Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40478 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprillia Kurniasari
"Hiperpigmentasi merupakan peristiwa yang terjadi akibat produksi pigmen kulit yang berlebihan. Warna kulit sangat dipengaruhi oleh keberadaan melanin, dimana keberadaan melanin sangat dipengaruhi oleh enzim tirosinase. biji coklat (Theobroma Cacao Linn) merupakan salah satu bahan yang kaya akan senyawa flavonoid diantaranya adalah senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai inhibitor tirosinase. Tujuan penelitian ini untuk menguji potensi ekstrak biji coklat sebagai inhibitor tirosinase untuk bahan aktif pencerah kulit. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah experimental laboratories dengan beberapa pengujian antara lain: kadar flavonoid total dan uji aktivitas inhibitor tirosinase. hasil penelitian ini adalah terdapat aktivitas inhibitor tirosinase pada ekstrak etanol biji coklat. Aktivitas inhibitor tersebut dapat dilihat dari nilai IC50 untuk reaksi monofenolase dan difenolase masing-masing adalah 352,05 μg mL-1 dan 836,20 μg mL-1. Selain itu juga terdapat kandungan senyawa flavonoid total sebanyak 0,05 %b/b, sehingga ekstrak etanol biji coklat ini merupakan bahan alam yang berpotensi untuk digunakan dalam formulasi krim pemutih dalam ilmu farmasi.

Hyperpigmentation is an event that occurs due to excessive production of skin pigment. Skin color is strongly influenced by the presence of melanin, which is strongly influenced by the presence of melanin tyrosinase enzyme. cocoa (Theobroma cacao Linn) is one of the ingredients that are rich in flavonoids include polyphenolic compounds that function as antioxidants and as a tyrosinase inhibitor. The purpose of this study to examine the potential of the cocoa bean extract as a tyrosinase inhibitor for skin lightening active ingredients. The method used in the study is experimental with some testing laboratories, among others: total flavonoid content and test the activity of tyrosinase inhibitors. the results of this research is there tyrosinase inhibitor activity in the ethanol extract of cocoa. The inhibitor activity can be seen from the IC50 value for the reaction difenolase monofenolase and each was 352.05 ug mL-1 and 836.20 ug mL-1. There is also the content of total flavonoids 0.05% w/w, so that the ethanol extract of the cocoa bean is a natural product that has the potential to be used in the formulation of skin lightening cream in the pharmaceutical sciences.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Natalia
"Ekstrak biji anggur (EBA) memiliki potensi besar sebagai pencerah kulit karena banyak mengandung senyawa polifenol. Namun, efeknya membutuhkan waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas serum emulgel EBA sebagai pencerah kulit serta derajat iritasinya pada kulit sukarelawan. Penetapan kadar fenol total dan resveratrol, aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase dilakukan pada EBA. EBA dibuat dalam serum emulgel dengan konsentrasi 20% dan dievaluasi sifat fisikokimia dan stabilitas fisiknya. Potensi iritasi kulit dari formula dinilai dengan uji tempel 48 jam. Manfaat serum emulgel EBA sebagai pencerah kulit dievaluasi menggunakan Mexameter dengan mengukur indeks melanin kulit pada 30 orang sukarelawan. Kadar fenol total dan resveratrol pada EBA adalah 830 mg GAE/g (setara asam galat) dan 15,45 mg/100 g. EBA menunjukkan aktivitas antioksidan dan penghambatan tirosinase dengan nilai konsentrasi penghambatan setengah maksimal (IC50) adalah 7,84 dan 207,72 μg/mL. Serum emulgel EBA menunjukkan stabilitas fisik dan karakteristik yang baik yaitu homogen dan tidak terjadi sineresis. Penggunaan serum emulgel EBA tidak menyebabkan iritasi kulit dan menunjukkan penurunan indeks melanin yang signifikan (p < 0,05) sebesar 7,42% setelah 14 hari. Kesimpulan penelitian adalah serum emulgel EBA memiliki karakteristik yang baik, aman dan efektif sebagai kosmetik pencerah kulit.

Grape seed extract (GSE) has great potential in exhibiting skin lightening properties due to its rich polyphenolic compounds. However, its effect takes a long time. The current study aimed to assess the effectiveness of the skin lightening GSE emulgel- based serum and also its degree of irritation in the skin of volunteers. The GSE was determined for the total phenolic and resveratrol contents, antioxidant, and tyrosinase inhibition activities. The GSE was prepared in 20% emulgel-based serum and evaluated for its physicochemical properties and physical stability. The potential for skin irritation of the formulation was assessed using the 48 h patch test. The effectiveness of the skin lightening GSE emulgel-based serum was evaluated using Mexameter by measuring the melanin index in 30 volunteers. The total phenolic and resveratrol contents of GSE were 830 mg GAE/g (gallic acid equivalent) and 15.45 mg/100 g, respectively. GSE demonstrated antioxidant and tyrosinase inhibitory activities with the half-maximal inhibitory concentration (IC50) of 7.84 and 207.72 μg/mL, respectively. The GSE emulgel-based serum showed good physical stability and characteristics which homogeneous and no syneresis. The application of the GSE emulgel-based serum did not cause any skin irritation and showed a significant decrease in the skin melanin index (p < 0.05) by 7.42% after 2 weeks. In conclusion, the GSE emulgel-based serum was safe and effective as a skin lightening product."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Green Synthesis Nanokomposit ZnO-CuO menggunakan ekstrak kulit biji Theobroma Cacao L dan uji aktivitas fotodegradasi zat warna metilen biru Abstract. Metode ramah lingkungan yaitu green synthesis of ZnO menggunakan ekstrak kulit biji coklat telah ditemukan. Percobaan tersebut menggunakan precursor Zn NO3 2 dan Cu NO3 2. TCL adalah bahan utama pengganti NaOH, yang terkandung dalam alkaloid yang memiliki kemampuan menghidrolisis melepaskan OH-. Persiapan dari ZnO bergantung pada rasio dari konsentrasi OH-/Cu2 . Identifikasi zat aktif pada ekstrak kulit biji coklat dapat dilakukan dengan menggunakan uji fitokimia. Green sintesis ZnO-CuO dikarakterisasi menggunakan UV-Vis DRS spectrophotometer, Fourier-transform infrared FT-IR spectroscopy, scanning electron microscopy-energy dispersive X-ray Spectroscopy SEM-EDS and X-ray diffraction analysis XRD.

Name Taufik hidayatProgram Study Undergraduate Program Departement of ChemistryTitle Green Synthesis Nanocomposite ZnO CuO using Theobroma Cacao L Seed Extract and Fotodegradation Activity Test of Methylene Blue Abstract. Eco friendly method for green synthesis of ZnO using leaf extract of Theobroma cacao L was reported. It uses Zn NO3 2 and Cu NO3 2 precursor as raw material. TCL is as source of base to replace NaOH, due to contains alkaloid which has ability for hydrolyzing to release OH . Preparation of ZnO depends on the ratio of OH Cu2 concentrations. Identification of active compounds in leaf extract was obtained by phytochemical analysis. The green synthesis ZnO CuO was characterized by UV Vis DRS spectrophotometer, Fourier transform infrared FT IR spectroscopy, scanning electron microscopy energy dispersive X ray Spectroscopy SEM EDS and X ray diffraction analysis XRD."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tilaar, Astrid Fabiola
"Pemasaran produk pencerahan kulit mengalami peningkatan terutama di daerah Asia Pasifik. Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya menganggap bahwa kulit putih itu cantik, sehingga memotivasi wanita Indonesia untuk memakai produk pencerah kulit.
Tujuan dari penelitian ini untuk mencari bahan baku yang bermanfaat sebagai pencerah kulit yang berasal dari tanaman Indonesia dengan mengetahui potensi ekstrak etanol daging buah salak varietas Bongkok (Salacca edulis Reinw) terhadap aktivitas pencerahan kulit. Salak varietas Bongkok mengandung flavonoid yang diduga memiliki kemampuan dalam proses depigmentasi kulit. Studi in vitro yang dilakukan adalah uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH dan uji penghambatan tirosinase.
Dari hasil uji in vitro didapatkan bahwa ekstrak etanol daging buah salak memiliki aktivitas antioksidan pada konsentrasi 1%, 3% dan 5%, sedangkan kemampuannya menghambat tirosinase diperoleh pada konsentrasi 3% dan 5%, tidak pada konsentrasi 1%. Pada uji manfaat dengan analisis univariat, krim uji yang mengandung ekstrak etanol daging buah salak 3% dengan uji T-test terbukti ada penurunan yang signifikan pada indeks melanin kulit (p<0,001).
Dengan analisis bivariat, krim uji yang mengandung ekstrak etanol daging buah salak 3% mengalami penurunan indeks melanin yang baik dibandingkan dengan basis krim dengan signifikansi 0,001(p<0,05). Dengan hasil yang diperoleh diharapkan ekstrak etanol daging buah salak dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk pencerahan kulit sehingga dapat mengurangi ketergantungan industri kosmetik dalam negeri terhadap bahan baku impor.

The whitening skin product market has been growing significantly in Asia Pacific. Indonesia is one of those countries which mainly thinks that having a white color skin is simply beautiful. Therefore, it motivates Indonesian women to buy more whitening product to satisfy their beauty needs.
The purpose of this research is to find raw material for whitening product from Indonesian plants that can be useful as skin lightening agents. This study investigate the potential of ethanolic extract from snake fruit in the activity as skin enlightenment. Salacca edulis Reinw (Snake fruit Bongkok varieties) contains flavonoids which have been reported to play a part in skin depigmentation. The study conducted in vitro antioxidant activity assay using DPPH and tyrosinase inhibition assay.
The test results showed that in vitro, snake fruit ethanolic extract have antioxidant activity at concentration of 1%, 3% and 5%. The ability to inhibit tyrosinase is observed at a concentration of 3% and 5%. The univariate analysis from the efficacy test, using cream containing 3% extract to T-test proved that there was a significant reduction in skin melanin index (p <0,001).
In bivariate analysis, cream containing 3% extract decrease melanin index which compares favorably with the base cream with significance 0,001 (p <0,05). The results obtained strongly suggest that snake fruit ethanol extract can be used as raw material for skin lightening so as to reduce dependence of the domestic cosmetics industry on imported raw materials."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T33129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Rimenda Br.
"Tebu (Saccharum officinarum) mengandung asam glikolat yang merupakan kelompok dari asam alfa hidroksi, asam glikolat telah banyak digunakan secara sintetik diindustri kosmetik dan ahli kulit untuk pengobatan pada melasma, jerawat dan antiaging. Pada penelitian ini, memanfaatkan limbah batang tebu dari perkebunan tebu. Limbah batang tebu diekstraksi menjadi ekstrak kental dan kemudian diformulasikan menjadi sediaan krim, menggunakan konsentrasi ekstrak sebanyak 5%. Uji stabilitas fisik sediaan dilakukan selama 12 minggu dan uji keamanan dilakukan pada sukarelawan dengan metode uji tempel. Uji manfaat dilakukan selama 28 hari, lokasi pengujian pada lengan atas sukarelawan dengan parameter penurunan kadar melanin pada kulit. Sediaan krim ekstrak limbah batang tebu menunjukkan kesetabilan selama penyimpanan 12 minggu dan uji keamanan tidak menimbulkan iritasi sehingga aman digunakan secara topikal, hasil uji manfaat menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik pada 33 relawan, didapatkan nilai p= 0,000 (p< 0,005).

Glycolic acid which is usually found in sugar cane (saccharum officinarum) is a natural fruit acid part of alpha hydroxy acid family. In various concentration this acid has been synthetically used in cosmetic industry and to dermatologists in the treatment of melasma, acne and anti aging. This paper outlines the utilization of the waste sugarcane from the plantation. The extraction of sugarcane generates thick solutions that formulated and conversed into cream 5% extracted concentration into cream. Sugarcane extract with 5% concentration has been used in phsysical stability test for 12 weeks as well as safety test by using patch methode on 28 days to indicate a drop of melanin level in the skin. After all, the result show the concentration can maintain its stability level to be use as topical without any symptoms of irritation. Efficacy test show significant results statistically of p= 0,000 (p< 0,005).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diani Mega Sari
"Turbinaria conoides mengandung floroglusinol yang diketahui memiliki penghambatan aktivitas tirosinase, sehingga berpotensi sebagai pencerah kulit. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh krim ekstrak T. conoides yang efektif, stabil, dan aman sebagai pencerah kulit. Uji penghambatan aktivitas tirosinase ekstrak T. conoides secara in vitro dengan enzim mushroom tirosinase. Uji keamanan kulit dilakukan menggunakan metode uji tempel tertutup tunggal selama 24 jam dan uji manfaat pencerah kulit dilakukan pada 30 sukarelawan selama 28 hari menggunakan krim ekstrak T. conoides 3% dan krim kontrol. Hasil penghambatan aktivitas tirosinase ekstrak T. conoides menunjukkan adanya aktivitas dengan nilai IC50 188 ug/mL. Hasil evaluasi keamanan pada kulit menunjukkan krim ekstrak T. conoides 3% tidak menimbulkan iritasi dan hasil uji manfaat krim ekstrak T. conoides 3% efektif menurunkan indeks melanin kulit selama 28 hari dengan nilai p=0,003 (p<0,05) secara statistik, dibandingkan dengan krim kontrol. Ekstrak T. conoides memiliki manfaat sebagai pencerah kulit. Turbinaria conoides contains fluoroglusinol which is known to have inhibition of tyrosinase activity, so that it has the potential to be a skin lightening. The purpose of this study was to obtain cream of 3% T. conoides extract as skin lightening, which can effective, stable and safe. Tyrosinase inhibitor activity test on T. conoides extract using in vitro method with enzyme mushroom tyrosinase. Skin safety test was carried out using a single closed patch test method for 24 hours and efficacy test of skin lightening was carried out on 30 volunteers using cream of 3% T. conoides extract and control cream for 28 days. The results of tyrosinase inhibitor activity on T. conoides extract showed activity with IC50 value 188 ug / mL. Evaluation results of the skin safety test showed that the cream of 3% T. conoides extract did not cause irritation and the results of the efficacy test showed cream of 3% T. conoides extract effective in reducing skin melanin index for 28 days with significant value p = 0.003 (p <0.05 ) compared to control cream. T. conoides extract has benefits as a skin lightening."
2019
T51974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Elvina Nanang
"ABSTRACT
Biji buah lengkeng (Dimocarpus longan Lour.) mengandung senyawa polifenol, seperti asam elagat, asam galat, dan korilagin. Biji buah lengkeng telah diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan serta menghambat aktivitas tirosinase yang dapat dimanfaatkan sebagai pemutih kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan emulsi fitosom yang mengandung ekstrak biji buah lengkeng. Biji buah lengkeng diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Rendemen ekstrak yang diperoleh yaitu 7,88% b/b. Ekstrak biji buah lengkeng diukur aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Berdasarkan penelitian, ekstrak biji buah lengkeng memiliki aktivitas antioksidan dengan EC50 6,58 μg/mL dan kemampuan menghambat aktivitas tirosinase dengan IC50 1812,96 μg/mL. Ekstrak biji buah lengkeng dijadikan sebagai zat aktif dalam bentuk fitosom untuk dimasukkan ke emulsi yang menggunakan kasein sebagai emulgator. Kasein diperoleh dari susu sapi cair tanpa lemak dengan metode presipitasi. Rendemen kasein hasil isolasi dari susu sapi cair tanpa lemak yaitu 2,9% b/v. Fitosom yang diperoleh memiliki ukuran diameter rata-rata sebesar 382,59 nm dan efisiensi penjerapan sebesar 68,26%. Sediaan emulsi fitosom dilakukan uji kestabilan fisik dan cycling test. Formulasi emulsi fitosom yang mengandung emulgator kasein dan emulgator campuran kasein-TEA-stearat memperlihatkan kestabilan yang baik berdasarkan uji cycling test.

ABSTRACT
Longan seed (Dimocarpus longan Lour.) contains polyphenols, such as ellagic acid, gallic acid and corilagin. Longan seed is known to have an antioxidant activity and inhibit tyrosinase activity, that can be used as skin whitening agent. This research was conducted to make phytosome emulsion which contains longan seed extract. Longan seed extract was extracted by maseration method with ethanol 70%. Rendement from extraction was 7,88% m/m. Longan seed extract antioxidant activity was measured by DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl). Longan seed extract has an antioxidant activity with EC50 6,58 μg/mL and tyrosinase inhibitory activity with IC50 1812,96 μg/mL respectively. Longan seed extract was formulated as phytosome that was used as active agent in emulsion. Emulsion in this research used casein as emulgator. Casein was obtained from skimmed bovine milk. Rendement of casein was 2,9% m/v. The mean diameter size of phytosome was 382,59 nm and entrapment efficiency of phytosome was 68,26%. Phytosome emulsion that contains casein as emulgator was tested. The result of phytosome emulsion that contains casein and mixed emulgators casein-TEA-stearate showed a good stability on cycling test."
2014
S55649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Jannati Gustiwi
"Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki faktor resiko kulit terpapar sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan peningkatan melanin. Melanin dihasilkan oleh melanosit, semakin tinggi jumlah melanin dapat mempengaruhi kecerahan warna kulit. Penilitian ini bertujuan memformulasi krim fitosom yang mengandung ekstrak biji buah lengkeng (Dimocarpus longan L.) menggunakan kasein sebagai emulgator serta melakukan uji penghambatan aktivitas tirosinase oleh krim yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah presipitasi untuk isolasi kasein, uji penghambatan aktivitas tirosinase, uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode peredaman DPPH, pembatan fitosom dengan menggunakan metode penguapan pelarut dan hidrasi lapis tipis. IC50 ekstrak biji buah lengkeng dalam penghambatan aktivitas tirosinase sebesar 1876,4 ppm. Selain itu, karena ekstrak biji buah lengkeng mengandung beberapa polifenol sehingga dilakukan pengukuran aktifitas antioksidan dengan metode peredaman DPPH (2,2-Difenil-1-pikrihidrazil) dan diperoleh EC50 sebesar 6,5809 ppm. Untuk meningkatkan absorbsi polifenol yang bersifat polar ke dalam epidermis kulit, maka dibuat dalam bentuk fitosom. Fitosom yang dibuat dengan perbandingan ekstrak biji buah lengkeng : fosfatidilkolin Lipoid S75 (250 mg : 375 mg) dalam 50 ml Etanol 96%. Efisiensi penjerapan fitosom yang dihasilkan adalah sebesar 68,26 %. Fitosom yang diperoleh dimasukkan ke dalam formula sediaan krim dengan menggunakan kasein sebagai emulgator dan menghasilkan formula yang stabil baik pada stabilitas pada suhu 4±2°C, 27±2°C, 40±2°C dan pada cycling test. Kasein yang digunakan sebagai emulgator diisolasi dari susu cair bebas lemak dengan indeks aktivitas emulsi pada menit ke-0 dan ke-10 sebesar 0,0766 dan 0,290 m2g dan indeks kestabilan emulsi selama 3,487 menit

Indonesia is a tropical country with a risk factor of skin exposed to ultraviolet that can cause increasing amount of melanin. Melanin is produced by melanocytes, the higher amount of melanin can affect the brightness of skin. This research aims is to formulate a cream containing fitosom extract from longan seed (Dimocarpus longan L.) using casein as emulsifier and tyrosinase inhibition assay from cream. The method used for isolation of casein is precipitation, tyrosinase inhibition assay, antioxidant activity was measured by the DPPH method, Phytosome are made using the solvent evaporation method and thin-layer hydration. The IC50 extract of longan seed have tyrosinase inhibition was 1876.4 ppm. That the extract of longan seed also have antioxidant activity was measured by the DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrihidrazil) method and obtained EC50 is 6.5809 ppm. In order to improve the absorption of polyphenols into the epidermis, the extract was loaded into phytosome. Phytosome are made with extract of longan seed : phosphatidylcholine Lipoid S75 (250 mg: 375 mg) in 50 ml of ethanol 96%. Phytosome entrapment efficiency is 68.26 %. The phytosome loaded into cream preparation using casein as emulsifier and produce a formula that was stable both in stability at 4 ± 2 ° C, 27 ± 2 ° C, 40 ± 2 ° C and the cycling test. Casein is used as an emulsifier isolated from Skimmed milk with emulsion activity index at minute 0 and 10 by 0.0766 and 0.290 m2g and emulsion stability index for 3.487 minutes."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S57032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Natalia
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S32748
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faizatun
"Bahan alam menjadi alternatif yang potensial untuk terapi hiperpigmentasi atau pencerah kulit dan juga mempunyai aktifitas sinergis sebagai tabir surya. Salah satunya dari tanaman murbei yang mengandung oksiresveratrol yang bekerja sebagai tyrosinase inhibitor dalam proses melanogenesis. Oksiresveratrol diketahui memiliki kemampuan penghambatan 32 kali lebih kuat daripada asam kojat. Oksiresveratrol larut dalam air dan mudah terdegradasi. Hal tersebut adalah suatu kendala dalam pengembangan sediaan topikal. Penelitian ini akan mempelajari formulasi Nanostructured Lipid Carrier NLC untuk memperbaiki stabilitas zat aktif ekstrak murbei terhadap degradasi, dan sekaligus NLC sebagai sistem penghantaran guna peningkatan penetrasi perkutan dan efektifitasnya sebagai tabir surya dan pencerah kulit.
Simplisia akar murbei diekstraksi menggunakan beberapa jenis dan konsentrasi pelarut, ekstrak yang diperoleh dikarakterisasi, penetapan kadar oksiresveratrol, uji penghambatan tirosinase dan aktivitas antioksidan. Ekstrak diformulasi dalam NLC menggunakan optimasi dua metode yaitu mikroemulsi dan evaporasi penguapan pelarut dan pemilihan formula didasarkan pada ukuran partikel NLC, indeks polidispersitas, persen penjeratan, aktifitas penghambatan tirosinase dan antioksidan. Karakterisasi dilanjutkan untuk NLC yang dipilih meliputi zeta potensial, DSC, Difraksi sinar X, dan morfologi. NLC dibuat dalam sediaan gel dan dilakukan karakterisasi gel, uji penetrasi melalui perkutan dan uji stabilitas pada tiga suhu berbeda. Sediaan gel NLC dilanjutkan dengan uji iritasi metode Draize, penentuan SPF metode Petro dan aktifitas perlindungan kulit secara in vivo, uji iritasi metode HET CAM, dan uji iritasi metode patch test pada subjek. Subjek yang memenuhi syarat uji iritasi mengikuti uji efektifitas gel NLC secara in vivo dan dilakukan pengukuran indeks melanin menggunakan Dermalab.
Hasil menunjukkan bahwa ekstraksi menggunakan metanol 100 memberikan kadar oksiresveratrol paling tinggi, sedangkan ekstraksi menggunakan etanol 96 memberikan aktifitas penghambatan tirosinase dan antioksidan paling tinggi. Ekstrak etanol 96 diformulasi menjadi NLC dengan konsentrasi surfaktan 7 dan metode evaporasi penguapan pelarut. Tingkat penetrasi gel NLC dan stabilitas oksiresveratrol lebih tinggi dibandingkan sediaan gel ekstrak akar murbei. Gel NLC tidak memberikan efek iritasi pada hewan kelinci yang diabrasi maupun yang tidak diabrasi, tidak ada iritasi membran mukosa menggunakan uji HET CAM dan pada subjek. Gel NLC memiliki aktifitas perlindungan kulit dari sinar UV dibandingkan gel ekstrak akar murbei (p< 0.05.)

Natural ingredients become potential alternatives as hyperpigmentation or skin lightening agents and also have synergistic activities as sunscreen. One of natural ingredients is mulberry plant possessing oxyresveratrol that acts as a tyrosinase inhibitor for melanogenesis. This research studied the formulation of Nanostructured Lipid Carrier NLC to improve the stability of the active ingredient of mulberry extract against degradation and as a delivery system to enhance percutaneous penetration and its effectiveness as sunscreen and skin lightening.
Mulberry roots were extracted using several solvents with variuos ratios. The extracts were characterized for oxyresveratrol content, tyrosinase inhibition activity and antioxidant activity. The extract was then formulated into NLC using two optimized methods ie microemulsion and solvent evaporation. The resulting particles of NLC were selected based on particle size, polydispersity index, tyrosinase inhibitory activity and antioxidant activity. The characterization of the particles performed for further selection included zeta potential, DSC profile, X-ray diffraction profile, and the entrapment efficiency. The selected NLC was formulated into topical gel characterized for percutaneous penetration and stability at three different temperatures. In addition, the gel was further evaluated for SPF value by Petro method and in vivo skin UV protection activity, and irritation on human volunteers, rabits and eggs with HET CAM method. The volunteers eligible for the irritation test were topically administered the gel for in vivo efficacy as lightening agent by determination of melanin index using Dermalab.
The results showed that the extraction using 100 methanol gave the highest oxyresveratrol content, whereas the extraction using 96 ethanol gave the highest tyrosinase inhibitory activity and antioxidant activity. The 96 ethanol extract was formulated into NLC with 7 surfactant concentration using solvent evaporation method. The penetration rate and oxyresveratrol stability of the gel containing the selected NLC were higher than those of the gel containing the extract. The gel demonstrated no irritating effect on both skin abration and non-abration rabbits, no mucosal membrane irritation on eggs and human volunteers. The gel containing the selected NLC displayed better skin-protection activity from UV rays and skin lightening activity compared to the gel containing the extract (p<0.05).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
D2445
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>