Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanda Intan Sawani Roesman
"Kehamilan remaja merupakan salah satu masalah dalam Obstetri dan Ginekologi,
di negara maju sekalipun dan terutama di negara berkembang. Kehamilan remaja
membawa morbiditas dan mortalitas, tidak hanya maternal namun juga neonatal.
Beragam faktor risiko ikut menentukan morbiditas dan mortalitas kehamilan
remaja. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan consecutive
sampling dimana data penelitian ini diperoleh dari Rumah Sakit dr. Zainoel
Abidin, Banda Aceh selama periode waktu Juni hingga November 2012.

Teenage pregnancy is one of the problems in Obstetric and Gynecology, even in
this modern era of Obstetric, mainly in developed country such as Indonesia.
Teenage pregnancy can come out with morbidity and mortality, not merely for the
mothers but also for the neonates. Several factors may contribute to the morbidity
and mortality of teenage pregnancy. This study was using cross sectional design
with consecutive sampling data. The data obtained in dr. Zainoel Abidin Public
Hospital, Banda Aceh in period of June until November 2012.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2103
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astried Anggraeni Mirza
"Indonesia merupakan negara dengan struktur penduduk ekspansif, yaitu mayoritas penduduk berada pada kelompok usia muda. Besarnya populasi usia muda di Indonesia menimbulkan tantangan dalam mengatasi bermacam-macam permasalahan seputar remaja seperti peningkatan masalah kesehatan seksual dan reproduksi yang salah satunya adalah kehamilan remaja. Permasalahan kehamilan remaja yang terjadi dapat menimbulkan banyak dampak negatif, salah satunya dapat berimbas pada mortalitas dan morbiditas di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja antara wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia. Sumber data penelitian ini adalah hasil SDKI 2017 dengan desain penelitian studi potong lintang (cross sectional). Sampel penelitian ini remaja perempuan usia 15-24 tahun yang memenuhi kriteria, dengan membagi sampel ke dalam dua wilayah, yaitu perkotaan dan pedesaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kehamilan remaja di wilayah perkotaan adalah sebesar 19% sedangkan di wilayah pedesaan adalah sebesar 32,4%. Faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja, baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, meliputi usia, pendidikan, status ekonomi keluarga, status pekerjaan, pengetahuan kontrasepsi, akses media informasi, dan akses fasilitas kesehatan. Didapatkan juga faktor yang paling dominan terhadap kehamilan remaja adalah akses fasilitas kesehatan, baik di wilayah perkotaan (AOR=17,17; 95% CI: 10,65-27,68) maupun pedesaan (AOR=10,73; 95% CI: 7,02-16,38). Melihat temuan penelitian, pihak berwenang disarankan untuk meningkatkan akses fasilitas kesehatan dan memperluas pelayanan KB untuk generasi muda serta menggecarkan promosi kesehatan seksual dan reproduksi.

Indonesia is a country with an expansive population structure, namely that the majority of the population is in the young age group. The large young population in Indonesia creates challenges in overcoming various problems surrounding teenagers, such as the increase in sexual and reproductive health problems, one of which is teenage pregnancy. The problem of teenage pregnancy can have many negative impacts, one of which is mortality and morbidity in Indonesia. This research was conducted to determine the comparison of factors related to teenage pregnancy between urban and rural areas in Indonesia. The data source for this research is the results of the 2017 IDHS with a cross-sectional research design. The research sample consisted of female teenagers aged 15–24 who met the criteria by dividing the sample into two areas, namely urban and rural. The results of this study show that the proportion of teenage pregnancies in urban areas is 19%, while in rural areas it is 32,4%. Factors associated with teenage pregnancy, both in urban and rural areas, include age, education, family economic status, employment status, knowledge of contraception, access to information media, and access to health facilities. It was also found that the most dominant factor in teenage pregnancy was access to health facilities, both in urban areas (AOR=17,17; 95% CI: 10,65-27,68) and rural areas (AOR=10,73; 95% CI: 7,02-16,38). Looking at the research findings, the authorities are advised to increase access to health facilities, expand family planning services for the younger generation, and intensify the promotion of sexual and reproductive health."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Berlian Putri
"ABSTRAK
Nama : Rima Berlian PutriProgram Studi : Magister Ilmu KeperawatanJudul : Pengalaman Remaja Mempertahankan Kehamilan Tidak Diinginkan KTD di Kota Depok Remaja yang mempertahankan kehamilan tidak diinginkan beresiko mengalami masalah bio, psiko, sosial, kultural, maupun spiritual. Penelitian ini bertujuan memahami arti dan makna pengalaman remaja mempertahankan kehamilan tidak diinginkan. Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada delapan partisipan. Data dianalisis dengan teknik Colaizz. Penelitian menghasilkan tujuh tema: kebebasan berpacaran pada remaja, perasaan remaja saat menjalani kehamilan, upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kehamilan tidak diinginkan, dukungan sosial untuk remaja, harapan remaja saat menjalani kehamilan tidak diinginkan, peningkatan rasa tanggung jawab pada diri remaja, dan pergeseran nilai yang dimiliki oleh remaja dan orang tua. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan dengan penelitian kualitatif atau kuantitatif tentang persepsi remaja terhadap perencanaan membentuk keluarga, dan orientasi kehidupan remaja yang mempertahankan kehamilan tidak diinginkan setelah menikah. Kata kunci: kehamilan tidak diinginkan, remaja, keluarga

ABSTRACT
ABSTRACT Name Study Programe Title Rima Berlian PutriMagistry of NursingAdolescent Experience in holding unwanted pregnancy in Depok Adolescent with unwanted pregnancy have a risk about phsical, psychological, social, kultural, and spiritual problems. This study aims to understand the meaning of adolescent experience in holding unwanted pregnancy. This study used descriptive phenomenology research design. Data was collected through in depth interview on the 8 participants. Data were analyzed by Colaizz techniques. The study produced 6 themes freedom in dating,, adolescent rsquo s feeling about pregnancy, the effort to hold pregnancy, social support, adolescent rsquo s hope about pregnancy, the increasing self responsibilities in adolescent, and the value friction in adolescent and their parents. The next study that need to be done with qualitative or quantitative methode is adolescent rsquo s perception about family planning, and adolescent rsquo s vision after married. Keywords unwanted pregnancy, adolescent, family "
2015
T47474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Aulia Fitriani
"Kehamilan remaja merupakan masalah yang dihadapi pada hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Besarnya jumlah populasi remaja dan masa transisi yang dialami remaja tersebut menjadi sebuah tantangan dalam permasalahan yang berkaitan dengan perilaku berisiko dan kesehatan reproduksi. Berbagai situasi saat ini seperti tingginya angka perkawinan dini, pengetahuan kesehatan reproduksi yang belum memadai serta berbagai hal lainnya dapat menempatkan remaja pada kondisi yang berisiko untuk mengalami kehamilan dini. Hal tersebut juga mengarahkannya pada morbiditas dan mortalitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan remaja dengan responden remaja putri usia 15-19 tahun yang pernah melakukan hubungan seksual di Indonesia tahun 2012. Metode penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan data yang dianalisis menggunakan data sekunder hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan p le;0.05 antara usia responden, tingkat pendidikan OR 1.69, 95 CI= 1.26-2.26 , status pekerjaan OR 1.86, 95 CI= 1.39-2.48, status kawin OR 26.6, 95 CI= 12.6-56.4 dan hidup bersama OR 17.4, 95 CI= 6.38-47.6, pengetahuan kontrasepsi OR 0.54, 95 CI=0.39-0.73 dan riwayat penggunaan kontrasepsi OR 0.24, 95 CI= 0.18- 0.32 dengan kehamilan pada remaja.
Disarankan agar pihak yang fokus pada masalah remaja dan pembuat kebijakan dapat berkolaborasi dan mengkaji ulang kebijakan terkait batasan usia menikah, mendukung terus peningkatan status wanita dengan memastikan akses pendidikan yang juga memuat informasi kesehatan reproduksi yang memadai, melakukan sosialisasi kepada orang tua terkait peraturan menikahkan anak dan pemahaman akan bahaya kehamilan dini, mendukung penuh perekonomian yang dapat melibatkan remaja serta dilakukannya penelitian lebih lanjut.

Teenage pregnancy is a problem faced by almost all countries in the world including Indonesia. The large number of adolescent populations and the transition experienced by adolescents is a challenge in issues related to risk behavior and reproductive health. Current situations such as high rates of early marriage, inadequate knowledge of reproductive health and other things can put teenager at risk for early pregnancy that also leads to morbidity and mortality.
The purpose of this study was to determine the factors associated with teenage pregnancy. Respondents from this study were women aged 15 19 years who had sexual intercourse in Indonesia in 2012. The method used cross sectional study and data were analyzed using secondary data from Indonesian Demographic and Health Survey 2012.
The results of this study showed a significant relationship p le 0.05 between respondent rsquo s age, educational level OR 1.69, 95 CI 1.26 2,26 , employment status OR 1.86, 95 CI 1.39 2.48 , marital status OR 26.6, 95 CI 12.6 56.4 and coexistence OR 17.4, 95 CI 6.38 47.6, knowledge of contraception OR 0.54, 95 CI 0.39 0.73 and history of contraceptive use OR 0.24, 95 CI 0.18 0.32 with teenage pregnancy.
It is recommended that teen focused parties and policymakers can collaborate and review policies related to marriage age restrictions, supporting the continual improvement of women 39 s status by ensuring access to education that also includes adequate reproductive health information, socialize to parents related to marriage rules and understanding of the dangers of early pregnancy, also fully supporting the economy that can involve adolescents and conduct further research.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justine Yohana Mardhianti
"Remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan mendapatkan stigma dan diskriminasi dari institusi sosial terkecil yaitu keluarga hingga masyarakat luas. Mereka dianggap sebagai pelanggar norma karena gagal menjaga dirinya sendiri dan mematuhi peran berbasis gender yang disematkan kepada mereka. Hal ini berpengaruh terhadap pembentukan agensi mereka. Penelitian ini berusaha menjelaskan agensi remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan yang diperlemah oleh konstruksi sosial dan juga relasi kuasa yang timpang antara diri mereka dan agen-agen di sekitar mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa agensi remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan diperlemah oleh konstruksi sosial sejak sebelum ia mengalami kehamilan. Identitasnya sebagai perempuan membuat mereka dinilai sebagai individu subordinat dan mendapatkan perlakuan tidak adil. Sebagai remaja yang tidak mengikuti konstruksi sosial membuat mereka dianggap sebagai individu yang tidak bertanggung jawab. Hal ini menyebabkan agensi di dalam diri mereka menjadi lemah. Lemahnya agensi mereka membuat diri mereka berada di posisi yang rentan akan pergaulan bebas yang berujung pada kehamilan di luar pernikahan. Setelah hamil di luar pernikahan mereka mendapatkan identitas yang terstigma untuk kedua kalinya yang membuat agensi di dalam diri mereka semakin lemah. Konstruksi sosial pembagian peran berbasis gender dan juga relasi kuasa yang timpang dengan agen lain membuat agensi mereka semakin tereduksi, sehingga sulit bagi para remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan untuk kembali berfungsi sosial di dalam masyarakat.

Adolescent girls who experienced unwanted pregnancy face stigma and discrimination from their family, as well as their community. They are considered as violator of norms due to their failure to protect themselves and conform with their gender based role. This affects to the formation of their agency. This study tries to explain the agency of adolescent girls who experienced unwanted pregnancy which weakened by social construction and unequal power relation between themselves and other agents. This study uses qualitative methods with phenomenology approach. This study concludes that agency of adolescent girls with unwanted pregnancy is weakened by social construction even before they experienced unwanted pregnancy. Their identity as women makes them valued as subordinate individuals and obtained unfair treatment. As teenager who do not conform with social construction, they were considered as irresponsible individuals. This led to subdued agency. Their subdued agency causes them to be vulnerable to promiscuity that results in unwanted pregnancy. After experienced unwanted pregnancy, they obtain stigmatized identity for the second time which makes their agency even weaker. Social construction of gender based role, as well as unequal power relation cause their agency reduced, thus making it difficult for these adolescent girls to return as functioning agent in their community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Novi Suryani
"Komplikasi selama kehamilan dan persalinan adalah penyebab kedua kematian untuk remaja perempuan usia 15-19 tahun secara global. Di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, terjadi peningkatan kehamilan usia remaja dalam tiga tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kehamilan usia remaja dan faktor-faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan usia remaja di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jatinegara tahun 2017.
Dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017 menggunakan design potong lintang. Populasi adalah seluruh remaja perempuan usia 15-19 tahun yang sudah menikah dari bulan Juni 2016-Mei 2017, jumlah sampel 96 orang yang diambil secara simple random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dengan pedoman kuesioner, analisis bivariat dengan uji Kai kuadrat.
Hasil penelitian diperoleh 77,1 responden hamil di usia remaja. Faktor predisposisi yang berhubungan signifikan adalah penghasilan keluarga nilai p=0,022 ; pengetahuan tentang kehamilan usia remaja nilai p = 0,036 ; sikap terhadap KB nilai p=0,044. Faktor penguat yang berhubungan signifikan adalah dukungan keluarga nilai p=0,047 ; peran tenaga kesehatan nilai p=0,040. Faktor pemungkin yang berhubungan signifikan adalah riwayat perilaku seksual nilai p=0,033 ; riwayat penggunaan KB nilai p=0,019.
Saran untuk Puskesmas Kecamatan Jatinegara untuk meningkatkan sosialisasi Program Generasi Berencana, pembentukan Poktan Bina Keluarga remaja dan peningkatan kinerja Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja.

Complications during pregnancy and childbirth are the second leading cause of death for girls aged 15 19 yeras globally. At Jatinegara Public Health Center, there was an increase in teenage pregnancy in the last three years. This study aims to determine the proportion of teenage pregnancy and factors related to teenage pregnancy in area of Jatinegara Public Health Center, 2017.
Implemented in May June 2017 using croos sectional design. The population is all teenage girls aged 15 19 who are married from june 2016 to May 2017, the sample number of 96 people taken by simple random sampling. Data were collected through structuted interview with questionnare, bivariate analysis with Kai square test.
The result obtained 77,1 teenage pregnancy. Related predisposing factors were family income p value 0.022 knowledge of teenage pregnancy p value 0.036 attitude towards family planning p value 0.044. Related reinforcing factors were family support p value 0.047 the role of health personnel p value 0.040. Related enabling factors were history of sexual behavior p value 0.033 history of contraceptive use p value 0.019.
Suggestion for Jatinegara public health center to improve the socialization of the planned generation program, the establishment of teenage family development and enhancement of the youth service care program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Nola Margaretha
"Kehamilan remaja merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan sebab setengah kehamilan pada remaja usia 15-19 tahun diperkirakan tidak diinginkan dan lebih dari separuh kehamilan pada remaja usia 15-19 tahun pada negara berkembang berakhir dengan aborsi. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 dengan rancangan penelitian cross-sectional yang bertujuan mengetahui hubungan riwayat penggunaan kontrasepsi dengan kehamilan tidak diinginkan pada remaja di Indonesia dikontrol dengan variabel kovariat (pendidikan, status ekonomi, status pernikahan, tempat tinggal, pengetahuan kontrasepsi, dan akses ke pelayanan kesehatan) dengan analisis multivariat regresi logistik model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi berisiko 2,05 kali mengalami kehamilan tidak diinginkan setelah dikontrol status pernikahan dan tempat tinggal (95%CI: 0,998-4,227).

Adolescent pregnancy is a health problem that needs to be considered because half of pregnancy in adolescents aged 15-19 years is estimated to be unwanted and more than half of pregnancies in adolescents aged 15-19 years in developing countries end in abortion. This study is a secondary data analysis of the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey with a cross-sectional study design that aims to determine the associations of history of contraceptive use and unwanted pregnancy among adolescents in Indonesia controlled by covariate variables (education, economic status, marital status, residence, knowledge contraception, and access to health services) with a multivariate logistic regression of risk factor model analysis. The results showed that adolescents who had never used contraception at risk 2.05 times had unwanted pregnancy after being controlled by marital status and residence (95%CI: 0,998-4,227). Keywords: unwanted pregnancy, adolescent pregnancy, contraceptive use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Aldila Pratama
"Latar belakang: Kehamilan remaja merupakan suatu masalah kesehatan dan sosial. Beberapa penelitian telah mempelajari psikopatologi pada kehamilan remaja khususnya depresi, psikotik, bipolar, gangguan cemas dan gangguan nafsu makan. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menelaah hubungan psikopatologi pada kehamilan remaja dengan luaran persalinan. Tujuan: Mengetahui hubungan psikopatologi pada kehamilan remaja dengan luaran persalinan.
Metode: Penelitian potong lintang ini dilakukan di RSCM dan RSUT pada bulan Mei 2017-Januari 2018. Pengambilan subjek dilakukan secara berurutan (consecutive) yang memenuhi kriteria penerimaan dan tidak termasuk dalam kriteria penolakan sampai dengan target subjek terpenuhi. Subjek akan diminta untuk mengisi kuesioner SCL-90. Setelah mengisi kuesioner, subjek terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan gejala psikopatologi dan kelompok tanpa gejala psikopatologi, dimana masing-masing kelompok akan dilihat luaran persalinannya.
Hasil: Didapatkan hubungan yang bermakna antara kelompok dengan gejala psikopatologi dengan luaran persalinan; usia gestasi (p < 0,001), skor Apgar (p < 0,001) dan berat lahir bayi (p < 0,001).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara luaran persalinan dengan kehamilan remaja disertai gejala psikopatologi dibandingkan tanpa gejala psikopatologi.

Background: Teenange pregnancy is a health and social problems. Several studies have studied psychopathology in teenage pregnancy especially depression, pcychotic, bipolar, anxiety disorder and appetite disoreder. Until now there has been no research that examines the correlation of psychopathology in teenage pregnancy with delivery outcomes.
Aim: To determine the correlation of psychopathology in teenage pregnancy with delivery outcomes.
Methods: This cross sectional study was conducted at RSCM and RSUT in May 2017-January 2018. Subjects ware taken consecutively that met the inclusion criterias and were not included in the exclusion criterias until the subject target was met. Subjects will be required to complete the SCL-90 questionnaire. After filling out the questionnaires, the subjects were divided into two groups, group with psychopathological symptoms and without psychopathological symptoms, in which each group would be seen the delivery outcomes.
Results: There was a significant correlation between group with psychopathological symptoms with delivery outcome; time of delivery (p < 0,001), Apgar score (p < 0,001) and birth weight (p < 0,001).
Conclusion: There was a significant correlation between delivery outcomes and teenage pregnancy with psychopathological symptoms compared with no psychopathological symptoms."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Nurul Fadhilla
"Kehamilan tidak diinginkan merupakan salah satu masalah kesehatan ibu dan anak. Laporan data SKAP selama 3 tahun terakhir (2017-2019) menunjukkan adanya penambahan persentase kehamilan tidak diinginkan yang signifikan, yaitu dari 10,2% menjadi 17,5%. Angka tersebut masih di atas target Renstra 2015-2019 yaitu sebesar 6,8%. Kehamilan yang tidak diinginkan dapat meningkatkan risiko terjadinya aborsi, tidak melakukan perawatan kehamilan, atau perilaku tidak sehat lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah faktor-faktor yang berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan pada wanita usia subur di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan data hasil Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (SKAP KKBPK) Tahun 2019 yang menggunakan desain potong lintang. Data dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan persentase kehamilan tidak diinginkan di Indonesia tahun 2019 adalah 17,5%. Ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara usia, pendidikan, status ekonomi, status perkawinan, paritas, wilayah tempat tinggal, dan pemakaian kontrasepsi dengan kehamilan tidak diinginkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya edukasi dan peningkatan pelayanan keluarga berencana agar menambahkan pengetahuan tentang perencanaan keluarga sehingga setiap kehamilan yang terjadi merupakan kehamilan yang diinginkan.

Unwanted pregnancy is one of maternal and child health problems. SKAP data report for the last three years showed a significant increase of unwanted pregnancy, from 10,2% becoming 17,5%. This figure is still above the BKKBN strategic plan 2015-2019 of 6,8%. Unwanted pregnancy can increase the risk of abortion, not doing antenatal care, and other unhealthy behavior. This study aims to analyze factors associated with unwanted pregnancy among women of childbearing age in Indonesia. This research is a quantitative study that used 2019 Population, Family Planning and Family Development Performace and Accountability Survey Program (SKAP KKBPK), a national cross-sectional survey. Data were analyzed using a chi-square test with a significance level of 95%. The results showed that the percentage of unwanted pregnancy among women of childbearing age in Indonesia is 17,5%. There was a significant correlation between age, education, economic status, marital status, parity, areas of residence, and contraceptive use with an unwanted pregnancy. Therefore, it is necessary to educate and improve the quality of family planning services to add knowledge about family planning."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Mellissa
"Latar Belakang: Meningkatnya angka kehamilan remaja berkorelasi dengan meningkatnya dampak buruk terhadap ibu atau pun bayi. Selain peningkatan kematian ibu atau pun bayi yang diakibatkan kehamilan remaja, depresi pascapersalinan dan gejalanya meningkat secara bermakna pada kehamilan remaja. Prevalensinya berkisar antara 26 % sampai lebih dari 50%. Depresi pascapersalinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain status pernikahan, status sosial-ekonomi, kepercayaan diri, depresi antenatal, kurangnya dukungan sosial, stresor, gangguan emosi pada masa anak, kehamilan yang tidak diinginkan, depresi terdahulu.
Tujuan: Untuk mengetahui prevalensi depresi pascapersalinan pada kehamilan remaja di RSUPN Ciptomangunkusumo dan Puskesmas jejaring serta untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dukungan pasangan, dukungan orangtua, status pernikahan, kehamilan yang tidak diinginkan, stresor psikososial, luaran janin, penyulit obstetri dengan depresi pascapersalinan.
Metode: Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif analitik observasional dengan desain cross sectional yang menggunakan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dengan tujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya depresi pascapersalinan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta  dan puskesmas jejaring dalam 6 bulan (Februari 2019 hingga Juli 2019).
Hasil: Dari 6 bulan (Februari 2019-Juni 2019) terdapat 77 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Prevalensi depresi pascapersalinan di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan 5 puskesmas jejaring adalah 45%. Terdapat hubungan bermakna antara dukungan pasangan, status pernikahan, kehamilan yang diinginkan, stresor psikososial, dan komplikasi obstetrik terhadap terjadinya depresi pascapersalinan melalui analisis bivariat dengan nilai signifikansi p<0,001 (p<0,05), sedangkan untuk faktor dukungan keluarga, status pernikahan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan luaran janin didapatkan hasil analisis bivariat mempunyai hubungan tidak bermakna dengan kejadian depresi pasca persalinan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa dukungan suami, stressor psikososial, dan komplikasi obstetrik menjadi 3 faktor utama sebagai pendukung terjadinya depresi pascapersalinan. Terdapat hubungan antara tidak adanya dukungan suami dengan peningkatan depresi pasca persalinan yang terjadi di 31 (93.9%) pasien yang tidak mendapat dukungan suami dengan OR=64,3. Terdapatnya stresor psikososial terbukti pula mempunyai hubungan dengan peningkatan kejadian depresi pascapersalinan pada 14 (93.9%) pasien yang terdapat stressor psikososial dengan OR=67,2. Kesulitan obstetrik yang dialami pasien juga didapatkan hasil analisis yang bermakna terhadap peningkatan kejadian depresi pascapersalinan pada 32 (86.5%) pasien yang mengalami kesulitan obstetrik dengan OR=36,3.
Kesimpulan: Berdasarkan temuan penelitian maka faktor-faktor pengaruh dukungan suami, stres psikososial dan kesulitan obstetrik terhadap depresi sebesar 86,6%, sisanya 13,4% dipengaruhi faktor lain. Faktor tersebut penting dalam memprediksi depresi pascapersalinan pada kehamilan remaja, karena memiliki pengaruh yang signifikan. Hal tersebut penting sebagai pertimbangan untuk melakukan skrining awal dan menentukan tatalaksana yang lebih jauh.
Kata kunci: Kehamilan remaja, depresi pascapersalinan, faktor-faktor

Background: Increasing numbers of adolescent pregnancy correlates with increasing adverse effects on mother or baby. In addition to an increase in maternal or infant mortality due to teenage pregnancy, postpartum depression and symptoms increase significantly in teenage pregnancy. The prevalence ranges from 26% to more than 50%. Postpartum depression is influenced by various factors, including marital status, socio-economic status, self-confidence, antenatal depression, lack of social support, stressors, emotional disturbances in childhood, unwanted pregnancy, previous depression.
Objective: This study aims to find out the prevalence of postpartum depression in adolescent pregnancy at Ciptomangunkusumo General Hospital and network primary helath care and to find out whether there is a relationship between partner support, parental support, marital status, unwanted pregnancy, psychosocial stressors, fetal outcomes, obstetric complications and postpartum depression.
Methods: This study is descriptive observational analytic with cross sectional study design using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) questionnaire with the aim to determine the prevalence and relationship of factors that influence the occurrence of postpartum depression at Dr. Hospital. Cipto Mangunkusumo Jakarta and network primary helath care in 6 months (February 2019 to July 2019)
Results: From 6 months (February 2019-June 2019) there were 77 patients who met the inclusion criteria. The prevalence of postpartum depression in Cipto Mangunkusumo General Hospital and 5 networked primary helath care 45%. There was a significant relationship between partner support, marital status, unwanted pregnancy, psychosocial stressors, and obstetric complications of postpartum depression through bivariate analysis with a significance value of p <0.001 (p <0.05). As for the factors of family support, marital status, unwanted pregnancy, and fetal outcomes obtained bivariate analysis results have no significant relationship with the incidence of postpartum depression. The results of multivariate analysis showed that the support of husbands, psychosocial stressors, and obstetric complications were 3 main factors supporting the occurrence of postpartum depression. There was a relationship between lack of husband support with an increase in postpartum depression that occurred in 31 (93.9%) patients with lack of husband support with OR = 64.3. The presence of psychosocial stressors has also been shown to be associated with an increased incidence of postpartum depression in 14 (93.9%) patients with presence of Universitas Indonesia psychosocial stress with OR = 67.2. Obstetric difficulties experienced by patients also obtained results of a meaningful analysis of the increased incidence of postpartum depression in 32 (86.5%) patients with obstetric difficulties with OR = 36.3.
Conclusions: Based on the above findings, the factors influencing husband's support, psychosocial stress and obstetric difficulties for depression were 86.6%, the remaining 13.4% were influenced by other factors. This factor is important in predicting postpartum depression in teenage pregnancy, because it has a significant effect. This is important as a consideration for conducting initial screening and determining further management.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>