Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Basari
"This paper proposes a compact circularly polarized (CP) tip-truncated triangular patch array that is developed for land vehicle mobile system aiming at communications. The array is constructed by three patches, which its beam pattern can be switched in three 120°-coverage beam in azimuth plane with minimum gain requirement at fixed point of the elevation angle, in order for data communications with the large geostationary satellite can be achieved. The targeted gain is set to be 5 dBic at 48° of the looking angle from the satellite in Kanto area. The patches are fed with proximity feed technique owing to its simplicity and easier installation on the vehicle. The array performance is numerically analyzed with the method of moment (MoM) to clarify the array characteristics. Measurement results are provided to validate the simulated results. The results show that the array meets the specifications at targeted looking angle 48° with the gain is more than 5-dBic for each three-selectable beam in the azimuth plane."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Satelit GSO merupakan satelit yang pada kondisi ideal akan memiliki inklinasi dan eksentrisitas nol serta berada pada posisi yang tetap di angkasa. Tapi pada kenyataannya terdapat berbagai macam gaya yang menghasilkan gangguan yang menyebabkan terjadinya perubahan pada orbit satelit GSO. Oleh karena itu perlu dikaji mengenai gangguan itu dan efeknya pada orbit satelit GSO. Pada tulisan ini akan dikaji gangguan dan efeknya yang terjadi pada satelit GSO."
620 DIR 2:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Kustono
"Untuk menentukan posisi satelit dibutuhkan elemen yang mampu mengidentifikasi posisi satelit terhadap pusat bumi, sementara data tracking dari perangkat yang ada di stasiun bumi hanya dapat mengidentifikasi satelit relatif terhadap stasiun bumi. Karena itu diperlukan suatu metode untuk mengestimasi elemen tersebut berdasarkan data tracking yang ada. Metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi elemen orbit tersebut adalah metode Filter Kalman. Filter ini berguna untuk mengestimasi urutan keadaan dari sistem, berdasarkan urutan data yang memuat informasi tentang keadaan yang diinginkan. Sehubungan dengan hal di atas, makalah skripsi ini membahas estimasi elemen flight pada orbit satelit geostasioner menggunakan metode Filter Kalman. Simulasi komputer akan diperlihatkan sebagai alat Bantu perhitungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Reijnem, G. C. M.
London: Martinus Nijhoff, 1989
341.46 REI p (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reijnen, Gijsbertha Cornelia Maria
Dordrecht: Martinus Nijhoff, 1989
341.47 REI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"This research was aimed at first, studying and comparing between the accuracies of the geometrically and non-geometrically corrected digital Landsat data; and second, evaluating these classification accuracies to ascertain the possibility of using them as an input into the process of building up a geographical information system. The method used was digital land use classification by applying the data’s maximum likelihood algorithm in the two approaches. The first approach involved classification prior to geometric correction (reference) and the second classification after geometric correction (transformed result). Analysis was then carried out through the overlay technique between the frst and the second results. It is found that an error matrix depicting individual and overall accuracies and omissions and commission of errors. Result shows that the overall accuracy of land use classification after the correction is >80%. However, this overall accuracy varied according to the technique applied. But the choice of which technique to be used depends on the average increase and decrease in area. As such, the use of the nearest neighbor interpolation, bilinear interpolation and cubic convultion techniques resulted into an areal increase of 19.54%, 24.80%, and 24.93% and a reduction of 17.17%, 24.60%, and 27.87% respectively."
GEOUGM 30:75 (1998)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djamhari Sirat
"Penelitian ini menghasilkan suatu rangkaian Modulator dan Demodulator Offset Quadrature Phase Shift Keyed (OQPSK) dengan menggunakan rangkaian lojik untuk memperoleh suatu rangkaian modulator maupun demodulator yang kompak, mempunyai keandatan yang lebih tinggi, dan dapat dibuat diatom bentuk CMOS ICS sehingga membutuhkan daya listrik yang keci1. Disamping itu pula dengan menggunakan rangkaian lojik dapat dikuatkan dengan menggunakan rangkaian penguat klas C yang mempunyai efisiensi lebih tinggi dibandingkan dengan penguat Linear yang umum digunakan pada modulator konvensional. Dari penelitian ini diperoleh suatu rangkaian Modulator yang terdiri dari 3 buah D flip-flop 7474 untuh offset encoder, sedanghan untuk rangkaian Quadrature Phase modulator terdiri dari 2 buah D flip-flop 7474 dan 2 buah XOR. Rangkaian Demodulator sebagai phase comparator digunakan juga 2 buah D flip-flop 7474 dan sebagai pembalik fasa 90° juga menggunakan 2 buah D flip-f Lop 7474. Untuk digunakan sebagai demodulator dengan pendeksian secara deferensial (Defferential Detection), rangkaian penunda cukup menggunakan beberapa shift register. Untuk menghindari Intersymbol Interference (ISI) akibat adanya batasan karena ketidak linearan transponder dan rangkaian band pass filter di penerima bila digunakan pada komunikasi satelit, pada rangkaian demodulator pencuplikan dapat diatur dengan mudah dan tepat dengan menggunakan rangkaian multivibrator 74123."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Djamhari Sirat
"Keakuratan pointing merupakan hal penting dalam komunikasi satelit. Akibat jarak satelit dengan permukaan bumi yang sedemikian jauh, maka selisih pointing 1 derajat dapat menyebabkan antena tidak dapat mengirimkan data ke satelit. Untuk mengatasi hal ini dibuatlah kontroler auto-tracking satelit. Sistem ini menggunakan mikrokontroler sebagai pengontrol, GPS sebagai input lokasi dari antena, digital compass sebagai input arah pointing awal antena, rotari encoder sebagai sensor pergerakkan azimut dan elevasi, serta modem untuk melihat besar Eb/No sinyal. Kontroler ini menggunakan dua tahapan dalam proses tracking satelit. Tahapan awal ialah metode Elevasi-Azimut dengan menggunakan masukkan dari GPS, digital compass, serta posisi satelit (baik koordinat, maupun ketinggiannya) yang tersimpan dalam mikrokontroler. Kontroler menghitung besar sudut azimut dan elevasi antena terhadap satelit, kemudian mengerakkan antena sesuai dengan sudut azimut dan elevasinya. Tahapan selanjutnya ialah koreksi modem dimana pada tahapan ini hanya masukan modem yang digunakan (keempat masukan lain diabaikan), dan pergerakkan antena diatur hingga didapat nilai Eb/No sinyal yang terbesar. Berdasarkan hasil pengoperasian kontroler, terjadi perubahan nilai pada input level dari semula -81,7 dB menjadi -30,2 dB dengan nilai Eb/No akhir sebesar 5,7 dB.

Pointing accuracy is an important thing in satellite communication. Because the satellite?s distance to the surface of the earth's satellite is so huge, thus 1 degree of pointing error will make the antenna can not send data to satellites. To overcome this, the auto-tracking satellite controller is made. This system uses a microcontroller as the controller, with the GPS as the indicator location of the antenna, digital compass as the beginning of antenna pointing direction, rotary encoder as sensor azimuth and elevation, and modem to see Eb/No signal. The microcontroller use serial communication to read the input. Thus the programming should be focused on in the UART and serial communication software UART. This controller use 2 phase in the process of tracking satellites. Early stages is the method Elevation-Azimuth, where at this stage with input from GPS, Digital Compass, and the position of satellites (both coordinates, and height) that are stored in microcontroller. Controller will calculate the elevation and azimuth angle, then move the antenna according to the antenna azimuth and elevation angle. Next stages is correction modem, where in this stage controller only use modem as the input, and antenna movement is set up to obtain the largest value of Eb/No signal. From the results of the controller operation, there is a change in the value of the original input level from -81.7 dB to -30.2 dB with end of Eb/No value, reaching 5.7 dB."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dybdal, Robert
New York: McGraw-Hill, 2009
621.382 54 DYB c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>