Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112920 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lumban Gaol, Donnie
"Latar Belakang dan Tujuan: Korelasi antara kadar asam urat dan penyakit kardiovaskular sudah lama diketahui dan terdapat sejumlah penelitian epidemiologi melaporkan korelasi antara kadar asam urat dan berbagai kondisi penyakit kardiovaskular. Kami meneliti korelasi antara kadar asam urat terhadap kompleksitas stenosis arteri koroner pada pasien sindrom koroner akut berdasarkan skor SYNTAX.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah studi analisis korelasi dengan desain potong lintang pada total 60 pasien sindrom koroner akut yang menjalani angiografi koroner dari data rekam medik. Penelitian dilakukan di RSCM pada bulan November 2012 dengan sampel data rekam medik ICCU RSCM Januari 2012-Oktober 2012, menggunakan teknik sampling konsekutif. Analisis korelasi pearson digunakan untuk melihat korelasi kadar asam urat dengan kompleksitas stenosis arteri koroner pada pasien sindrom koroner akut, dan analisis multivariat regresi linier.
Hasil: Analisis korelasi Pearson pada kadar asam urat terdapat korelasi positif lemah yang bermakna terhadap skor SYNTAX (r=0.3, p=0.02). Kadar asam urat memiliki pengaruh 8 % terhadap kompleksitas stenosis arteri koroner. Analisis multivariat regresi linier menunjukkan asam urat (?; 0.3, p<0.018) merupakan faktor independen terhadap skor SYNTAX.
Kesimpulan: Pada penelitian kami, kadar asam urat memiliki korelasi lemah dengan kompleksitas stenosis arteri koroner arteri koroner pada pasien sindrom koroner akut. Penelitian selanjutnya dianjurkan apakah pemberian inhibitor xanthine oxidase dapat mencegah progresifitas penyakit arteri koroner.

Background and Objectives: Serum uric acid has been associated with increased cardiovascular risk in general population recently in many studies. We hypothesized that serum uric acid would be correlated with severity of coronary artery disease. We therefore investigated the link between serum uric acid level and the extend of coronary artery disease (CAD) assessed by SYNTAX score (SS).
Materials and Methods: Subjects’ data were collected through medical record consecutively. A cross sectional study performed in 60 acute coronary syndrome patients who underwent coronary angiography in ICCU, Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, from January 2012 untill October 2012. We analyzed the correlation serum levels of uric acid and angiographic severity of CAD. SS was used for assessing the severity of coronary artery disease.
Result: Serum level of uric acid positively weak correlated with SS (r=0.3, p=0.02). Multivariate regression analysis showed that serum level uric acid (?;0.3, p<0.018) were the independent for SS.
Conclution: Serum level of uric acid is independenly correlated with the severity and complexity of CAD evaluated by SS in patient acute coronary syndrome.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T57622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diding Heri Prasetyo
"Latar Belakang: Sindrom koroner akut (SKA) adalah gangguan yang mengancam jiwa yang tetap menjadi sumber morbiditas dan mortalitas yang tinggi meskipun ada kemajuan dalam pengobatan. Hubungan antara asam urat serum dengan penyakit jantung iskemik masih kontroversial dan belum ditetapkan sebagai faktor risiko kardiovaskular. Interaksi kooperatif antara keduanya tidak sepenuhnya dipahami. Beberapa bukti epidemiologis hubungan kausal tersebut masih kontroversial. Sering sekali penelitian dengan kasus yang sama dan menggunakan metode yang sama tetapi hasilnya berbeda.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan meta analisis untuk mensintesis hasil-hasil penelitian yang berbeda tersebut agar diperoleh data baru yang bersifat kuantitatif dan lebih akurat.
Metode: Protokol penelitian didaftarkan di PROSPERO (CRD42020210948) dan telaah sistematis mengikuti pedoman preferred reporting items for systematic reviews and meta-analyses (PRISMA), dengan menelusuri studi yang dipublikasikan dalam rentan waktu dari Januari 2010 hingga Mei 2020. Cochrane Library, Ebsco, Medline/PubMed, ProQuest dan Sience Direct adalah sumber dari studi yang dipublikasikan. Meta analisis dilakukan untuk mensintesis korelasi antara kadar asam urat serum dan keparahan stenosis arteri koroner. Heterogenitas dinilai menggunakan I2, dan meta analisis menggunakan perangkat lunak Comprehensive Meta Analysis Version 3 (CMA3).
Hasil: Lima studi (n = 601 pasien) diidentifikasi didapatkan korelasi antara kadar asam urat serum dan skor Gensini (r = 0,548; p <0,001) pada pasien SKA. Bias heterogenitas ditemukan dalam analisis.
Simpulan: Keparahan stenosis arteri koroner pada pasien dengan SKA berkorelasi positif dengan kadar asam urat serum.

Background: Acute coronary syndrome (ACS) is a life-threatening disease which remains a source of high morbidity and mortality despite advances in treatment. The relationship between serum uric acid (SUA) level and ischemic heart disease abides controversial and still has not been established as a cardiovascular risk factor. The cooperative interaction between those two factors is not fully understood. Prior epidemiological evidences of the causal relationship is still argumentative. There were various studies using the same methods yet the outcome were different.
Objective: This study aims to conduct a meta-analysis to synthesize the results of recent studies in order to obtain data quantitatively and also accurately.
Methods: The study protocol was registered in PROSPERO (CRD42020210948) and systematic study follows the guidelines for preferred reporting items for systematic reviews and meta-analysis (PRISMA), tracing studies published in January 2010 to May 2020. Sources of database using Cochrane Library, Ebsco, Medline/PubMed, ProQuest and Science Direct. Meta-analysis was conducted to synthesize the associations between SUA level and severity of coronary artery stenosis. Heterogeneity was assessed using I2, and the meta-analysis was performed using Comprehensive Meta Analysis Version 3 (CMA3) software.
Results: Five studies (n = 601 patients) identified a correlation between serum uric acid levels and Gensini scores (r = 0.548; p <0.001) in ACS patients. Heterogeneity bias was found in the analysis.
Conclusions: The severity of coronary artery stenosis in patients with ACS is positively correlated with serum uric acid levels"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam
"Latar Belakang: Obesitas merupakan masalah global yang prevalensinya terus meningkat, terutama pada individu sedenter.  Peningkatan lemak viseral pada obesitas berperan penting dalam terjadinya kelainan metabolik, seperti hiperurisemia. Hiperurisemia dapat mengakibatkan disfungsi endotel yang menyebabkan aterosklerosis. Studi ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara lemak viseral dan asam urat pada pekerja kantor di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Metode: Studi potong lintang ini dilakukan pada 92 pekerja kantor dengan obesitas (IMT ≥25 kg/m2) di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Pengukuran lemak viseral menggunakan bioelectrical impedance analysis (BIA) seca mBCA 525, dengan lemak viseral ≥2,3 L pada laki-laki; ≥1,7 L pada perempuan menunjukkan peningkatan lemak viseral. Faktor komorbiditas juga diobservasi pada studi ini.
Hasil: 29% subjek dengan hiperurisemia dan 86% subjek dengan lemak viseral yang tinggi. Median lemak viseral 2,8 L dan rerata asam urat serum 5,7 mg/dL. Komorbid tertinggi, yaitu dislipidemia, disusul dengan hipertensi, merokok, dan DM. Terdapat korelasi positif yang signifikan dengan kekuatan lemah antara lemak viseral dan asam urat serum (r=0,363; p<0,001).
Kesimpulan: Ditemukan korelasi positif yang signifikan dengan kekuatan lemah antara lemak viseral dan asam urat serum pada pekerja kantor dengan obesitas

Background: Obesity is an increasing, global public health issue, largely in sedentary lifestyle. Increased visceral fat in obesity has an important role in metabolic disorders, including hyperuricemia. Hyperuricemia can result in endothelial dysfunction that causes atherosclerosis. This study examined correlation between visceral fat and uric acid in obese office workers at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital.
Method: This cross sectional study involving 92 office workers with obesity (BMI ≥25 kg/m2) at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Visceral fat (VF) was measured using bioelectrical impedance analysis (BIA) seca mBCA 525, and VF ≥2,3 L in men; ≥1,7 L in women was defined as increased VF. The frequencies of comorbidity were also investigated.
Results: 29% of subjects with hyperuricemia and 86% of subjects with increased VF. Median VF was 2.8 L and mean serum uric acid was 5.7 mg/dL. The highest comorbidity is dyslipidemia, followed by hypertension, smoking, and DM. There is a significant positive weak correlation between visceral fat and serum uric acid (r=0.363; p<0.001).
Conclusion: This study shows a significant positive weak correlation between visceral fat and serum uric acid in office workers with obesity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fattrias Handayani Jayaatmaja
"Kadar TNF-α didapatkan jauh lebih tinggi pada penderita MDR-TB dibandingkan
dengan penderita TB sensitif obat, TNF-α dinyatakan sebagai salah satu sitokin
proinflamasi yang dapat menekan selera makan. Asam lemak omega-3 diketahui
memiliki efek antiinflamasi, namun efek terhadap selera makan masih
menunjukkan hasil beragam, penelitian mengenai asupan asam lemak omega-
3/omega-6 yang dapat mendukung selera makan pada penderita MDR-TB belum
pernah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara rasio
asupan asam lemak omega-3/omega-6 dengan selera makan yang dimediasi oleh
TNF-α pada pasien MDR-TB paru. Penelitian potong lintang ini dilakukan kepada
46 subyek laki-laki dan perempuan dewasa penderita MDR-TB yang sedang
menjalani terapi fase intensif. Data dikumpulkan melalui kuesioner, food recall
1x24 jam, pengukuran antropometri dan pengambilan darah vena. Analisis korelasi
menggunakan uji pearson dan spearman. Rasio asupan asam lemak omega-
3/omega-6 yang didapatkan adalah 0,11±0,05, nilai tengah TNF-α 7,49(1,66-
447,62) pg/ml dan rerata selera makan 58,72±26,7. Hasil penelitian ini
menunjukkan tidak terdapat hubungan antara rasio asupan asam lemak omega-
3/omega-6 dan TNF-α (r=0,16; p=0,91), terdapat hubungan positif antara TNF-α
dengan selera makan (r=0,31; p=0,04), serta tidak terdapat hubungan antara rasio
asupan asam lemak omega-3/omega-6 dengan selera makan (r=-0,1; p=0,54) pada
penderita MDR-TB paru.

TNF-α levels were found to be much higher in MDR-TB patients compared to drugsensitive
TB patients, TNF-α is stated as one of the pro-inflammatory cytokines that
can suppress appetite. Omega-3 fatty acid are known to have anti-inflammatory
effects, but the effects towards appetite are still conflicting, research on the intake
of omega-3 / omega-6 fatty acid which can support appetite in patients with MDRTB
has never been done. This study was conducted to determine the relationship
between ratio of omega-3 / omega-6 fatty acid intake and appetite mediated by
TNF-α in pulmonary MDR-TB. This cross-sectional study was conducted on 46
adult male and female subjects with MDR-TB who were undergoing intensive
phase therapy. Data were collected through questionnaires, 1x24 hours food recall,
anthropometric measurements and venous blood collection. Correlation analysis
used pearson and spearman test. The ratio of omega-3 / omega-6 fatty acid intake
is 0.11±0.05, median value of TNF-α 7.49(1.66-447.62) pg/ml and average of
appetite 58.72±26.7. In conclusion, there is no relationship between the ratio of
omega-3 / omega-6 fatty acid intake and TNF-α (r=0,16; p=0,91), there is
correlation between TNF-α and appetite (r=0.31; p=0.04), and there is no
relationship between the ratio of omega-3 / omega-6 fatty acid intake with appetite
(r=-0,1; p=0,54) in patients with pulmonary MDR-TB.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Edward
"Latar Belakang. 10% nelayan mengalami dehidrasi, sehingga berefek pada gangguan sekeresi metabolit seperti asam urat. Nelayan merupakan pekerjaan yang rentan terkena pajanan tekanan panas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas suplementasi air kelapa kemasan dalam mengembalikan status hidrasi dan penurunan kadar asam urat pada nelayan. Metode. Desain penelitian ini adalah true experimental, comparison pre intervention-post intervention control group terhadap 2 kelompok perlakuan menggunakan randomisasi. Kelompok suplementasi air kelapa kemasan (n=20) dan kelompok suplementasi air mineral (n=20). Sebelum melaut para subjek dilakukan pemeriksaan berat jenis urin dan kadar asam urat darah. Kemudian setiap subjek diberikan cairan rehidrasi yang terdiri dari cairan intervensi (500 ml) dan cairan dasar (2000 ml). Segera setelah kembali melaut para nelayan kembali diperiksa asam urat, berat jenis urine, aktivitas fisik dan food recall 24 jam. Hasil. Tidak terdapat perbedaan rerata berat jenis urine post intervensi antara kelompok suplementasi air kelapa kemasan (1.009+0.007) dan kelompok air mineral (1.007+0.006) dengan nilai p=0.298. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar asam urat post intervensi antara kelompok suplementasi air kelapa kemasan (3.52+1.15) dan kelompok air mineral (3.53+0.82) dengan nilai p=0.991. Simpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antar suplementasi air kelapa kemasan dan air mineral dalam mengembalikan status hidrasi dan menurunkan kadar asam urat.

Background. 10% among fishermen got dehydration and can also cause shifting in uric acid excretion. This study want to know effectiveness of packaged coconut water supplementation in restoring hydration status and decrease blood uric acid levels compared to mineral water at fishermen. Methods. This study design was true experimental, comparison of postintervention for control and intervention group. 40 Fishermen were dividing into 2 treatment groups by randomization. The packaged coconut water group (n=20) and mineral water group (n=20). Before departing to sea, subjects must collect urine & blood sample for urine specific gravity (USG) and blood uric acid (UA), after that each subject was given rehydration fluid which contain supplemental (500ml) and basic needs fluids (2000ml). Immediately after returning from sea the fishermen were re-examined for UA & USG, also physical activity, and 24-hour food recall. Result. There are no significant mean different of urine specific gravity after intervention between packaged coconut water group (1,009+0.007) and mineral water group (1,007+0.006) with p value=0.298. There was no significant mean different of uric acid levels after intervention between packaged coconut water group (3.52+1.15) and mineral water group (3.53+0.82) with p value =0.991. The p value after intervention in both group showed a value of p>0.05. Conclusion. There were no significant differences between groups of packaged coconut water and mineral water to restore hydration status and reduce uric acid levels."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie
"Asam dokosaheksaenoat (DHA) sangat penting bagi pertumbuhan
sistem saraf dan penglihatan bayi karena merupakan asam lemak utama
dalam fosfolipid otak dan retina. Namun, manfaat penambahan DHA dalam
susu formula bayi masih kontroversial. Pemberian DHA yang berlebihan pada
bayi perlu diwaspadai mengingat kemungkinan terjadinya efek samping yang
ditimbulkannya. Penelitian ini bertujuan memperoleh metode analisis DHA
secara kromatografi gas (KG) yang valid yang akan diterapkan untuk
menetapkan kadar DHA dalam susu formula. Sebelum disuntikkan ke alat
KG, lemak susu diekstraksi dengan kloroform-metanol (1:2) dan kemudian
dimetilasi dalam metanol-toluen (4:1) dengan asetil klorida. Kondisi KG yang
digunakan yaitu: suhu injektor 230ºC, suhu detektor 250ºC, suhu oven
terprogram dengan suhu awal 130ºC dinaikkan 2ºC/menit sampai 230ºC
kemudian suhu ditahan selama 20 menit, laju alir helium 2,00 ml/menit, split
1:3. Metode ini telah memenuhi syarat uji presisi dan uji perolehan kembali.
Hasil penetapan kadar DHA dari 5 sampel susu formula bayi dan anak yaitu
(27,49 ± 0,62) mg/100 g, (31,14 ± 0,43) mg/100 g, (11,83 ± 0,38) mg/100 g,
(19,34 ± 0,58) mg/ 100 g, dan (45,87 ± 0,42) mg/100 g."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevano Julio Wijoyo
"Pendahuluan: Asam galat adalah salah satu senyawa aktif yang dapat menyebabkan apoptosis pada sel kanker paru manusia. Aktivitas antikanker paru yang mengesankan dari asam galat mendorong dilakukannya penelitian untuk menguji aktivitas sitotoksik senyawa turunan asam galat (alkil amida galat) terhadap sel kanker paru A549.
Metode: Enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis, yaitu Senyawa metil amida galat, etil amida galat, butil amida galat, sek-butil amida galat, ters-butil amida galat, dan heksil amida galat diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker paru A549 dengan metode MTT Proliferation assay. Data yang dihasilkan dianalisa menggunakan analisis regresi linear untuk mendapatkan nilai IC50. Hasil uji aktivitas sitotoksik senyawa alkil amida galat hasil sintesis dibandingkan dengan hasil uji aktivitas sitotoksik asam galat sebagai senyawa asli dan doxorubicin selaku kontrol positif.
Hasil: Jika dibandingkan dengan asam galat (IC50: 23.2 μM) dan doxorubicin (IC50: 31.1 μM), keenam senyawa alkil amida galat, yaitu metil amida galat, etil amida galat, butil amida galat, sek-butil amida galat, ters-butil amida galat, dan heksil amida galat memperlihatkan sitotoksisitas yang lebih kuat terhadap sel kanker paru A549 dengan nilai IC50 berkisar dari 5.4 μM hingga 30.0 μM.
Kesimpulan: Enam senyawa alkil amida galat berpotensi dikembangkan lebih lanjut sebagai agen antikanker paru.

Objective: Gallic acid has shown its potential to induce apoptosis in lung cancer cells. Its impressive anti-lung cancer agent prompted us to conduct research that is aimed to evaluate six alkyl amide derivatives of gallic acid against lung cancer A549 cells.
Methods: six synthesized compounds of alkyl amide gallate, which are methyl amide gallate, ethyl amide gallate, butyl amide gallate, sec-butyl gallate, ters-butyl gallate and hexyl amide gallate, will be evaluated their cytotoxicities agains lung A549 cells by MTT Proliferation assay. Linear regression analysis is used to analyzed the data to generate IC50 value. Cytotoxicity results of alkyl amide gallates will be compared with cytotoxicity result of gallic acid as an original compound and with doxorubicin as positive control.
Results: Compared with gallic acid (IC50 23.2 μM) and doxorubicin (IC50 31.1 μM), six derivatives of aklyl amide gallates (methyl-, butyl-, sec-butyl-, ters- butyl, and hexyl amide gallate) shows better cytotoxic activity against lung A549 cells, with IC50 value range from 5.4 μM to 30.0 μM.
Conclusion: Six compounds of Alkyl amide gallate could be further developed as anti-lung cancer agent.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Budiarti
"Latar Belakang. Endometriosis ditandai dengan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus, salah satunya disebabkan oleh disregulasi apoptosis sel yang memicu ketahanan sel ektopik. Asam galat dan turunannya pada beberapa penelitian mampu menghambat karsinogenesis pada beberapa cell line kanker. Penelitian kami terdahulu membuktikan asam galat dan turunannya dapat menekan proliferasi sel dan meningkatkan apoptosis sel endometriosis in vitro, namun efeknya terhadap mekanisme jalur apoptosis instrinsik belum di buktikan. Metode. Sel endometriosis berasal dari jaringan endometrium pasien laparaskopi, diisolasi secara enzimatis dan dikultur primer. Sel kultur diberi perlakuan asam galat, heptil galat, oktil galat dengan dosis 51,2 μg/ml, 102,4 μg/ml dan 153,6 μg/ml selama 48 jam, dilanjutkan induksi 10 ng/ml LPS selama 24 jam . Kelompok kontrol hanya di induksi LPS tanpa perlakuan. Ekspresi relatif mRNA Bax, Bcl-2, dan Caspase-3 dinilai dengan qRT-PCR. Hasil. Peningkatan tertinggi ekspresi mRNA Bax dan penekanan tertinggi ekspresi mRNA Bcl-2 pada oktil galat dosis 153,6 μg/ml. Peningkatan ekspresi mRNA Bax, dan penurunan ekspresi mRNA Bcl-2 akan di ikuti dengan peningkatan ekspresi mRNA Caspase-3. Secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan ekspresi mRNA Bax, Bcl-2, dan Caspase-3 (p > 0,05). Kesimpulan. Oktil galat, asam galat, dan heptil galat memiliki efek potensial pada mekanisme apoptosis intrinsik.

Background. Endomeriosis characterized by the presence of extrauterine endometrial tissue, one of which caused by disregulation of apoptosis that contribute of endometrial ectopic survival. Our previous research has proven that gallic acid and its derivatives can suppress proliferation and induce apoptosis endometriosis cell in vitro. However, the effect of gallic acid and its derivatives on apoptosis intrinsic pathway mechanism is not proven yet. Method. Endometriosis cell from endometriosis patiens who had undergone laparascopy surgery were isolated by enzimatic reaction and primary cultured. Cultured cells treated by gallic acid, heptyl gallate and octyl gallate each with dosage 51.2 μg/ml, 102.4 μg/ml, 153.6μg/ml for 48 hours, than induced by LPS 10 ng/ml for 24 hours. Parameter research was assessed by qRT-PCR for mRNA expression of Bax, Bcl-2, Caspase-3. Result. Octyl gallate showed more effect to induce apoptosis intrinsic . Endometriosis cell were treated with octyl gallate shown increases of Bax and Caspase3 mRNA expression than decrease of Bcl-2 mRNA expression. Statistically, mean differences are not significant between treatment groups and mRNA expression (p > 0.05). Conclusion. This study exhibited that octyl gallate has a more potential effect on apoptosis intrinsic in endometriosis cell cultures followed by gallic acid and heptyl gallate and their potency as treatment for endometriosis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Ratna Mukti Umpuan
"Latar belakang. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa hiperurisemia mengambil bagian dalam berkontribusi dalam berkontribusi pada proses sindrom metabolik dua arah. Hiperurisemia merupakan kelainan metabolisme asam urat yang menghasilkan kondisi SUA yang berlebihan dalam plasma darah sebagai akibat dari degradasi metabolisme purin. Namun, masih ada penelitian SUA dan sindrom metabolik yang langka pada subjek dewasa muda dan tidak ada penelitian yang pernah dilakukan pada FDR dewasa muda dari subjek T2DM sejauh ini secara lokal dan internasional. Untuk mengetahui perbedaan kadar asam urat serum (SUA) antara derajat-kerabat pertama (FDR) diabetes melitus tipe 2 (T2DM) dan non-FDR T2DM, serta korelasinya dengan resistensi insulin pada FDR T2DM.
Metode. Sebanyak 126 (62 FDR dan 64 non-FDR, berusia 25-39 tahun) mata pelajaran terdaftar. Indeks massa tubuh, lingkar pinggang, tekanan darah, glukosa plasma puasa, profil lipid dan kadar SUA diukur. Subjek dengan gangguan toleransi glukosa dan hipertensi tidak termasuk. Hiperurisemia didefinisikan oleh American College of Rheumatology (≥ 7,0 mg/dL untuk pria dan ≥ 6,5 mg/dL untuk wanita), resistensi insulin didefinisikan oleh Homeostatic Model Assessment for Insulin Resistance (HOMA-IR). Sebanyak 126 subjek yang memenuhi kriteria inklusi. Kami tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam karakteristik dasar kelompok FDR dan non FDR dari kelompok T2DM. Tingkat SUA tidak berbeda antara FDR dan non-FDR T2DM (5,75 1,41 mg/dL dan 5,54 1,80 mg/dL, p = 0,287). Tidak ada korelasi antara SUA dan resistensi insulin pada FDR T2DM (r = 0,208, p = 0,105).
Kesimpulan. Tingkat SUA dalam normoglikemia dan normotensi FDR T2DM tidak berbeda dibandingkan dengan non-FDR T2DM. Tidak ada korelasi antara SUA dan resistensi insulin pada orang dewasa muda yang sehat dari FDR T2DM.

Background. Previous studies showed that hyperuricemia takes part in contributing the process of metabolic syndrome bidirectionally. Hyperuricemia is an abnormality of uric acid metabolism which produce a condition of excessive SUA in blood plasma as a result of degradation from purine metabolism. However, there is still scarce research of SUA and metabolic syndrome on young adult subjects and no study has ever done in young adult FDR of T2DM subjects so far locally and internationally. To determine difference of serum uric acid (SUA) level between first degree-relatives (FDR) of type 2 diabetes mellitus (T2DM) and non-FDR of T2DM, and its correlation with insulin resistance in FDR of T2DM.
Methods. A total of 126 (62 FDR and 64 non-FDR, aged 25-39 years) subjects were enrolled. Body mass index, waist circumference, blood pressure, fasting plasma glucose, lipid profile and SUA levels were measured. Subjects with impaired glucose tolerance and hypertension were excluded. Hyperuricemia was defined by American College of Rheumatology (≥ 7.0 mg/dL for males and ≥ 6.5 mg/dL for females), insulin resistance was defined by Homeostatic Model Assessment for Insulin Resistance (HOMA-IR).
Results. There were 126 subject met inclusion criteria. We discovered no significant differences in basic characteristics of both FDR and non FDR of T2DM groups. SUA level was not different between FDR and non-FDR of T2DM (5.75+1.41 mg/dL and 5.54+1.80 mg/dL, p = 0.287). There was no correlation between SUA and insulin resistance in FDR of T2DM (r = 0.208, p = 0.105).
Conclusions.  SUA level in normoglycemia and normotensive FDR of T2DM was not different compared to non-FDR of T2DM. There was no correlation between SUA and insulin resistance in healthy young adults of FDR of T2DM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Haryo Yudanto
"ABSTRACT
Laju filtrasi glomerulus menjadi salah satu indikator keseluruhan tingkat fungsi ginjal. Selain pemeriksaan laju filtrasi glomerulus terdapat pula pemeriksaan lainnya yang juga dinilai dapat menggambarkan kondisi tersebut, yaitu pemeriksaan kadar asam urat. Namun selama ini belum adanya kepastian korelasi dan ukuran kadar asam urat yang sesuai untuk menentukan stadium penyakit ginjal kronik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat korelasi antara Kadar asam urat dalam darah dan laju filtrasi glomerulus pada penderita penyakit ginjal kronik. Penelitian menggunakan desain potong lintang pada 75 orang pasien penyakit ginjal kronik yang melakukan pemeriksaan asam urat dan laju filtrasi glomerulus pada Laboratorium RSCM data sekunder. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearmans. Hasil penelitian ini, terdapat hubungan yang signifikan antara kadar asam urat darah dengan kadar laju filtrasi glomerulus p: 0,005; r: -0,362. Kesimpulannya, terdapat korelasi lemah negatif antara kadar asam urat darah dengan kadar laju filtrasi glomerulus pada pasien penyakit ginjal kronik. Kondisi ini kemungkinan dapat terjadi karena adanya faktor-faktor lain yang lebih berkontribusi terhadap kadar asam urat dan kadar laju filtrasi glomerulus.

ABSTRACT
Glomerular filtration rate is an indicator of kidney function. Beside of glomerular filtration rate, uric acid measurement in blood is also kidney function indicator. However, correlation between uric acid level and chronic kidney disease stadium has not been established. This research aims to find the correlation between those two variables. This research was done from laboratory result of 75 chronic kidney disease patients who underwent uric acid and glomerular filtration rate examination in RSCM laboratory. Sparmann rsquo s correlation test was done and showed significant correlation between blood uric acid level p 0.005 r 0.362 . Therefore, there is weak negative correlation between blood uric acid level and glomerular filtration rate in chronic kidney disease patients. It can be caused by other more contributing factors to blood uric acid level and glomerular filtration rate. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>