Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Keterbatasan pada alat ukur impulsivitas yang telah ada menyebabkan adanya kebutuhan untuk suatu alat ukur impulsivitas yang lebih memadai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu skala impulsivitas baru dengan cara mengevaluasi dan menguji skala baru tersebut. Skala baru terdiri dari 12 butir pernyataan dengan 7 skala pilihan jawaban untuk masing-masing butir. 217 mahasiswa sebagai partisipan diminta untuk mengisi kuesioner menggunakan skala impulsivitas baru. Barrat impulsive scale-11 (BIS-11) dan International Personality Item Pool (IPIP) Extraversion juga digunakan untuk menguji validitas skala baru tersebut. Dari uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha, ditemukan bahwa skala baru memiliki reliabilitas yang tergolong baik. Indeks diskriminasi butir untuk skala baru juga ditemukan baik. Selain itu, konvergen validitas ditemukan yang disimpulkan berdasarkan korelasi positif yang signifikan antara skala baru dan BIS-11, juga IPIP extraversion dan skala baru. Mann-Whitney U tes menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang siknifikan antara laki-laki dan perempuan dalam tingkat impulsivitas. Dengan demikian disimpulkan bahwa alat ukur ini valid dan reliable untuk mengukur impulsivitas.

Limitations on existing impulsivity measures lead to the need for a more adequate impulsivity measure. Thus, this study aims to develop a new impulsivity scale by evaluating and validating the new scale. The new scale consists of 12 items with 7 scale option for each item. 217 students as participants were asked to fill out questionnaire of new impulsivity scale. Barrat impulsive scale (BIS-11) and International Personality Item Pool (IPIP) extraversion were used to validate this new scale. From reliability test by using Cronbach Alpha, it was found that new scale has reliability that consider as good. Index discrimination item for new scale was found good. Besides, convergent validity was established that concluded based on significant positive correlation between new scale and BIS-11, also between IPIP extraversion and new scale. Mann-Whitney U test showed there was a significant difference between male and female on level of impulsivity. Thus, it is concluded that this new measures is a valid and reliable to measure impulsivity. Limitations on existing impulsivity measures lead to the need for a more adequate impulsivity measure. Thus, this study aims to develop a new impulsivity scale by evaluating and validating the new scale. The new scale consists of 12 items with 7 scale option for each item. 217 students as participants were asked to fill out questionnaire of new impulsivity scale. Barrat impulsive scale (BIS-11) and International Personality Item Pool (IPIP) extraversion were used to validate this new scale. From reliability test by using Cronbach Alpha, it was found that new scale has reliability that consider as good. Index discrimination item for new scale was found good. Besides, convergent validity was established that concluded based on significant positive correlation between new scale and BIS-11, also between IPIP extraversion and new scale. Mann-Whitney U test showed there was a significant difference between male and female on level of impulsivity. Thus, it is concluded that this new measures is a valid and reliable to measure impulsivity. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Budhi Harto
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji sifat psikometrik dari New Obsessive Compulsive Scale (NOCS) dan kualitas barangnya. Dalam tutorial, siswa merumuskan item baru berdasarkan karakteristik yang terdiri dari perilaku kompulsif obsesif. Ini dikritik sebagai kelas untuk menghapus atau menulis ulang item yang bermasalah. Data percontohan diperoleh untuk mengevaluasi lebih lanjut kegunaan barang, sebelum menyelesaikan Skala Kompulsif Obsesif Baru. Semua data dikumpulkan dari118 mahasiswa psikologi sarjana di The University of Queensland di mana mereka telah menyelesaikan Skala Kompulsif Obsessif Baru, di antara tindakan-tindakan lain, dalam tutorial PSYC3020 mereka. Hasil mengungkapkan bahwa Skala Kompulsif Obsesif Baru memiliki keandalan yang dapat dipertanggung jawabkan dan konsistensi internal (= 0,82). Selain itu, skor NOCS berkorelasi positif dengan Obesessive Compulsive Inventory - Revisi (OCI-R) (r = .82), Beck Depression Inventory (BDI) (r = .32) dan Skala Kecemasan dan Stres Skala (DASS) (r = .52), dengan demikian mengusulkan bahwa Skala Baru adalah dapat diandalkan dan valid. Rekomendasi dibuat untuk meningkatkan studi di masa depan.

ABSTRACT
The present study examined the psychometric properties of the New Obsessive Compulsive Scale (NOCS) and its item quality. In a tutorial, students formulated new items based on the characteristics comprising obsessive compulsive behaviour. These were critiqued as a class to remove or reword problematic items. Pilot data was obtained to further evaluate the usefulness of items, before finalizing the New Obsessive Compulsive Scale. All data were collected from118 undergraduate psychology students in The University of Queensland in which they have completed the New Obsessive Compulsive Scale, amongst other measures, in their PSYC3020 tutorial. Results revealed that New Obsessive Compulsive Scale has a liable reliability and internal consistency ( = .82). Furthermore, NOCS scores was positively correlated with the Obsessive Compulsive Inventory - Revised (OCI-R) (r = .82), Beck Depression Inventory (BDI) (r = .32) and Depression Anxiety and Stress Scale (DASS) (r = .52), thereby proposing that the New Scale is a tolerably reliable and valid. Recommendations were made in order to improve future studies."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rena Latifa
"Humor sebagai bagian dari kualitas insani memiliki dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental manusia. Banyak temuan penelitian yang membuktikan manfaat humor. Humor dapat mengurangi tingkat kecemasan dan sores individu, meningkatkan kesehatan mental, serta berkaitan erat dengan kreativitas dan kepribadian matang. Perhatian ahli-ahli ilmu sosial, khususnya psikologi, terhadap fenomena humor ternyata juga cukup besar. Terlihat dan adanya berbagai teori dan penelitian tentang humor dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Termasuk penelitian mengenai pengembangan alat ukur rasa humor guna menelusuri tingkat dan jenis rasa humor yang terdapat pada individu.
Salah satu penelitian yang berkaitan dengan alat ukur rasa humor ini adalah penelitian Thorson & Powell (1991) yang mencoba menggabungkan berbagai konsep dan definisi rasa humor dari penelitian terdahulu, sehingga dihasilkan konsep yang multidimensional dalam memaknai rasa humor. Konsep Thorson & Powell ini dituangkan pada sebuah alat ukur rasa humor yang diberi nama Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS). Dalam perjalanannya, alat ukur ini sudah digunakan secara Iuas oleh banyak peneliti di seluruh dunia serta menunjukkan angka reliabilitas dan validitas yang sangat baik.
Penelitian ini ingin mengetahui: (1) Koefisien reliabilitas dan validitas hasil adaptasi item-item Multidimensional Sense of Humor Scale pada kelompok sampel masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. (2) Gambaran tingkat sense of humor pada kelompok sampel masyarakat umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi berdasarkan kategori penormaan yang dibuat.
Sampel diambil dengan cara accidental pada beragarn responden yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi sejumlah 210 orang.
Hasil pengujian reliabilitas didapatkan nilai alpha sebesar 0.8674 (N of cases = 210, N of items = 24). Hasil uji validitas per item didapatkan skor validitas di atas 0.2 pada tiap item. Hanya terdapat 2 item yang memiliki skor < 0.2 yakni item nomor 19 dan 20.
Berkaitan dengan kategori penormaan, terdapat sejumlah 27 orang subyek yang skornya berada antara 28 - 53 dikategorikan pada kelompok yang memiliki tingkat rasa humor yang rendah, 124 responden yang rasa humomya berada pada taraf sedang (rentang skor 54-70), 59 responden dikategorikan memiliki tingkat rasa humor yang tinggi dengan rentang skor antara 71 sampai 96.
Hasil adaptasi alat tes ini tidak berbeda jauh dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti aslinya (Thorson & Powell, 1993). Dan penelitian terhadap 426 orang di Nebrasaka didapatkan penyebaran skor dari nilai 31 hingga 96, sementara pada penelitian ini (N = 210) skornya terdistribusi secara normal dari angka 28 hingga 96. Sementara itu, berkaitan dengan data kontrol, Thorson & Powell juga tidak menemukan perbedaan siginfikan pada tingkat usia dan jenis kelamin (Thorson & Powell, 1993), sama halnya dengan hasil pada penelitian ini. Mengenai 2 item yang memiliki validitas rendah (item nomor 19 dan 20) yakni kemungkinan karena tidak dapat diterjemahkan secara baik dari bahasa aslinya (keterbatasan kosa kata Bahasa Indonesia). Keterbatasan sebuah hasil adaptasi skala memang banyak dipengaruhi oleh terbatasnya jumlah dan jenis kosa kata dari masing-masing negara tempat suatu alat tes diadaptasikan. Hal ini pernah terjadi saat Thorson & Powell (1991) melakukan adaptasi skala Svebak's Sense of Humor Questionnaire. Hasilnya menunjukkan tingkat validitas dan reliabilitas yang sangat rendah (0.512), yang menurut penelitian Thorson & Powell tak lain disebabkan karena alat ukut ini tidak dapat diterjemahkan secara baik dari bahasa aslinya Norwegia (Thorson & Powell, 1991). Salah satu dimensi dari alat ukur ini (uses of humor for coping) terbukti cukup baik untuk mengaitkan humor dengan kemampuan menghadapi situasi sulit dalam hidup dan selanjutnya dapat berperan untuk setting klinis (Thorson & Powell, 1991).
Untuk penelitian lebih lanjut dapat dicermati pengalihbahasaan secara lebih teliti dan menghindari ambiguitas makna pada tiap-tiap item, gunanya untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas skala. Pada data kontrol, ada baiknya jika pilihan rentang usia dipersempit guna melihat ragam karakteristik usia yang lebih spesifik. Saran praktis: skala ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi rasa humor pada klien dengan gangguan klinis. Rasa humor ada kaitannya dengan kepribadian matang, dan jika diketahui adanya rasa humor pada klien, maka dapat berguna bagi perkembangan kepribadian klien selanjutnya, terutama juga berguna dalam menangani masalah yang sedandihadapinya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17814
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyaa Dewanti
"Kecanduan narkoba merupakan masalah yang dimiliki secara global, termasuk di Indonesia. Ada beberapa penelitian yang menghubungkan yang merugikan
pengalaman masa kanak-kanak (ACE) dengan kecanduan narkoba, tetapi tidak semua individu dengan ACE mengalami kecanduan narkoba. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji impulsif sebagai mediator dalam hubungan ACE dengan adiksi narkoba. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan sampel penderita adiksi narkoba yang berusia di atas 18 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah ACE-10, DAST-20, dan BIS-11. Data dari 89 peserta menunjukkan bahwa impulsif memediasi sebagian hubungan antara ACE dan kecanduan narkoba.

Drug addiction is a problem that is owned globally, including in Indonesia. There are several studies linking the harm childhood experience (ACE) with drug addiction, but not all individuals with ACE experience drug addiction. Therefore, this study aims to examine impulsivity as a mediator in the relationship between ACE and drug addiction. This study is a cross-sectional study with a sample of drug addiction patients who are over 18 years of age. The measuring instruments used in this study were ACE-10, DAST-20, and BIS-11. Data from 89 participants showed that impulsivity partly mediated the relationship between ACE and drug addiction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherine Kamila Hassan
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan skala baru dalam mengukur grit dengan mengacu pada skala grit yang dikembangkan oleh Angela Lee Duckworth dan rekan-rekan nya 2007 . Pada tepatnya, penelitian ini akan menjawab apakah skala grit yang baru dapat memperoleh hasil yang sama dengan skala grit s-grit yang dikembangkan oleh Duckworth 2007 dan menghasilkan nilai validitas dan reliabilitas yang sesuai. Untuk menguji validitas skala tersebut, tiga hipotesis empiris digunakan untuk menganalisis korelasi antara hasil yang diperoleh skala baru dan s-grit dengan menguji internal consistency dan item discrimination index, yang hasilnya juga digunakan untuk menguji validitas skala baru. Hasil yang ditemukan dari analisis validitas dan reliabilitas konsisten dengan tiga hipotesis empiris adalah korelasi positif antara skor dari skala baru dan s-grit, korelasi positif antara skor conscientiousness dari skala baru dan s-grit, dan korelasi positif antara skor work-ethics profile dari skala baru dan s-grit. Ini menunjukkan bahwa skala grit yang baru memiliki validitas yang cukup tinggi karena kesesuaiannya dengan validitas skala s-grit. Namun, berdasarkan hasil penelitian ini, penelitian kedepannya dapat meningkatkan nilai item discrimination index untuk meningkatkan validitas dan keumuman skala grit baru.

ABSTRACT
The aim of this study is to develop a new grit scale with reference to the established grit scale by Duckworth and colleagues 2007 . Specifically, the purpose of this study is to discover whether the redeveloped grit scale will yield the same outcome as the previous grit scale while maintaining validity and reliability. To establish the validity of the new grit scale, three empirical hypotheses are generated to examine the relationship between the scores on the new scale and scores on other measures, as well as identifying the sample characteristics of grit. Additionally, reliability analyses such as Internal Consistency and Item Discrimination Index were also conducted to strengthen the new scale rsquo;s validity. The new grit scale was high in internal consistency and most items had reasonable item discrimination indices. Results showed that that all hypotheses were supported such that a positive correlation was found between the scores of the new grit scale and short grit scale, scores of the new grit scale positively correlate to scores on conscientiousness and scores of the new grit scale positively correlate to scores on work ethics profile. This indicated that the new measurement scale has decent validity. However, further research should focus on improving item discrimination index to strengthen validity of the new grit scale and increase generalizability. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Salim
"lnteligensi adalah konsep penting dari atribut psikologis dalam diri manusia. Berbagai penelitian inteligensi menunjukkan bahwa faktor bawaan dan faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan inteligensi seseorang. Dan Salah satu proses yang sangat berpengaruh dari faktor lingkungan adalah melalui proses belajar.
Sekolah Sebagai tempat berlangsungnya proses belajar formal diharapkan dapat membantu siswa/i untuk lebih mengenali kemampuan yang dimilikinya. Dengan berdasarkan model struktur intelek dari J.P Guilford (1959), Meeker & Meeker (1963-1979) menghadirkan tes SOI-LA (Structure of Intellect- Learning Abilities). Tes inteligensi ini akan memberikan informasi peta kemampuan yang telah dimiliki siswanya dan tehnik serta metode pengajaran yang sebaiknya dilakukan oleh sekolah untuk membantu siswa/i dalam mengembangkan kemampuannya.
Salah satu kemampuan yang diuji dalam penelitian ini adalah kemampuan matematika, yang terdiri dari sebelas subtes - dengan total item tes sebanyak 198 buah. Dengan tehnik sampling simple random sampling without replacement terpilih 400 siswali kelas X dari dua sekolah menengah atas di kota Malang sebagai sampel pada uji validasi tes SOI-LA. Pada pengujian dengan bantuan program komputer Quest version 2.1 diketahui bahwa seluruh subtes SOI-LA memiliki kesesuaian antara skor item tes dengan model, dimana nilai infit means square untuk masing-masing subtes berada pada batas penerimaannya. Berdasarkan perbandingan antara tingkat kemarnpuan siswa/i peserta tes dengan tingkat kesukaran item diketahui bahwa subtes CFS adalah subtes yang paling sulit, sedangkan subtes ESS adalah subtes yang paling mudah. Analisis item juga menunjukkan bahwa dari kesebelas subtes SOI-LA yang diujikan terdapat dua puluh item tes yang memiliki nilai infit means square yang berada diluar batas penerimaannya, sehingga item-item tes tersebut yang dinyatakan tidak fit. Tetapi pada pengujian lebih lanjut - dengan menggunakan bantuan program Prelis version 2.27 dan Lisrel version 8.7 - memperlihatkan bahwa pada uji kesesuaian model, basil pengujian yang diberikan oleh seluruh item tes tidak menunjukkan adanya perubahan yang signiftkan jika dibandingkan dengan hasil pengujian yang diberikan oleh item yang dinilai fit. Ini berarti bahwa seluruh item tes yang ada pada kesebelas subtes dapat diterima sebagai item tes yang fit.
Nilai reliabilitas yang diperoleh berdasarkan estimasi item dan konsistensi internal dari kesebelas subtes ini juga menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan kedua pengujian nilai reliabilitas, subtes CFS adalah subtes yang paling reliabel (r1 = 0,99 ; r2 = 0,91). Sedangkan subtes ESS adalah subtes dengan nilai reliabilitas yang terendah berdasarkan pengujian reliabilitas dengan estimasi item (r1 = 0,72) dan subtes CSS subtes dengan nilai reliabilitas yang terendah berdasarkan pengujian konsistensi internal (r2 = 0,29).
Uji validitas konstruk untuk tes SOI-LA mennnjukkan bahwa kesebelas subtes memiliki validitas konstruk yang baik, yang berarti bahwa kesebelas indikator tersebut terbukti mengukur variabel latennya - yaitu kemampuan matematika. Dengan melihat nilai koefisien muatan faktor (factor loading/lambda) dan nilai t, subtes ESC adalah subtes yang memberikan peranan yang paling besar dalam mengukur kemampuan matematika ( lambda 1, = 0,51 , t1, = 8,60 ; lambda 2 = 0,52 , t2 = 8,64) sedangkan subtes ESS adalah subtes yang mernberikan peranan paling kecil(lambda 1, = 0,17, t1 = 2,82 ; lambda 2 = 0,17 , t2 = 2, 74) .
Untuk mendapatkan model yang lebih baik dilakukan modifikasi terhadap model, yaitu dengan mengeliminasi subtes ESS. Hasil uji kesesuaian model dan validitas konstruk terhadap model yang dimodifikasi ternyata tidak memberikan hasil yang lebih baik. Tidak ada perubahan yang signifikan untuk uji kesesuaian model maupun uji validitas konstruk dari model yang dimodifikasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwards, Allen L.
New York: Appleton Century Crofts, 1957
151.25 EDW t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ferguson, George Andrew
New York : McGraw-Hill , 1989
519.5 FER s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Washington, D.C.: American Psychological Association, 2006
150.287 HAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ferguson, George Andrew
New York: McGraw-Hill , 1981
519.502 415 FER s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>