Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M Caesario Nugroho A, Author
"

Fokus Tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan patron-klien dalam kegiatan birokrasi dan bagaimana dinamika para aktor birokrat dengan konteks dan agen-agen sosial yang dihadapi di tempat kerja. Tulisan ini mengangkat kasus di sebuah institusi pemerintahan di Jakarta dengan mengamati berbagai kegiatan birokrasi dan sosial yang terjadi di lapanmgan. Tidak hanya melihat pada hubungan-hubungan sosial saja, tulisan ini juga menggambarkan bagaimana nilai-nilai yang dibawa oleh para aktor birokrat mempengaruhi hubungan yang ada. Dinamika hubungan dan nilai yang diangkat dalam tulisan ini digambarkan dalam bentuk narasi ilmiah yang menyajikan bagaimana hubungan yang ada dibentuk, dipertahankan terhadap konteks birokrasi dan agen-agen sosial lain yang pada akhirnya melahirkan dan melanggengkan hubungan patron-klien dalam birokrasi.


The focus of this paper is to describe the patron-client relationship in the activities of the bureaucracy and how the dynamics of the bureaucrats in the context of social agents encountered in the work place. This paper raised a case of government institution in Jakarta by observing the bureaucratic and social activities that occur in the field. This paper not only look at the social relations alone, but also illustrates how the values ​​taken by the actors bureaucrats affect existing relationships. The dynamics of relationships and values ​​raised in this paper is described in the form of scientific narrative that presents how an existing relationship formed, maintained the bureaucratic context and other social agents that ultimately gave birth to and perpetuate the patron-client relationship in the bureaucracy.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"ABSTRAK
NU merupakan organisasi sosial keagamaan yang memiliki kultur yang berbeda dengan organisasi lainnya, yaitu relasi patron klien antara kiai dan santri. Kiai merupakan tokoh yang dipatuhi dan diikuti oleh santri. Budaya tersebut tidak hanya digunakan dalam interaksi sosial tetapi juga dimanfaatkan untuk mendapatkan tujuan politik, termasuk dalam penentuan mekanisme suksesi di Muktamar ke 33 yang bertujuan untuk mendapatkan jabatan kepemimpinan NU. Oleh karena itu, penelitian ini memfokuskan pada pertanyaan pengaruh relasi patron klien dalam perubahan mekanisme suksesi kepemimpinan NU di Muktamar ke 33.Teori yang dipakai untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah teori patron klien, suksesi kepemimpinan, dan konflik. Teori patron klien yang digunakan berasal dari James C. Scoot yang membagi dua pola relasi patron klien, yaitu relasi patron klien cluster dan piramid. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, kajian literatur, dan wawancara.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh relasi patron klien dalam perubahan mekanisme suksesi kepemimpinan NU di Muktamar ke 33. Kelompok yang mendorong perubahan mekanisme suksesi secara tidak langsung terdiri dari KH Musthofa Bisri sebagai patron dengan para Rais Syuriah dan para santri di daerah sebagai klien. Sedangkan, kelompok yang menentang adalah KH Hasyim Muzadi sebagai patron dan juga para Rais Syuriah sebagai klien. Bentuk pengaruh patron klien dalam perubahan mekanisme suksesi terlihat dari proses penentuan mekanisme suksesi, dimulai dari penetapan mekanisme suksesi di luar muktamar hingga penetapan mekanisme suksesi melalui voting Rais Syuriah. Kelompok KH Musthofa Bisri diuntungkan karena memiliki banyak santri yang menjabat Rais Syuriah sehingga berhasil mengubah mekanisme suksesi secara tidak langsung atau menggunakan Ahlul Halli Wal Aqdi
Dalam perspektif teori patron klien, upaya di atas merupakan implementasi dari teori James C Scott tentang pola patron klien berbentuk cluster, yang terdiri dari seorang patron utama dan beberapa klien di bawahnya. Dalam penelitian tersebut, KH Musthofa Bisri dan KH Hasyim Muzadi masing-masing memiliki klien yang menjabat Rais Syuriah. Sumber daya yang dimiliki KH Musthofa Bisri dan KH Hasyim Muzadi adalah nilai agama dalam ketaatan kepada kiai

ABSTRACT
NU is a socio-religious organization that has a culture that is different from other organizations, namely the patron-client relationship between the kiai and students. Kiai is a figure that is adhered to and followed by the students. Culture is not only used in social interactions but also be used to gain political purposes, including the determination of the mechanism of succession in 33th Congress that aims to gain leadership positions of NU. Therefore, this study focuses on the question of the influence of patron-client relations in a changing mechanism NU leadership succession in 33th NU Congress.
leadership succession in 33th NU Congress.
The theory used to answer this question is the theory of patron-client, leadership succession, and conflict. The theory of patron-client used came from James C. Scott that divides the two patterns of patron-client relations, namely the patron-client relationships clusters and pyramids. The research method is qualitative data collection techniques through observation, literature review and interviews.
The research found that there are significant patron-client relations in a changing mechanism NU leadership succession in 33th congress. Groups that encourage changes in the mechanism of succession is indirectly KH Mustofa Bisri as patron to the Rais Syuriah or the chairman of NU in the area as a client. Meanwhile, groups opposed to is KH Hasyim Muzadi as a patron and also the others Rais Syuriah as a client. The patron clients in succession mechanism changes seen from the process of determining the mechanism of succession, starting from the determination of the mechanism of succession outside the congress until the determination of the mechanism of succession through Rais Syuriah voting. KH Musthofa Bisri group benefits from having many students who served Rais Syuriah so successfully changed the mechanism of succession indirectly.
In the perspective of the theory of patron-client, the above efforts is an implementation of the theory of James C. Scott about the pattern of patron-client form a cluster, consisting of a main patron and some clients underneath. Patron?s ruling against the client because it has certain resources and use them to serve political interests. In that study, KH. Musthofa Bisri and KH Hasyim Muzadi each have a client that serves Rais Syuriah. KH. Musthofa Bisri and KH Hasyim Muzadi owned resources is islamic value about devotion to kiai"
2016
T46149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmanto Rinaldi
"Dibalik semangat memerangi kejahatan korupsi, terdapat realita unik di tengah kehidupan masyarakat menyangkut reaksi terhadap pelaku kejahatan korupsi. Jika dilihat dari proses penerimaan masyarakat terhadap mantan pelaku korupsi yang telah selesai menjalani masa tahanan di lembaga pemasyarakatan. Indikasi penerimaan masyarakat terhadap mantan pelaku korupsi tersebut, setidaknya dapat terlihat dalam kehidupan sosial di beberapa daerah di Provinsi Riau, di mana masyarakat tetap memberikan penghormatan yang tinggi dan bahkan memposisikannya sebagai tokoh kembali di tengah kehidupan bermasyarakat. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti dimungkinkan untuk membuat deskripsi yang holistik tentang rasionaliasi pembenaran perilaku koruptif elit birokrasi pada masyarakat Riau. Penelitian ini menghasilkan bahwa para elit birokrasi di Riau yang telah terbukti oleh pengadilan telah melakukan korupsi dan merugikan keuangan negara tidak kehilangan reputasinya di mata masyarakat Riau. Gejala ini dapat dijelaskan sebagai bentuk "Cultural Investment", yaitu penanaman budi baik kepada konstituennya yang dibalas dengan rasa hormat dari konstituen kepada elit tersebut. Cultural Investment yang terjadi dalam konteks masyarakat Riau tersebut dapat dijelaskan melalui beberapa proposisi, yaitu Cultural Investment Budaya Riau Dimanipulasi, Cultural Investment Perlu Modal, Cultural Investment Habitus yang Mengalami Degradasi Pemahaman, Cultural Investment Terjadi Dalam Hubungan Patron-Klien, Cultural Investment Merupakan Rasionalisasi Korupsi. Meskipun dalam konteks ini tidak dalam artian menjeneralisasi bahwa seluruh masyarakat Riau merasionalisasikan perilaku korupsi, namun jumlah dan eksistensi dari pihak pihak yang kontra berjumlah sedikit dan tidak memiliki kekuatan untuk dapat memberikan pembandingan yang seimbang dari fenomena yang terjadi.

Behind the spirit of fighting corruption, there is a unique reality in the society life about the reaction to the corruptor. When viewed from the process of public acceptance of ekscorruptor who have finished punishment in prison. Indications of public acceptance of ekscorruptor, at least visible in social life in some areas in Riau Province, where people still give high respect and even give position as a figure again in the middle of society life. Using a qualitative approach, researchers are allowed to create a holistic description of the justification rationalization for corruptive elite behavior of bureaucracy on Riau society. This research result is that the bureaucratic elite in Riau who have been proven by the court have done corruption and harm the country finance does not lose its reputation in the eyes of Riau people. This phenomenon can be described as a form of Cultural Investment, is the cultivation of good character to the constituent who are rewarded with respect from the constituent to the elite. Cultural Investment that occurs in the context of Riau society can be explained through several propositions, namely Cultural Investment Riau Culture Manipulated, Cultural Investment Needs Fund, Cultural Investment Habitus undergo Understanding Degradation, Cultural Investment Occurs In Patron-Client Relationship, Cultural Investment Is Corruption Rationalization. Although in this context it is not in the sense of generalizing that the all society of Riau rationalizes the corruption behavior, but the amount and existence of the contra parties are little and does not have the power to provide a balanced comparison of the phenomena that occur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D2441
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Riza Widyarsa
"ABSTRAK
Libanon adalah sebuah negara di Timur Tengah yang menerapkan pola patron-client dalam dinamika politik. Pola ini berjalan sejak jaman Usmani sampai pada masa pemerintahan Republik Libanon dan terns berjalan dalam memasuki abad ke-21. Di Libanon zaim (tokoh masyarakat) adalah sang patron, sementara masyarakat adalah para client. Kepemimpinan zaim (jamak: zuama') di Libman sangat dominan pada masa terbentuknya Republik Libanon pada tahun 1943, perang saudara dan pada pemilu parlementer. Ini menunjukkan bahwa pola patron-client yang feodal, dapat eksis pada sebuah negara dan masyarakat yang telah mengadopsi ideologi republik.
Metode yang diterapkan dalam penulisan tesis ini adalah metode studi kasus. Di mana tesis ini hanya menjelaskan pola patron-client di Libanon. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui studi pustaka.
Pola patron-client dapat tetap berjalan di Libanon, karena pola ini adalah sebuah pola yang 'nail?. Pola patron-client dapat memasuki dan 'berasimilasi' dengan sistem republik. Zuama' juga dipandang sebagai pengikat sebuah komunitas, tidak hanya sekedar pemimpin komunitas. Sistem patriarchal yang telah membudaya di Libanon selama berabad-abad juga menjadi penyebab mengapa pola patron-client tetap berjalan di Libanon. Zuama' dipandang sebagai sang ayah dan provider, yang otoritasnya tidak dapat diganggu gugat oleh komunitas. Namun dengan berjalannya waktu, kekuasaan zuama' tergeser dengan naiknya pamor politisi-politisi non-zuama', khususnya dari warga Syiah. Hal ini dikarenakan zuama' tidak dapat memberikan sesuatu kepada komunitas, khususnya warga Syiah.

ABSTRACT
Lebanon is a country in the Middle East that's still use patron-client relationships in her political dynamics. Patron-client relationships in Lebanon have existed since the Ottoman time up to the present time. In Lebanon zuama' (community leaders) act as the patrons, while the clients are the rest of the populations. Zaim or zuama' (p1.) have been very dominant during the establishment of the republic in 1943, civil wars, and parliamentary elections. It shows that, even though patron-client system is feudal in nature, it has survived in a country which adopting republican system of government.
The method use for this thesis is a study case method. Since this thesis is concentrate in explaining patron-clients patterns in Lebanon. Researched for this thesis was done through library researches.
Patron-client patterns still exist in Lebanon because of its 'fluidity'. It can 'penetrate' and 'assimilate' with the republican system. As for the community, zuama' are seen as someone who holds the community together, not only as a mere leader. Patriarchal system in Lebanon, which had become a part of the local culture, had contributed to the existence of patron-clients patterns. Zaim is seen as the father and the provider of the community with unquestioned authority. However, as the time moves on, the authority of zuama' had been challenged by non-zuama' politicians, especially among the Shi'a community. These changes occur because some zuama' are unable to fulfill the needs of their communities.
"
2007
T20729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanford, Christine
Jakarta: Arcan, 1994
158.2 SAN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. M. Nilam Widyarini
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009
158.2 NIL m (1);158.2 NIL m (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stelly Maria
"Tumbuh pesatnya Internet inenjadi jaringan global yang menghubungkan puluhan juta orang telah menciptakan kesempatan baru untuk membina hubungan antarpribadi. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran umum mengenai hubungan antarpribadi yang terjadi melalui komunikasi antarpribadi via Internet dan perbandingannya dengan hubungan antarpribadi yang terjadi melalui komunikasi tatap muka, di kalangan kaum muda Jakarta.
Penelitian ini berangkat dari beberapa teori komunikasi antarpribadi yaitu attraction theory, social penetration 'theory, teori mengenai ketergantungan, teori mengenai komitmen, dan teori hubungan menurut Mark Knapp. Sebanyak 102 responden berusia 20-34 tahun mengisi kuesioner yang mengukur hubungan antarpribadi mereka yang terjadi melalui komunikasi antarpribadi via Internet dan komunikasi antarpribadi tatap muka. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden menjalin hubungan antarpribadi dengan lawan jenis, dengan klasifikasi terbesar partner komunikasi sebagai teman dekat, dengan frekuensi komunikasi terbesar dilakukan antar partner romantik dan durasi hubungan terlama antar partner komunikasi sesama jenis kelamin. Rata-rata responden menggunakan 2 atau lebih saluran komunikasi lain untuk berkomunikasi dengan partner Intemetnya.
Tingkat dimensi hubungan (dimensi-dimensi kemiripan faktor demografi sosial, komptensi, kemiripan sikap, kebutuhan saling melengkapi, keluasan topik percakapan, keintiman dan pengungkapan informasi personal, pemahaman, ketergantungan dan komitmen) pada komunikasi tatap muka ternyata lebih tinggi dari tingkat dimensi hubungan pada komunikasi via Internet dengan catatan bahwa hubungan antarpribadi via Internet juga menunjukkan tingkat hubungan yang cukup tinggi pada dimensi-dimensi yang diukur walau tidak setinggi hubungan antarpribadi tatap muka. Selain itu juga disimpulkan bahwa komunikasi via Internet dan komunikasi tatap muka saling melengkapi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Sukma, 1964-
Bandung: Abardin, 1989
327.2979 RIZ a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zubaidi
"Berawal dari pendapat beberapa orang ahli psikologi dan amatan penulis terhadap perilaku sosial di kota-kota besar terutama di Jakarta, nampak bahwa perilaku sosial negatif kian berkembang, hal itu ditunjukkan oleh kesadaran seseorang akan haknya untuk mempertahankan diri semakin kuat, sementara kesadaran mereka akan kewajiban melemah akibat beban kehidupan di kota besar yang terus meningkat. Juga nampak kompetisi semakin kuat, kesibukan urusan pribadi, egoistis, acuh terhadap kejadian disekeliling, yang kesemuanya dianggap sebagai gambaran melunturnya rasa setiakawan.
Fenomena tersebut mengantar penulis pada pertanyaan, sampai seberapa jauh rasa tanggung jawab sosial warga kota besar dapat diwujudkan, khususnya bagi mereka yang bertempat tinggal di lokasi pemukiman tertentu, yang dalam penelitian ini pengkajiannya ditetapkan di lingkungan pemukiman rumah susun dan rumah konvensional Perum Perumnas, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Tanggung jawab sosial yang dimaksud adalah perilaku yang mengarah pada kepedulian seseorang untuk mensejahterakan dan membantu orang lain secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan eksternal.
Dari telaah kepustakaan dan beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa individu-individu yang berorientasi pada nilai-nilai religius cenderung bertindak prososial. Kesadaran religius yang tinggi mendorong seseorang untuk selalu berbuat baik dan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi. Demikian pula halnya dengan mereka yang memiliki harga diri yang tinggi akan mudah menerima orang lain dan punya rasa empati. Harga diri merupakan salah satu penentu bagi terwujudnya perilaku sosial positif dalam bentuk tanggung jawab sosial.
Atas dasar acuan tersebut, dalam penelitian ini diajukan dua buah hipotesis mayor untuk menguji keterkaitan variabel tanggung jawab sosial dengan variabel kesadaran religius dan variabel harga diri, serta menguji perbedaan tingkat tanggung jawab sosial warga yang berdomisili di lingkungan pemukiman tertentu dengan karakteristik yang berbeda. Dua buah hipotesis yang hendak diuji tesebut meliputi (1) ada hubungan positif antara Kesadaran Religius dan Harga Diri dengan Tanggung Jawab Sosial penghuni komplek pemukiman Perum Perumnas di Jakarta, (2) ada perbedaan tingkat Tanggung Jawab Sosial antara penghuni komplek pemukiman Rumah Susun dengan tingkat Tanggung Jawab Sosial penghuni komplek pemukiman Rumah Konvensional Perum Perumnas di Jakarta. Hipotesis mayor tersebut masing-masing kemudian dijabarkan dalam dua hipotesis minor sesuai dengan sub-variabelnya yang ditujukan pada tetangga dan orang lain yang tidak dikenal.
Penelitian dilaksanakan di dua lokasi pemukiman yang dibangun oleh Perum Perumnas, masing-masing di komplek rumah susun Kebon Kacang Jakarta Pusat dengan 120 orang responden, dan 150 orang responden di komplek rumah konvensional Klender Jakarta Timur.
Pengumpulan data untuk mengungkap variabel tanggung jawab sosial, kesadaran religius dan harga diri menggunakan angket. Sementara untuk pengolahan data dilakukan secara kuantitatif menggunakan uji statistik melalui program SPSS.
Analisis data untuk menguji hipotesis mayor satu serta hipotesis minornya menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kesadaran religius dan harga diri dengan tanggung jawab sosial para penghuni komplek pemukiman Perum Perumnas di Jakarta, baik pada lokasi rumah susun maupun rumah konvensional. Nampak pula adanya pengaruh yang berarti antara kesadaran religius dan harga diri terhadap tanggung jawab sosial terhadap tetangga maupun terhadap orang lain yang tidak dikenal pada penghuni kedua komplek pemukiman yang di bangun oleh Perum Perumnas di Jakarta tersebut.
Sementara hasil pengujian hipotesis mayor dua beserta hipotesis minomya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tanggung jawab sosial penghuni yang bermukim di komplek rumah susun dan mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah konvensional. Nampaknya mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah konvensional mempunyai tanggung jawab sosial yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah susun. Bila dikaji lebih jauh, ternyata tidak nampak adanya perbedaan tanggung jawab sosial terhadap tetangga antara penghuni yang berdomisili di komplek rumah susun maupun di rumah konvensional. Dengan kata lain tidak cukup alasan untuk membedakan penghuni yang menempati rumah susun dari mereka yang menempati rumah konvensional sehubungan dengan tanggung jawab sosial mereka terhadap tetangga. Sementara tanggung jawab sosial terhadap orang lain yang tidak dikenal secara meyakinkan lebih tinggi dijumpai pada mereka yang bertempat tinggal di komplek rumah konvensional dibandingkan dengan mereka yang menempati rumah susun."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartini
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku ibu yang bekerja sebagai perawat dengan perkembangan sosial anak usia 1-3 tahun (toddler). Desain penelitian yang di gunakan adalah deskripif korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang bekerja sebagai perawat yang mempunyai anak usia 1-3 tahun (toddler) di Rumah Sakit Siloam Graha Medika dengan jumlah sampel 40 orang.
Instrumen dikembangkan sendiri oleh peneliti dan telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, terdiri dari kuesioner demografi (A) dan kuesioner tentang perkembangan sosial anak toddler (B) dan kuesioner tentang peritaku ibu bekerja dalam menstimulus perkembangan sosial anak toddler (C).
Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku ibu yang bekerja sebagai perawat dalam menstimulus perkembangan sosial toddler dengan perkembangan sosial anak usia toddler. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5323
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>