Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novie Setianingsih
"Pada tahun 2019 Puskesmas di Kota Cilegon tidak di lakukan penilaian kinerja individu dalam pelayanan antenatal berdasarkan standard based management and recognition (SBMR). Rujukan pada ibu hamil dapat dilakukan jika pelayanan antenatal sudah sesuai standar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja bidan kelurahan dalam memberikan pelayanan antenatal berdasarkan SBMR melalui peranan faktor individu (pengalaman), faktor psikologis (sikap dan motivasi) dan faktor organisasi (sumberdaya dan supervisi) di posyandu, di Kota Cilegon tahun 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang betujuan untuk mengetahui kinerja dan mendapatkan informasi dari beberapa informan mengenai suatu proses dan aktivitas pada program pelayanan antenatal care. Agar lebih spesifik pengumpulan data menggunakan metode WM, FGD dan observasi, dilakukan di Puskesmas Citangkil 2 dan Puskesmas Cilegon pada bulan April-mei 2021. Informan utama dalam penelitian ini adalah bidan kelurahan, informan kunci adalah bidan koordinator, kepala puskesmas, dan Kasie Kesga Dinas Kesehatan Kota Cilegon. Hasil penelitian didapatkan kinerja bidan kelurahan tidak sesuai standar. Mayoritas bidan kelurahan sudah mendapatkan pelatihan, mayoritas bidan kelurahan tidak menyetujui penilaian kinerja menggunakan SBMR, motivasi bidan kelurahan masih rendah karena posyandu dilakukan sendiri, tidak ada kesesuaian gaji dengan pekerjaannya, tidak adanya transport posyandu tidak adanya reward, masih ditemukannya sumberdaya yang kurang lengkap di posyandu, dan beberapa informan mengatakan tidak adanya supervisi dalam kinerja bidan, hal tersebut yang menyebabkan kinerja bidan tidak sesuai standar. Kesimpulan kinerja bidan dalam pelayanan antenatal tidak sesuai dengan standar disebabkan karena telah lamanya pelatihan, adanya bidan yang belum mendapatkan pelatihan, motivasi yang rendah, sumberdaya yang tidak memadai dan tidak adanya supervisi.

In 2019, Primary Integrated Healthcare Centres in Cilegon City did not conduct individual performance assessments regarding antenatal care based on standard based management and recognition (SBMR). This referral can only be done if antenatal examination is up to standard. The aim of this study is to analyse the performance of community midwives in providing antenatal care based on standard based management and recognition (SBMR) through the role of individuals (experience), psychological factors (attitude and motivation) and organizational factors (resources and supervision) in Cilegon’s Integrated Healthcare Centre, year 2021. This study uses a qualitative approach, which aims to discover the performance of informants, and obtain information from the informans regarding the processes and activities that they perform during antenatal care. This research used an in-depth interview and focus group discussion method and was done at Citangkil 2 Primary Healthcare Centre and Cilegon’s Public Health Office, from April- May 2021. The main informants in this research were community midwives. Key informants include the head of the midwives organization, head of the primary healthcare centre, and head of the family health sector in Cilegon’s Public Health Office.The result of this study showed that the performance of the community midwives were not up to standard. Furthermore, the majority of community midwives have received training, do not approve of performance assessment using SBMR, have low motivation as they work alone in the integrated healthcare centres, salary is not commensurate with their workload, unavailability of transport, didn’t receive any reward, and had a lack of resources in their integrated healthcare centres. Several informants also said that they didn’t receive supervision regarding their performance, which caused their performance to be not up to standard. The conclusion is that the performance of midwives in antenatal care is not up to standard because of the length of their training, the absence of training, low motivation, inadequate resources and lack of supervision."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Farhana
"Periode antenatal adalah periode yang ditandai dengan adanya perubahan anatomi, fisiologi, dan psikososial pada ibu hamil. Berbagai perubahan tersebut menyebabkan terjadinya keluhan tertentu terutama saat memasuki trimester ketiga kehamilan. Salah satu keluhan yang sering terjadi pada saat trimester tiga kehamilan adalah masalah tidur. Masalah tidur terjadi karena adanya ketidaknyamanan akibat perubahan yang terjadi pada ibu hamil saat memasuki trimester tiga. Apabila masalah tidur terus menerus terjadi, maka kualitas tidur ibu hamil menjadi buruk dan menyebabkan terjadinya gangguan tidur. Intervensi yang perlu diterapkan untuk mengatasi dampak negative dari masalah tidur yaitu meningkatkan kualitas tidur melalui gerakan yoga antenatal. Karya tulis ini memiliki tujuan untuk melakukan analisis asuhan keperawatan pada ibu antenatal trimester tiga yang mengalami masalah tidur dengan masalah keperawatan yaitu gangguan rasa nyaman dengan penerapan gerakan yoga antenatal. Karya tulis ini menggunakan metode case study pada salah satu ibu hamil yang memasuki trimester tiga kehamilan. Hasil evaluasi dari penerapan gerakan yoga antenatal adalah meningkatkanya kualitas tidur klien sehingga mampu meningkatkan kenyamanan klien selama proses kehamilan. Oleh karena itu, karya tulis ini merekomendasikan penerapan gerakan yoga antenatal pada ibu hamil trimester tiga dengan masalah tidur.

The antenatal period is a period marked by anatomical, physiological, and psychosocial changes in pregnant women. These changes cause certain complaints, especially when entering the third trimester of pregnancy. One of the most common complaints during the third trimester of pregnancy is sleep problems. Sleep problems occur because of discomfort due to changes that occur in pregnant women when entering the third trimester. If sleep problems continue to occur, then the quality of sleep of pregnant women becomes poor and causes sleep disturbances. Interventions that need to be applied to overcome the negative impact of sleep problems are improving sleep quality through antenatal yoga practice. This paper aims to analyze nursing care for third trimester antenatal mothers who experience sleep problems with nursing problems, namely discomfort with the application of antenatal yoga poses. This paper uses a case study method on a pregnant woman entering the third trimester of pregnancy. The results of the evaluation of the application of antenatal yoga practice is to improve the quality of the client's sleep so as to increase the client's comfort during the pregnancy process. Therefore, this paper recommends the application of antenatal yoga poses for pregnant women in the third trimester with sleep problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Sri Rahayu
"Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Upaya yang dilakukan di bidang kesehatan adalah dengan meningkatkan umur harapan hidup, dengan cam menurunkan Angka Kcmatian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dibanding ncgara- negara ASEAN, AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi, demikian juga kondisi AKI dan AKB di Jawa Barat, termasuk di Kabupatcn Karawang.
Pelayanan antenatal merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling cfektif untuk pencegahan kesakitan dan kematian ibu. Kematian ibu dapat dicegah bila komplikasi dan keadaan resiko tinggi kehamilan dapat dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan antenatal sedini' mungkin. Hasil kegiatan yang dilakukan oleh bidan di desa Kabupaten Karawang dalam pelayanan antenatal (cakupan ANC KI dan K4}, menunjukkan adanya kesenjangan yang tinggi. Hal ini merupakan indikator bahwa kincda bidan di desa masih belum baik.
Tujuan peneiitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, pengalaman, tempat tinggal, motivasi, kelengl-:apan alat, supervisi dan klasiiikasi desa dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan populasi semua bidan di desa sebanyak 305 respondcn. Sampel penelitian semua populasi, yang berhasil didata sebanyak 289 responden. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret-April 2008, di Kabupatcn Karawang, dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Analisis univariat dengan mcmbuat distribusi frekuensi masing-masing variabel, analisis bivariat dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda dengan kriteria kemaknaan p<0,0S.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bidan di desa yang mempunyai kinerja kurang (49,8%),. sedikit Iebih rendah dibanding bidan di desa yang mempunyai kinerja baik (50,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tentang umur kehamilan dan fokus supervisi berhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel fokus supervisi bcrhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Bidan di desa dengan fokus supervisi kurang akan berpeluang mempunyai kineqja kurang, 1,7 kali lcbih besar dibanding bidan di desa dengan fokus supervisi baik.
Berdasarkan basil pcnelitian, penulis merekomendasikan saran sebagai berikut: Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan perlu meningkatkan supervisi dengan cara mcmbuat jndnval supervisi, cek list, kemudian didiskusikan, sampai terbentuk formulasi tentang masalah yang ada, menentukan penycbab masalah, prioritas dan membuat langkah- langkah perbaikan, membuat komitmen bersama untuk pcrbaikan, melakukan pelatihan bagi pctugas supervisi, kemudian melakukan uji coba, menilai hasi I yang dicapai dan menentukan tindak Ianj ut bcrikutnya.
Bagi bidan di desa perlu memahami kembali tentang tujuan, wewenang, lugas pokok dan fungsi sebagai bidan di desa, meningkatkan kerjasama, lebih proaktif dan meningkatkan .sq/T skiil. Bagi masyarakat perlu kexjasama dan partisipasinya dalam pelayanan antenatal. Bagi peneliti lain perlu dilakukan penelitian tentang fokus supervisi untuk meninkatkan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal dengan wawancara independen dan tentang kinerja bidan di desa secam komprehensif.

The level of public health is one of the indicators related to the wealth of society. One of the efforts being done in the health subject is to increase the age life expectancy by reducing the matemal mortality rate (MMR) and neonatal mortality rate (NMR). Comparing to the other ASEAN countries, Indonesia’s MMR and NMR are still high, and so docs for of West .lava’s MMR and NMR, including Karawang regcncy.
Antenatal care is one of the most effective health interver' veventing the matemal morbidity and mortality. Matemal mortality ca- vented, if complication and high risk conditions are detected early by anten. are. Activity result of village midwives on antenatal care in Karawang rcgency (including ANC KI dan K4) shows high discrepancy; which indicates that village midwives performances is not yet good.
The research objective is to tind out the link between knowledge, experience, residence, motivation, full-equipments, supervision and village classification with village midwives' performances in the antenatal care. This research of cross sectional program, uses a population of all the village midwives which are 305 respondents. The sample is using all ofthe population, 289 are successiiilly recorded as data. The data collection is started from March until April 2008, in Karawang regency, through interview and questionnaire fonns. Univariate analysis by making frequency distribution of such variable, bivariate analysis by chi square test and multivariate analysis by multiregression logistic test with p va1ue<0,05.
The research result shows that the proportion of the village midwives with low performance (49,8%) is almost the same as the village midwives with good performance (50,2%). The bivariate analysis shows variable knowledge of the age of pregnancy and supervision focus has significant relationship with the village midwives’ performance. The village midwives with less supervision focus have an opportunity to perfonn less by 1.7 times greater than the village midwives with good supervision focus.
According to research results, writer recommends advises as the following: For the Public Health Center and Official Health needs an improvement on supervision by making supervision schedule, check list and continued with discussions, in order to find the formulation ofthe existing problem, the cause of the problem, priorities and developing solving steps, making commitment together to improve, conducting training for supervision officers, then conducting testing which evaluate the result and decide the next steps.
For the village midwives, they need to understand the objectives, authority, the main function and responsibilities as village midwives, to improve teamwork, be more proactive and to improve soft skill. For the surrounding society, its teamwork and participation are importantly needed in the antenatal care. For other researchers, it is needed to carry on further researches about supervision focus to improve the village midwives performance in the antenatal care with independent interview and about comprehensive of the village midwives performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
H. Atang Tachyat A.R.
"Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di masih tinggi yaitu 4,21 dan 60 per 1000 kelahiran hidup pada-tahun 1992. Berbagai faktor risiko telah diketahui sebagai penyebab langsung dan tidak langsung dari kematian ibu dan bayi. Pelayanan antenatal atau Antenatal Care yang baik diyakini merupakan salah satu upaya yang mempunyai daya ungkit besar dalam usaha menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Secara kuantitas cakupan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Sampai tahun 1991 sebanyak 81.9 % ibu hamil telah tercakup peiayanan antenatal Puskesmas, namun bam 55 % ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal 4 kali atau lebih (Depkes,1992).
Suatu penelitian cross-sectional dilaksanakan di Kabupaten Cianjur pada bulan Mei - Juni 1995, bertujuan unluk mengetahui faktor-faktor risiko kehamilan yang berhubungan dengan kualilas (adekuasi) pemanfaatan pelayanan antenatal serta faktor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut, dilihal dari sudut pengguna pelayanan yaitu ibu hamil pengunjung Puskesmas. Data diperoleh dari hasil wavvancara, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan kebidanan dan 1 fb ( mctoda Sahli) terhadap 210 orang rcsponden- Pemanfaatan pelayanan dikatakan adckuat bifa ibu memeriksakan kehamilannya kepada pclugas kesehatan pada umur kehamilan trimester pcrtama, paling scdtkil satu kali pada trimcsler-2 dan 2 kali pada trimcster-3.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 68.1 % responden memeriksakan kehamilannya pada umur kehamilan trimester pertama, namun hanya 45.2 % ibu yang tergolong memanfaatkan pelayanan secara adekuat. Dari 17 variabel yang diteliti rata-rata tiap ibu memiliki 3 jenis variabel risiko, 17.3 % ibu termasuk kelompok risiko tinggi. Anemia (Hb < 11 gr %) dijumpai pada 79 % responden.
Analisis label silang dan regresi logistik menyimpulkan adanya hubungan asosiasi bermakna antara risiko tinggi dengan adekuasi pemanfaatan antenatal (Rasio Odds = 3.06, nilai p = 0-0264). Tujuh variabel penting berhubungan secara bermakna dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal. Variabel risiko umur, jarak kehamilan, pengetahuan dan pendidikan berhubungan negatif dengan adekuasi pemanfaatan petayanan antenatal ( Rasio Odds = 0.34 - 0.44, nilai p = 0.0003 - 0.0230 ), sedangkan hubungan antara variabel persepsi kesehatan, Hb dan riwayat obstetrik jelek dengan adekuasi pemanfaatan antenatal merupakan hubungan asosiasi Rasio Odds berturut-turut = 2.52, 3.14, dan 3.49; nilai p = 0.0323, 0.0355, dan 0.0309).
Diantara empat variabe! kontrol, variabel jarak tidak terbukti secara bermakna mempengaruhi hubungan variabel risiko kehamilan dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal, sedang variabel jenis peiayanan, ongkos pelayanan serta rencana persalinan secara bermakna mempengaruhi hubungan tersebut terutama terhadap hubungan variabel pengetahuan dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal.
Guna meningkatkan kualitas pemanfaatan oleh ibu hamil, upaya-upaya yang perlu dilaksanakan anrata lain : inlensifikasi penyuluhan mengenai pelayanan antenatal dan risiko kehamilan, meningkatkan kemampuan tenaga bidan, dukun bayi dan kader dalam menentukan faktor risiko ibu pada ibu hamil yang berhubungan secara negatif dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal. Pemantauan terhadap dislribusi tablet Fe, dan K.IE tentang manfaat Fe perlu lebih ditingkatkan dengan melibatkan pelugas gizi, bidan dan dukun serta kadcr. Penelitian ini mendukung upaya-upaya program KIA dalam meningkatkan cakupan persalinan oleh bidan, supervisi terhadap pertoiongan persalinan olch dukun serta pengcmbangan dana sehat untuk ibu hamil.

Maternal and infant mortality rates are still high in Indonesia, i.e. 4.21 and 60 per 1000 livebirths respectively in 1992. Various risk factors are known as direct and indirect causes of maternal and infant deaths. A good antenatal care (ANC) is believed as one of the effort that has great impact in lowering both maternal and infant mortality rates. The coverage of ANC at the health centres in Indonesia tends to increase quantitatively. Until 1992 it was reported that 81.9 % of expecting mothers were covered by health centres, but only 55 % had had four times or more visits ( Ministry of Health, 1992 ).
A cross sectional study has been conducted in Cianjur Regency in May-June 1995, identifying the pregnancy risk factors which were related to the quality (adequacy) of utilization of ANC from the view of users, i.e. expecting mothers attending health centres, * and to find oui other factors which influence the relationship. Utilization of ANC is difined as adequate if the expecting mother had her first ANC visit to health personnel during the first trimester, at least once in the second trimester and two consecitive visits in the third trimester of her gestational age. The data were collected from 210 respondent through direct interviews, general physical and obstetric examinations, and Sahli's method for determination oi'hemogobin concentration.
The study revealed that 68.1 % of expecting mothers visited health personnel for the first ANC during the first trimester of gestational age, but only 45 % of them had utilized ANC adequately. Among the 17 variables of the risk factors included in this study, averagely every expecting mother possesed 3 kinds of risk variables and 17.3 % of the mothers were high risk group. Anemia (Hb < 11 gr %) was found in 79 % of respondents.
Cross-tables and logistic regresion analysis concluded that there was a significant association between high risk factors and the adequacy of ANC utilization ( Odds ratio = 3.06, p value = 0.0264 ). Seven important variables had been identified were significantly related to the adequacy of utilization of ANC. Age, length of spacing, knowledge and education variables were negatively related to utilization of ANC ( Odds ratios = 0.34-0.44 , p values = 0.0003-0.0230 ). In the other hands the variables of health perception, hemoglobin and history of previous delivery were proved having positive association with the adequacy of ANC ( Odds ratios = 2.52, 3.14 and 3.49 respectively, p values = 0.0323, 0.0355 and 0.0309 ). Amongs the four control variables, the distance between mother's homes and the location of ANC facilities was statistically not significant influencing the relationship between the risk factors and utilization of ANC, while the variables of antenatal service (known as 45T), service cost and planning of safe delivery were found affecting the relationship significantly, especially to the relationship between knowledge variable and the adequacy of ANC utilization.
To improve the quality of ANC utilization, health education dealings with ANC and risk factors of pregnancy should be intensified. Knowledge and capability of midwives, traditional midwives and voluntary cadres should be improved in identifying pregnancy risk factors especially those which arc related negatively lo the adequacy ofANC utilization. Monitoring of distribution of Ferrous tablets as well as its communication -information & educational aspects should be more intensified, involving the nutririon staff, midwives, traditional midwives and cadres. The study supports the efforts of MCH program in increasing the coverage of home-deliveries by midwives, supervision of high risk home-deliveries attended by traditional midwives and development of health insurance for expecting mothers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfitrah Yuda
"Pelayanan antenatal merupakan salah satu intervensi kesehatan yang efektif untuk menurunkan angka kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal di Kabupaten Tanah Datar tahun 2010 dengan melihat selisih cakupan antara K1 dan K4. Dengan desain penelitian cross sectional dan metode penelitianya kuantitatif, dilaksanakan pada bulan Februari-April 2011. Besar sampel, seluruh bidan di desa dan di pustu sebanyak 220, yang bisa digunakan datanya 170 responden dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasilnya ditemukan 47,6% bidan di desa memiliki kualitas kerja baik dan 52,4 % bidan di desa memiliki kualitas kerja kurang.
Hasil analisis uji statistik dengan chi square menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kualitas kerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal adalah sekolah asal, pengalaman pelayanan ANC, lama kerja, status kepegawaian, motivasi yang diperkuat oleh kebutuhan fisiologi dan rasa aman, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pendidikan, pengetahuan, pelatihan, status perkawinan, supervisi, kelengkapan alat, klasifikasi desa dan imbalan dengan kualitas kerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal. Perlu diberikan pelatihan khusus bagi bidan yang akan di tempatkan di desa guna peningkatan pengetahuan dan keterampilan khususnya pelayanan natenatal dan pertolongan persalinan normal agar mempunyai bekal yang cukup untuk di turunkan dilapangan.

Antenatal care is one of effective health interventions to reduce maternal mortality. The purpose of this study was to determine the factors that affect the quality of work in the village midwives in antenatal care in Tanah Datar to see the difference in coverage between K1 and K4. With cross-sectional study design and quantitative methods penelitianya, conducted in February-April 2011. Large samples, the whole village midwives in health centers and as many as 220, which can use the data 170 respondents using a questionnaire as a research tool.
The results found 52.4% of midwives in the villages have been working less quality and 47.6% of midwives in the village has a good quality of work. The results of statistical analysis with chi square test showed a significant relationship with quality work in the village midwives in antenatal care is the school of origin, the ANC service experience, length of employment, employment status, motivation is reinforced by the physiological needs and security, while unrelated to education, knowledge, training, marital status, supervision, equipment is completed, the classification of the village and returned with the quality of work in the village midwives in antenatal care. Need to be given special training for midwives will be in place in the village in order to improve knowledge and skills in providing specialized assistance services natenatal and normal in order to have enough stock to be upgraded in the field.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Penelitian yang dilaksanakan ini menyanglcut masalah perilaku dalam organisasi dan upaya pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Perrnasalahan yang diajukan adalah apakah terdapat hubungan antara komponen Quality of Work LM: (QWL) yang terdiri dari keterlibatan pegawai, kompensasi yang seimbang, :asa aman terhadap pekerjaan, keselamatan lingkungan kerja, rasa bangga terhadap institusi, fasilitas yang tersedia, penyelesaian masalah dan komunikasi dengan upaya peningkatan pelayanan antenatal oleh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya Tahun 2007.
Tujuan Penelitian adalah didapatkannya gambaran dan informasi mengenai Kl.lBH\&$ Kehidupan Kerja Bidan di Unit KIA dan hubungannya dengan Pcnatalaksanaan Antenatal Care Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya Tahun 2007.
Metodologi Penelirian yang digunakan adalah Analisis Deskriptif secara Cross Sccnbnal dengan mernakai rnetode kuantitatif dan kualitatif. Obyek Penelitian adalah seluruh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya Tahun 2007, dimana didapatkan Sampel penelitian adalah 53 Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya. Data primer diperoleh dengan mcmakai instnmlcnt kucsioncr tcrstruktur, yaitu satu variabel dependen dan sembilan variabel independen, wawancara dan studi pustaka. Uji statistik untuk mengetahui hubungan komponen QWL dengan Penatalaksanaan ANC Bidan Puskesmas dipakai Analisis Korelasi dan Regresi Linier Ganda.
Hasil Analisis Bivariat dengan mcmakai uji stgfistik Pearson Correlation, didapatkan 3 komponcn QWL yang mernpunyai hnbungan signifkan dengan penatalaksanaan antenatal care (p Value S 0,05), yailu ras# bangga terhadap institusi (r = 0,405}, kornpcnsasi yang scimbang (r = -0,392) dan kogiunikasi (r = -0,267). Hal ini dapat diinterprctasikan bahwa antam rasa' bangga terhadap institusi dengan penatalaksanaan antenatal care terdapat Hubungan sedang dan berpola positjj; sedangkan antara kompcnsasi yang seimbang dan komunikasi dcngan pcnatalaksanaan antenatal care tcrdapat hubungan scdang dan berpola ncgatifl
Hasil Analisis Regresi Linier Ganda, didapatkan 3 komponen QWI. yaitu 1). Komponen Rasa bangga terhadap institusi dan Keselamatan Linglcungan Kezja dengan nilai Slope (B) positif, artinya terdapat hubungan yang positif antara rasa bangga terhadap institusi dan keselamatan lingkungan kerja dengan upaya peningkatan pelayanan antenatal. 2). Komponen kompensasi yang seimbang dengan nilai Slope (B) negatif; artinya terdapat hubungan yang negatif antam kompensasi yang seimbang dengan penalalaksanaan antenatal care oleh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya tahun 2007.
Kesimpulan Penelitian adalah dari 9 komponen QWZ terdapat 3 komponen QWL (Kompénsasi yang seimbang, Rasa bangga terhadap institusi dan Keselamatan Lingkungan Kerja) yang berhubungan signiiikan terhadap upaya peningkatan pelayanan _ayuenarat oleh Bidan Puskesmas di Kota Tasikmalaya, dan komponen yang paling besar pengamhnya terhadap upaya peningkatan pelayanan antenatal adalah koxnpensasi yang seimbang.
Saran yang dapat diberikan terutama bagi pihak Manajemen Puskwmas/Dinas Kesehat/an Kota Tasikmaiaya adalah agar melaksanakan peningkatan Kualitas Kehidupan -Qgja Bidan di Unit KIA melalui pemfferian pcrhatian, domngan dan scmangat kerja kepma para Bidan untuk bekexja lebih giat Iagi dan melengkapi baik sarana dan prasarana pendukung pelayanan, terciptanya siszem kompensasi befdasarkan leebenamn, kewajaran dan rasa keadilan, system reward and punishment ynxg baik dan terlakkan-anya pembinaan, pengawasan dan evaluasi kerja progmm yang berkesinambnmgan.

The research done is about behaviour problem in organization and the effort of using Health of Human Resource. The problem is if there are some relations among Quality of Work Life (QWL) consisted of officials, balancing conpensation, feeling safe of the job, working environvent safety, feeling proud of institution, available facilities, problem solving and communication to increase antenatal service by Public Health Center Midwife in the city of Tasikmalaya in 2007.
The aim of the research is to get the description and information about the quality of midwifes working life in KIA Unit and the relation with the implementation of Antenatal Care in the city of Tasikmalaya in 2007.
The methodology of this research used is Cross Sectional Descriptive Analysis by using quantitative and qualitative method. The object of the research is all of the Midwife in Public Health Center in the city of Tasikmalaya in 2007, where 53 Midwife in Tasikrnalaya become a sample. Primer data found by using structured questionnaire instrument is one dependent variable and nine independent variable, interview and devining manual study. Statistic test is to know the relation between QWL component and the implementation of ANC of Midwife in Public Health Center used Correlation analysis and Double Linear Regression.
The result of Bivariat Analysis by using statistic test Pearson Correlation, founded 3 QWL component which has the significant relation with the implementation antenatal care (p Value 5 0,05}, is the proud feeling of institution (r = 0,405), balancing compensation (r = -0,392) and communication (r = -0,267). This case can be interpreted that there are sufficient and positive pattern relation between the proud feeling to the institution and the implementation of antennal care, besides that there are sufficient and negative pattem relation between balancing compensation with communication and the implementation of antenatal care.
The result of Double Linear Regression Bivariat Analysis has been found 3 QWL component, as follows: 1). Proud feeling component to the institution and Working Environment Safety with the value of positive Slope (B), it means there are the relations between the proud feeling to the institution and working environment safety in order to increase antenatal service. 2). The balanced component with the value of negative Slope (B). lt means that there are negative relation between balanced compensation and the implementation of antenatal care by Midwife at Public Health Center in the city of Tasikmalaya in 2007.
The conclusion of this research is, there are 3 QWL components (balanced compensation, proud feeling of institution and working environment safety) from 9 QWL components which have significant relation to the effort of increasing antenatal service by Midwife at Public Health Center in the city of Tasikmalaya, and the component which has biggest influence to the effort of increasing antenatal service is balanced compensation.
The suggestion to the Public Health Center I Health Institution Management in the city of 'l`asik.malaya is the implementation of increasing Midwifes working life quality in KIA Uni! by giving more attention, motivation, working spirit to Midwife to work hard and also by completing structure and inhastructure, creating realistic fair proper compensation system, using good reward and punishment system and doing continual program of counselling, controlling and working evaluation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Rachmawati Ismaya
"

Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tempat persalinan ideal untuk mendapatkan kesehatan optimal bagi ibu maupun bayi. Hampir seluruh ibu di Indonesia telah memiliki akses ke pelayanan kesehatan namun 20% persalinan tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Balitbangkes, 2019). Studi ini membahas tentang pengaruh performa dan jenis pelayanan kesehatan ibu terhadap perilaku pemilihan tempat bersalin berdasarkan data SIRKESNAS 2016 dengan analisa regresi logistik. Beberapa temuan diantaranya adalah antenatal care (ANC), program perencanaan persalinan dan asuransi kesehatan memiliki pengaruh signifikan dalam pilihan tempat bersalin. Lebih dalam lagi, pelayanan ANC yang memiliki pengaruh signifikan pada pemilihan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai tempat bersalin adalah tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan ANC, pemeriksaan tekanan darah dan ultrasonografi (USG) maternal. Edukasi kesehatan maternal selama ANC juga memiliki pengaruh pada pemilihan tempat bersalin namun tidak signifikan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas pelayanan ANC terutama penyediaan tenaga kesehatan yang tepat dan pelayanan pemeriksaan maternal terutama pemeriksaan tekanan darah dan USG serta pelaksanaan program perencanaan persalinan dan peningkatan cakupan asuransi kesehatan hendaknya menjadi konsen utama dalam kebijakan program kesehatan maternal terutama untuk mendorong persalinan di fasilitas kesehatan.

 


Health facility is an ideal place for child birth to obtain optimum outcomes for maternal and neonatal health. Most of mothers in Indonesia have access to healthcare but 20% of them do not give birth in a healthcare facility (Balitbangkes, 2019). This study discusses the influence of the maternal health services on choosing a healthcare facility for birth. This research utilized the SIRKESNAS 2016 data and analyzed it using logistic regression. Some findings shown that antenatal care (ANC), birth planning, and health insurance have a significant influence on the decision of a healthcare-facility birth, and the service of ANC particularly the health professional provider and maternal examination such as in the form of blood pressure test and ultrasonography (USG) substantially affect the decision regarding the place of birth. Although maternal education during ANC also influences it, but it statistically has weak significance. Thus, to encourage mother to deliver in a healthcare facility, improving the quality of ANC services including the availability health professional as an ANCs provider, providing blood pressure tests and USG maternal examination, and expanding the coverage of delivery insurance are the prominent concerns for healthcare policy

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Novi Suryani
"Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara keteraturan pelayanan antenatal dengan tes HIV pada ibu hamil di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian observasional metode survei (cross sectional) dengan menggunakan data yang bersumber dari Riskesdas tahun 2018. Sampelnya wanita usia subur di Indonesia yang memiliki riwayat kehamilan dan terpilih yang menjadi responden Riskesdas tahun 2018 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel pada penelitian ini adalah 12.383 responden. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tes HIV pada ibu hamil, variabel independen utama yaitu keteraturan pemeriksaan antenatal (ANC) dan variabel kovariat yaitu umur, tempat tinggal, pendidikan, status bekerja, paritas, pengetahuan HIV, sikap terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pelayanan antenatal 10T, tenaga kesehatan (nakes) pemberi layanan dan fasilitas kesehatan (faskes) tempat ibu periksa hamil. Variabel keteraturan pemeriksaan antenatal dan variabel fasilitas kesehatan memiliki efek yang hampir sama dalam mempengaruhi rendahnya cakupan tes HIV pada ibu hamil. Tes HIV pada ibu yang teratur periksa hamil ditemukan 1,8 kali lebih banyak di perkotaan dan 2,2 kali lebih banyak di perdesaan dibandingkan dengan yang tidak teratur periksa hamil. Selanjutnya tes HIV pada ibu yang teratur periksa hamil lebih banyak ditemukan 1,5 kali yang periksa di rumah sakit, 2,8 kali yang periksa di puskesmas dan 2,2 kali yang periksa di klinik/praktek mandiri dibandingkan dengan yang tidak teratur periksa hamil. Saran kepada tenaga kesehatan dan pengelola program KIA untuk meningkatkatkan keteraturan dan kelengkapan pelayanan Antenatal serta meningkatkan ketersediaan fasilitas tes HIV.

More than 90% of cases of children infected with HIV are transmitted through the process of mother-to-child transmission. The purpose of the study was to determine the relationship between the regularity of antenatal care and HIV testing in pregnant women in Indonesia based on data from the 2018 Basic Health Research (Riskesdas). This study was an observational survey method (cross sectional) using data sourced from Riskesdas in 2018. The sample was women. of childbearing age in Indonesia who have a history of pregnancy and were selected as Riskesdas respondents in 2018 and met the inclusion and exclusion criteria. The sample size in this study was 12,383 respondents. The dependent variable in this study was HIV testing for pregnant women, the main independent variable was the regularity of antenatal check-ups (ANC) and the covariates were age, place of residence, education, work status, parity, knowledge of HIV, attitudes towards people living with HIV/AIDS (PLWHA). ), 10T antenatal care, health workers (nakes) who provide services and health facilities (faskes) where mothers check for pregnancy. The variables of regularity of antenatal check-ups and variables of health facilities have almost the same effect in influencing the low coverage of HIV testing in pregnant women. There were 1.8 times more HIV tests in women who had regular pregnancy check-ups in urban areas and 2.2 times more in rural areas compared to those who did not regularly check for pregnancy. Furthermore, HIV tests for mothers who regularly check for pregnancy are found to be 1.5 times more checked at the hospital, 2.8 times are checked at the puskesmas and 2.2 times are checked at the clinic/independent practice compared to those who do not regularly check for pregnancy. Suggestions to health workers and MCH program managers to improve the regularity and completeness of Antenatal services and increase the availability of HIV testing facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastini
"Untuk dapat mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010 maka diterapkan empat misi pembangunan kesehatan dan salah satunya adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit telah dikembangkan akreditasi dan di Puskesmas dikembangkan Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar atau Quality Assurance (QA).Dalam QA pelayan kesehatan dasar mengukur penampilan terhadap standarstandar, yang dapat dipantau dengan menggunakan daftar tilik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan petugas dc;.lam menerapkan standar yang telah ditetapkan.
Rendahnya kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal di 9 puskesmas Kabupeten Musi Banyuasin yang telah mendapat pelatihan QA mendorong peneliti untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal di 9 puskesmas Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan tahun 2001 dan faktor internal dan ekstemal yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal.
Penelitian ini dilakukan di 9 puskesmas Kalmpaten Musi Bayuasin Propinsi Sumatera Selatan pada bulan April s/d Juni 2001. Sampel penelitian adalah semua bidan yang bertugas di unit KIA puskesmas sejumlah 50 orang. Jenis penelitian adalah cross sectional.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi, bivariat dengan chi squere dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan bidan di 9 puskesmas masih rendah yaitu 54%.
Dari analisis bivariat didapatkan faktor internal yang berhubungan dengan kepatuhan bidan adalah sikap, motivasi, sedangkan faktor ekstemal adalah beban kerja dan supervisi. Dari hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan adalah supervisi.
Disarankan terutama kepada kepala puskesmas agar melakukan supervisi internal kepada bidan secara terus menerus dalam rangka bimbingan teknis dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan sehingga dapat memberikan pelayanan antenatal yang lebih bermutu. Disamping itu juga agar sistem reward and punishment dilaksanakan dengan konsisten serta uraian tugas para bidan ditinjau kembali, sehingga tidak terjadi bidan mempunyai tugas rangkap. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten agar merubah cara pendekatan supervisi lebih kearah menasehati dan membimbing serta membantu pemecahan masalah."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaneu Nuraineu
"Pelayanan Antenatal Care ANC yang berkualitas adalah pelayanan yang sesuaidengan standar, dalam penerapannya terdiri dari 10T. Tenaga kesehatan yangpaling berperan memberikan pelayanan kesehatan pada ibu hamil adalah bidan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap dan motivasi bidandesa terhadap kualitas pelayanan ANC di Kabupaten Lebak, penelitian inimenggunakan penelitian observasi analitik dengan rancangan ldquo;cross sectional rdquo;dengan jumlah sampel 164 bidan di desa. Terdapat 123 75,0 respondenmemiliki sikap baik terhadap kualitas pelayanan ANC K4 dengan nilai p=0,002 p< 0,05 dan OR=11,02 berarti ada hubungan yang kuat, sikap dengan kualitaspelayanan ANC K4, lebih dari separoh responden memiliki motivasi yang kurangterhadap kualitas pelayanan ANC yaitu 108 65,9 responden, diperoleh nilai?=0,012 dan OR=2,55 berarti ada hubungan motivasi dengan kualitas pelayananANC K4. Diharapkan Dinas Kesehatan bersama puskesmas mengoptimalkanprogram/kegiatan yang ada, melakukan pembinaan teknis dan monev yangterjadwal dan berkelanjutan, kemudian hasilnya dilakukan feedback.

A qualified Antenatal Care Service (ANC) is a service that complies with the standards, in its application consisting of 10T. The most important health worker providing health services to pregnant women is midwife. This study aims to find out the correlation between attitude and motivation of village midwife to ANC service quality in Lebak Regency. This research use analytic observation research with cross sectional design with 164 sample of midwives in the village. There are 123 (75,0%) respondents have good attitude toward service quality of ANC K4 with value p = 0,002 (p <0,05) and OR = 11,02 mean there is strong relation, attitude with service quality ANC K4, Half of respondents have less motivation to ANC service quality that is 108 (65,9%) responder, obtained value ρ = 0,012 and OR = 2,55 mean there is motivation correlation with service quality of ANC K4. It is expected that the Health Office together with the puskesmas optimize the existing programs / activities, conduct technical and monev training which is scheduled and sustainable, then the result is feedback.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>