Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135264 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moh. Syahril Iryanto
"Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi dampak perubahan harga energi pada konsumsi energi rumah tangga,  kelompok masyarakat berdasarkan karakteristik rumah tangga akibat adanya perubahan harga energy, dan menganalisis faktor yang mempengaruhi konsumsi energi rumah tangga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, serta menggunakan metode analisis ekonometrika data panel untuk mengestimasi sistem permintaan. Penelitian menggunakan teknik analisis regresi panel data. Hasil studi dengan menggunakan metode random effect model dapat dilihat dampak perubahan harga energi terhadap konsumsi energi rumah tangga, dimana konsumsi energi rumah tangga untuk bbm dan listrik sangat dipengaruhi oleh harga energi itu sendiri dan pendapatan rumah tangga. Untuk elastisitas kedua jenis energi yang di estimasi (bbm dan listrik) mempunyai nilai elastisitas pendapatan (pengeluaran)  yang kurang dari satu (<1) yang berimplikasi bahwa kedua barang energi tersebut merupakan barang normal atau barang pokok.

In this study we estimate the impact of changes in energy prices on household energy consumption, community groups based on household characteristics due to changes in energy prices, and analyze the factors that influence household energy consumption. This study uses a quantitative approach and panel data econometric analysis methods to estimate the demand system. The study used panel data regression analysis techniques. The results can be seen the impact of changes in energy prices on household energy consumption, household energy consumption for fuel and electricity is strongly influenced by the energy price itself and household income. For the elasticity of the two estimated types of energy (fuel and electricity) they have an income (expenditure) elasticity value of less than one (<1) which implies that the two energy goods are normal goods or basic goods."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Wicaksono
"Perkembangan peralatan elektronik seiring berkembangnya zaman menimbulkan masalah baru bagi sistem tenaga listrik. Alat elektronik dengan beban non-linear menghasilkan gelombang keluaran yang tidak sama dengan gelombang masukannya yang dapat menimbulkan harmonisa. Di sisi lain, dengan semakin banyaknya penggunaan beban non linier oleh konsumen dapat menimbulkan salah satu masalah kualitas daya berupa harmonisa yang dapat memengaruhi tingkat keakurasian hasil pengukuran energi listrik yang sebenarnya terpakai. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pengaruh harmonisa terhadap pengukuran konsumsi energi listrik oleh kWh meter Analog dan Digital satu fasa pelanggan PLN rumah tangga. Pengukuran harmonisa dilakukan dengan menggunakan power quality analyzer (PQA) dengan membandingkan hasil pada PQA dengan pada kWh meter. Pada analisis pengaruh harmonisa terhadap penyimpangan pembacaan alat ukur kWh meter analog dan digital diperoleh hasil yaitu pada kWh meter digital dengan THDi maksimum 21,91% dan penyimpangan sebesar 0.96% sedangkan kWh meter analog dengan THDi maksimum 60,35% dan penyimpangan 2,49%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar THDi maka semakin besar penyimpangan pembacaan konsumsi energi kWh meter.

The development of electronic equipment along with the development of the times raises new problems for the electric power system. Electronic devices with non linear loads produce output waves that are not the same as the input waves that can cause harmonics. On the other hand, with the increasing use of non linear loads by consumers can cause one of the problems of power quality in the form of harmonics that can affect the level of accuracy of electrical energy measurement results that are actually used. This research was conducted to obtain the effect of harmonics on the measurement of electrical energy consumption by one phase Analog and Digital kWh meters for Household Customers of PLN. Harmonic measurements are performed using a power quality analyzer PQA by comparing the results on the PQA with the kWh meter. In the analysis of the effect of harmonics on the deviation of analog and digital kWh meter readings, the results obtained are digital kWh meters with a maximum THDi of 21.91% and deviations of 0.96% while analog kWh meters with a maximum THDi of 60.35% and deviations of 2.49% . From these data it can be concluded that the greater THDi, the greater the deviation reading of the kWh meter energy consumption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanto
"Penelitian ini mencoba untuk mengukur pengaruh determinan dari sosio-ekonomi dan demografi terhadap konsumsi energi rumah tangga di Indonesia. Di dalam penelitian ini membagi konsumsi energi menjadi dua bagian yaitu konsumsi listrik dan konsumsi Liquid Petroleum Gas LPG rumah tangga. metode analisis yang digunakan Ordinary Least Squares OLS, data sampel berjumlah 555.446 rumah tangga untuk analisis konsumsi listrik dan 403.244 rumah tangga untuk konsumsi LPG yang tersebar di 34 provinsi, data tersebut diambil dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS tahun 2016 dan 2017.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas determinan faktor sosio-ekonomi dan demografi berasosiasi positif terhadap konsumsi energi sektor rumah tangga. Pendapatan rumah tangga adalah faktor yang paling menentukan konsumsi energi listrik tangga di samping faktor nonekonomi lainnya seperti lokasi tempat tinggal jumlah ruangan rumah dan jumlah anggota rumah tangga.

This study attempts to find the influence of the determinants of socio-economic and demographic on household energy consumption in Indonesia. This study divides energy consumption into two section, that is electricity consumption and Liquid Petroleum Gas LPG consumption. The analytical method used is Ordinary Least Squares OLS, the sample data is 555,446 households for electricity consumption analysis and 403,244 households for LPG consumption, spread in 34 provinces in Indonesia, the data conducted by National Social Economic Survey SUSENAS BPS years 2016 and 2017.
The results of this study shows that socio-economic and demographic determinants have a positive relationship with household energy consumption. Household income is the most determining factor energy consumption by household besides other non-economic factors other non-economic factors such as location of residence, number of rooms and number of household members."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Rizki Amalia
"Meskipun hubungan antara akses energi bersih dan ketahanan pangan telah mendapat banyak perhatian secara global, studi empiris tentang hubungan antara energi dan ketahanan pangan masih langka. Menggunakan data rumah tangga di Indonesia dari 2018-2020, penelitian ini menganalisis dampak akses energi bersih terhadap ketahanan pangan rumah tangga miskin di Indonesia. Kajian ini menggunakan metode instrumental variabel (IV) untuk mengatasi permasalahan endogenitas akses energi bersih dengan menginstrumentasikan akses energi bersih dengan variabel jarak terhadap bangunan sejarah (jalan raya pos dan pelabuhan lama tahun 1934). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga miskin dengan akses energi bersih memiliki ketahanan pangan 14,46% lebih tinggi dibandingkan rumah tangga miskin tanpa akses energi bersih. Dibandingkan dengan rumah tangga miskin di pedesaan, akses energi bersih bagi rumah tangga miskin di perkotaan memiliki dampak yang lebih besar terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga. Temuan ini menyiratkan bahwa pemerintah harus terus memperluas ketersediaan akses energi bersih bagi masyarakat miskin untuk mendorong dan memperluas penggunaan energi bersih bagi masyarakat miskin dan meningkatkan ketahanan pangan keluarga berpenghasilan rendah.

Although the relationship between access to clean energy and food security has received much attention globally, empirical studies on the relationship between energy and food security are still scarce. Using household data in Indonesia from 2018-2020, this study assesses the impact of access to clean energy on poor household food security. The study uses an instrumental variable method to overcome the endogeneity problem of access to clean energy by instrumenting access to clean energy with historical distance variables (old postal highway and old port in 1934). The results show that poor households with clean energy access have food security 14.46% higher than the poor household without clean energy access. Compared with rural households, access to clean energy for poor households in urban areas has a more significant impact on the household food security level. This finding implies that the government must continue to expand the availability of access into cleaning energy for the poor to promote and expand the use of clean energy for the poor and increase the food security of low-income families.

"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arkania Choirin Tameema
"Energi karbon kini menjadi isu penting yang menjadi perhatian dunia. Di Indonesia, industri tenaga listrik menjadi sektor penghasil emisi karbon terbesar. Konsumsi listrik per kapita yang kian meningkat seiring berjalannya waktu tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada kerusakan lingkungan dan perubahan iklim di masa mendatang. Masyarakat Indonesia memiliki tingkat religiositas yang tinggi. Tingkat religiositas dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam mengambil keputusan, salah satunya konsumsi energi. Dengan menggunakan data IFLS 5, penelitian ini hendak menguji penagruh dari tingkat religiositas terhadap konsumsi energi rumah tangga muslim di Indonesia sebagai negara dengan mayoritas masyarakat beragama Islam. Mengingat terdapat permasalahan endogenitas pada variabel tingkat religiositas, studi ini menggunakan metode estimasi two-stage least squares (2SLS) dengan jumlah sampel sebanyak 21.023 individu yang berasal dari rumah tangga muslim. Hasil studi ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif tingkat religiositas dengan konsumsi listrik rumah tangga. Artinya, semakin tinggi tingkat religiositas seseorang, maka konsumsi energi listrik pada rumah tangganya akan semakin berkurang. Hal ini didasari oleh teori bahwa aktivitas yang berhubungan dengan keagamaan akan mengurangi alokasi waktu seseorang untuk mengonsumsi energi.

Carbon emissions have now become an important issue of global concern. In Indonesia, the electricity industry is the largest carbon emitter sector. The increasing per capita electricity consumption over time may potentially have an impact on environmental damage and climate change in the future. Indonesian society has a high level of religiosity. The level of religiosity can influence a person's attitudes and decision-making, including energy consumption. Using IFLS 5 data, this research aims to examine the influence of religiosity on household energy consumption among Muslim households in Indonesia, a country with a majority of Islamic population. Considering the endogeneity issue in the variable of religiosity, this study employs the two-stage least squares (2SLS) estimation method with a sample size of 21,023 individuals from Muslim households. The results of this study indicate a negative relationship between religiosity and household electricity consumption. This means that the higher the level of religiosity, the lower the electricity energy consumption in their households. This is based on the theory that religious activities reduce a person's allocation of time for energy consumption."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Widya Kristiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dan menganalisis dampak urbanisasi terhadap konsumsi energi dan emisi CO2 dengan mengakomodir heterogenitas wilayah yang ada di Indonesia. Selain itu, perbedaan kawasan peruntukan di Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI) akan berpotensi menimbulkan dampak yang berbeda karena perbedaan karakteristik wilayah. Untuk menangkap heterogenitas regional yang ada di Indonesia, maka diaplikasikan metode estimasi data panel pada level provinsi selama periode 2011-2015. Hasil estimasi menunjukkan bahwa urbanisasi berdampak positif terhadap emisi CO2 namun tidak signifikan secara statistik dalam meningkatkan konsumsi energi per kapita. Terdapat pula perbedaan dampak urbanisasi KBI dan KTI terhadap konsumsi energi per kapita dimana dampak urbanisasi di KTI adalah negatif dan lebih rendah dibandingkan KBI.

This study aims to estimate and analyze the impact of urbanization on energy consumption and CO2 emissions by accommodating the heterogeneity of regions in Indonesia. In addition, differences in designation areas in western Indonesia (KBI) and eastern Indonesia (KTI) will have the potential to cause different impacts due to differences in regional characteristics. To capture regional heterogeneity in Indonesia, the method of estimating panel data at the provincial level was applied during the 2011-2015 period. The estimation results show that urbanization has a positive impact on CO2 emissions but is not statistically significant increasing per capita energy consumption. There are also differences in the impact of the KBI and KTI urbanization on per capita energy consumption where the impact of urbanization in the KTI is negative and lower than the KBI."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradana Puche Widodo
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan harga energi terhadap konsumsi energi, terutama minyak dan batubara, pada sektor manufaktur Indonesia. Analisis data panel unbalanced digunakan pada data tingkat perusahaan dari tahun 2003 hingga 2015 untuk mengetahui elastisitas harga permintaan minyak dan batubara. Hasil estimasi menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia sensitif terhadap harga energi. Pada analisis agregat, kenaikan harga minyak satu persen signifikan untuk mengurangi permintaan sebanyak 0,194 persen, sedangkan konsumsi batubara tidak dipengaruhi secara signifikan oleh harganya. Estimasi regresi batubara menggambarkan hasil yang berbeda dari estimasi minyak yang menunjukkan hubungan positif antara harga batubara dan permintaan batubara meskipun tidak signifikan. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui beberapa hal: jumlah perusahaan yang menggunakan batubara relatif cukup kecil, permintaan batubara hanya terkonsentrasi di beberapa sub-sektor, dan harga batubara yang relatif lebih murah daripada minyak. Untuk pemahaman yang lebih dalam, analisis sektoral dilakukan pada lima sub-sektor prioritas — makanan dan minuman; tekstil, pakaian jadi dan alas kaki; bahan kimia dan farmasi; elektronik dan perangkat optik; dan perlengkapan otomotif dan transportasi. Analisis sektoral menunjukkan bahwa elastisitas harga untuk permintaan minyak adalah inelastis, berkisar antara 0,184 hingga 0,387 dalam nilai absolut. Perubahan harga minyak memiliki dampak paling besar pada sub-sektor tekstil, pakaian, dan alas kaki, sedangkan makanan dan minuman adalah sub-sektor yang paling tidak terpengaruh oleh perubahan harga minyak.

 


This study aims to investigate the effect of energy price changes on energy consumption, especially oil and coal, for Indonesian manufacturing sectors. Unbalanced panel data analysis is utilized on firm-level data from 2003 to 2015 to examine the price elasticity of oil and coal demand. The estimation indicates that Indonesia’s manufacturing sectors are sensitive to energy price. On the aggregate analysis, one percent oil price increase is significant to reduce the demand of 0.194 percent, while coal consumption is not significantly affected by its price. Coal regression illustrates different outcomes than oil estimation which shows a positive relationship between coal price and coal demand even though it is insignificant. This phenomenon can be possibly interpreted through several explanations: a small number of firms using coal, concentration of coal demand in a few sub-sectors, and meager price of coal relative to oil. For further understanding, sectoral analysis has been examined on five priority sub-sectors—food and beverage; textile, apparel and footwear; chemicals and pharmacy; electronics and optical device; and automotive and transport equipment. The sectoral evaluations suggest that price elasticity for oil demand is considered as inelastic, ranging from 0.184 to 0.387 in absolute value. Oil price changes have the most impact on textile, apparel, and footwear sub-sectors, while food and beverage is the most unaffected by oil shocks.

 

"
2019
T55270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahdania Rosyada
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi dan perilaku efisiensi energi rumah tangga di Indonesia. Data yang digunakan adalah Susenas 2012 dan Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup (SPPLH) 2013. Berdasarkan hasil analisis inferensial diketahui, pola konsumsi energi rumah tangga selain dipengaruhi oleh faktor ekonomi, juga dipengaruhi faktor demografi seperti ART berusia produktif dan komposisi jenis kelamin ART. Adapun untuk model perilaku efisiensi energi, hasil penelitian menunjukkan rumah tangga yang rentan berperilaku kurang efisien adalah rumah tangga yang didominasi ART laki-laki, berusia produktif, berpendidikan tinggi dan berpendapatan tinggi.

The aim of this research is to study the factors that influence consumption patterns and behavior of household energy efficiency in Indonesia. This research uses data Susenas 2012 and SPPLH 2013. Based on the results of inferential analysis is known, household energy consumption patterns are influenced by demographic factors other than the economic, such as productive age and sex composition of household members. As For the energy efficiency behavior?s model, the results showed that vulnerable households are less efficient behavior is dominated by household with more man as household members, productive age, highly educated and high income."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Budi Rahmayani
"Konsumsi energi rumah tangga sebagai bagian besar dari total konsumsi energi di Indonesia memiliki potensi besar dalam konservasi energi dan pengurangan emisi. Selain itu, pada tahun 2021, penerapan efisiensi energi memberikan kontribusi sebesar 20% terhadap penurunan CO2. Meningkatkan efisiensi energi dapat secara efektif mendorong konservasi energi di tingkat rumah tangga. Namun, peningkatan efisiensi energi tidak selalu mencapai potensi konservasi energi teknis seutuhnya seperti yang diharapkan atau disebut juga rebound effect. Sehingga, studi ini bertujuan untuk menganalisis rebound effect energi rumah tangga pada level provinsi dengan menggunakan input-output inter-regional. Hasil rebound effect sedikit terfokus pada daerah Indonesia bagian timur. Nilai rata-rata rebound effect tidak langsung lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata rebound effect langsung. Rata-rata rebound effect ekonomi dari 34 provinsi di Indonesia adalah 98,85%. Sehingga, dengan mempertimbangkan rebound effect langsung dan rebound effect tidak langsung, maka kurang dari 3% penghematan energi yang diakibatkan oleh peningkatan efisiensi energi dapat tercapai di setiap provinsi. Selain itu, terdapat 13 provinsi yang memiliki nilai rebound effect ekonomi lebih dari 100%. Hal ini mangindikasikan bahwa ketiga belas provinsi tersebut memiliki backfire effect.

Household energy consumption as a large part of total energy consumption in Indonesia has a great potential in energy conservation and emission reduction. In addition, in 2021, the improvement of energy efficiency contributes 20% to the reduction of CO2. Improving energy efficiency can effectively promote energy conservation at the household level. However, the increase in energy efficiency does not always achieve the full technical energy conservation potential as expected or also known as the rebound effect. Thus, this study aims to analyze the rebound effect of household energy at the provincial level using inter-regional inputs outputs. The results of the rebound effect are slightly focused on the eastern part of Indonesia. The average value of the indirect rebound effect is higher than the average value of the direct rebound effect. The average economic rebound effect from 34 provinces in Indonesia is 98.85%. Thus, after considering the direct rebound effect and indirect rebound effect, less than 3% of energy savings due to increased energy efficiency can be achieved in each province. In addition, there are 13 provinces that have an economic rebound effect value of more than 100%. This indicates that the thirteen provinces have a backfire effect.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faishal Harits
"Teori yang berlaku umum menyatakan bahwa kelimpahan sumber daya ekonomimengakibatkan dampak ekonomi yang merugikan. Namun, penelitian empirisberpendapat bahwa siklisitas dari bauran kebijakan fiskal suatu negara menentukanapakah negara tersebut dapat mengambil manfaat dari kelimpahan sumber dayatersebut, terutama komoditas energi. Berfokus pada Indonesia, studi ini mengujiapakah kebijakan fiskal bersifat countercyclical atau procyclical. Penelitian inimenggunakan regresi ECM dari tiga periode sampel: 1970-2019, 1970-1998, dan1999-2019 untuk menginvestigasi sifat kebijakan fiskal Indonesia terhadap hargakomoditas energi dan melakukan perbandingan dengan negara-negara lain. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah Indonesia cenderungbersifat procyclical terhadap harga komoditas energi selama era Orde Baru danacyclical selama era Reformasi. Lebih lanjut, dari perbandingan dengan Norwegiadan Nigeria, ditemukan bahwa melakukan bauran kebijakan fiskal yangcountercyclical relevan dalam memanfaatkan potensi dari komoditas energi.Bauran tersebut termasuk menjaga bantalan fiskal dan mengelola pengeluarannegara dengan menerapkan aturan fiskal dan menciptakan dana komoditas.

The general theoretical notion is that economic resource abundance results inadverse economic repercussions. However, empirical research has argued that thecyclicality of a country's fiscal policy mix determines whether the country can usurpthe benefits from said resource abundance, especially energy commodities, or not.Focusing on Indonesia, this study examines whether the country's fiscal policyfollows countercyclicality or procyclicality. This paper utilizes ECM regressions ofthree sample periods: 1970-2019, 1970-1998, and 1999-2019 to investigate thenature of Indonesia's fiscal policy toward energy commodity prices and conductbenchmarking with other countries. The results show that Indonesia's governmentexpenditures tend to be procyclical towards energy commodity prices during theOrde Baru era and acyclical during the Reformasi era. Furthermore, frombenchmarking with Norway and Nigeria, it is discovered that conductingcountercyclical fiscal policy mixes is pertinent in usurping the benefits from energycommodities. Those mixes include preserving fiscal buffers and managingexpenditures by implementing fiscal rules and creating a commodity fund."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>