Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nancy Thelma Rehatta
"Penelitian ini bertujuan mengkaji kehidupan kaum lanjut usia dalam proses membangun strategi agar tidak dilihat sebagai “liyan”[1], serta memperoleh posisi dan relasi yang menguntungkan secara kultural, sosial, ekonomi, politik. Hal ini menjadi penting karena dalam kesehariannya kaum lanjut usia berhadapan dengan stereotipe, prasangka, diskriminasi dan stigma sehingga identik dengan kondisi fisik yang lemah, secara intelektual menurun, tidak berpenghasilan, cenderung miskin, sulit membangun relasi sosial dengan sekitarnya, cenderung menutup diri, kondisi emosional tidak stabil dan sebentar lagi menuju kematian. Di sisi lain kaum lanjut usia harus berhadapan dengan perubahan-perubahan dalam kesejarahan hidupnya. Kaum lanjut usia juga harus mengatasi relasi dan interaksi dengan struktur-struktur yang muncul, yang mengabaikan potensi-potensi berharga yang dimiliki kaum lanjut usia.
Untuk mengetahui strategi dan siasat yang dipakai, maka penelusuran dan analisis atas proses geliat dan manuver kaum lanjut usia ini menjadi hal yang menarik. Bahwa sesungguhnya kaum lanjut usia tidak menyerah dan tidak ingin menjadi the passive victim, ketika mengalami dominasi dan eksklusifikasi. Bahwa kaum lanjut usia sebenarnya melakukan perlawanan, dimana opresi maupun agresi serta penyudutan pada diri mereka, justru dimanfaatkan sebagai peluang dan kendaraan untuk membangun negosiasi dan melakukan manuver, mengubah posisi dari obyek menjadi subyek yang juga memiliki hak menentukan pilihan hidup bahkan berperan aktif.
Guna mendapatkan hasil yang diharapkan maka jendela intip yang dipakai untuk melihat proses ini adalah institusi religius dalam hal ini gereja. Mengapa institusi religius? Sebab institusi ini merupakan tempat “berlindung” bagi kaum lanjut usia, ketika mereka merasa dunia di sekitar mereka menolak dan tidak menghargai. Melalui institusi religius kaum lanjut usia berharap dapat melanjutkan aktivitas dan potensi mereka dalam penerimaan yang positif melebihi dunia di luar mereka
Kelompok kategori Persekutuan Kaum Lanjut Usia (PKLU) gerejawi, menjadi “ruang” sosial baru yang menampung aspirasi sekaligus menjadi arena berkarya, melayani dan membangun komunikasi dengan sesama lanjut usia, non lanjut usia serta unsur pelayanan lain yang lebih luas. Dalam wadah ini kaum lanjut usia membangun kultur untuk menunjukkan bahwa mereka terdiri dari beragam individu yang mampu mengembangkan potensi dan kapasitas dalam segala “keunikan”nya. Ruang ini yang disebut Bhabha sebagai ruang ketiga, yang tidak hanya berfungsi sebagai ruang penemuan identitas baru, tetapi dimanfaatkan sebagai ruang imajinatif untuk berbicara, membangun dan menghadirkan kehidupan sehingga kaum lanjut usia bukanlah kaum pasif yang hanya menanti datangnya kematian.

This research aims to review the lives of the elderly in their process of building a strategy so as not to be seen as "the Other”, as well as to obtain favorable position and relationships in cultural, social, economic and political. This is important because the elderly in their daily, always dealing with stereotypes, prejudice, discrimination and stigma that is identical to their weak physical condition, intellectual decline, not income, tend to be poor, it is difficult to build social relations with the surroundings, tend to be considered self-closing, the condition emotionally unstable and soon towards death. On the other hand the elderly have to deal with historical changes in their life. Older people also have to address the relationship and interaction with structures that appear to confirms the rule, which ignores the potential value they have.
To know the strategies and tactics used, then the search and analysis of the process of stretching and maneuvering of the elderly is an interesting thing. Behold, the elderly do not give up and do not want to be the passive victim, when subjected to domination and exclusive. That older people actually take the fight, where oppression and aggression and cornered on them, just used it as an opportunity and vehicle to build negotiations and maneuvering, change the position of an object into a subject that also has the right to make choices even live an active role.
In order to get the desired results then the viewing window used to look at this process is a religious institution, named church. Why do religious institutions? Because this is an institution where "shelter" for the elderly, when they feel the world around them resisted and did not appreciate them. Through the religious institution, the elderly hopes to resume activity and their potential in the positive reception to exceed beyond their world.
The Church Eldery Group Category (PKLU – Persekutuan Kaum Lanjut Usia) became a "space" to accommodate their new social aspirations as well as a work arena, serving and establish communication with fellow elderly, non-elderly and other elements of the broader services. In this group the elderly build culture to show that they are composed of a diverse of individuals who are able to develop the potential and capacity in all its "uniqueness" of theirs. Bhabha called this space as a third space, which is then not only serve as a discovery area of a new identity, but used as an imaginative space to talk about life, build and bring life to the elderly is in fact not the only awaits the arrival of a passive mortality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salto Deodatus S.
Jakarta: OBOR, 2021
262.7 SAL g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rosari Sesanti
"Lansia adalah sebuah kondisi akhir dalam kehidupan manusia yang ditandai dengan adanya perubahan fisiologis dan juga psikososial. Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha adalah lansia yang dikategorikan terlantar. Pelayanan kesehatan diperoleh lansia di Panti Sosial Tresna salah satunya adalah perawatan yang mendukung spiritual. Spiritualitas mencegah lansia melakukan tindakan maladaptive. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat spiritualitas dan kualitas hidup pada lansia di Panti Sosial Tresna Budi Mulia 2. Sampel penelitian adalah 160 responden lansia diatas 60 tahun, Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan tekhnik Stratified Random Sampling. Analisis data menggunakan Chi-Squre yang menunjukkan hasil terdapat hubungan tingkat spiritualitas dan
kualitas hidup pada lansia (p-value = 0,000 < 0,005 dan X2 = 21,774). Hasil analisis juga menunjukkan nilai OR sebesar 4,745 yang berarti bahwa tingkat spiritualitas rendah berisiko sebanyak 5 kali lipat memiliki kualitas hidup rendah. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pelayanan keperawatan, institusi pendidikan dan perkembangan ilmu keperawatan, serta penelitian keperawatan terkait peningkatan kualitas hidup dengan meningkatkan spiritualitas lansia.

Older adult is a final condition in human life which is characterized by physiological and psychosocial changes. The Older Adult in the Tresna Werdha Social Institution is a place for those who are categorized as neglected older adult. One of the health services available to the older adult at the Tresna Werdha Social Institution is spiritual support. Spirituality prevents the older adult from taking maladaptive actions. This study aimed to identify the relationship between the level of spirituality and quality of life in the older adult at the Tresna Werdha Budi Mulia 2 Social Institution. The research sample was 160 older adult respondents over 60 years. The research design used cross sectional with Stratified Random Sampling technique. Data analysis used Chi-Squre resulted there is a relationship between the level of spirituality and quality of life (p-value = 0.000 <0.005 and X2 = 21.774). This results also showed OR value of 4.745 which means that a low level of spirituality is at risk of 5 times having a low quality of life. The results of this study
are expected to be useful for nursing services, educational institutions and the development of nursing science, as well as nursing research related to improving the quality of life by increasing the spirituality of the older adult.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ari Respati
"Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel, Jakarta Pusat adalah salah satu gereja bersejarah dari awal abad ke-20 di Batavia yang memiliki kekayaan ornamen atau ragam hias yang khas dan bervariasi. Ragam hias tersebut membentuk pola atau motif yang diaplikasikan pada berbagai elemen arsitektur gereja, seperti dinding, langitlangit, pilar, altar, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna simbolik dari ragam hias yang terdapat di Gereja GPIB Immanuel, Jakarta Pusat, baik berdasarkan bentuk dan konteks dari ragam hias tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis melalui tahap formulasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Melalui analisis bentuk dan kontekstual diketahui bahwa ragam hias yang terdapat pada Gereja Immanuel terdiri dari ragam hias geometris, floral, figuratif, dan lambang suci. Bentuk simbolis tesebut pun memiliki makna secara khusus berdasarkan ajaran Protestan yang didalamnya terdapat aliran Lutheran, Evangelis, dan Calvinisme serta pengaruh arsitektur kolonial yang berkembang di awal abad ke-19 di Batavia. Representasi kepercayaan, kesejarahan, maupun media dakwah tercermin lewat berbagai ragam hias. Adapun ragam hias yang tidak memiliki makna secara khusus menjadi bagian dari elemen estetika dari pengaruh arsitektur kolonial.

Protestant Church in Western Indonesia (GPIB) Immanuel, Central Jakarta is one of the historic churches from the early 20th century in Batavia which has a wealth of unique and varied ornaments or decorations. These decorations form patterns or motifs that are applied to various elements of church architecture, such as walls, ceilings, pillars, altars, and so on. This study aims to analyze the symbolic meaning of the decorations found in the GPIB Immanuel Church, Central Jakarta, both based on the shape and organizational structure in the room. This study used a descriptive analysis method through the stages of formulation, data collection, data processing, analysis, and interpretation. Through form and contextual analysis it is known that the decoration found in Immanuel Church consists of geometric, floral, figurative, and sacred symbols. These forms have special meaning based on the teachings of Protestant, Lutheran, Evangelical, and Calvinism as well as the influence of colonial architecture that developed in the early 19th century in Batavia. Representation of beliefs dan history is reflected through various decorations of the ornaments. As for decoration that has no special meaning, it becomes part of the aesthetic elements of the influence of colonial architecture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
DeYoung, Kevin
"buku ini membahas tentang Kevin DeYoung membahas masalah sibuk di buku terbarunya, Crazy Busy - dan bukan dengan tipikal tip manajemen waktu tipikal, namun dengan alat biblikal yang kita butuhkan untuk mendapatkan sumber masalah ini dan menarik masalahnya oleh akar."
Surabaya: Literature Perkantas Jatim, 2015
650.1 DEY c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Azti Arlina
"Penelitian ini mendekskripsikan proses adaptasi antar budaya pada pasangan yang menikah melalui proses ta'aruf. Setiap individu yang menjalani proses ta'aruf tentu memiliki konsekuensi, seperti adanya ketidakpastian dan suliatnya beradaptasi, ditambah lagi dengan rumitnya pengelolaan konflik. Penelitian ini menggunakan paradigman konstruktivis, dengan pendekatan kualitatif, strategi fenomenologi, serta bersifat deskriptif. Proses pengumpulan data melalui wawancara mendalam, dengan menggunakan teori budaya, adaptasi budaya, konsep diri, pengurangan ketidakpastian, dan konflik. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa latar belakang budaya, seperti latar belakang pendidikan dan asal negara individu memiliki kontribusi dalam proses adaptasi dan pengelolaan konflik.

This Study describes the process og intercultural adaptation in married couples through the ta'aruf process. Every individual does the ta'aruf process certainly have consequences, such as uncertainty, difficulty of adapting and managing conflict. This study uses a constructivist paradigm, with a qualitative approach, the strategy phenomenology, as well as descriptive. The process of collecting data is in-dept interviews, using the theory of culture, cultural adaption, self concept, uncertainty, and conflict. The results of this study that background culture such as educational and country have contribute to the adaption process and conflict management."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Albertus
"Skripsi ini membahas mengenai bentuk dan gaya bangunan pada masa kolonial Belanda. Obyek penelitian ini adalah Gereja GPIB Bethel yang terletak di jalan Wastukencana No.1, Bandung. Metode penelitian dilakukan dengan cara membandingkan komponen struktural dan ornamental yang ada pada Gereja Bethel dengan bangunan yang ada di Eropa dan Nusantara. Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa macam gaya yang dipadukan pada bangunan ini. Perpaduan antara gaya Eropa dan Nusantara dikenal juga pada masa itu sebagai arsitektur Indis. Maka sebagai hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa Gereja Bethel merupakan salah satu bangunan bergaya Indis.

Focus of this undergraduate thesis is about form and style of building from the Dutch colonial period. Object of this research is the GPIB Bethel Church which located at Jalan Wastukencana No.1, Bandung. Method used in this research is component comparison, such as structural and ornament components, of the GPIB Bethel Church with buildings of similar period in Nusantara and Europe as well. Analysis result indicated that some different style are being applied on the GPIB Bethel Church. In architecture, this kind of unification style between European building and traditional or vernacular building is known as Indische-stijl architecture. This reseach concluded that the GPIB Bethel Church is indicated as one of Indische-stijl building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11960
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Melina
"Skripsi ini membahas mengenai pengaruh Gereja Santa Maria de Fatima pada masyarakat Cina di Glodok tahun 1955-1970. Skripsi ini memperlihatkan inkulturasi (pendekatan budaya) sebagai metode evangelisasi (penginjilan). Gereja Santa Maria de Fatima yang berdiri di tengah masyarakat Cina di Glodok,sangat identik dengan budaya Cina Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa pengaruh Gereja Santa Maria de Fatima terhadap masyarakat Cina di Glodok meliputi, Pertama, Bidang religi yang tampak pada perubahan agama masyarakat Glodok dari agama tradisional menjadi Katolik. Kedua, Bidang budaya yaitu adanya inkulturasi budaya yang tampak dalam gereja berupa arsitektur, prosesi ibadah dan penggunaan alat-alat budaya. Ketiga, Pengaruh dalam bidang sosial yang tampak pada kegiatan-kegiatan sosial berupa bantuan dana, kesehatan dan beasiswa pendidikan yang diselenggarakan gereja dan yayasan sosial gereja bagi masyarakat Glodok yang membutuhkan. Ketiga, Pengaruh dalam bidang pendidikan yang tampak dalam Sekolah Ricci yang terbuka bagi masyarakat Glodok yang memiliki visi mencerdaskan generasi muda dan meningkatkan kehidupan religius.

This thesis discusses about the influences of the Church of Santa Maria de Fatima in the Chinese community in Glodok. Years of discussion this thesis was started in 1955 to 1970. This thesis shows enculturation (cultural approach) as a method of evangelism. The Church of Santa Maria de Fatima had synonymous with Chinese culture that was standing in the middle of Chinese Community in Glodok. This research method used a historical method. The influences of the Church of Santa Maria de Fatima to Chinese Community was found from this study. The influences were, First, the religious field that look at changed in Chinese religious traditionally to Catholic. Second, the cultural field that looks at the culture, processions and using of cultural tools. Third, Influences in the social and education form such as, activities social which was organized by church and charity for Glodok society which required. Then, Influence in the field of education that the Ricci School opened to Glodok society and had the vision to educate the younger generation and improve the religious life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poetiray, Krystle Anastasia
"Gereja sebagai tempat beribadah bagi umat Kristiani membutuhkan kualitas ruang akustik yang baik bagi kegiatan speech dan musik. Sebagai salah satu gereja tua di Indonesia, GPIB Immanuel Jakarta sudah menjadi cagar budaya dan memiliki persyaratan dalam merawat dan pemugaran bangunan. Bentuk gereja yang melingkar dan berkubah memungkinkan gereja memiliki permasalahan secara akustik. Menurut tinjauan teori akustik dan desain gereja, kriteria akustik gereja yang ideal dapat dihitung dengan parameter waktu dengung dan pengukuran kekerasan dalam ruang menggunakan sound level meter.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa GPIB Immanuel Jakarta memiliki kekerasan yang merata dengan baik dalam ruang namun memiliki waktu dengung dan kekerasan bising yang melebihi ideal ruang ibadah. Sehingga akustik ruang secara alami tidak dapat memproyeksikan suara dengan kejelasan yang baik. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menambah elemen penyerap dalam ruang untuk mengurangi waktu dengung tanpa mengubah bentuk ruang dan merusak struktur dan material asli bangunan dan juga menggunakan distribusi sound system yang baik.

Church as a place of worship for Christians requires a good acoustical quality for speech and music. As one of the oldest church in Indonesia, GPIB Immanuel Jakarta has become a cultural heritage and have specific requirements in the care and restoration of the building. The circular shape and vaulted church allows the appearance of acoustic problems. According to the review of acoustical and church design theories, the ideal acoustical requirements for a church can be calculated by using reverberation time parameter and the sound pressure level measurements using a sound level meter.
The results show that the church has uniform sound pressure level in every parts of the room but has reverberation time and noise level that exceeds the ideal time. So, the natural acoustics space cannot project sound with a good clarity. Those problems can be overcome by adding absorbing elements inside the room to reduce reverberation time without changing the shape of the room and damaging the building's original structure and materials, and also by using distributed sound system and.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masmedia Pinem
"Artikel ini ingin menggambarkan sejarah, bentuk, dan arsitektur Gereja GPIB Bethel. GPIB adalah singkatan dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, berdiri sejak tahun 1948 dan terletak di Jalan Wastukencana No. 1, Kelurahan Babakan Ciamis, Kecamatan Sumur Bandung, Kotamadya Bandung. Model arsitektur yang didesain oleh Schoemaker seorang arsitek Belanda yang merupakan sintesis dari kebutuhan, konsep, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh masing-masing aliran-aliran dalam perkembangan arsitektur dunia sebagai produk arsitektur pada zamannya yang merupakan “essential expression†bagi kekristenan di Eropa. Elemen-elemen yang ada merupakan adaptasi dari pengaruh zaman yang berkembang saat itu. Elemen pada tatanan massa dan ruang serta elemen pelingkup ruang yang dijumpai memiliki makna kerohanian sebagai perwujudan nilai-nilai Kristianitas. Begitu juga elemen-elemen dekoratifnya merupakan suatu produk zaman yang dipengaruhi oleh arsitektur art deco yang sangat berkembang pada zaman itu. Gereja ini adalah termasuk salah satu tipe bangunan yang berkualitas ‘A’ dan telah dikonservasi tanpa perubahan bentuk dan fungsi yang signifikan, sehingga ia termasuk dalam kategori bangunan Cagar Budaya yang dilindungi oleh Undang-Undang."
Jakarta: Kementerian Agama, 2016
297 JLK 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>