Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165557 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Vania Ghaisani
"Senyawa fenol merupakan polutan berbahaya karena sifatnya yang beracun, korosif, dan karsinogenik. Senyawa ini banyak ditemukan dalam limbah cair industri yang jika dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat memberi dampak yang sangat buruk pada lingkungan, yaitu menghambat aktivitas biota akuatik dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada tubuh. Teknologi ozonasi merupakan teknologi yang ramah lingkungan dan efektif untuk pengolahan limbah cair karena karakteristik ozon yang akan terdekomposisi dalam air membentuk oksidator-oksidator kuat, seperti radikal hidroksil. Selain itu, dilakukan pengembangan dengan teknologi ozonasi katalitik untuk mempercepat dekomposisi ozon menjadi radikal hidroksil yang memaksimalkan degradasi fenol. Pada penelitian ini, digunakan katalis ferolit karena memiliki efektivitas katalitik yang baik serta ketersediaannya yang banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk membandingkan efektivitas teknik ozonasi katalitik dengan teknik ozonasi tunggal untuk proses degradasi senyawa fenol dalam reaktor kolom gelembung. Variasi yang digunakan berupa laju alir udara (8, 10 , 12 L/menit) dan laju alir limbah (255, 405, 495 mL/menit) pada teknik ozonasi, serta variasi massa katalis (50, 100, 200 g) pada teknik ozonasi katalitik. Titik optimal didapatkan dengan persentase degradasi mencapai 99,48% dan penurunan COD sebesar 74,01% pada teknik ozonasi dengan kondisi operasi pH awal limbah 12, laju alir udara 10 L/menit, dan laju alir limbah 495 mL/menit. Adapun dengan penambahan 200 g katalis ferolit pada teknik ozonasi katalitik, diperoleh hasil persentase degradasi sebesar 99,12% dan penurunan COD sebesar 40,17%. Dengan demikian, kehadiran ferolit memengaruhi kinerja proses ozonasi dengan efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan ozonasi non-katalitik.

Phenol compound is dangerous pollutants due to its toxicity, corrosivity, and carcinogenic effects. This compound is found in industrial wastewater which has adverse effects on the environment if discharged directly without treatment, such as inhibits the activity of aquatic biota and cause health problems in the body. Ozonation technology is an environmentally friendly and effective technology for wastewater treatment due to ozone characteristics which decompose in water to form strong oxidizers, such as hydroxyl radicals. In addition, it is improved with catalytic ozonation technology to accelerate ozone decomposition into hydroxyl radicals which maximize phenol degradation. In this study, the catalyst used is ferrolite due to its good catalytic effectiveness and has large availability. This study aims to compare the effectiveness of catalytic ozonation technique with a single ozonation technique for the degradation of phenol compounds in bubble column reactors. Variations used in this study are air flow rate (8, 10, 12 L/min) and waste flow rate (255, 405, 495 mL/min) in the ozonation technique, as well as variations in catalyst mass (50, 100, 200 g) on catalytic ozonation technique. The optimal condition is obtained by degradation percentage reached 99,48% and COD reduction of 74,01% in ozonation technique evaluating with operating conditions of initial waste pH of 12, air flow rate of 10 L/min, and waste flow rate of 495 mL/min. As for the addition of 200 g ferrolite to catalytic ozonation technique, the results showed the degradation percentage of 99,12% and COD reduction was 40,17%. Thus, the presence of ferrolite affected ozonation process performance with a lower effectiveness compared to non-catalytic ozonation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meidina Sekar Nadisti
"Limbah pewarna adalah limbah cair yang banyak ditemukan di industri tekstil dan tergolong berbahaya karena dapat mengakibatkan penyakit kulit dan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem air. AOP/Advanced Oxidation Process adalah teknik degradasi limbah dengan proses oksidasi tingkat lanjut melalui pembentukan radikal hidroksil bull;OH. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja teknik ozonasi tunggal dan AOP O3/UV/H2O2 dalam mendegradasi limbah salah satu pewarna tekstil, yaitu remazol blue. Kondisi operasi terbaik diperoleh dengan laju alir cair 0,25 L/menit, laju alir udara total 10 L/menit Qg1 = 4 L/menit dan Qg2 = 6 L/menit, dan pH 11. Degradasi limbah pewarna mencapai 99,70 pada teknik ozonasi tunggal dan 99,99 pada teknik AOP, dimana penambahan UV dan H2O2 dapat meningkatkan produksi OH radikal hingga 4,6 kali lipat sehingga persentase degradasi remazol blue lebih tinggi. Nilai COD pada teknik AOP berhasil turun menjadi 30,88 mg/L dan pada teknik ozonasi tunggal menjadi 12 mg/L, dimana kedua teknik telah memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014.

Dye waste is a liquid waste found in many textile industries and classified as dangerous because it can cause skin diseases and imbalance of water ecosystems. AOP Advanced Oxidation Process is a waste degradation technique with oxidation process through the formation of hydroxyl radical bull OH. This study aims to evaluate the performance of a single ozonation technique and AOP O3 UV H2O2 in degrading one of the textile dye wastes, remazol blue. The best operating conditions were obtained with a liquid flow rate of 0.25 L min, a total airflow rate of 10 L min Qg1 4 L min and Qg2 6 L min, and pH 11. Dye degradation achieved in single ozonation technique is 99,70 and 99,99 in AOP technique, where the addition of UV and H2O2 can increase radical hydroxyl production up to 4.6 times so that the percentage of remazol blue degradation is higher. The value of COD in AOP has decreased to 30.88 mg L while in a single ozonation has decreased to 12 mg L, both of which are already met the government quality standard under Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakki Rosmi Mubarok
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi polutan dalam perairan yang salah satunya disebabkan oleh limbah cair tekstil dengan menggunakan teknik ozonasi katalitik. Digunakan UV254nm dan katalis GAC (Granular Carbon Active) batok kelapa serta batu bara yang akan meningkatkan prosentase penyisihan fenol dan turunannya dalam limbah cair industri tekstil. Perlakuan terbaik untuk penggunaan GAC batok kelapa adalah konfigurasi ozon+GAC100+UV dengan prosentase penyisihan fenol sebesar 95,87%, TOC 29,49% (dari 50,53 mg/L menjadi 35,6 mg/L), dan penyisihan COD 59,46% sedangkan ozon+GAC100 lebih rendah dengan penyisihan fenol sebesar 78,07%, TOC 13,39%, dan COD 58,97%. Sedangkan perlakuan terbaik untuk penggunaan GAC batu bara adalah konfigurasi ozon+GACC50+UV dengan prosentase penyisihan fenol sebesar 88,56%, TOC 32,52% (dari 50,53 mg/L menjadi 34,1 mg/L), dan penyisihan COD 59,63% sedangkan ozon+GACC50 lebih rendah dengan penyisihan fenol sebesar 78,07%, TOC 19,06%, dan COD 57,89%.

ABSTRACT
The research goal is decreasing water pollution using catalytic ozonation technique because of textile effluent. Adding UV254nm with GAC (Granular Carbon Active) coconut and charcoal in configuration will increase percentage phenol elimination and derivate in textile effluent which got sedimentation tank (active sludge treatment). The result for GAC coconut is ozon+GAC100+UV configuration with percentage phenol elimination 95,87%, TOC 29,49% (from 50,53 mg/L into 35,6 mg/L), and COD 59,46%. In other hand, ozon+GAC100 configuration lower than adding UV with percentage phenol elimination 78,07%, TOC 13,39%, and COD 58,97%. another GAC (charcoal) had a best result is ozon+GACC50+UV with percentage phenol elimination 88,56%, TOC 32,52% (from 50,53 mg/L into 34,1 mg/L), and COD 59,63%. In the fact, without adding UV, ozon+GACC50 has less percentage phenol elimination 78,07%, TOC 19,06%, dan COD 57,89%.;The research goal is decreasing water pollution using catalytic ozonation technique because of textile effluent. Adding UV254nm with GAC (Granular Carbon Active) coconut and charcoal in configuration will increase percentage phenol elimination and derivate in textile effluent which got sedimentation tank (active sludge treatment). The result for GAC coconut is ozon+GAC100+UV configuration with percentage phenol elimination 95,87%, TOC 29,49% (from 50,53 mg/L into 35,6 mg/L), and COD 59,46%. In other hand, ozon+GAC100 configuration lower than adding UV with percentage phenol elimination 78,07%, TOC 13,39%, and COD 58,97%. another GAC (charcoal) had a best result is ozon+GACC50+UV with percentage phenol elimination 88,56%, TOC 32,52% (from 50,53 mg/L into 34,1 mg/L), and COD 59,63%. In the fact, without adding UV, ozon+GACC50 has less percentage phenol elimination 78,07%, TOC 19,06%, dan COD 57,89%.;The research goal is decreasing water pollution using catalytic ozonation technique because of textile effluent. Adding UV254nm with GAC (Granular Carbon Active) coconut and charcoal in configuration will increase percentage phenol elimination and derivate in textile effluent which got sedimentation tank (active sludge treatment). The result for GAC coconut is ozon+GAC100+UV configuration with percentage phenol elimination 95,87%, TOC 29,49% (from 50,53 mg/L into 35,6 mg/L), and COD 59,46%. In other hand, ozon+GAC100 configuration lower than adding UV with percentage phenol elimination 78,07%, TOC 13,39%, and COD 58,97%. another GAC (charcoal) had a best result is ozon+GACC50+UV with percentage phenol elimination 88,56%, TOC 32,52% (from 50,53 mg/L into 34,1 mg/L), and COD 59,63%. In the fact, without adding UV, ozon+GACC50 has less percentage phenol elimination 78,07%, TOC 19,06%, dan COD 57,89%., The research goal is decreasing water pollution using catalytic ozonation technique because of textile effluent. Adding UV254nm with GAC (Granular Carbon Active) coconut and charcoal in configuration will increase percentage phenol elimination and derivate in textile effluent which got sedimentation tank (active sludge treatment). The result for GAC coconut is ozon+GAC100+UV configuration with percentage phenol elimination 95,87%, TOC 29,49% (from 50,53 mg/L into 35,6 mg/L), and COD 59,46%. In other hand, ozon+GAC100 configuration lower than adding UV with percentage phenol elimination 78,07%, TOC 13,39%, and COD 58,97%. another GAC (charcoal) had a best result is ozon+GACC50+UV with percentage phenol elimination 88,56%, TOC 32,52% (from 50,53 mg/L into 34,1 mg/L), and COD 59,63%. In the fact, without adding UV, ozon+GACC50 has less percentage phenol elimination 78,07%, TOC 19,06%, dan COD 57,89%.]"
2015
T44491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winarto Kurniawan
"ABSTRAK
Dari keseluruhan aktivitas manusia, kegiatan industri dan pertambangan memberikan kontribusi yang paling besar dalam proses pencemaran. Salah satu diantara senyawa buangan industri yang berbahaya adalah fenol, yang memiliki sifat toksisitas tinggi baik terhadap manusia maupun biota akuatik. Mengingat bahaya yang ditimbulkannya, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum air buangan yang mengandung fenol dapat dilepas ke lingkungan.
Salah satu alternatif proses pengolahan limbah fenol adalah teknik ozonasi, yaitu oksidasi senyawa fenol dengan menggunakan ozon. Pemakaian teknik ini kini telah berkembang pesat di berbagai bidang, terutama dalam bidang pengolahan air minum dan air limbah. Pesatnya perkembangan ini disebabkan karena sifat oksidator ozon yang kuat, sehingga mampu mensterilkan mikroorganisme, menghilangkan warna dan bau, serta mengoksidasi limbah baik organik maupun anorganik.
Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kinerja penyisihan senyawa fenol dengan teknik ozonasi menggunakan kontaktor kolom sistem injeksi berganda secara kontinu. Pengamatan dititikberatkan pada suasana basa, dengan variasi konsentrasi fenol awal (5 dan 10 ppm) serta pH awal (9-10 dan 10-11). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penyisihan limbah fenol pada suasana ini berjalan cepat dengan tingkat penyisihan fenol berkisar diantara 95,01% sampai 99,22%."
2000
S49171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49152
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Wulansarie
"Dalam penelitian ini limbah cair yang mengandung senyawa antibiotik penisilin diolah dengan menggunakan teknik ozonasi dengan signifikansi penggunaan Reaktor Hibrida Ozon-Plasma (RHOP) dan sinar UV. Penelitian ini dilakukan dengan variasi waktu penyisihan (15, 30, 45, dan 60 menit), konfigurasi sistem ozonasi dalam pengolahan limbah cair (pengolahan limbah cair dengan ozon, pengolahan limbah cair dengan RHOP, pengolahan limbah cair dengan ozon dan RHOP, pengolahan limbah cair dengan ozon dan sinar UV), konsentrasi awal limbah penisilin (50 ppm dan 10 ppm), pH limbah (asam, netral, dan basa), dan tegangan ozonator (75, 150, dan 225 Volt).
Hasil penelitan ini adalah konsentrasi amoksisilin yang dianalisis dengan alat spektrofotometer, ampisilin yang dianalisis dengan titrasi iodometri, dan COD yang dianalisis dengan titrasi FAS (Fero Amino Sulfat). Penelitian ini menghasilkan kondisi terbaik untuk menyisihkan penisilin yang terkandung dalam limbah cair yaitu, kondisi basa dengan pH ≈10 dan sistem penyisihan limbah cair yang mengandung penisilin dengan ozon dan sinar UV, serta konsentrasi awal penisilin yang terkandung dalam limbah cair adalah 50 ppm. Persentase penyisihan yang dihasilkan mencapai 95,61% dengan konsentrasi akhir 1,90 ppm.

In this study wastewater containing penicillin antibiotic compounds was processed using ozonation technique with significance of using Ozone-Plasma Hybrid Reactor (RHOP) and UV light. The research was carried out with allowance for time variation (15, 30, 45, and 60 minutes), the system configuration of ozonation in wastewater treatment (wastewater treatment with ozone, wastewater treatment with RHOP, waste water treatment with ozone and RHOP, wastewater treatment with ozone and UV light), the initial concentration of penicillin waste (50 ppm and 10 ppm), pH waste (acidic, neutral, and alkaline), and ozonator voltage (75, 150, and 225 Volt).
The research results are amoxicillin concentration was analyzed with spectrophotometer, ampicillin was analyzed with iodometri titration, and COD was analyzed by FAS (Fero Amino Sulfat) titration. This research resulted in the best condition to set aside penicillin contained in the wastewater, alkaline conditions with pH ≈ 10 and allowance system effluent containing penicillin with ozone and UV rays, as well as the initial concentration of penicillin contained in wastewater is 50 ppm. The resulting allowance percentage reached 95.61% with a final concentration of 1.90 ppm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Vidi Salsabila
"ABSTRAK
Pemakaian air pada sektor rumah tangga salah satunya untuk mandi yang secara tidak langsung dihasilkan limbah cair domestik atau limbah rumah tangga yang mengandung sampo. Sampo mengandung berbagai zat kimia seperti logam seng (Zn), surfaktan, pewarna, pengawet yang dapat mencemari lingkungan, serta memiliki kadar COD yaitu 180-410 mg/L dan BOD yaitu 90-180 mg/L. Penelitian bertujuan untuk menguji kinerja dan efektivitas menggunakan Advanced Oxidation Process atau Proses Oksidasi Lanjut dengan metode ozonasi, perokson, dan ozonasi dengan adsorpsi karbon aktif dengan mengevaluasi pengaruh dosis ozon dan dosis karbon aktif terhadap kandungan akhir senyawa organik pada limbah cair sintetik sampo. Penelitian diawali dengan menguji kinerja ozonator dan laju alir ozon yang digunakan, menguji kuantifikasi radikal OH, yang dilanjutkan dengan pengolahan limbah dan analisis parameter kadar COD, TDS, surfaktan, serta logam. Terdapat dua perlakuan pengolahan limbah cair sintetik sampo yang terbukti menghasilkan penyisihan COD dengan nilai terbesar atau optimum, yaitu menggunakan kombinasi ozonator B dengan injeksi H2O2 sebanyak 4 kali menyisihkan COD sebesar 28,48% serta kombinasi ozonator B dengan adsorpsi GAC sebanyak 150 gram sebesar 32,99%.

ABSTRACT
Water is used in the household sector, which includes used of water for bathing that indirectly produced domestic liquid waste that contains shampoo liquid waste. Shampoo contains various chemicals such as zinc (Zn), surfactants, dyes, preservatives that can pollute the environment, also have COD levels of 180-410 mg/L and BOD levels 90-180 mg/L. The study aims to examine the performance and effectiveness using Advanced Oxidation Process with ozonation, peroxone, and ozonation with adsorption of activated carbon methods by evaluating the effect of ozones dosage and activated carbon dosage on the final organic compounds in synthetic shampoo liquid waste. The study began by testing the performance of the ozonator, the ozone flow rate that is used, and quantification of OH radicals, followed by the waste treatment and determining COD, TDS, surfactants, and metals levels as the parameter that matters. There are two treatments of synthetic liquid waste treatment which are proven to produce the COD removal with the greatest or optimum value, that is using a combination of ozonator B by injecting H2O2 4 times to decrease the COD levels by 28,48% and a combination of ozonator B with GAC adsorption of 150 grams by 32,99%."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratu Anissa Cahyani
"Fenol adalah salah satu kandungan berbahaya dalam limbah cair industri yang memiliki toksisitas akut dan sulit untuk didegradasi di lingkungan, maka dari itu diperlukan pengolahan limbah fenol yang efektif. Reaktor  Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma berkonfigurasi silinder spiral digunakan pada penelitian ini untuk mendegradasi limbah sintetik yang mengandung senyawa fenol melalui spesies aktif yang terbentuk dalam reaktor memiliki potensial oksidasi yang tinggi dan dapat menguraikan berbagai polutan organik dalam limbah. Teknik ozonasi juga diaplikasikan pada reaktor DBD dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah ozon dan radikal OH sehingga dapat memaksimalkan proses degradasi fenol.
Penelitian ini bertujuan untuk mengivestigasi kinerja reaktor DBD plasma dalam mendegradasi fenol dan membandingkan efektivitas reaktor DBD plasma dengan pengaplikasian teknik ozonasi dalam reaktor DBD terhadap proses degradasi. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa proses degradasi dalam 90 menit dengan reaktor DBD plasma mencapai 57,5%. Pengaplikasian teknik ozonasi pada reaktor DBD mampu meningkatkan degradasi fenol menjadi 98,41%. Kondisi optimal diperoleh ketika menggunakan laju alir air limbah 85 mL/menit, laju aliran udara 2,5 L/menit dan tegangan sekunder EPT 13,63 kV.

Phenol is one of the pollutant contain in industrial wastewater that has high toxicity and persistent in the environment, therefore, it is urgent to develop effective method to  remove phenol from wastewater. Reactor Dielectric Barrier Discharge (DBD) plasma with sylinder coaxial configuration is employed in this study to degrade synthethic wastewater contain phenol, through large chemical active species that has high oxidation potential and able to degrade organic compound in wastewater. Ozonation technique is applied on DBD reactor which aims to increase ozone and OH radicals, thus maximize phenol degradation process.
This study aims to investigated DBD reactor performance in phenol degradation and compared DBD plasma reactor effectivity with application of ozonation technique on DBD plasma reactor in degradation process. From experiment result, it was found that in 90 minutes degradation process of phenol with DBD reactor achieve 57.5%. Application of ozonation on DBD reactor was able to increase the degradation of phenol to 98.41%. The optimum condition of the degradation process was obtained by using wastewater flow rate 85 mL/min, air flow rate 2.5 L/min, and secondary EPT voltage 13.63 kV.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Ninatirta Ayu
"ABSTRAK
Pencemaran air oleh senyawa-senyawa fenolik (fenol dan turunannya)
memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan biota perairan, karena fenol merupakan senyawa yang sangat berbahaya dan bersifat racun terhadap organisme akuatik. Akibat sifat toksik yang ditimbulkannya itu, maka konsentrasi senyawa fenolik di dalam limbah cair perlu ditekan serendah mungkin sebelum dibuang ke perairan.
Teknik ozonisasi merupakan salah satu cara alternatif yang dipilih untuk melakukan penyisihan senyawa fenolik. Teknik ini menggunakan ozon sebagai oksidatornya karena ozon merupakan oksidator yang sangat kuat dan bersifat reaktif di dalam air. Ozon yang digunakan pada penelitian ini dihasilkan dari ozonator yang bekerja pada tegangan 12 - 16 kilovolt dan tekanan atmosferik.
Selain menggunakan teknik ozonisasi, dalam penelitian ini juga menggunakan radiasi lampu UV-C (λ= 254 nm) yang diletakkan di dalam kolam aerasi injeksi berganda untuk mengetahui sejauh mana penyisihan senyawa fenolik yang dapat dilakukan jika menggabungkan ozonator dengan Iampu UV-C tersebut.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ozonator menghasilkan ozon sebesar 0.6745 gram/jam dengan udara sebagai umpan pada laju alir umpan 600 L/jam dengan suhu kerja ozonator sekitar 26-30°C dan tekanan atmosferik.
Di samping itu, oksidasi senyawa fenol dan 4-klorofenol oleh ozon dan sinar lampu UV-C yang dilakukan dalam suatu kolam aerasi dengan injeksi ozon berganda (multi injection ozonation rank, MIOT), memberikan informasi awal yang menarik bahwa penyisihan senyawa fenol dengan ozon dan UV-C akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan ssnyawa 4-klorofenol, Pada Senyawa fenol 10 ppm, besar penyisihannya sekitar 86.5106%, dan pada fenol 20 ppm diperoleh hasil sekitar 87.1744%. Sedangkan pada senyawa 4-klorofenol yang mengandung 10 ppm diperoleh besar penyisihan hanya sekitar 74.6346% dan pada 20 ppm besar penyisiharmya adalah 79,0366%.

"
2001
S49160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>