Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Rinaldy
"Investasi pada industri pertambangan akhir-akhir ini meningkat dengan pendanaan yang cukup besar pada setiap proyek seperti pembangunan pabrik smelter atau pemurnian pada bisnis proses hilir pertambangan nikel. Keakuratan estimasi biaya sangat penting dalam perencanaan bisnis maupun proyek khususnya dalam investasi di industri pertambangan. Pada proyek dengan skala investasi yang besar seperti pembangunan smelter atau pemurnian rawan sekali dengan masalah umum seperti turunnya nilai investasi karena rendahnya keuntungan investasi yang kurang menjanjikan. Hal itu bisa diwujudkan dengan pengetahuan tentang lokasi proyek yang menjadi dasar bagi estimasi biaya. Faktor lokasi biasanya digunakan untuk menyesuaikan perkiraan biaya estimasi berdasarkan lokasi proyek, dimana estimasi biaya dapat ditingkatkan dengan menggunakan beberapa metode yaitu model spasial untuk optimasi lokasi. Lokasi sangat berpengaruh dalam setiap pengerjaan konstruksi terutama tahapan persiapan, dan perencanaan dalam keseluruhan bisnis proses seperti industri pertambangan nikel. Salah satu fitur dari pendekatan ini adalah model spasial untuk optimasi lokasi dan indikator pengerjaan proyek dengan mempertimbangkan lokasi bisnis proses industri pertambangan nikel dengan proyek smelter atau pemurnian. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan akurasi estimasi biaya investasi dan operasional pemeliharaan dengan menggunakan model spasial yang dapat mengoptimasikan faktor lokasi proyek. Metode spasial dalam pemilihan lokasi proyek dapat menjadi solusi praktis dan efektif untuk masalah peningkatan investasi operasional dan pemeliharaan dalam program hilirisasi sektor pertambangan dengan meningkatkan IRR sampai dengan 2,71% dan juga alternatif lokasi yang dapat dihasilkan dari hasil model spasial dengan akurasi estimasi kelas 3 pada perhitungan capex dan kelas 2 pada perhitungan opex

Investments in the mining industry have recently increased with substantial funding for every project such as the construction of a smelter plant or a refinery in the downstream nickel mining process business. The accuracy of cost estimation is very important in business and project planning, especially in investment in the mining industry. Projects with a large investment scale such as smelter construction or refineries are prone to common problems such as a decrease in investment value due to the low return on investment that is less promising. This can be realized with knowledge of the project location which forms the basis for cost estimation. The location factor is usually used to adjust the estimated cost estimates based on the project location, where the cost estimate can be improved by using several methods, namely spatial models for location optimization. Location is very influential in every construction work, especially the preparation and planning stages in the entire business process such as the nickel mining industry. One of the features of this approach is the spatial model for location optimization and project work indicators by considering the business location of the nickel mining industry with smelter or refining projects. The main objective of this research is to improve the accuracy of the estimated investment and maintenance costs by using a spatial model that can optimize the project location factors. The spatial method in project site selection can be a practical and effective solution to the problem of increasing operational and maintenance investment in the downstream mining sector program by increasing the IRR up to 2.71% and also alternative locations that can be generated from the results of the spatial model with an estimated class 3 accuracy in capex calculation and class 2 on opex calculation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agha Surya Digantara
"Pertambangan di Indonesia telah digarap besar-besaran dalam satu dekade ini. Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dieksploitasi secara besar-besaran. Pertambangan Batu bara dan mineral seperti emas, biji besi, biji nikel bauksit menjadi primadona para investor untuk dapat beroperasi di Indonesia. Untuk menjaga agar tidak dieksploitasi dengan besar-besaran tanpa memberikan imbal balik bagi bangsa Indonesia, pemerintah mengeluarkan peraturan untuk menjaga sumber daya alam tadi di ekspoitasi secara beasr-besaran dengan mewajibkan kepada seluruh pengusaha pertambangan untuk melakukan proses peningkatan sumber daya alam menjadi barang setengah jadi dan melarang dilakukannya ekspor bahan mentah ke luar negeri. Oleh karena itu PT ABC melakukan perencanaan untuk berinvestasi membangun pabrik pengolahan nikel. Studi ini akan menganalisa kelayakan investasi pembangunan proyek pengolahan nikel dari sisi keuangan dengan melihat NPV, IRR, PI dan Discounted Payback Period dan melakukan simulasi acak dengan menggunakan simulasi Monte Carlo untuk melihat apakah investasi ini dengan unsur acak yang ada dapat menghasilkan return yang maksimal dan sebesar apa risiko yang ada dari investasi ini.

Mining in Indonesia has been exploited massively within this decade. Remembered that Indonesia is a country with abundant resources, coal and mineral mining such as gold, iron ore, nickel ore, and bauksit become popular and highly favored by many investors operates business in Indonesia. In order to protect country’s natural resources for massive exploitation without proper reciprocity to the nations, government release a regulation about mineral mining in Indonesia. This regulation requires every mineral minig project to process the resources to become intermediate goods before they sell it and strictly prohibits export resources in form of raw materials. As a result, every investors including PT ABC have to build processing plant for its mineral resources to keep their business running. This study will do the feasibility analysis of nickel processing plant investment based on financial background point of view by considering some important financial factors such as NPV, IRR, PI, and Discounted Payback Period. Furthermore, this study also do sensitivity analysis about this investment by using Monte Carlo simulation in order to determine whether this investment will leads to maximum return and to evaluate the potential risk that may occur from this investment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revanza Adirama Anwar
"ABSTRAK
Proyek pembangunan infrastruktur lokasi pemboran panas bumi, dalam pelaksanaannya tidak selalu baik yang ditunjukkan dengan terjadinya keterlambatan. Oleh karena itu perlu dilakukan manajemen risiko, yaitu dengan melakukan identifikasi risiko-risiko pada pelaksanaan proyek pada PT. X yang berpengaruh pada kinerja waktu proyek serta melakukan analisa dampak dan penyebabnya. Penelitian ini mengidentifikasi 5faktor risiko dominan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja waktu proyek. Kelima faktor risiko dominan ini dikelompokkan menjadi dua komponen besar yaitu faktor risiko yang berhubungan dengan kondisi lokasi proyekdan faktor risiko yang berhubungan finansial kontraktor.Hasil dari analisa tersebut dievaluasi untuk menentukan level dan peringkat masing-masing risiko sehingga dapat ditentukan cara penanganan, tindakan dan rekomendasi terhadap risiko-risiko tersebut. Diharapkan dengan dilakukan proses manajemen risiko, maka kinerja waktu proyek PT. X dapat ditingkatkan sehingga tidak ada lagi terjadi keterlambatan proyek.

ABSTRACT
Delays in completing the infrastucture development of geothermal drilling projects sometimes inevitably occured due to certain issues. In order to minimise the risk of the delays,a risk management should be implemented. In this study analysing the infrastructure project of PT. X, the management of risk was conducted by identifying risks affecting project time performance and analysing its causes and impacts. This study identified five dominant risk factors that have a significant correlation on time performance of the project. Fifth dominant risk factors are grouped into two major components, the risk factors associated with the project site conditions and the risk factors related financial contractor.The results of the analysisthenbe evaluated in order to determine the level and rank of each risk. Based on this evaluation, treatments, actions, and recommendations could next be taken to resolve the risks. By implementing risk manegement, therefore, it is expected that time performance of PT. X project could be improved and any potential delays could be anticipated.
"
2015
T52017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulandari
"Real Estate adalah investasi kepentingan umum bagi investor dan masyarakat.
Berinvestasi di industri real estate merupakan investasi jangka panjang dan juga termasuk
aset multiguna. Salah satu jenis properti adalah sebidang tanah yang diperlukan untuk
membangun tempat tinggal. Tanah merupakan aset pembangunan multi guna, salah satunya
adalah pembangunan perumahan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dibandingkan
dengan tanah tanpa bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko serta
mengembangkan strategi pengelolaan bagi risiko dominan pada pembiayaan Peer to Peer
Lending Syariah pada proyek Perumahan Hasanah City bagi penyelenggara atau badan
usaha untuk meningkatkan kinerja investasi. Penelitian ini dilaksanakan dengan
mengumpulkan data melalui validasi pakar dan survei kuesioner. Kemudian data diolah
menggunakan metode statistic untuk dianalisis deskriptif dan kemudian dilanjutkan dengan
analisis risiko kualitatif guna mendapatkan risiko dominan yang berpengaruh terhadap
kinerja investasi proyek. Hasil dari analisis risiko kualitatif didapatkan sebanyak 14 risiko
dominan dalam skema pembiayaan peer to peer lending syariah pada proyek perumahan
Hasanah City di Bogor yang berpengaruh terhadap kinerja investasi proyek. Sebanyak 31
tindakan preventif dan 26 tindakan korektif sebagai strategi pengelolaan risiko yang dapat
dilakukan oleh penyelenggara/badan usaha untuk meningkatkan kinerja investasi proyek.

Real Estate is a public interest investment for investors and the public. Investing in the
real estate industry is a long-term investment and is also a multipurpose asset. One type of
property is a piece of land that is required to build a residence. The land is a multi-use
development asset, one of which is housing construction which has a higher added value
compared to land without buildings. The purpose of this study is to identify risks and develop
management strategies for dominant risk in Sharia Peer to Peer Lending financing for the
Hasanah City Housing project for organizers or business entities to improve investment
performance. This research was carried out by collecting data through expert validation and a
questionnaire survey. Then the data is processed using statistical methods for descriptive
analysis and then followed by qualitative risk analysis in order to obtain the dominant risk that
affects the project investment performance. The results of the qualitative risk analysis found
that there were 14 dominant risks in the Sharia peer-to-peer lending scheme for the Hasanah
City housing project in Bogor which affected the project's investment performance. A total of
31 preventive actions and 26 corrective actions as risk management strategies can be carried
out by organizers/business entities to improve project investment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikry Eswara Adi
"ABSTRAK
Pertumbuhan populasi merupakan salah satu factor penunjang dari pertumbuhan volume limbah padat yang pengelolaannya harus difasilitasi oleh pemerintah dan pemerintah daerah secara baik. Meskipun demikian, masih banyak daerah yang belum dapat menyediakan fasilitas yang ideal untuk pengelolaan limbah padat yang baik. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan pencarian informasi di negara mana teknologi pengelolaan limbah padat yang berhasil dan layak untuk diimplementasikan di Indonesia. Dalam penelitian ini dilakukan benchmarking ke banyak negara untuk mengetahui dan menentukan model yang cocok untuk diterapkan di Indonesia berdasarkan validasi pakar. Setelah itu, dilakukan perhitungan kelayakan investasi model dengan menggunakan life cycle cost analysist berdasarkan validasi pakar dan dilanjutakan dengan perhitungan besaran tipping fee dan insentif yang dapat dikeluarkan oleh pemerintah sebagai jaminan keuntungan pihak swasta dalam proyek ini. Langkah-langkah tersebut menghasilkan waste to energy sebagai model yang cocok diterapkan di Indonesia dengan skema pembiayaan 40% pemerintah dan 60% swasta dengan besaran biaya tipping fee dan insentif yang dikeluarkan oleh pemerintah sebesar Rp 424.830 per ton limbah padat.

ABSTRACT
Population growth is one of the supporting factors of the growth of the volume of solid waste whose management must be properly facilitated by the government and regional governments. Even so, there are still many areas that have not been able to provide ideal facilities for good solid waste management. One solution that can be done is to search for information in countries where successful and feasible solid waste management technology is implemented in Indonesia. In this study benchmarking was carried out to many countries to find out and determine suitable models to be applied in Indonesia based on expert validation. After that, the investment model feasibility is calculated using a life cycle cost analysis based on expert validation and continued with the calculation of the amount of tipping fees and incentives that can be issued by the government as a guarantee for private sector profits in this project. These steps produce waste to energy as a suitable model applied in Indonesia with a 40% government funding scheme and 60% private sector with a tipping fee and incentives issued by the government of Rp 424,830 per tonne of solid waste."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal
"Bangunan gedung merupakan salah satu infrastruktur penunjang jalannya roda pemerintahan, setiap bangunan memiliki umur yang tidak dapat diketahui secara pasti. Untuk dapat memperpanjang umur bangunan serta menghindari terjadinya kerusakan pada komponen bangunan gedung tersebut, dapat dilakukan preventive maintenance. Salah satu komponen yang memiliki peran utama dalam berdirinya bangunan gedung dengan kokoh adalah komponen struktur sehingga perlu dipastikan keandalannya seiring dengan berjalannya waktu, hal ini perlu menjadi perhatian dikarenakan kerusakan pada komponen struktur akan berdampak terhadap komponen lainnya sehingga menimbulkan kerugian yang besar bahkan sampai merengguut nyawa. Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja pemeliharaan dan perawatan komponen struktural bangunan gedung pemerintah, agar memenuhi persyaratan keandalan bangunan yang terdiri dari keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Untuk memastikan seluruh komponen struktur yang ada didalam gedung terdata dengan baik serta mempermudah dalam pengontrolan gedung maka digunakan WBS daalam pembuatan pedomannya, tindakan preventive maintenance dan jadwal berkala menjadi faktor yang diperhitungkan pengaruhnya terhadap kinerja pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa arsip, studi kasus, dan survei. Hasil penelitian ini berupa pengembangan pedoman preventive maintenance bangunan gedung dengan model hubungan antara WBS dan Preventive Maintenance yang memengaruhi peningkatan kinerja pemeliharaan dan perawatan komponen struktur bangunan gedung pemerintahan khususnya aspek keselamatan dan kemudahan.

Building is one of the supporting infrastructure for the running of government, but each building has an age that cannot be known with certainty. To be able to extend the life of the building and avoid damage to building components of the building, preventive maintenance can be done. One component that has a major role in the establishment of buildings is structure, so it needs to be ascertained its reliability over time, this needs to be a concern because damage to the structural components will have an impact on other components resulting in large losses even to death. This study aims to improve the performance of maintenance and maintenance of structural components of government buildings, in order to meet the reliability requirements of buildings consisting of safety, health, comfort, and convenience. To ensure that all structural components in the building are well documented and make it easier to control the building, WBS is used in the making of guidelines, preventive maintenance measures and periodic schedules are factors that are taken into account the effect on building maintenance and maintenance performance. The research method used is archive analysis, case studies, and surveys. The results of this study are in the form of developing guidelines for preventive maintenance of buildings with a model of the relationship between WBS and Preventive Maintenance that affect the improvement of the performance of maintenance and upkeep of structure components of government buildings, especially aspects of safety and easiness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheba Bilqis
"Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan yang berupa benda, bangunan , struktur, situs, dan kawasan  di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. Kementerian Sekretariat Negara RI saat ini mengelola 6 Istana yang tersebar di Indonesia, yaitu Istana Negara, Istana Merdeka, Istana Kepresidenan Bogor, Istana Kepresidenan Cipanas, Istana Kepresidenan Yogyakarta serta Istana Kepresidenan Tampaksiring. Istana-istana tersebut menjadi tempat penting bagi presiden beserta wakil presiden dalam menjalankan roda pemerintahan baik dimasa lampau maupun dimasa sekarang. Saat ini keenam Istana Kepresidenan yang dimaksud telah ditetapkan sebagai Bangunan Gedung Cagar Budaya (BGCB) dan keberadaannya menjadi nilai penting dalam upaya pelestarian cagar budaya yang sudah diatur dalam Permen PU Nomor 19 Tahun 2021 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung yang dilestarikan. Atas dasar tersebut keandalan bangunan perlu didukung dengan sistem pemeliharaan yang baik, tepat dan benar  terhadap  bangunan gedung cagar budaya. Penelitian ini bertujuan mengembangkan e-maintenance berbasis (1) Work Breakdown Structure (WBS), sebagai dasar awal perencanaan pemeliharaan bangunan gedung cagar budaya, yang nantinya aktivitas kegiatana di urai menjadi suatu pedoman pelaksanaan pemeliharaan BGCB, selanjutnya diintegrasikan pada (2) Building Information Modeling (BIM) yang memuat informasi, pedoman, dan data historis pemeliharaan bangunan. Model ini kemudian dimasukkan dalam (3) Sistem Informasi, untuk mendukung kemudahan akses yang dapat mempercepat proses pemeliharaan bangunan gedung cagar budaya. Pengembangan e-maintenance ini akan meningkatkan kinerja pemeliharaan bangunan cagar budaya dan diharapkan dapat diadopsi untuk bangunan historis lainnya. Metodologi penelitian yang digunakan berupa validasi pakar, wawancara, studi literatur dan studi kasus. Hasil validasi kemudian diintegrasikan ke dalam BIM dan dikembangkan dalam sebuah sistem informasi yang diuji coba terhadap obyek penelitian bangunan gedung cagar budaya berupa bangunan gedung Istana Kepresidenan Bogor.

Cultural Heritage is material in the form of objects, buildings, structures, sites, and areas on land and / or in water that need to be preserved because they have important values for history, science, education, religion, and/or culture through the determination process. The Ministry of State Secretariat of the Republic of Indonesia currently manages 6 palaces spread across Indonesia: the State Palace, Merdeka Palace, Bogor Presidential Palace, Cipanas Presidential Palace, Yogyakarta Presidential Palace, and Tampaksiring Presidential Palace. These palaces are important places for the president and vice president in running the wheels of government both in the past and present. Currently, the six Presidential Palaces in question have been designated as Cultural Heritage Buildings, and their existence is an important value in efforts to preserve cultural Heritage, which has been regulated in The Ministry of Public Works Regulation Number 19 of 2021 concerning Technical Guidelines for the Implementation of Preserved Buildings. On this basis, building reliability must be supported by a good, precise, and correct maintenance system for cultural heritage buildings. This study aims to develop e-maintenance based on (1) Work Breakdown Structure (WBS) as the initial basis for planning the maintenance of cultural heritage buildings, which later the activities will be broken down into a guideline for the implementation of BGCB maintenance, then integrated into (2) Building Information Modeling (BIM) which contains information, guidelines, and historical data on building maintenance. This model is then included in (3) Information Systems to support ease of access that can speed up the maintenance process of cultural heritage buildings. The development of this e-maintenance will improve the maintenance performance of cultural heritage buildings and is expected to be adopted for other historical buildings. The research methodology used is in the form of expert validation, interviews, literature studies and case studies. The validation results were then integrated into BIM and developed in an information system tested on the object of research on cultural heritage buildings in the form of the Bogor Presidential Palace building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aini Damazni Chaniago
"Indonesia, sebagai negara berkembang, berupaya untuk mencapai status negara maju dengan meningkatkan pendapatan per kapita. Salah satu strategi yang diadopsi untuk mencapai tujuan ini adalah pembangunan infrastruktur, sebagaimana diuraikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sebesar 64% atau sepanjang 1.600 km jalan tol baru didominasi oleh Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Namun JTTS tidak berjalan dengan baik karena terdapat dua ruas tol yang dijual oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) karena mengalami kerugian akibat pendapatan yang tidak mencukupi dari operasional dan pemeliharaan jalan tol di Sumatera. Dari latar belakang inilah penelitian dilakukan, dengan tujuan mengidentifikasi risiko dominan yang mempengaruhi kinerja biaya pada tahap operasional dan pemeliharaan JTTS, menganalisis keterkaitan antar risiko, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan berdasarkan risiko tersebut. Menggunakan metode Grey Delphi, ditemukan 13 faktor risiko dominan termasuk perubahan kebijakan, inflasi, dan fluktuasi mata uang. Metode Rough DEMATEL kemudian digunakan untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antar risiko. Rekomendasi yang diberikan mencakup penggunaan teknologi digital untuk efisiensi biaya pemeliharaan, pembangunan jembatan timbang untuk mengatasi kelebihan muatan kendaraan, dan peningkatan studi kelayakan rute untuk mengurangi risiko rute kompetitif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung pengelolaan risiko yang lebih efektif dan peningkatan kinerja biaya dalam proyek pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia.

Indonesia, as a developing country, seeks to achieve developed country status by increasing per capita income. One of the strategies adopted to achieve this goal is infrastructure development, as outlined in the National Long Term Development Plan (RPJPN) 2005-2025. In the 2020-2024 National Medium Term Development Plan (RPJMN), 64% or 1,600 km of new toll roads are dominated by the construction of the Trans Sumatra Toll Road (JTTS). However, JTTS did not run well because there were two toll roads that were sold by the Toll Road Business Entity (BUJT) because they experienced losses due to insufficient income from toll road operations and maintenance in Sumatra. It is from this background that research was conducted, with the aim of identifying the dominant risks that influence cost performance at the operational and maintenance stages of JTTS, analyzing the relationship between risks, and providing recommendations for improvements based on these risks. Using the Gray Delphi method, 13 dominant risk factors were found including policy changes, inflation and currency fluctuations. The Rough DEMATEL method is then used to identify cause-and-effect relationships between risks. Recommendations provided include the use of digital technology for maintenance cost efficiency, construction of weighbridges to overcome vehicle overloads, and improvement of route feasibility studies to reduce the risk of competitive routes. It is hoped that the results of this research can support more effective risk management and increase cost performance in toll road infrastructure development projects in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Religia Islamiah
"ABSTRAK
Sebagai negara kepulauan yang seharusnya dapat memanfaatkan potensi kemaritiman, sudah seharusnya Indonesia melakukan utilisasi pemanfaatan potensi dari aspek transportasi logistik, dalam konteks penelitian ini adalah Pelabuhan. Persebaran pelabuhan di indonesia belum merata jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB , dalam kasus ini adalah Kota Dumai yang memiliki pelabuhan yang terletak di alur laut kepulauan Indonesia ALKI 1, walaupun terletak dalam lokasi yang strategis, hal itu tidak tercermin dari PDRB kota Dumai yang bisa dikategorikan tertinggal dibanding kota-kota Pelabuhan lain di Indonesia. Untuk melakukan optimasi pemanfaatan pelabuhan yang ada dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Dumai, PT. Pelindo 1 perwilayahan Dumai berencana untuk melakukan pengembangan kapasitas pelabuhan dengan membangun segmen khusus kegiatan bongkar muat peti kemas yang didasari oleh semakin meningkatnya intensitas kapal bermuatan peti kemas yang berlabuh di Pelabuhan Dumai. Untuk menanggapi fenomena yang terjadi, maka penelitian ini bermaksud untuk melakukan analisis desain konseptual pengembangan pelabuhan berbasis Seatropolis dengan mempertimbangkan biaya operasional dan pemeliharaan serta proyeksi pendapatan menggunakan sistem dinamik. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, telah didapatkan estimasi biaya operasional dan pemeliharaan desain konseptual kawasan Seatropolis yaitu sebesar Rp 898.799.348.398,27 dan untuk proyeksi pendapatan sebesar Rp 21.298.015.775.555 pada tahun yang sama yaitu tahun 2027.

ABSTRAK
For an archipelago country that can exploit the maritime potential, Indonesia should be utilizing the potential of logistics transportation aspect, in this research context is Port. The distribution of ports in Indonesia is not evenly distributed if seen from Gross Regional Domestic Product PDRB , in this case is Dumai City which has a port in the Indonesian archipelagic sea lane ALKI 1, although it is in strategic location, it is not reflected from Dumai city PDRB that can be categorized as lagging compared to other Port cities in Indonesia. To optimize the utilization of existing ports and increase economic growth in Dumai City, PT. Pelindo 1 of Dumai territory plans to develop port capacity by building a special segment of container loading and unloading activities based on the increasingly cheap vessels of containers docked at Dumai Port. To add to the phenomenon that occurs, the research is intended to design the conceptual design of port development. By using dynamic system. Based on the results of analysis conducted in this study, has obtained estimation of operational cost and arrangement of conceptual design of Chair area amounting to Rp 898.799.348.398,27 and for profit and loss projection Rp 21.298.015.775.555 in the same year that is year 2027."
2017
S68693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Juneka
"Dalam meningkatkan nilai tambah pengolahan mineral, pemerintah menyusun kebijakan melalui Undang Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang kemudian ditindaklanjuti melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di dalam negeri. Tanggapan yang mendukung pengolahan minerba (Mineral dan Batubara) dalam negeri adalah untuk memperkuat industri dalam negeri dengan alasan bahwa industri nasional membutuhkan ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan. Tanggapan yang masih mendukung ekspor minerba mentah memiliki alasan bahwa industri dalam negeri belum mampu menyerap seluruh pertambangan mineral. Kebijakan larangan ekspor mineral mentah diikuti oleh kewajiban pembangunan smelter untuk pengolahan/pemurnian mineral mentah. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak kebijakan larangan ekspor mineral mentah dan pembangunan smelter terhadap output dan pendapatan masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis input-output yang dimutakhirkan dengan teknik RAS tahun 2014 pada tabel input-output Indonesia tahun 2010. Pembangunan smelter dipandang sebagai investasi terhadap perekonomian Indonesia. Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat simulasi) yaitu: (1) penurunan ekspor 100% dan investasi sesuai target 100%; (2) penurunan ekspor 100% dan investasi aktual; (3) penurunan ekspor aktual dan invetasi 100% dan (4) perubahan ekspor aktual dan investasi aktual. Nilai 100 % ekspor adalah ekspor 2014-2016 dan ekspor aktual selisih ekspor tahun 2013-2014, tahun 2014-2015 dan tahun 2015-2016. Investasi 100% adalah investasi pembangunan smelter selama tahun 2014-2016 baik yang sudah beroperasi dan belum beroperasi, dan investasi aktual adalah smelter yang beroperasi. Dampak simulasi I menyebabkan output naik Rp20,191,766 juta dan pendapatan naik Rp2,045,980 juta. Dampak Simulasi II menyebabkan output turun Rp131,373,464 juta dan pendapatan turun Rp19,053,229 juta; dampak simulasi III menyebabkan output naik Rp34,447,700 juta dan pendapatan turun Rp6,496,011 juta; serta dampak simulasi IV menyebabkan output turun Rp117,117,531 juta dan pendapatan turun Rp27,595,220 juta.

In increasing the added value of mineral processing, the government prepares the policy through Law no. 4 of 2009 on Mineral and Coal Mining which is then followed up through Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 1 of 2014 on Increasing Mineral Added Value through Mineral Processing and Purification Activities in the country. The response that supports the domestic minerals (Coal and Coal) processing is to strengthen the domestic industry on the grounds that national industries need sustainable supply of raw materials. Responses that still support the export of raw minerba have a reason that the domestic industry has not been able to absorb all mineral mining. The policy on the prohibition of raw mineral exports is followed by the obligation of smelter development for processing / refining of crude minerals. This study was conducted to examine the impact of the policy on the prohibition of raw mineral exports and smelter development on the output and income of Indonesians. This research uses an updated input-output analysis method with RAS technique of 2014 in Indonesian input- output table in 2010. The development of smelter is seen as investment to Indonesian economy. In this research there are 4 (four simulation) that is: (1) 100% export decrease and investment target 100%; (2) 100% export decline and actual investment; (3) actual export decline and 100% investment and (4) actual export changes and actual investment. The value of 100% of exports is export from 2014-2016 and actual export exports in 2013-2014, 2014-2015 and 2015-2016. 100% investment is a smelter development investment during the year 2014-2016 both already operating and not yet operating, and actual investment is the smelter that operates. The impact of simulation I caused the output to rise Rp20,191,766 million and income increased Rp2,045,980 million. Simulation Impact II caused output to fall by Rp131,373,464 million and revenue decreased Rp19,053,229 million; The impact of simulation III caused the output to rise Rp34,447,700 million and revenue decreased Rp6,496,011 million; As well as the impact of the IV simulation caused the output to fall Rp117,117,531 million and the income down Rp27,595,220 million."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>