Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190883 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Shafira
"Penelitian membahas interaksi yang terjadi antara aktor negara dalam ruang lingkup politik internasional. Penelitian ini mengkaji interaksi Amerika Serikat dan Suriah dalam isu penggunaan senjata kimia oleh Suriah pada tahun 2012 – 2013 berdasarkan permainan deterensi sempurna. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kerangka yang terdapat dalam permainan untuk menganalisis interaksi yang terjadi secara terstruktur dan berurutan dengan pendekatan kualitatif. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi memiliki pengaruh utama dalam permainan. Perubahan strategi terlihat dari interaksi yang dijalankan oleh Amerika Serikat dan Suriah. Perubahan strategi Amerika Serikat memberikan pengaruh terhadap hasil permainan dengan kehadiran node baru. Hubungan kausalitas antara kredibilitas ancaman dan hasil permainan dapat dilihat melalui isu yang dibahas dalam penelitian ini. Permainan berakhir pada kondisi yang rasional dan dinilai sebagai hasil permainan terbaik.

This research discusses the interactions between the state actors in the scope of international politics. It examines the interactions between United States and Syria on the issue of chemical weapons usage by Syria in 2012 – 2013 using the perfect deterrence game. The method used in this research was the framework contained in the game to analyze the interactions that occur in a structured and sequential manner with qualitative approach. The findings of this research indicate that preference has a key influence in the game. The change of strategy can be seen from the interactions between United States and Syria. The change of United States’s strategy has influence on the results of the game with the appearance of new node. The causal relationship between credibility of threats and game results can be seen through the studies. The game ended in a rational condition and is considered as the best game result."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherley Mega Sandiori
"ABSTRAK
Seiring dengan berkembangnya hukum internasional, prinsip kedaulatan kini tidak lagi dipandang dapat memberikan impunitas kepada pemerintah negara untuk tidak memberikan perlindungan kepada hak asasi manusia penduduknya. Doktrin intervensi humaniter kemudian hadir namun masih banyak meresahkan komunitas internasional sebab hal tersebut dirasa melanggar hukum internasional. Berangkat dari gagasan tersebutlah doktrin responsibility to protect R2P hadir untuk memberikan justifikasi baru bagi komunitas internasional melalui Dewan Keamanan untuk melakukan intervensi kepada suatu negara yang telah nyata gagal melindungi penduduknya dari empat kejahatan, yakni genosida, kejahatan perang, pembersihan etnis, dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Doktrin ini dengan intervensi militernya pada praktiknya telah diterapkan di Libya dan Pantai Gading, namun pada kenyataannya keberhasilan penerapan doktrin R2P tersebut belum kembali terulang pada kasus Suriah. Penelitian ini lantas mencoba untuk menganalisis kemungkinan penerapan doktrin R2P di Suriah berdasarkan kriteria penerapan doktrin R2P pada kasus-kasus terdahulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis-normatif dengan data sekunder. Adapun penelitian ini kemudian menemukan bahwa kemungkinan penerapan doktrin R2P dengan intervensi militernya pada kasus perang sipil Suriah adalah sangat kecil oleh karena adanya faktor-faktor di luar kriteria doktrin R2P yang ternyata menjadi faktor penentu penerapan doktrin R2P. Pada akhirnya, penelitian ini menyarankan bahwa terlepas dari sulitnya penerapan doktrin R2P oleh Dewan Keamanan pada kasus Suriah dan juga kasus-kasus serupa lainnya di masa yang akan datang, hendaknya negara-negara tidak lantas mengambil tindakan sepihak untuk melaksanakan intervensi militer kepada negara lain namun tetap berpegang teguh untuk selalu mencoba menerapkan doktrin R2P dengan lebih baik lagi.

ABSTRACT
As the international law develops, sovereignty now cannot be deemed as granting impunity for the government to not protect their citizens rsquo human rights. Humanitarian intervention doctrine then came but still lacks of support from the international community as it is deemed as a violation of international law. Departing from that, the responsibility to protect R2P doctrine came to serve as the new justification for international community through the United Nations Security Council to intervene in countries who manifestly fail to protect their citizens from four specific crimes, namely genocide, ethnic cleansing and crimes against humanity. In practice, R2P doctrine with its military intervention had been implemented in Libya and C te d rsquo Ivoire, but the aforementioned success is still far from being implemented in Syria. This study thus seeks to analyze the possibility of implementing R2P in Syria based on the criteria used in the previous cases. The method used in this study is juridical normative by using secondary data. This study then found that the possibility to implement R2P with its military intervention in Syria is very little for there are other factors that do not fall to the doctrine rsquo s criteria but are determining factors to its implementation. At the end, this study advises that despite the difficulty to implement R2P through the Security Council in Syria, individual countries shall refrain from taking unilateral military intervention to deal with the case at hand and shall rather always try to strengthen the doctrine rsquo s implementation for the better. "
2017
S68374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danar Hafidz Adi Wardhana
"Penelitian ini berjudul “Penyebaran Demokrasi di Timur Tengah oleh Amerika Serikat: Studi Kasus Implementasi Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Konflik Suriah (2011-2016)”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh Konflik Suriah yang terjadi setelah serangkaian aksi demonstrasi yang menuntut reformasi pemerintahan di Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar al- Assad. Konflik Suriah telah menarik perhatian komunitas internasional, hal ini disebabkan oleh berbagai pelanggaran HAM yang terjadi, dan Amerika menjadi salah satu negara yang fokus terhadap isu tersebut. Penelitian ini memiliki rumusan masalah, bagaimana Amerika mengimplementasikan kebijakan luar negerinya di Suriah di tengah keterlibatan berbagai pihak yang bertikai, baik kelompok domestik maupun internasional. Penelitian ini dilakukan untuk menyediakan analisis mengenai evaluasi implementasi kebijakan luar negeri Amerika dalam konflik Suriah. Penelitian ini juga akan menyajikan kepentingan nasional Amerika dalam keterlibatannya di Konflik Suriah.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode library research atau penelitian kepustakaan. Adapun sumber data yang digunakan adalah data-data primer dan sekunder dari press release, serta data dari berbagai kementerian Amerika Serikat. Untuk menganalisis kebijakan Amerika di Suriah, penulis menggunakan neorealisme digunakan sebagai teori utama dalam penelitian ini, disertai dengan rational choice theory dan konsep balance of power. Setelah mengumpulkan data, penulis kemudian mengelompokkan data-data tersebut dan menganalisisnya menggunakan teori dan konsep di atas.
Berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan, penulis menemukan berbagai pokok kebijakan Amerika Serikat di Suriah. Mulai dari diplomasi, ekonomi hingga militer. Penulis juga menemukan bahwa kebijakan Obama di Suriah memiliki banyak kekurangan yang perlu di evaluasi. Hal ini berkaitan dengan efektivitas, konsistensi dan standar ganda yang terdapat dalam kebijakan yang diimplementasikan di Suriah.

This research entitled "U.S. Democracy Promotion in the Middle East: A Case Study on the Implementation of U.S. Foreign Policy in Syrian Conflict (2011-2016)". This research is motivated by the Syrian conflict which occurred after a series of demonstrations demanding government reform in Syria under the leadership of President Bashar al-Assad. The Syrian conflict has attracted the attention of the international community, this is due to the various human rights violations that have occurred, and America has become one of the countries that has focused on this issue. This research has a problem identification on how America implements its foreign policy in Syria amid the involvement of various warring parties, both domestic and international groups. This research was conducted to provide an analysis regarding the evaluation of the implementation of American foreign policy in the Syrian conflict. This research will also present America's national interest in its involvement in the Syrian Conflict.
In this research, the authors used the library research method. The data sources used are primary and secondary data from press releases, as well as data from various US ministries. To analyze U.S. policy in Syria, the author uses neorealism as the main theory in this study, accompanied by rational choice theory and the concept of balance of power. After collecting the data, the writer then classifies the data and analyzes it using the theory and concepts above.
Based on the analysis that has been carried out, the author finds various main points of US policy in Syria. Starting from diplomacy, economy to military. The author also finds that Obama's policy in Syria has many flaws that need to be evaluated. This is related to the effectiveness, consistency and double standard of the policies implemented in Syria.
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Identification of some chemicals weapons in the water and organic sample has been carried out during 21th proficiency testing conducted by OPCW (Organisation prohibition of chemical weapon)"
JSTA 11:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Yunus
"Upaya pelarangan senjata kimia telah dimulai sejak lebih dari satu abad yang lalu. Tahun 1874 negara-negara Eropa sepakat mengeluarkan Deklarasi Brussel yang melarang penggunaan racun dan peluru beracun dalam perang. Tahap berikutnya telah ditandatangani deklarasi dalam Konferensi Den Haag tahun 1899 yang mengutuk penggunaan proyektil tunggal yang merupakan difusi dari gas-gas asphyxiating (pencekik pernafasan) atau deleterious (merusak).
Meskipun telah ada deklarasi-deklarasi tersebut, namun senjata kimia tetap dipakai dalam Perang Dunia I yang telah mengakibatkan korban jiwa lebih dari 100.000 jiwa dan satu juta orang cedera. Pada tahun 1925, Protokol Jenewa telah ditandatangani guna melarang penggunaan gas-gas yang bersifat asphyxiating dan beracun. Namun protokol ini tidak melarang pengembangan, produksi, penimbunan atau penyebarannya serta mekanisme penanganan apabila terjadi pelanggaran. Pada tanggal 3 September 1992, Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa berhasil merampungkan negosiasi dan mengesahkan teks Konvensi Senjata Kimia (the Conventionon the Prohibition of the Development, Production, Stockpiling and Use of Chemical Weapons and on Their Destruction).
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Konvensi tersebut dan meratifikasi dengan Undang-Undang No.6 tahun 1998. Saat ini Indonesia memang bukan termasuk negara yang memiliki dan mampu membuat senjata kimia. Keputusan Pemerintah untuk meratifikasi Konvensi telah menimbulkan spekulasi yang perlu dijelaskan dan didiseminasikan secara nasional. Ada yang beranggapan keputusan Pemerintah merupakan keputusan yang tergesa-gesa dan belum perlu, karena Indonesia belum memiliki teknologi persenjataan yang diklasifikasikan dalam Konvensi. Adapula yang beranggapan keputusan ratifikasi merupakan keinginan negara-negara besar yang memiliki kepentingan tertentu dengan Indonesia. Kesimpangsiuran keputusan ratifikasi Pemerintah membuat Penulis tertarik untuk membahasnya lebih jauh.
Dalam Tesis ini Penulis berusaha untuk menjelaskan permasalahan Senjata Kimia dalam kerangka kepentingan Indonesia yang menerapkan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Apabila dikaitkan dengan sifat politik luar negeri seperti itu, maka akan terlihat beberapa alternatif yang muncul berkenaan dengan keputusan ratifikasi, seperti adanya tekanan untuk menaati rejim Konvensi dan Verifikasi atau suatu usaha untuk melindungi perekonomian Indonesia yang memang banyak mengkonsumsi bahan kimia.
Dalam proses penulisan tesis ini, penulis mengambil data dan referensi yang berasal dari buku, jurnal, buletin, surat kabar, dokumen tertulis lain dan sedikit wawancara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tomass, Mark, 1961-
"Exploring both the historical origins of Syria's religious sects and their present-day dominance of the Syrian social scene, The Religious Roots of the Syrian Conflict identifies these groups' distinct beliefs and relates how the actions of the religious authorities and political entrepreneurs acting on behalf of their particular sects expose them to sectarian violence, culminating in the dissolution of the nation-state. Mark Tomass employs ethnographic accounts used in anthropology and conceptual tools based in economics to describe the formation of sectarian groups, a multidisciplinary approach which details how the sects have consistently generated civil conflicts within the Fertile Crescent, both before and after the formation of the nation-states of Lebanon, Iraq, and Syria"
New York: Palgrave Macmillan, 2016
306.609 TOM r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsam
"Tesis ini bertujuan untuk mengeksplorasi keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Suriah. Adapun fokus penelitian dalam tesis ini adalah intervensi yang dilakukan AS dalam konflik Suriah 2011-2016 serta kepentingan yang hendak dicapai AS di Suriah. Sehingga ada tiga konsep teori yang digunakan yakni teori konflik, intervensi dan kepentingan nasional. Menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian Library Research, maka penelitian ini menemukan bahwa konflik Suriah telah menjadi konflik berkepanjangan akibat keikutsertaan negara regional maupun internasional seperti AS. Dimulai dikota Deraa hingga hampir seluruh wilayah Suriah. Dimulai dari konflik pertentangan rezim hingga perebutan pengaruh dan unjuk kekuasaan. Keikut sertaan AS dalam mengintervensi Suriah dengan jalan HAM yang diawali dengan upaya-upaya diplomatik, kemudian AS melakukan intervensi dalam bentuk tindakan yang terselubung, hingga berujung pada Intervensi untuk unjuk kekuasaan dan Intervensi dalam bentuk dukungan kepada pemberontak serta jalan terakhir adalah Intervensi militer. Adapun penyebab AS melakukan intervensi di Suriah disebabkan karena adanya kepentingan diantaranya adalah Defence Interest, Ekonomi Interest, World Order Interest dan Ideologi Interest.

The aim of this thesis is to explore the involvement of the United States in Syria conflict. The focus of research in this thesis is the intervention of the United States on Syria conflict in 2011-2016. So, this thesis employs three theoretical concept namely conflict theory, intervention theory, national interest theory. In this research, descriptive qualitative analytical method is used to obtain the data through the library research, this study found out that the Syria conflict has been a prolonged conflict due to the participation of regional and international countries such as United States. The conflict starting in the city of Deraa to almost the entire territory of Syria. Starting from conflict of regime to struggle for influence and show of power. The United States who participated in intervening of Syria by the human rights beginning with diplomatic efforts, and the United States intervene with the form of a veiled act, until it culminates in an intervention for a show of power, and intervention in the form of support to the rebels and the last intervention is military intervention. The intervention of United States in Syria is caused by the interests of which are defense interest, interest economics, world order interest and interest ideology.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2017
T49024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimitrios P. Nikolelis, editor
"The aim of this book is to focus on research related to the rapid detection of agents and weapons of bioterrorism and provide a comprehensive review of the research topics most pertinent to advancing devices applicable to the rapid real-time detection of toxicants such as microbes, pathogens, toxins, or nerve gases."
Dordrecht, Netherlands: [, Springer], 2012
e20417535
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Iranti Mantasari
"Pada tahun kedelapan konflik, Suriah menjadi salah satu aktor regional di Timur Tengah yang memegang peran penting bagi Amerika Serikat (AS). Keberadaan Devide et Impera dalam diskursus strategis merupakan satu hal menarik untuk dikaji dalam konflik ini sebagai upaya AS mencapai kepentingannya. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis latar belakang dan langkah-langkah yang diambil oleh AS dalam menerapkan strategi Devide et Impera di Suriah. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan pendekatan analitis deskriptif. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode yang digagas oleh Robert K. Yin dan Michael Huberman.
Elaborasi teori Devide et Impera dan teori Hegemoni serta konsep pengaruh digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dikemukakan. Kepentingan AS yang anti-otoritanisme termanifestasi dalam agenda demokratisasinya serta menghilangkan pengaruh Iran yang merupakan rivalnya di kawasan dan kepentingan anti-terorisme terwujud dalam perang melawan ISIS dan afiliasinya serta pembentukan koalisi kontraterorisme. Kompleksitas konfigurasi konflik di Suriah mendorong AS untuk mengamankan eksistensi Israel dengan menerapkan strategi Devide et Impera.
Melalui penelitian ini, penulis menemukan bahwa keikutsertaan AS dalam konflik di Suriah dengan mendukung pasukan oposisi yang moderat dan pro nilai Barat seperti pasukan Kurdi, khususnya Syrian Democratic Force (SDF) serta Partiya Yekitiya Demokrat (PYD) dan Free Syrian Army (FSA) dan melawan pasukan pro-rezim dan kelompok salafi-jihadis, seperti ISIS, Al Qaeda dan Hay'at Tahrir al Syam menunjukkan pola Devide et Impera yang dilakukan oleh AS dalam konflik di Suriah untuk mencapai kepentingan-kepentingan tersebut.

In the eighth year of the conflict, Syria has become one of the regional actors in the Middle East that has important role for the United States (US). The existence of Devide et Impera in strategic discourse is an interesting matter to be examined in this conflict as the effort of US to attain its interests. This thesis aims to analyze the background and actions taken by the US in implementing Devide et Impera strategy in Syria. This qualitative research used the method of library research with descriptive analytical approach. In terms of data collecting, the author used the method formulated by Robert K. Yin and Michael Huberman.
The elaboration of theory of Devide et Impera and Hegemony as well as the concept of influence were used to answer the decided research questions. The first US interest of anti-authoritarianism is manifested in its democratization agenda and eradicating the influence of Iran as its rival in the region. The second US interest of anti-terrorism is manifested in the war against ISIS and its affiliates, and established counterterrorism coalition. The complexity of the configuration of conflict in Syria pushed the US to secure the existence of Israel by implementing the strategy of Devide et Impera.
From this research, the author found that the participation of US in this conflict in Syria is by supporting the moderate opposition forces and pro-Western values, such as Syrian Democratice Force (SDF), Partiya Yekitiya Demokrat (PYD) and Free Syrian Army (FSA) and fought against pro-regime forces and the Salafi-Jihadist groups, like ISIS, Al Qaeda and Hay'at Tahrir al Syam (HTS) shows the pattern of Devide et Impera strategy in the conflict in Syria in order to achieve its aforementioned interests.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T55318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Iswara
"Perang tidak pernah menunjukkan wajah yang sama disetiap perang. Jika dahulu manusia berperang menggunakan batu, sekarang manusia berperang menggunakan teknologi. Manusia telah memasuki era gelombang ketiga dimana peranan teknologi sudah tidak bisa lepas dari peradaban manusia. Teknologi-teknologi yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan dan dapat bertindak tanpa bantuan manusia (Sistem Senjata Otonom) kini hadir dan telah terjun langsung di medan perang dan memberikan ketakutan yang luar biasa bagi beberapa pihak dan juga menjadi sebuah senyuman bagi pihak lainnya karena merasa bahwa ini merupakan sebuah mahakarya yang dapat melindungi dan menyelamatkan nyawa. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam wujud penciptaan sistem senjata otonom ini kemudian diuji dengan etika dan moralitas dalam berperang. Pro dan kontra kerap terjadi dengan mengacu pada keraguan apakah sistem seperti ini dapat tunduk pada kaidah-kaidah yang hidup dan berlaku. Apakah hadirnya teknologi otonom seperti ini membawa manusia kedalam pertempuran yang lebih manusiawi atau malah semakin sadis? Pengaturan terkait hadirnya teknologi ini juga terlihat statis sehingg membuat banyak pihak semakin mempertanyakan keabsahan teknologi ini. Penelitian ini dilakukan secara normatif dengan mengkaji sistem senjata otonom berdasarkan hukum humaniter.

War never shows the same face in every war. If in the past humans carried out executions using stones, now humans carry out executions using technology. Humans have entered the third wave era where the role of technology cannot be separated from human civilization. Technologies that are equipped with artificial intelligence and can act without human assistance (Autonomous Weapon Systems) are now present and have plunged directly into the battlefield and have given great fear to some parties and also become a smile for others because they feel that this is a masterpiece that can protect and save lives. The use of science in the form of making an autonomous weapon system is then tested with ethics and morality in a sense of anxiety. Pros and cons often occur with reference to doubts whether a system like this can be subject to living and valid rules. Does the presence of autonomous technology like this bring humans into battles that are more humane or even more sadistic? Arrangements related to the presence of this technology also look static, so that many parties are increasingly modifying the validity of this technology. This research was conducted normatively by examining autonomous weapons systems based on humanitarian law."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>