Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187298 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farapt
"Penelitian uji klinis paralel single blind ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air kelapa muda 300 ml dua kali per hari selama 14 hari berturut-turut terhadap kadar kalium plasma dan tekanan darah guru perempuan dan karyawati prahipertensi usia 25-44 tahun. Sejumlah 32 subyek dipilih dengan kriteria tertentu dan dibagi menjadi dua kelompok dengan cara randomisasi blok, 16 orang masuk kelompok perlakuan (P) dan 16 orang masuk kelompok kontrol (K). Kelompok P mendapat air kelapa muda disertai penyuluhan gizi dan kelompok K mendapat air putih disertai penyuluhan gizi. Data yang diambil meliputi usia, aktivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), asupan energi dan kalium, kadar kalium plasma, dan tekanan darah. Pemeriksaan kadar kalium plasma dilakukan pada H0 dan H+15, sedangkan pengukuran tekanan darah dilakukan pada H0, H+8, dan H+15. Analisis data menggunakan uji t dan uji Mann-Whitney dengan batas kemaknaan 5%. Analisis lengkap dilakukan pada 31 orang subyek (15 subyek kelompok P dan 16 subyek kelompok K). Rerata usia subyek penelitian 36,58±5,39 tahun dan rerata IMT 24,59±2,89 kg/m2. Sebagian besar subyek (93,55%) tergolong indeks aktivitas fisik di bawah rata-rata. Rerata kadar kalium plasma 3,71±0,41 mmol/L, dan sebanyak 7 orang subyek (22,58%) tergolong hipokalemia. Rerata tekanan darah sistolik/ tekanan darah diastolik (TDS/ TDD) 125,87±6,36 mm Hg/ 79,84±4,11 mm Hg. Pada awal penelitian karakteristik data dasar kedua kelompok dalam keadaan sebanding. Persentase asupan energi dibandingkan kebutuhan energi total pada minggu 0, 1, dan 2 pada kedua kelompok tidak berbeda signifikan. Rerata asupan kalium subyek tergolong rendah (1420,28±405,54 mg/hari) atau sekitar 30,22±8,63% dari AKG. Selama perlakuan, didapatkan peningkatan signifikan asupan kalium kelompok P. Pada kedua kelompok didapatkan peningkatan kadar kalium plasma dan penurunan tekanan darah yang lebih besar pada kelompok P, namun tidak berbeda signifikan (p >0,05). Pada penelitian ini belum dapat dibuktikan bahwa air kelapa muda 300 ml dua kali per hari selama 14 hari berturut-turut dapat meningkatkan kadar kalium plasma dan menurunkan TDS dan TDD

The study is a parallel single blind randomized clinical trial aims to investigate the effect of tender coconut water 300 ml twice daily for 14 days on plasma potassium level and blood pressure in female teachers and employees prehypertension aged 25-44 years. A total of 32 subjects were selected using certain criteria and randomly allocated to one of two groups using block randomized, 16 subjects each. The treatment (T) group received tender coconut water 300 ml twice daily for 14 days and nutritional counseling, and the control (C) group received water 300 ml twice daily for 14 days and nutritional counseling. Data collected in this study consisted of age, physical activity, body mass index (BMI), intake of energy and potassium, plasma potassium level and blood pressure. Assessment of plasma potassium level were done on day 0 and day 15, while blood pressure were assessed on day 0, day 8, and day 15. Statistical analysis were done using t-test and Mann-Whitney with significance level was 5%. Complete analysis was done on 31 subjects (15 subjects of T group and 16 subjects of C group). The mean age was 36.58±5.39 years, mean BMI was 24.59±2.89 kg/m2, and 93.55% subjects had physical activity index score below the average. Plasma potassium level was 3.71±0.41 mmol/L, and 7 subjects (22.58%) was hypokalemia. Mean systolic and dyastolic BP was 125.87±6.36 mm Hg and 79.84±4.11 mm Hg, respectively. The data characteristics of the two groups at baseline were closely matched. Percentage of energy intake compared to the total energy requirement at weeks 0, 1, 2 between the two groups were not significantly different. Mean dietary intakes of potassium were 1420.28±405.54 mg/day or only 30.22±8.63% compared to Indonesian Recommended Dietary Allowance 2004. During treatment period, potassium intake increased significantly in the T group. There were increased plasma potassium level and decreased blood pressure in both groups, which were greater in the T group, but not statistically significant different (p >0.05). This study has not proven yet that tender coconut water 300 ml twice daily for 14 days increase plasma potassium level and decrease systolic and dyastolic BP"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Edward
"Latar Belakang. 10% nelayan mengalami dehidrasi, sehingga berefek pada gangguan sekeresi metabolit seperti asam urat. Nelayan merupakan pekerjaan yang rentan terkena pajanan tekanan panas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas suplementasi air kelapa kemasan dalam mengembalikan status hidrasi dan penurunan kadar asam urat pada nelayan. Metode. Desain penelitian ini adalah true experimental, comparison pre intervention-post intervention control group terhadap 2 kelompok perlakuan menggunakan randomisasi. Kelompok suplementasi air kelapa kemasan (n=20) dan kelompok suplementasi air mineral (n=20). Sebelum melaut para subjek dilakukan pemeriksaan berat jenis urin dan kadar asam urat darah. Kemudian setiap subjek diberikan cairan rehidrasi yang terdiri dari cairan intervensi (500 ml) dan cairan dasar (2000 ml). Segera setelah kembali melaut para nelayan kembali diperiksa asam urat, berat jenis urine, aktivitas fisik dan food recall 24 jam. Hasil. Tidak terdapat perbedaan rerata berat jenis urine post intervensi antara kelompok suplementasi air kelapa kemasan (1.009+0.007) dan kelompok air mineral (1.007+0.006) dengan nilai p=0.298. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar asam urat post intervensi antara kelompok suplementasi air kelapa kemasan (3.52+1.15) dan kelompok air mineral (3.53+0.82) dengan nilai p=0.991. Simpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antar suplementasi air kelapa kemasan dan air mineral dalam mengembalikan status hidrasi dan menurunkan kadar asam urat.

Background. 10% among fishermen got dehydration and can also cause shifting in uric acid excretion. This study want to know effectiveness of packaged coconut water supplementation in restoring hydration status and decrease blood uric acid levels compared to mineral water at fishermen. Methods. This study design was true experimental, comparison of postintervention for control and intervention group. 40 Fishermen were dividing into 2 treatment groups by randomization. The packaged coconut water group (n=20) and mineral water group (n=20). Before departing to sea, subjects must collect urine & blood sample for urine specific gravity (USG) and blood uric acid (UA), after that each subject was given rehydration fluid which contain supplemental (500ml) and basic needs fluids (2000ml). Immediately after returning from sea the fishermen were re-examined for UA & USG, also physical activity, and 24-hour food recall. Result. There are no significant mean different of urine specific gravity after intervention between packaged coconut water group (1,009+0.007) and mineral water group (1,007+0.006) with p value=0.298. There was no significant mean different of uric acid levels after intervention between packaged coconut water group (3.52+1.15) and mineral water group (3.53+0.82) with p value =0.991. The p value after intervention in both group showed a value of p>0.05. Conclusion. There were no significant differences between groups of packaged coconut water and mineral water to restore hydration status and reduce uric acid levels."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael Nanda Raudranisala
"Latar Belakang: Tingginya pajanan tekanan dan beratnya aktivitas fisik saat bekerja menyebabkan nelayan berisiko kehilangan cairan dan elektrolit tubuh. Kehilangan elektrolit ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan dan mempengaruhi produktivitas. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengkonsumsi cairan isotonik. Air kelapa merupakan cairan isotonik alami yang mudah didapat dan banyak beredar dalam bentuk kemasan dipasaran. Disisi lain mengkonsumsi air kelapa berisiko meningkatkan tekanan darah akibat peningkatan asupan harian natrium. Sehingga diperlukan adanya studi untuk mengungkap pengaruh suplementasi air kelapa kemasan terhadap kadar elektrolit darah dan tekanan darah pada nelayan
Metode: Penelitian true experimental pada populasi nelayan penangkap ikan dan pencari kerang dengan total subjek sebesar 37 yang dibagi secara random dan blinding menjadi 18 subjek untuk kelompok intervensi dan 19 subjek untuk kelompok kontrol. Subjek secara single blind diberikan cairan intervensi berupa air kelapa kemasan yang diberikan bersama dengan air mineral sebagai cairan kebutuhan dasar. Pengambilan data kadar elektrolit darah dan tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah bekerja.
Hasil: Dari hasil analisa statistik sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok suplementasi air kelapa terdapat penurunan bermakna kadar natrium darah (p 0.012) dan klorida darah (p 0.011), sedangkan kadar kalium dan tekanan darah tidak mengalami perubahan bermakna. Perbandingan kadar elektrolit darah dan tekanan darah setelah intervensi antara dua kelompok tidak menunjukan adanya perbedaan bermakna.
Kesimpulan. Secara statistik konsumsi air kelapa kemasan sebagai cairan suplementasi menyebabkan penurunan kadar natrium dan klorida darah mesikipun tidak bermakna secara klinis. Disisi lain jika dibandingkan dengan kelompok kontrol, air kelapa tidak berbeda dalam mempengaruhi kadar elektrolit darah dan tekanan darah.

Background: Being expose to heat stress and heavy physical work make fishermen at risk of losing body fluid and electrolyte. This condition can cause serious health problem and affect productivity. Consuming isotonic water will prevent those risk. Coconut water is a natural isotonic solution that widely available on commercial packaged. In other hand, consuming coconut water can increase daily sodium intake and increase blood pressure. Further study is needed to reveal the effect of packaged coconut water on blood electrolyte level and blood pressure among fisherman.
Method: True experimental study was conducted among fisherman and clam seeker. A total of 37 subjects was divided randomly into interventional group (18 subjects) and control group (19 subjects). Subject was single blindedly given packaged coconut water as interventional solution accompenied by mineral water as basic fluid needs. Blood electrolyte and blood pressure was obtained before and after work.
Result:Statistically analysed on pre and post intervention of packaged coconut water supplementation group, showed a significant decrease of blood sodium level (p 0.012) and blood chloride level (p 0.011). While post interventional comparison between two groups show no difference neither blood electrolyte level nor blood pressure.
Conclusion: Statistically consuming packed coconut water as supplementation resulting on a decrease of blood sodium and chloride level, eventhough the decrease is not clinically significant. In other hand comparing to control group, packed coconut water has no difference on affecting blood electrolyte level and blood pressure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verawati
"Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dark chocolate 30 g/hari selama 15 hari berturut-turut terhadap kadar NOx serum dan tekanan darah karyawan administrasi laki-laki dan perempuan penderita prahipertensi.
Metode. Penelitian ini adalah suatu uji klinis paralel. Sebanyak 32 subyek penelitian yang memenuhi kriteria dibagi dalam dua kelompok secara randomisasi blok. Sebanyak 16 orang mendapat dark chocolale 30 g/hari disertai dengan penyuluhan gizi dan 16 orang mendapat white chocolate 25 g/hari disertai dengan penyuluhan gizi. Data yang diambil meliputi usia aktivitas fisik, indeks massa tubuh, asupan energi, natrium, dam polifenol, kadar NOx scrum dan tekanan darah. Pemeriksaan kadar NOx serum dilakukan pra perlakuan (HO) dan pasca perlakuan (H+l6), sedangkan pengukuran tekanan darah dilakukan pra perlakuan (HO), selama perlakuan (I-I+8) dan pasca perlakuan (H+l 6).
Hasil. Asupan polifenol selama perlakuan lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol. Pasca perlakuan, didapatkan perbedaan yang bermakna pada kadar NOx serum antara kelompok P dengan kelompok K (p=0,00l). Tekanan darah pada kedua kelompok mengalami penurunan. Tekanan darah sistolik pasca perlakuan berbeda bermakna antara kelompok P dan kelompok K (p=0,00l), sedangkan tekanan darah diastolik menurun tidak bermakna (p=0,308). Tekanan darah sistolik dan diastolik pra dan pasca perlakuan kelompok P menurun bermakna (p<0,000), sedangkan tekanan darah sistolik dan diastolik pra dan pasca perlakuan pada kelompok K menurun tidak bermakna.
Kesimpulan. Setelah 15 hari perlakuan, terjadi peningkatan asupan polifenol di kelompok perlakuan yang disertai peningkatan kadar NOx serum dan penurunan bermakna tekanan darah sistolik, sedangkan tekanan darah diastolik menurun tidak bermakna.

Objective. This study was conducted to investigate the effect of dark chocolate 30 g/day for fifteen day on NOx serum level and blood pressure in male and female administration employee with prehypertension.
Methods. The study was a parallel clinical trial. A total of thirty two subjects who were selected using certain criteria divided into two groups using block randomization. Sixteen subjects received 30 g/day dark chocolate and dietary counseling (Treatment Group) and other 16 subjects received white chocolate 25 g/day and dietary counseling (Control Group) for fifteen days. Data collected in this study consist of age, physical activity, body massa index, intake of energy, sodium, and polyphenol, NOx serum levels and blood pressure. Assessment on NOx serum level were done in pre treatment and after treatment, while blood pressure were assessed in pre treatment, in treatment period and after treatment.
Results. Polyphenol intake in treatment periode in treatment group was significantly higher compared with control groups. After 15 days treatment, NOx scrum level between treatment and control groups was significantly different (p=0,00l). Both group had decreased systolic and diastolic blood pressure. Systolic blood pressure was decreased significantly between groups after treatment (p=0,001), while diastolic blood pressure was not significant (pr0,308). Systolic and diastolic blood pressure pre and after treatment in ueatment group were significantly decreased, while it was not significant in control group.
Conclusions. There was increased polyphcnol intake in treatment group which increased serum NOx level, significantly decreased systolic blood pressure while no significant decrease in diastolic blood pressure after 15 days treatment.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T32314
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Yunita
"Data THIRST menyatakan bahwa sebanyak 46,1% penduduk Indonesia mengalami dehidrasi ringan. Meskipun demikian, penelitian terhadap asupan cairan subjek berusia lanjut di Indonesia masih jarang dilakukan. Padahal, subjek berusia lanjut memiliki faktor risiko yang lebih besar untuk mengalami dehidrasi. Dampak dehidrasi pada subjek berusia lanjut juga cukup berbahaya, sehingga dalam penanganan dehidrasi dibutuhkan pengawasan dari orang-orang sekitar subjek. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan pada subjek berusia lanjut. Pengambilan data dilakukan di Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan pada Januari 2012. Peneliti memberikan kuesioner berisi 10 pertanyaan tentang asupan cairan yang terdiri atas 5 kategori, gejala, fungsi, keluarnya cairan, sumber, dan jumlah cairan, sebagai data untuk mengetahui tingkat pendidikan. Peneliti juga memberikan buku asupan cairan harian yang harus diisi subjek selama dua hari untuk mengukur asupan cairan subjek. Untuk mempermudah pengisian buku asupan cairan harian, peneliti memberikan gelas sebagai standar minum pada dua hari tersebut. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan pengambilan sampel secara total population. Data yang didapat akan dianalisis dengan uji chi-square menggunakan program SPSS version 19. Pada akhir penelitian terdapat 35 subjek penelitian yang berpartisipasi. Sebagian besar subjek, yaitu sebanyak 31 dari 35 subjek merupakan perempuan dan 20 dari 35 subjek tidak bersekolah. Sebanyak 19 dari 35 subjek memiliki tingkat pengetahuan buruk, sedangkan sebagian besar, yaitu sebanyak 32 dari 35 subjek memiliki asupan cairan adekuat. Pada penelitian ini didapatkan data bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan asupan cairan pada subjek berusia lanjut (p = 0,337).

Based on THIRST’s data, 46.1% citizens of Indonesia were diagnosed mild dehydration. In Indonesia, research about water intake in elderly are rarely held. Elderly has more risk factors to become dehydration and more dangerous complications because of dehydration. Elderly need supervision from others to control and remind them to drink. Because of that background, the purpose of this research is to know correlation between knowledge and water intake in elderly. Samples were collected in Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan on January 2012. As a method, researcher gave 10 questions’ questionnaire about body fluid, its function, resource, volume, signs and symptoms of dehydration. Those questionnaires were collected to measure their knowledge about water intake. Researcher also gave them ‘buku asupan cairan harian’ that had to be filled with their water intake during two days. To make it easier to fill the sheet, we gave them a standard glass so they only had to fill the sheet with how many glasses they drink that day. Researcher will convert it into milliliters. This is a cross sectional study with total population as sampling method. The data will be analyzed by chi-square test using SPSS version 19. Thirty one of 35 subjects are female and 20 of 35 subjects had not studied at school. Nineteen of 35 subjects had poor knowledge, yet 32 of 35 subjects had adequate water intake. From this research, we can make a conclusion that there is no correlation between knowledge and water intake in elderly (p = 0,337)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Shadrina
"Berbagai penelitian menunjukkan tingginya angka prevalensi dehidrasi ringan di Indonesia. Pria usia produktif merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki kecenderungan tinggi mengalami dehidrasi dikarenakan aktivitas fisik yang berat dalam kesehariannya. Dehidrasi pada derajat ringan dapat menyebabkan gangguan mood dan penurunan daya konsentrasi. Dehidrasi dapat dicegah dengan kebiasaan mengonsumsi cairan, adapun kebiasaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah pengetahuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat pengetahuan adalah salah satu faktor yang berpengaruh pada asupan cairan harian pria usia produktif. Penggunaan studi cross sectional ini dilakukan kepada 40 pria yang merupakan orang tua dari anak yang terdata sebagai siswa di Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, Jakarta Selatan. Seluruh subyek mendapatkan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan mengenai pengetahuan asupan cairan dan Catatan Asupan Cairan Harian yang harus diisi selama dua hari.
Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan uji chi square untuk variabel tingkat pengetahuan dan asupan cairan, serta uji alternatif Fischer untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan asupan cairan. Hasil yang diperoleh yaitu 46,2% subyek memiliki tingkat pengetahuan cukup mengenai asupan cairan, terdapat 7,7% subyek dengan pengetahuan baik mengonsumsi cairan secara tidak adekuat, sedangkan subyek dengan pengetahuan kurang terdapat 50% dengan asupan cairan tidak adekuat, maka tingkat pengetahuan memengaruhi asupan cairan seseorang (p<0,05).

Some studies show a high prevalence of mild dehydration in Indonesia. Men of productive age is highly prone to get dehydration due to their physical activities everyday. Dehydration, even in the mild form, lead to mood disorders and decrease in power of concentration. Dehydration can be prevented by making a good drinking habit. While one of factors that takes effect of habit is knowledge.
This research has a purpose that to know if knowledge is one of factors that influence daily fluid intake in men of productive age. Cross sectional study was conducted to 42 men whose children were students in Yayasan Kasih Keluarga, Pejaten, South Jakarta. All participants got questionnaire consists of ten questions about hydration knowledge and a note of daily fluid intake that should be filled within two days.
The data was analyzed by using chi-square test for hydration knowledge and fluid intake variable, and fischer test was used to know the correlation between hydration knowledge and daily fluid intake. The result was, among the participants there were 46.2% had enough hydration knowledge, 7.7% participant with good knowledge consumed water inadequately, whereas among participants with poor hydration knowledge there were 50% participants had poor daily fluid intake, so hydration knowlegde significantly influences daily fluid intake (p<0.05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emoto, Masaru
Bandung: MQ Publishing, 2006
333.914 EMO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deasy Listiyani
"Akses terhadap air minum yang layak merupakan hak asasi manusia. Air minum yang layak adalah air minum yang berasal dari air leding, sumur bor, sumur terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan. Di daerah perkotaan, sumber air minum layak lebih mudah didapatkan jika dibandingkan dengan di daerah pedesaan. Namun, sumber air minum di daerah perkotaan sudah banyak yang tercemar oleh limbah dan terkontaminasi bakteri.
Salah satu kota yang mengalami hal tersebut adalah Kota Bekasi. Sumber air minum baku Kota Bekasi hampir seluruhnya telah tercemar, akibatnya masyarakat menggunakan air minum dalam kemasan dan air isi ulang sebagai sumber utama air minum rumah tangga. Padahal menurut WHO/UNICEF dan juga pemerintah, air minum kemasan dan air isi ulang belum termasuk ke dalam kategori sumber air minum layak dikarenakan minimnya kontrol atas kualitas. Sumber air minum lainnya seperti sumur bor rentan terhadap kontaminasi mineral dan bakteri sementara air perpipaan PDAM belum mencakup seluruh wilayah Kota Bekasi.
Atas dasar permasalahan tersebut, penelitian ini akan melakukan identifikasi terhadap karakteristik rumah tangga yang menggunakan sumber air minum layak dan juga mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pilihan sumber air minum layak rumah tangga. Data penelitian diambil dari SUSENAS KOR tahun 2016 yang terdiri dari 925 rumah tangga dan dianalisa dengan model regresi logistik.
Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor tingkat pendidikan, status kepemilikan rumah, status perkawinan, jumlah pengeluaran dan kepemilikan mobil signifikan mempengaruhi keputusan pemilihan sumber air minum layak bagi rumah tangga di Kota Bekasi.

Access to adequate drinking water is a basic human right. Decent drinking water is drinking water from tap water, drilled wells, protected wells, protected springs and rainwater. In urban areas, decent drinking water sources are easier to obtain than in rural areas. However, drinking water sources in urban areas have been contaminated with waste and contaminated with bacteria.
One city that experienced it is the city of Bekasi. The source of drinking water in Bekasi City is almost entirely contaminated; consequently, the community uses bottled drinking water and refill water as the main source of household drinking water. Yet according to WHO / UNICEF and also the government, bottled water and refill water is not included in the category of drinking water source is feasible due to lack of control over quality. Other sources of drinking water such as drill wells are vulnerable to mineral and bacterial contamination while PDAM piped water does not yet cover all areas of Kota Bekasi.
On the basis of these problems, this study will identify household characteristics using appropriate drinking water sources as well as identify what factors influence the choice of a household's proper source of drinking water. The research data was taken from SUSENAS KOR 2016 consisting of 925 households and analyzed by logistic regression model.
The results of the study prove that the factor of education level, home ownership status, marital status, amount of expenditure and car ownership significantly influence the decision of election of drinking water source suitable for household in Bekasi City.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Mentari Sofyan Putri
"Nelayan adalah jenis pekerjaan dengan risiko kelelahan kerja yang tinggi. Kelelahan kerja dapat disebabkan oleh penurunan kadar elektrolit akibat dehidrasi yang dicetuskan oleh pajanan tekanan panas atau peningkatan kadar asam laktat akibat beban kerja yang tinggi. Salah satu cara mencegahnya adalah asupan cairan yang cukup. Sebagai contoh, air kelapa yang mudah ditemukan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh suplementasi air kelapa kemasan terhadap waktu reaksi dan kadar asam laktat. Desain penelitian ini adalah true experimental, comparison pre intervension-post intervension group. Intervensi berupa air kelapa kemasan dengan air mineral kemasan sebagai kontrol. Subjek berjumlah 18 orang pada kelompok intervensi dan 19 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner serta pemeriksaan kelelahan dengan waktu reaksi dan asam laktat. Pengukuran waktu reaksi setelah intervensi berbeda signifikan (p 0.001) antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada rangsang cahaya yang tidak ditemukan pada rangsang suara. Begitu pula dengan pemeriksaan asam laktat (p 0.121) antar kelompok. Hipotesis terbukti bahwa air kelapa kemasan berpengaruh lebih besar dalam mencegah kelelahan kerja berdasarkan waktu reaksi rangsang cahaya dan tidak ada pengaruh pemberian air kelapa kemasan terhadap perubahan kadar asam laktat.

Fishermen are a type of work with a high risk of work fatigue. Fatigue can be caused by a decrease in electrolyte levels due to heat stress-induced dehydration or an increase in lactic acid levels due to high workloads. One way to prevent this is adequate fluid intake. For example, coconut water is easily found in Indonesia. Therefore, this study aims to reveal the effect of supplementation of packaged coconut water on reaction time and lactic acid levels. The design of this study is true experimental, comparison pre intervention-post intervention group. Interventions in the form of packaged coconut water with packaged mineral water as a control. Subjects numbered 18 people in the intervention group and 19 people in the control group (after drop out). Data retrieval was carried out by guided interviews using questionnaires and measurement of fatigue with reaction time and lactic acid. The measurement of reaction time after intervention differed significantly (p 0.001) between the intervention group and the control group in visual stimuli, which was not found in the auditory stimuli. Similarly, the lactic acid examination did not differ significantly (p 0.121) between groups. The hypothesis is proven that packaged coconut water has a greater effect in preventing work fatigue based on visual reaction time and there is no effect of giving packaged coconut water to changes in lactic acid levels."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Pracastino Heston
"Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menargetkan pemenuhan kebutuhan 100% layanan air minum dan sanitasi pada tahun 2019, namun capaian akses air minum saat ini baru mencapai 72%. Salah satu program PUPR yaitu PAMSIMAS, berupaya mendorong penyediaan air bersih yang digunakan kebutuhan domestik berbasis masyarakat. Program ini walau sudah melibatkan masyarakat dari awal program, dan sudah tersedia pedoman dalam operasi dan pemeliharaan, belum semua wilayah berhasil dalam memelihara keberlanjutan operasi sarana dan prasarananya. Penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi permasalahan serta kebutuhan teknologi dari PAMSIMAS. Studi ini menggunakan metode kuantitatif – kualitatif (mixed method) dengan pendekatan kualitatif, yaitu diistilahkan sebagai Problem Solving and Decision Making (PSDM) untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan berupa solusi teknologi. Hasilnya berupa kebutuhan untuk pengembangan teknologi, yang dapat diterapkan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan di lapangan, antara lain: Instalasi IPA Merotek dengan penambahan proses elektrolisis, Teknologi Saringan Rumah Tangga dilengkapi dengan proses desinfeksi, Teknologi Meteran Air dengan Sistem Prabayar, dan Teknologi Penangkapan dan Pengolahan Air Hujan Sistem Komunal."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2022
728 JUPKIM 17:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>