Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vindry Dwi Wulandari
"

Penelitian ini membahas tentang penyesuaian sosial yang dilakukan oleh remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melakukan penyesuaian sosial tersebut. Penelitian ini menggunakan penilitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menjelaskan kondisi awal, penyesuaian sosial (mengikuti aturan yang telah ditetapkan, menjalin relasi dengan pihak yang ada di panti, pelanggaran aturan oleh penerima manfaat, dan partisipasi penerima manfaat terhadap program yang diselenggarakan) dan perubahan perilaku remaja putus sekolah (penerima manfaat). Adapun hambatan dalam penyesuaian sosial yaitu mengikuti aturan yang telah ditetapkan dan ada program yang tidak berjalan lancar.


This research discuses about social adjustment of dropout (beneficiaries) in PSBR Bambu Apus, and the constraints to do social adjustment. This research uses a qualitative approach and descriptive research method. The results explains the initial conditions of beneficiaries, social adjustment by dropouts (include make  relations, break the rules of PSBR Bambu Apus, the beneficiaries’ participation for program in PSBR Bambu Apus) and the condition of beneficiaries after joined program in PSBR Bambu Apus. Then the constraints in social adjustment are following the rules and program does not going well.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sariayu Oktavia
"Skripsi ini membahas mengenai strategi bauran pemasaran sosial program pelayanan dan pengembangan remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus. Tidak terpenuhinya kuota penerima manfaat PSBR Bambu Apus merupakan hal yang melatarbelakangi penelitian ini. Penelitian ini menggambarkan bagaimana penerapan serta hambatan dalam strategi bauran pemasaran sosial program pelayanan dan pengembangan remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus dengan menggunakan teori strategi ‘marketing mix’. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan bagaimana produk, price (harga), place (tempat), promosi serta hambatan penerapan strategi bauran pemasaran sosial program pelayanan dan pengembangan remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus.

This Thesis discuss about the social marketing mix strategy services and youth development program for dropouts teenager in PSBR Bambu Apus. Non-fulfillment of quota of beneficiaries at PSBR Bambu Apus as a human service organization that handles dropout problems, underly this study. The aim of this study is to describe how both application and detention of social marketing mix strategy on youth development program dropouts in PSBR Bambu Apus using the theory of ‘marketing mix’ strategy.This research is a descriptive study using qualitative methods. The method used for gathering the data are observation, interview and documentation. In addition, the result of this study this study is to explain the barriers of social marketing mix strategy and youth dropout development program in PSBR Bambu Apus"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Wijayanti
"Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang peran pekerja sosial dalam menangani masalah remaja putus sekolah terlantar beserta factor pendukung dan factor penghambat dalam pelaksanaan peran tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial telah melakukan peran sebagai enabler, broker,Group Facilitator, educator dan publick speaker. Di sini juga dijelaskan tentang Peran pekerja sosial dalam menangani masalah remaja putus sekolah terlantar yang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dan faktor penghambatnya.

The research was conducted at the Social Institutions of the Youth Development (PSBR) Bambu Apus, East Jakarta with the aim to obtain a description of the role of social workers in handling problems with neglected adolescent drop out of school and motivating factors and inhibiting factors in the implementation of these roles. This research is descriptive with qualitative approach. Results showed that social workers had done the role as enablers, broker, group facilitatorn and publick speaker. Here also explained about the role of social workers in dealing with neglected adolescent drop out of school who are also affected by several factors supporting and inhibiting factors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T29563
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Apriliani Fatmawati
"Skripsi ini membahas mengenai Hubungan Antara Bimbingan Sosial dengan Pelanggaran Peraturan Remaja (Studi Deskriptif Penerima Manfaat Angkatan II/74 PSBR Bambu Apus) dengan metode analisis deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan bagaimana hubungan komponen-komponen bimbingan sosial dengan kenakalan remaja yang tercermin pada perilaku pelanggaran peraturan penerima manfaat angkatan II/74 tersebut. Penelitian ini memaparkan seberapa baik tingkat bimbingan sosial, serta apa saja pelanggaran peraturan yang dilakukan oleh penerima manfaat angkatan II/74 di PSBR berdasarkan isian kuesioner. Berdasarkan hal ini, perlu adanya penyusunan rencana yang efektif dari pihak panti untuk meningkatkan pemberian bimbingan sosial agar mampu mencegah atau mengurangi pelanggaran peraturan penerima manfaat.

This thesis discusses about The Association of Social Guidance with Rules Violation (Descriptive Studies of Beneficiaries of II/74 in PSBR Bambu Apus East Jakarta) with descriptive analysis methods and a quantitative approach. This study describes the relationship between components of social guidance and juvenile delinquency which is reflected in the rules violation behavior of the beneficiaries. This study describes how well the social guidance was given, and also what kind of rules violation that beneficiaries of II/74 in PSBR Bambu Apus did, based on questionnaires. Based on this, PSBR Bambu Apus needs some effective planning to improve the delivery of social guidance in order to prevent or reduce beneficiary rule violations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Ikbar
"Skripsi ini membahas tentang gambaran proses pasca pelayanan rehabilitasi sosial anak putus sekolah di PSBR Bambu Apus serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menggambarkan proses pasca pelayanan rehabilitasi sosial anak putus sekolah di PSBR Bambu Apus yang dilakukan melalui penghentian pelayanan atau terminasi, pemulangan dan penyaluran, dan tindak lanjut. Adapun kendala proses pasca pelayanan rehabilitasi sosial ini meliputi keterbatasan sumber daya manusia (SDM), keterbatasan jangkauan tempat tinggal penerima manfaat, dan kendala kontak penerima manfaat setelah meninggalkan PSBR Bambu Apus untuk pelayanan tindak lanjut.  

This thesis discusses about the process of post social rehabilitation services school dropouts in the PSBR Bambu Apus and the constraints that encountered in the process. This research uses a qualitative approach and descriptive research method. The results illustrate the implementation about the process of post social rehabilitation services school dropouts in PSBR Bambu Apus through termination, discharge and distribution, and follow-up. Then the constraints in the implementation of the process of post social rehabilitation services include lack of human resources, the distance of beneficiaries residence, and lack of communication with the beneficiaries after leaving the PSBR Bambu Apus for follow-up services."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyanto
"Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Pelatihan Keterampilan Sosial Sebagai Persiapan Program Sosialisasi. Tujuan pokok pelatihan keterampilan sosial adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial individu dan mengatasi hambatan hubungan sosial mereka.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui apakah pelatihan Keterampilan Sosial (Social Skill Training) dapat mengatasi hambatan hubungan sosial dalam proses sosialisasi dalam lembaga, (2) Mengetahui perubahan-perubahan yang dicapai dalam hubungan sosial anak dengan ayah, ibu, keluarga pengasuh dan teman sebayanya setelah SST, (3) Mengetahui apakah SST dapat mempersiapkan anak dalam menerima program sosialisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum SST efekfif untuk meningkatkan keterampilan sosial individu, hal ini diperoleh dari informasi catatan harian, catatan observer, catatan pelatih maupun hasil evaluasi tim pelatih setelah selesai pelatian yang pada prinsipnya mengatakan bahwa SST telah memberikan pemahaman lebih baik mengenai diri sendiri maupun dalam hubungannya dengan orang lain. SST juga efekfif untuk mengatasi hambatan hubungan sosial .kelayan, hal ini ditunjukkan oleh perbedaan skor hambatan hubungan sosial dalam semua aspek sebelum dan sesudah pelatihan, dimana skor menunjukkan kecenderungan makin kecil setelah pelatihan dan bertahan sampai periode tindak lanjut.
Hubungan sosial anak dengan ayah asuh, ibu asuh, keluarga asuh dan dengan teman sebaya maupun hubungan sosial orang tua asuh dengan anak asuh, sebelum pelatihan keterampilan sosial sebagian besar mengalami permasalahan. Sesudah pelatihan jumlah tersebut cenderung mengalami penurunan, kondisi ini bertahan sampai periode tindak lanjut. Dengan kata lain setelah dilakukan pengukuran pada periode tindak lanjut hanya sebagian kecil saja responden yang mengalami permasalahan dalam hubungan sosialnya.
Pelatihan Keterampilan sosial yang dilaksanakan oleh penulis meliputi : (1) Cara-cara mengemukakan keluhan, (2) Cara-cara menuntut hak, (3) Cara-cara menolak permintaan, (4) Cara-cara menyarankan perubahan perilaku dan (5) Cara-cara meningkatkan hubungan sosial dengan orang yang berbeda status.
Evaluasi setelah pelatihan keterampilan sosial menunjukkan bahwa anak-anak menjadi lebih. terbuka, lebih memahami dirinya dan hubungannya dengan orang lain - dengan cara -yang benar. Hal ini ditunjylckan dengan tidak adanya konflik sesama kelayan maupun antara kelayan dan pengasuh pada fase-fase awal anak memasuki asrama dan ini tidak terjadi pada anak-anak angkatan sebelumnya. Disisi lain anak-anak 100% menyatakan siap mengikuti program: dan siap mengembangkan keterampilan sosialnya, informasi ini diperoleh dari lembar evaluasi setelah selesai modul janji suci oleh Dr. Clara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Dwi Aprilianti
"Skripsi ini dilatarbelakangi pandemi Covid-19 yang berdampak menimbulkan kendala pemberian pelayanan rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza berupa adanya peran pekerja sosial yang tidak dapat dilakukan secara langsung. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengungkapkan solusi yang dilakukan terkait peran pekerja sosial dalam melakukan rehabilitasi sosial kepada remaja korban penyalahgunaan Napza pada masa pandemi Covid-19 di BRSKPN Bambu Apus, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilaksanakan pada rentang waktu Desember 2021 - November 2022, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui studi dokumentasi dan wawancara dengan sembilan informan. Informan dipilih secara purposive sampling berdasarkan kriteria kebutuhan penelitian ini. Analisa data dilakukan dengan open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pandemi Covid-19 kegiatan rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza yang terpaksa diberhentikan sementara adalah bimbingan fisik, visit keluarga, konseling terapi kelompok, kegiatan vokasional dan kegiatan di luar balai. Kegiatan tersebut diganti dengan alternatif berupa kegiatan secara daring/online, dinamika kelompok dan kegiatan di luar ruangan. Terdapat pula pembatasan waktu pada setiap kegiatan, dari biasanya 1 jam menjadi hanya 30 menit. Dengan adanya penyesuaian terhadap kegiatan yang dilakukan, maka hal ini berdampak pada perubahan penerapan peran pekerja sosial dalam melakukan manajemen kasus, sebagai edukator, enabler, fasilitator dan expert. Pekerja sosial memperhatikan perspektif person-in-environment tentang bagaimana menilai situasi klien dan mengidentifikasi alternatif solusi bagi mereka. Dalam memberikan pelayanan rehabilitasi sosial di masa pandemi Covid-19, pekerja sosial menghadapi kendala eksternal maupun internal. Kendala tersebut diantaranya kegiatan assessment menjadi terbatas, kegiatan pelayanan secara daring, dilema perasaan, penggunaan teknologi masih sulit. Agar pelayanan rehabilitasi sosial remaja korban penyalahgunaan Napza tetap berjalan dengan baik sesuai standar operasional, maka pekerja sosial melakukan solusi berupa menjaga kesehatan fisik dan mental, saling sharing pengalaman dan memotivasi, mengikuti pelatihan atau workshop, rekomendasi rawat jalan dan lain sebagainya, Kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan rehabilitasi sosial pada masa pandemi Covid-19 mengalami beberapa penyesuaian dan peran pekerja sosial pun mengalami beberapa penyesuaian dalam melakukan proses rehabilitasi sosial pada remaja korban penyalahgunaan Napza. Kontribusi skripsi ini pada pengembangan ilmu kesejahteraan sosial adalah untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan bagaimana peran pekerja sosial dan bagaimana cara menghadapi situasi tak terduga sebagaimana pandemi Covid-19.

This study is motivated by the Covid-19 pandemic which has had an impact on the provision of social rehabilitation services for adolescent victims of drug abuse in the form of the role of social workers who cannot be carried out directly. The urgency of conducting this research is to reveal the solutions made regarding the role of social workers in carrying out social rehabilitation for adolescent victims of drug abuse during the Covid-19 pandemic at BRSKPN Bambu Apus, which are discussed from the Social Welfare discipline. This research was carried out in the period December 2021 - November 2022, using a descriptive qualitative approach. Data collection was carried out through documentation studies and interviews with nine informants. Informants are selected by purposive sampling based on the criteria of the needs of this research. Data analysis is done by open coding, axial coding, and selective coding. The results of the research show that during the Covid-19 pandemic the social rehabilitation activities for adolescent victims of drug abuse who had to be temporarily suspended were physical tutoring,visit family, group therapy counseling, vocational activities and activities outside the hall.These activities were replaced with alternatives in the form of online activities/online, group dynamics and outdoor activities. There is also a time limit on each activity, from the usual 1 hour to only 30 minutes. With adjustments to the activities carried out, this has an impact on changes in the implementation of the role of social workers in carrying out case management, as educators, enabler, facilitator andexpert. Social workers pay attention to perspective person-in-environment about how to assess client situations and identify alternative solutions for them. In providing social rehabilitation services during the Covid-19 pandemic, social workers faced external and internal constraints. These obstacles include activities assessment become limited, online service activities, feeling dilemmas, the use of technology is still difficult. In order for social rehabilitation services for adolescent victims of drug abuse to continue to run well according to operational standards, the social worker provides a solution in the form of maintaining physical and mental health, sharing experiences and motivating each other, attend training or workshop, recommendations for outpatient care and so on. The conclusion of this study is that social rehabilitation activities during the Covid-19 pandemic underwent several adjustments and the role of social workers also experienced several adjustments in carrying out the social rehabilitation process for adolescent victims of drug abuse. The contribution of this study to the development of social welfare science is to reveal and describe the role of social workers and how to deal with unexpected situations such as the Covid-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasrifah Musa
"Tesis ini membahas tentang pelaksanaan resosialisasi remaja putus sekolah, peran pekerja sosial di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta dan hambatan yang dialami dalam pelaksanaan resosialisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan (1) pelaksanaan resosialisasi remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus meliputi pembekalan magang, pelaksanaan magang, dan monitoring magang, (2) Peran yang dilakukan oleh pekerja sosial sebagai penghubung (broker), pendidik (educator), mediator, pemungkin (enabler), group facilitator, pengevaluasi (analyst/evaluator) dan (3) hambatan yang timbul meliputi kurang optimalnya peran pendampingan oleh pekerja sosial di lokasi magang, waktu kegiatan magang yang terbatas, belum ada surat kerjasama secara tertulis dengan lembaga mitra, keterbatasan daya tangkap remaja putus sekolah, perilaku dan sikap remaja putus sekolah yang belum siap beradaptasi dengan peran dan tanggungjawabnya, kurang kepercayaan diri remaja putus sekolah dalam melayani pelanggan, serta perbedaan peralatan yang digunakan oleh PSBR Bambu Apus dengan yang digunakan perusahaan di tempat magang.

This thesis discusses the implementation of the resosialization of school dropouts, the role of social workers and obstacles arising in the PSBR Bambu Apus Jakarta. The study used a qualitative approach with descriptive research methods. The results of the study describe (1) The implementation of the school's resocalization of dropouts in the PSBR Bambu Apus includes internship supplies, the implementation of resosialization, and monitoring internships, (2) the role of social workers as a brokers, educators, mediators, enablers, group facilitator, analyst/evaluator and (3) barriers arising include less optimal role assistance by social workers in the internship site, the time of limited internship activities, there is no cooperation letter in writing with the partner agency, the limitations of school dropouts, behavior and attitudes adolescent dropout of school that are not ready to adapt to their roles and responsibilities, lack of confidence adolescent dropout in serving customers, and the difference equipment used by PSBR Bambu Apus with those used by the company in the internship activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Juliansyah
"Penelitian ini menjelaskan mengenai tahapan proses rehabilitasi sosial AN/ABH. Rehabilitasi sosial AN/ABH dilaksanakan untuk merubah perilaku klien AN/ABH agar dapat kembali berfungsi sosial. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan studi deksriptif di PSMP Handayani. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses rehabilitasi sosial AN/ABH di Panti sosial rehabilitasi, dilaksanankan dalam delapan tahapan proses rehabilitasi, yaitu tahap pendekatanan awal, penerimaan, assesmen, perencanaan intervensi, pelaksanaan intervensi, resosialisasi, bimbingan lanjut, dan terminasi. Dalam pelaksanannya terdapat faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam proses rehabilitasi sosial AB/ABH yang dilakukan oleh PSMP Handayani.

This study describes the stages of the implementation process of social rehabilitation of juvenile delinquents and children in conflict with the law. Social rehabilitation carried out to change the behavior of the client. The method used was qualitative research methods with descriptive studies in PSMP Handyani. The results showed that social rehabilitation at the center of social rehabilitation, divided into eight phases of the rehabilitation process, the initial approach phase, admission, assessment, planning, intervention, implementation of interventions, resocialization, further guidance, and termination. In its implementation there are factors inhibiting and supporting the social rehabilitation process conducted.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Widodo Wahyuni Sambodo
"RINGKASAN
Cirimekar adalah sebuah desa tradisional yang dihuni masyarakat suku Jawa yang kehidupan sehari-harinya bertumpu pada usaha pertanian. Seperti pada umumnya masyarakat tradisional yang masih menjunjung tinggi adat istiadat yang berlaku, masyarakat Cirimekar pun merupakan masyarakat yang masih mampu mempertahankan nilai-nilai tradisional sebagai tuntunan bagi masyarakatnya yang sedang beranjak mengalami perubahan untuk tidak larut dalam perkembangan jaman.
Dengan masuknya unsur teknologi seperti makin banyaknya pabrik yang berdiri di sekitar Cirimekar dan masuknya pengaruh budaya dari luar, mengakibatkan dimilikinya sarana informasi yang makin banyak oleh penduduk. Dengan demikian keadaan masyarakat yang semula sangat erat dengan sumber daya alam setempat dan taat terhadap norma-norma yang berlaku di desa, kemudian mewngalami perubahan.
Perubahan itu terjadi terutama akibat dari makin menyempitnya luas desa baik yang berupa lahan pertanian maupun pemukiman karena berdirinya pabrik-pabrik dan pertambahan penduduk yang tidak mudah dihambat. Luas lahan pertanian berkurang, sementara kebutuhan pangan penduduknya makin bertambah.
Di samping itu pengaruh terbukanya hubungan desa dengan daerah lain, juga mengakibatkan mobilitas penduduk menjadi bertambah tinggi. Terjadinya persinggungan dan saling bertemunya antara penduduk desa Cirimekar dengan warga desa lain baik di tempat bekerja yaitu pabrik maupun jalan raya, menjadi salah satu faktor terjadinya perubahan.
Menurut Hardasty, dalam melihat terjadinya perubahan kebudayaan yang berkaitan dengan berubahnya keadaan lingkungan, metodologi Steward dengan model pendekatan ekologi budaya mengatakan, antara lingkungan dengan budaya tidak merupakan lapisan (efera) yang terpisah, melainkan antara lingkungan dan kebudayaan merupakan komponen yang terkait secara dialektik.
Teori Steward maupun Hardasty di atas yang mendasari penelitian ini untuk mencari jawab apakah perubahan adat istiadat masyarakat Cirimekar yang terkena akibat perubahan lingkungannya, adalah merupakan suatu proses perubahan yang terjadi saling berkaitan satu dengan yang lain.
Penelitian tesis ini akan membuktikan adanya hubungan antara masuknya unsur teknologi seperti informasi dan teknologi produksi sebagai variabel bebas dengan pandangan masyarakat terhadap kerja, keadaan sosial ekonomi atau pola pendapatan dan renggangnya kekerabatan sebagai variabel terikat yang kesemuanya itu berubah karena terjadinya perubahan lingkungan fisik.
Baik perubahan itu terjadi karena adanya hubungan variable di atas atau perubahan itu terjadi walau tidak ada hubungan antara dua variabel tersebut. Soerjadi mengatakan, bahwa semua perubahan itu berlangsung dalam suatu proses yang mengikuti tatanan, prinsip dan ketentuan alam yang rumit, tetapi cukup teratur dan melalui ekologi kita dapat memahami perubahan warga desa Cirimekar tersebut.
Untuk itu, setelah melalui uji ada tidaknya hubungan variabel dengan menggunakan perhitungan statistik model T (Tau Kendal), ternyata bahwa hubungan yang terjadi sangat lemah, yaitu Tb = 0,0051 yang berarti mendekati nol. Ini menunjukkan tidak ada hubungan antara kedua variabel disebut di atas.
Dengan tidak adanya hubungan dari kedua variabel tersebut, kemudian diketahui penyebabnya karena tak dimasukkannya pimpinan nonformal semacam ustad dan lurah tua yang masih mampu mempengaruhi kehidupan masyarakat desa Cirimekar. Di samping itu, ternyata penduduk Cirimekar mempunyai kemampuan yang tinggi beradaptasi untuk menyesuaikan kehidupannya pada lingkungan yang telah berubah. Hal tersebut tampak pada ketidaktergantungan penduduknya lagi terhadap sumber daya alam setempat seperti hasil pertanian maupun perikanan. Sementara itu pergeseran adat istiadat yang terjadi justru karena budaya yang melekat pada pekerja pabrik maupun pedagang pendatang dan budaya ini mempengaruhi budaya penduduk Cirimekar.
Dengan demikian, dari penelitian dapat disarikan bahwa: Perubahan prilaku, sikap dan tatacara berpikir penduduk desa Cirimekar yang terjadi, bukan semata karena terjadinya perubahan lingkungan akibat masuknya unsur-unsur teknologi.
Meskipun sumber daya alam sudah tidak lagi mampu memberikan kebutuhan hidup penduduknya, akan tetapi dengan terbukanya desa dan adanya kesempatan baru untuk penduduk bekerja di luar bidang pertanian, maka penduduk mampu mempertahankan eksistensi dan memperbaiki kualitas hidupnya.
Masuknya teknologi ternyata tidak banyak menggeser atau mempengaruhi adat istiadat maupun budaya masyarakat setempat, karena ternyata para tokoh masyarakat yang menjadi panutan penduduk mampu meredam dan menciptakan suasana yang tetap menjaga kebiasaan adat istiadat desa, sehingga perubahan prilaku itu maaih dapat diarahkan atau dikendalikan.

SUMMARY
Cirimekar is a traditional village, located 29 Km south of Jakarta. The people in this village receive very little education. With part of the population working in agriculture and part working at a very income, they have very little capital resources. The population is facing a sudden shift in traditions and values from the influence of industries in the area of Cirimekar.
A population of 5,460 lives in this area of 17,818 Ha, has seen various impacts of the industries established in around Cirimekar from the bursting of industrial waste dumps into the agricultural land to the changes of the people in working their land.
Industries in the area of Cirimekar have influenced the traditional patterns and customs the village has always used to work their land. Studying the shift that is taking place in Cirimekar village reveals the impact of technology and industry on culture, environment, and villager?s perceptions of ecology.
This research is based on the Haerdasty and Steward Theory. Approximation on ecology and culture, which says that culture and environment are dialectic, that forms together in layers. The research intends to show that the change in customs occurring in Cirimekar village is the result of the environmental impact of these industries.
For this proof, the researchers have used the variable and model statistic of Thau Kendal. The variable used for technology was a free variable. The views of people's work-patterns were formed on the economic and distance principles.
Result of this research showed there is no connection of to the second variable. The connection is not the reason for the changes occurring in influence of the industries work-pattern, income-patterns, and other customs.
The conclusion this research determines is that the population of Cirimekar village has a high capacity for adapting to the present environmental situation. For this matter the population of Cirimekar village is not dependent on the natural resources of this area.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>