Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104746 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukma Widyanti
"Tesis ini mengangkat mengenai fenomena pencalonan kepala daerah pada era desentralisasi politik di Indonesia, yang memungkinkan warga memilih secara langsung dan memiliki calon diluar partai politik, yaitu calon independen. Kekuatan tesis ini adalah pada kemampuannya menjelaskan teori Anthony Giddens tentang strukturasi, kekuatan struktur dan agen yang saling mempengaruhi di dalam sistem sosial masyarakat Jakarta. Gerakan politik yang dilakukan oleh Calon independen Gubernur DKI Jakarta 2012 Faisal Basri dan Biem T. Benjamin, sebagai representasi dari kekuatan civil society, membuktikan bahwa kekuatan agen mampu pada tingkatan tertentu mempengaruhi dan mensiasati struktur, aturan dan sumberdaya politik dalam perebutan kekuasaan. Keberhasilan mereka memperoleh suara diatas pasangan partai politik, sekaligus dapat mengkoreksi teori Oligarki bahwa kekuatan uang masih dapat dikalahkan oleh kekuatan agen yang berintegritas dengan praktik sosial berbeda. Penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi terlibat mampu menunjukkan keseluruhan proses dan dialektika sejak pencalonan hingga pemilihan Pemilukada Jakarta 2012.

This thesis seeks to explain and capture the phenomenon on the regional leader’s election in the political decentralization era in Indonesia. In this era, citizens are allowed to choose directly and have the candidate outside political party as head region, namely independent candidate. The strength of this thesis provides the explanation of Anthony Giddens theories on structuration, structural strength and agents which are interdependent each other in the DKI Jakarta social system. Political movement which had raise by independent candidate on DKI Jakarta governor election in 2012, Faisal Basri and Biem T Benyamin represent the strength and power of civil society. The presence of independent candidate has proved that the strengths of agency in the specific level are able to influence and get ahead over the structure, rule and political resources in political struggle. The evidence that they get more votes rather than the political party candidate correct the oligarchy theory. This fact also shown that the money power can still be defeated by the integrity agency with specific social practice. Qualitative research with in-depth interview and participant observation were able give the explanation and analyzed the overall process, dynamic and dialectic in the DKI Jakarta governor general election 2012 since the nomination. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Elektrika Puspitasari
"Penelitian ini mendeskripsikan strategi komunikasi politik melalui media sosial yang dilakukan oleh calon independen Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Faisal Basri dan Biem Benjamin. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Faisal-Biem telah menyampaikan pesan-pesan berulang di media sosial dengan metode informatif dan edukatif, namun kurang persuasif. Secara garis besar, strategi komunikasi politik yang dilakukan cukup optimal terutama dalam membangun citra politik sebagai pemain baru di kancah perpolitikan. Elemen-elemen penting dalam pembentukan citra sudah saling terintegrasi dan dibangun secara bersamaan dalam strategi yang dilakukan oleh Faisal-Biem. Citra independen dan bersih yang dikomunikasikan melalui media sosial telah diwujudkan dengan sistem penggalangan donasi online. Pemeliharaan citra tersebut dilakukan dengan penciptaan hubungan, meski masih tergolong statis. Tidak hanya independensinya, dominasi media sosial pada strategi yang dilakukan oleh Faisal-Biem juga telah menambahkan warna baru bagi demokrasi dan juga menjadi pembelajaran politik terutama dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012. Meski peran media konvensional belum tergantikan, namun keberadaan media sosial dapat menjadi senjata pelengkap dalam berkomunikasi dan membentuk citra politik. Penelitian ini hanya fokus kepada pemaparan strategi komunikasi politik dan pembentukan citra, untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut pada pasca-pemilihan untuk mengukur tingkat keberhasilannya.

This study describes the political communication strategy through social media conducted by independent candidates for DKI Jakarta gubernatorial election, Faisal Basri and Biem Benjamin. This is a descriptive qualitative research, focus on Faisal-Biem?s strategy in communicating and building political image. Faisal-Biem had successfully delivered political verbal text messages with redundancy, informative and educative methods, but less persuasive. However, the political communication strategy in building political brand as a newcomer in the political arena was well managed. Essential elements in the personal branding concept have been integrated well with each other and built simultaneously. The online donations system became a realization of their independent image. Not only their independence, but the dominant use of social media in their strategy has brought a new atmosphere as well as a political education for the democracy system in Indonesia. Although the role of the conventional media has not been replaced, the existence of social media could be an effective complementary weapon in communicating and forming political brand. Further research after the Jakarta gubernatorial election is needed to measure the success rate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30752
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kuntoro
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 1999
341.44 ANA (4)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Daniyal Taufan
"Tesis ini membahas mengenai pemberian salinan Akta Risalah Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham RUPS Tahunan dan Luar Biasa Perseroan Terbatas yang tidak diberikan oleh notaris kepada salah satu pemegang saham, sesuai dengan Undang-Undang Jabatan Notaris dan Undang-Undang Perseroan Terbatas, dengan studi kasus Putusan Nomor 642/PDT/2017/PT.DKI. Permasalahan yang dibahas dalam tesis ini yaitu, peran dan fungsi Notaris dalam pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham suatu Perseroan Terbatas, tanggung jawab Notaris terhadap kewajiban pemberian salinan akta Rapat Umum Pemegang Saham kepada pemegang saham, dan mekanisme pemberian ganti kerugian terhadap para pihak berkaitan dengan tidak diberikannya salinan akta rapat umum pemegang saham oleh Notaris. Metode yang digunakan adalah metode penelitian Yuridis-Normatif, dengan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif analisis. Hasil penelitian ini ialah, peran dan fungsi Notaris dalam pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham, dan Pertanggung jawaban notaris dalam mengeluarkan salinan Akta Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau Luar Biasa yang dibuatnya kepada para pihak yang berkepentingan. Serta Notaris dapat menjadi tergugat akibat tidak memberikan salinan akta kepada penggugat selaku pemegang saham.

Abstract This thesis discusses the provision of copies of the Deed Minutes of General Meeting of Shareholders AGM and Extraordinary Annual Limited Company not given by a notary to one of the shareholders, in accordance with the Notary Position Act and Legal Corporate Law, with studies case Decision Number 642 PDT 2017 PT.DKI. The problems discussed in this thesis are, the role and function of the Notary in the implementation of the General Meeting of Shareholders of a Limited Company, the responsibility of the Notary on the obligation to give a copy of the deed of the General Meeting of Shareholders to the shareholders, and the mechanism for compensating the parties regarding the non giving copy of the deed of the general meeting of shareholders by a Notary. The method used is the Juridical Normative research method, with a qualitative descriptive analysis approach. The results of this study are, the role and function of the Notary in the General Meeting of Shareholders, and the shareholders answer in issuing notary deed copy of the Minutes of the General Meeting of shareholders Annual or Extraordinary he made to the parties concerned. As well as the Notary can be a defendant due to not providing a copy of the deed to the plaintiff as a shareholder."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018
344.016 TEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Salsya Berin Citranagari
"Pertumbuhan transaksi melalui electronic commerce (e-commerce) mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah pengaduan konsumen. Salah satu e-commerce yang saat ini cukup menarik minat masyarakat adalah Online Travel Agent (OTA). Adapun OTA merupakan agen perjalanan berbasis digital yang berfungsi sebagai media promosi dan penjualan jasa perjalanan wisata melalui suatu aplikasi atau website. Umumnya, OTA memiliki berbagai macam jasa yang dapat ditawarkan kepada konsumen, namun dalam penelitian ini, hal yang akan menjadi fokus utama pembahasan adalah terkait jasa pemesanan tempat penginapan melalui OTA. Meskipun OTA memberikan kemudahan bagi konsumen dalam bertransaksi, tetapi OTA tetap membawa berbagai permasalahan. Selain itu, tidak adanya aturan yang mengatur mengenai OTA secara khusus di Indonesia juga mengakibatkan timbulnya ketidakpastian hukum terhadap konsumen pengguna jasa pemesanan tempat penginapan melalui OTA. Hal ini berbeda dengan India yang telah memiliki aturan khusus terkait OTA. Melalui penelitian yuridis-normatif, tulisan ini membahas tentang permasalahan hukum yang umum dialami oleh konsumen pengguna jasa pemesanan tempat penginapan melalui OTA di Indonesia dan India, ketentuan bentuk pelindungan hukum, dan pertanggungjawaban pelaku usaha penyelenggara jasa pemesanan tempat penginapan melalui OTA di Indonesia serta membandingkannya dengan pengaturan yang ada di India. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan hukum yang umum dialami oleh konsumen pengguna jasa pemesanan tempat penginapan melalui OTA di Indonesia hampir serupa dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi di India. Terdapat beberapa ketentuan mengenai bentuk pelindungan hukum dan tanggung jawab pelaku usaha dalam peraturan di India yang belum diatur dalam peraturan penyelenggara jasa pemesanan tempat penginapan melalui OTA di Indonesia. Lebih lanjut, dikarenakan di Indonesia tidak terdapat aturan khusus mengenai penyelenggaraan OTA, maka tanggung jawab antara perusahaan OTA dan penyedia tempat penginapan hanya dapat mengacu pada syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh masing-masing perusahaan OTA di Indonesia.

The growth of transactions through electronic commerce (e-commerce) has resulted in an increase in the number of consumer complaints. One of the e-commerce that is currently quite interesting to the public is the Online Travel Agent (OTA). OTA is a digital-based travel agent that functions as a medium for promotion and sales of travel services through an application or website. Generally, OTA has a variety of services that can be offered to consumers, but in this study, the main focus of the discussion will be related to lodging booking services through OTA. Although OTA provide convenience for consumers in transacting, OTA still brings various problems. In addition, the absence of rules specifically governing OTAs in Indonesia has also resulted in legal uncertainty for consumers who use lodging booking services through OTAs. This is different from India which already has specific rules regarding OTA. Through juridical-normative research, this paper discusses common legal issues experienced by consumers who use lodging booking services through OTA in Indonesia and India, provisions for legal protection, and the liability of business actors who provide lodging booking services through OTA in Indonesia and compares them with the existing regulations in India. The results of the study show that the common legal issues experienced by consumers who use lodging booking services through OTAs in Indonesia are almost similar to the problems that occur in India. There are several provisions regarding the form of legal protection and the liability of business actors in regulations in India that have not been regulated in the regulations for lodging booking services through OTA in Indonesia. Furthermore, because in Indonesia there are no specific regulations regarding the implementation of OTA, the responsibility between the OTA company and the accommodation provider can only refer to the terms and conditions that have been set by each OTA company in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandhi Mantan Alam
"Skripsi ini membahas mengenai penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang melewati jangka waktu seperti yang ditentukan di dalam ketentuan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dengan mengambil studi kasus penyelenggaraan RUPS Tahunan yang melewati jangka wakt di PT AMCapital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif, dengan menggunakan data sekunder. Penelitian ini menyimpulkan bahwa menurut ketentuan Pasal 78 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, RUPS Tahunan wajib diadakan dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir. Dengan adanya kata "wajib" di dalam ketentuan tersebut, maka dapat dikatan ketentuan tersebut bersifat imperatif (mandatory rule). Akan tetapi tidak terdapat Konsekuensi Hukum apapun (sanksi dalam bentuk denda, peringatan/teguran atau dalam bentuk apapun juga) terhadap penyelenggaraan RUPS Tahunan yang melewati jangka waktu seperti yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Dengan tidak adanya sanksi dalam hal terjadi penyelenggaraan RUPS Tahunan yang melewati jangka waktu yang ditentukan dalam UU PT 2007, maka Penulis mendapatkan juga kesimpulan bahwa tidak terdapat perlindungan hukum terhadap para pemegang saham terhadap penyelenggaraan RUPS Tahunan yang melewati jangka waktu yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akan tetapi terdapat upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemegang saham terkait penyelenggaraan RUPS tahunan yang melewati jangka waktu yang telah ditentukan di dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

This paper discusses the implementation of the Annual General Meeting of Shareholders (AGM) which exceed a period as specified in the provisions of Law no. 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company, by taking a case study of the implementation of the Annual General Meeting of Shareholders exceed period at PT AMCapital Indonesia. The method used in this study is normative juridical research, using secondary data. This study concluded that under the provisions of Article 78 paragraph (2) of Law Number 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company, Annual General Meeting shall be held no later than 6 (six) months after fiscal year end. With the word "shall" in these provisions, it can such provision is imperative (mandatory rule). However, there is not any legal consequences (sanctions in the form of fines, warning / reprimand or in any form) of the implementation of the Annual General Meeting of Shareholders which exceed a period as specified in Law Number 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company.
In the absence of sanctions in the event of implementation of the Annual General Meeting of Shareholders which exceed a period specified in the Act PT 2007, the authors have also concluded that there is no legal protection against the shareholders of the implementation of the Annual General Meeting of Shareholders which exceed a period of time stipulated in Law No. 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company. However, there are efforts that can be done by the relevant shareholders through the annual GMS implementation period specified in the Law Number 40 Year 2007 regarding Limited Liability Company.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S1533
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Khairunnisa
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan dan hak waris yang dimiliki oleh anak luar kawin menurut hukum perdata barat dan hukum Islam yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, serta berdasarkan putusan-putusan pengadilan umum dan agama. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder, yaitu peraturan perundang-undangan dan buku. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa anak luar kawin yang terbukti memiliki hubungan darah dengan ayah biologisnya, menurut hukum perdata barat, akan mempunyai hak yang sama seperti anak sah sebagaimana dalam Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010. Sedangkan menurut hukum Islam, anak luar kawin atau anak hasil zina hanya memiliki nasab dengan ibunya namun berhak untuk dicukupi kebutuhan hidupnya oleh ayah biologisnya dan berhak menerima harta warisan ayah biologisnya melalui wasiat wajibah sebagaimana ditentukan dalam Fatwa MUI No. 11 tahun 2012. Berdasarkan putusan-putusan pengadilan umum dan agama, masih terdapat perbedaan penerapan Putusan MK No. 46/PUU-VIII/2010 dan Fatwa MUI No. 11 tahun 2012 dalam pertimbangan Majelis Hakim, sehingga, praktisi hukum disarankan untuk lebih memperhatikan keberadaan kedua ketentuan ini dan pemerintah disarankan untuk membuat peraturan yang lebih rinci terkait penentuan status dan kedudukan serta hak-hak yang dimiliki anak luar kawin.


This research aims to determine the position and inheritance rights of illegitimate child by western civil and Islamic law as stipulated in the applicable laws and regulations in Indonesia, and based on the decisions of general and religious courts. This research is normative juridical by examining library materials or secondary data, namely legislation and books. From this research, it was concluded that an illegitimate child who was proven to have blood relations with his biological father, according to western civil law, would have the same rights as a legitimate child as in the Constitutional Court Decision No. 46/PUU-VIII/2010. Meanwhile, according to Islamic law, an illegitimate child only has a nasab with his mother but has the right to be fulfilled by his biological father and is entitled to receive the inheritance of his biological father through the wajibah testament as specified in MUI Fatwa No. 11 of 2012. Based on the decisions of the general and religion court, there are differences application of Constitutional Court's Decree No. 46/PUU-VIII/2010 and MUI Fatwa No. 11 of 2012 in the consideration of the Panel of Judges, therefore, legal practitioners are advised to pay more attention to the existence of these two provisions and the government is advised to create detailed regulation related to determining the status and position as well as the inheritance rights of the illegitimate child.

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Layasi Andini
"ABSTRACT
Pada tahun 2017, jumlah TKA telah meningkat menjadi 85.974 TKA yang sebagian besarnya berasal dari China. Peningkatan jumlah TKA di indonesia tersebut merupakan dampak dari penanaman modal, yang mana berpotensi untuk menimbulkan permasalahan ketenagakerjaan, dimana tenaga kerja Indonesia menjadi sulit untuk bersaing dengan para tenaga kerja asing tersebut. Bahkan, bagi beberapa tenaga kerja indonesia, bersaing dengan sesama merekapun masih merupakan permasalahan. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai permasalahan ketenagakerjaan terkait dengan tenaga kerja asing ini dengan metode yuridis normatif dengan meneliti bahan kepustakaan yang menghasilkan penelitian deskriptif analitis. Dari hasil penelitian ini, pengaturan penggunaan TKA terkait pembatasan telah diatur dengan cukup baik, dimana peraturan terkait telah menuangkan pembatasan tersebut dalam rangka melindungi hak dan kewajiban dari para Tenaga Kerja Indonesia sendiri, namun begitu kekurangan dari pengaturan mengenai penggunaan TKA tersebut terletak pada penegakkan hukumnya yaitu pengawasan, dimana pengawasan yang dilakukan baik oleh Tim Pengawas Ketenagakerjaan maupun oleh Tim Pengawas Orang Asing tidak menjalankkan tugasnya dengan baik.

ABSTRACT
In 2017, the amount of Foreign Workers in Indonesia rise up to 85.974 workers in which most of them are from China. The rise of this Foreign Workers in Indonesia is an effect of Direct Investment, which might cause some problems in terms of employment, whereas Indonesias own workers struggles to keep up with those Foreign Workers. Moreover, for some of Indonesia`s own workers, it is still hard for them to compete with each others. In this research, it will discuss those problems with the methods of normative juridicial by researching literature materials that produce analitycal descriptive research typology. Based on the result of this research, the arrangement rules for the use of Foreign Workers in Indonesia are quite enough to provide the rights of Indonesia`s own workers, but there are still some major drawbacks, where it lays on the monitoring and supervision system that needs to be fixed."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Hendrawan Dwi Saputra
"Penelitian ini Membahas mengenai Kewenangan Bertindak dari Orang Asing sebagai Pihak dalam Akta Perjanjian Mengulangsewakan. Penting bagi Notaris untuk memperhatikan dan mengetahui Kewenangan bertindak bagi Orang Asing yang berkedudukan di Indonesia sebagai Pihak dalam Akta. Hal ini disebabkan kelalaian atau ketidaktahuan Notaris terhadap hal tersebut akan mengakibatkan kewenangan Orang Asing sebagai pihak dalam Akta menjadi tidak sah, sehingga membuat Akta Perjanjian tersebut dapat dibatalkan dan tidak memiliki kekuatan hukum. Adapun Permasalahan yang diangkat dalam Penelitian ini adalah mengenai Kewenangan bertindak Orang Asing sebagai Pihak dalam Akta Perjanjian Mengulangewakan Tanah. Permasalahan yang diangkat dalam Penelitian ini, peneliti akan meninjau dari Peraturan Perundang-Undangan terkait beserta menganalisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 2099 K/Pdt/2017.
Hasil Penelitian ini menjelaskan bahwa pentingnya Notaris untuk mengetahui Kewenangan Bertindak Orang Asing sebagai Pihak dalam Pembuatan Perjanjian Mengulangsewakan Tanah dengan melihat kegiatan dari Orang Asing tersebut berada di Indonesia serta memperhatikan Hukum Pertanahan dan Izin Tinggal Keimigrasiannya. Akibat Hukum dari ketidakwenangan Orang Asing sebagai Pihak dalam Perjanjian yang merupakan pelanggaran terhadap syarat subyektif sahnya suatu perjanjian maka dari itu Perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Berkaitan dengan Hubungan Hukum antara Pemilik Tanah dengan Penyewa dari Perjanjian Mengulangsewakan sebagai akibat dari lahirnya Perjanjian Mengulangsewakan, bahwa keduanya tidak ada hubungan dalam perjanjian tersebut. 

This research discussed the issue of Competence to take action from a foreigner as the party in the deed re-rent agreement. Important for a Notary to consider and knows competence the act for foreigner when domiciled in Indonesia as parties in the deed. This caused forgetfulness or ignorance to this will result in a notary and the competence to foreigner as parties in the deed to be illegitimate, so as to make the agreement can be undone and do not have the force of law. As for the problems raised in this research was regarding the Competence to act foreigner as parties in deed re-rent agreement the land. The problems raised in this research, researchers will review of laws and regulations related to and analyze decisions of the supreme court number 2099 K/Pdt/2017.
The result of this research explained that the importance of notary to know competence to act foreigners as parties in making re-rent agreement the land with see activity and purposes of foreigner is domiciled in Indonesia  to notice law of land and imigration a residence permit. That as a consequence the law of not competence for foreigner as parties in the agreement which is a violation of the validity of the subjective requirements an agreement therefore that the agreement can be undone. And legal relationship between the landowner and  the tenant of the re-rent agreement as a result of the re-rent agreement is do not have a legal relationship.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>