyak dilakukan terhadap user-generated content (UGC), khususnya terhadap platform media sosial TikTok. Salah satu kategori konten populer di TikTok merupakan konten ulasan makanan. Konsumen makin bergantung pada opini dan pengalaman nyata konsumen lain sebelum memutuskan suatu pembelian. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh user-generated content ulasan makanan di TikTok terhadap niat pembelian konsumen. Jurnal makalah ini berbasis tinjauan literatur yang didasarkan pada Social Proof theory dan perceived credibility. Peneliti menemukan beberapa faktor UGC yang dapat memengaruhi niat pembelian, seperti tiga karakteristik UGC ulasan makanan di TikTok (visual appeal, autentisitas, engagement), persepsi kredibilitas dari UGC terhadap niat pembelian, peran visual dan interaktivitas dalam kredibilitas ulasan makanan, serta aktivitas dan interaksi pengguna terhadap UGC yang secara kolektif memperkuat social proof, hingga akhirnya meningkatkan niat pembelian konsumen. Temuan menunjukkan bahwa karakteristik UGC ulasan makanan di TikTok menjadi bukti sosial dan memengaruhi persepsi kredibilitas yang berpengaruh secara positif terhadap niat pembelian konsumen. Studi selanjutnya disarankan untuk mendalami perspektif, konsep-teori, dan fokus lain dalam mengkaji user-generated content terhadap variabel lain.
Scientific research is increasingly being conducted on user-generated content (UGC), especially on the TikTok social media platform. One of TikTok's popular content categories is food review content. Consumers increasingly rely on the opinions and real experiences of other consumers before deciding on a purchase. This study aims to identify the influence of user-generated food review content on TikTok on consumer purchase intentions. This paper journal is based on a literature review that is based on Social Proof theory and perceived credibility. Researchers found several UGC factors that can influence purchase intentions, such as three characteristics of UGC food reviews on TikTok (visual appeal, authenticity, engagement), perceived credibility of UGC on purchase intentions, the role of visuals and interactivity in the credibility of food reviews, and user activity and interaction with UGC that collectively strengthen social proof, ultimately increasing consumer purchase intentions. The findings show that the characteristics of UGC food reviews on TikTok serve as social proof and influence perceived credibility which has a positive effect on consumer purchase intentions. Further studies are suggested to explore other perspectives, concepts-theories, and focus on examining user-generated content against other variables."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library