Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Kharismawati
"Ekowisata, menjadi salah satu produk atau jenis pariwisata dari pariwisata berkelanjutan, yang menerapkan nilai-nilai konservasi, ekonomi dan edukasi didalamnya. Munculnya tren ekowisata didasari oleh pertumbuhan pariwisata global dan menjadi instrumen yang efektif dalam pembangunan berkelanjutan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bantaeng yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai daerah representatif dalam pengembangan ekowisata sebagai konsep global pada skala lokal dalam menghimpun kolaborasi dengan aktor-aktor lainnya baik itu aktor negara maupun non-negara yang juga memiliki kepentingan dan pengaruh Penelitian ini menggunakan Evolutionary Model of Tourism Partnership (Selin dan Chavez, 1995) untuk menganalisa tahapan-tahapan yang telah dilalui dalam proses pengembangan ekowisata di Pantai Marina dan Hutan Lindung Campaga dengan semua aktor yang terlibat. Berdasarkan temuan penulis dalam penetian ini, yaitu pola relasi yang terjalin diantara para pemangku kepentingan dalam pengembangan ekowisata di Pantai Marina dan Hutan Lindung Campaga, berjalan dengan menekankan kekuatan pemerintah daerah, terutama Bupati Nurdin Abdullah dalam merancang pembangunan dan terlibat langsung dalam setiap tahapan Evolutionary Model of Tourism Partnership. Penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada pelaku usaha atau investor swasta yang terlibat dalam pengembangan ekowisata di Kabupaten Bantaeng yang berdampak dengan masih minimnya jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Kabupaten Bantaeng dan kurangnya pemanfaatan teknologi media sebagai sarana promosi dan pemasaran.

Ecotourism, as one of the products or types of tourism from sustainable tourism, which implements conservation, economic and educational values on it. The emergence of ecotourism trends is based on the growth of global tourism and is an effective instrument of sustainable development. The study was conducted in Bantaeng Regency, located in South Sulawesi Province, as a representative area that succeeded in developing ecotourism as a global concept at the local scale in gathering collaboration with other actors, both state and non-state actors who also had interests and influences. Evolutionary Model of Tourism Partnership (Selin and Chavez, 1995) to analyze the stages that have been traversed in the process of developing ecotourism in Marina Beach and Protected Forest Campaga with all actors involved. Based on the findings of the authors in this assessment, the pattern of relations that exists between stakeholders in the development of ecotourism at Marina Beach and Protected Forest Camp runs by emphasizing the strength of local government, especially Regent Nurdin Abdullah in designing development and being directly involved in each stage of the Evolutionary Model of Tourism Partnership . Research also shows that no business actor or private investor is involved in developing ecotourism in Bantaeng Regency which has an impact on the still small number of foreign tourists visiting Bantaeng Regency and the lack of utilization of media technology as a means of promotion and marketing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairul Hidayati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika ekonomi sirkular dalam pengelolaan ekowisata mangrove di kawasan Kaliwlingi dan pengaruhnya terhadap masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah masih rendahnya dinamika ekonomi sirkular dalam pengelolaan ekowisata mangrove di kawasan Kaliwlingi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran yang menggabungkan FGD, AHP, dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi dinamika ekonomi sirkular di antaranya adalah kelembagaan, infrastruktur, teknologi, dan kesadaran masyarakat. Pengaruh dinamika ekonomi sirkular terhadap masyarakat, lingkungan, dan ekonomi di kawasan Kaliwlingi positif. Masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi dari ekowisata mangrove, seperti peningkatan pendapatan dan lapangan kerja. Ekowisata mangrove juga membantu menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas air di kawasan Kaliwlingi. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa dinamika ekonomi sirkular dalam pengelolaan ekowisata mangrove di kawasan Kaliwlingi masih perlu ditingkatkan. Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya memperkuat kelembagaan, meningkatkan infrastruktur, mengembangkan teknologi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

This research aims to analyze the dynamics of the circular economy in managing mangrove ecotourism in the Kaliwlingi area and its influence on society, the environment, and the economy. The problem studied in this research is the low dynamics of the circular economy in managing mangrove ecotourism in the Kaliwlingi area. The research method used is a mixed method that combines FGD, AHP, and SWOT. The results showed that the factors that influence the dynamics of the circular economy include institutions, infrastructure, technology, and public awareness. The influence of circular economy dynamics on society, environment, and economy in Kaliwlingi area is positive. People get economic benefits from mangrove ecotourism, such as increased income and employment. Mangrove ecotourism also helps preserve the environment and improve water quality in the Kaliwlingi area. The conclusion of this study is that the dynamics of the circular economy in managing mangrove ecotourism in the Kaliwlingi area still need to be improved. The recommendations of this research are the need to strengthen institutions, improve infrastructure, develop technology, and increase public awareness."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamaludin M.
"

Abstrak

Pengembangan ekowisata berkelanjutan mempertimbangkan kelayakan pariwisata, kondisi sosial masyarakat, dan kebijakan pariwisata untuk menjamin kelestarian lingkungan serta meningkat kesejahteraan. Pengembangan kawasan pesisir yang tidak sesuai prinsip ekowisata dapat menimbulkan dampak kerusakan lingkungan, menurunnya pendapatan serta gangguan stabilitas sosial. Tujuan penelitian ini menganalisis kelayakan pariwisata, sosial ekonomi masyarakat, dan kebijakan pariwisata. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode campuran. Penilaian kelayakan pariwisata menggunakan analisis indeks kesesuaian wisata dan analisis daya dukung, penilaian kondisi sosial ekonomi masyarakat menggunakan analisis skala Likert serta kebijakan pariwisata dianalisis menggunakan skala Guttman. Hasil analisis kelayakan pariwisata Fatkauyon berada pada kategori sangat sesuai, dengan IKW pantai 97.5%, IKW snorkeling 88,8%, dan IKW selam 88,8%. PCC wisata pantai 29.106 pengunjung per hari, RCC wisata pantai 728 pengunjung perhari. PCC wisata snorkeling 3.828 pengunjung per hari, RCC wisata snorkeling 429 pengunjung per hari. PCC wisata selam 144 pengunjung per hari, RCC wisata selam 16 pengunjung per hari. Tingkat pemahaman ekowisata 96,9% kategori baik, sikap pelaksanaan ekowisata 94,3% kategori baik. Regulasi kebijakan pariwisata kategori kurang dan persepsi pemangku kebijakan pada pengembangan ekowisata kategori tinggi. Kesimpulannya adalah kawasan pesisir Fatkauyon sangat sesuai untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata berkelanjutan.

 


Abstract

Sustainable ecotourism development considers tourism feasibility, community social conditions, and tourism policies to ensure environmental sustainability and increase welfare. Development coastal areas that are not in accordance with the principles of ecotourism can cause environmental damage, decreased income and disruption of social stability. The purpose this study was to analyze the feasibility tourism, socio-economic community, and tourism policy. The approach used is quantitative with mixed methods. Tourism feasibility assessment uses tourism suitability index analysis and carrying capacity analysis, assessment socio-economic conditions the community using scale analysis Likert and tourism policy analyzed using scale Guttman. The results Fatkauyon tourism feasibility analysis are the very appropriate category, IKW beach 97.5%, IKW snorkeling 88.8%, IKW diving 88.8%. PCC beach tourism 29,106 visitors per day, RCC beach tourism 728 visitors per day. PCC tours snorkeling 3,828 visitors per day, RCC tours snorkeling 429 visitors per day. PCC tours dive 144 visitors per day, RCC diving tours 16 visitors per day. The level of understanding ecotourism 96.9% good category, attitude of ecotourism implementation 94.3% good category. Tourism policy regulations are lacking in categories and stakeholders' perceptions high-category ecotourism development. The conclusion that the Fatkauyon coastal area very suitable to be developed into sustainable ecotourism area.

"
2019
T52294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irna Diana
"Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis daya dukung lingkungan untuk pengelolaan pengembangan pariwisata. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis kesesuaian lahan pada masing-masing obyek wisata, menganalisis daya dukung lingkungan kawasan wisata, dan menganalisis skenario kebijakan pengelolaan pariwisata berkelanjutan di Pulau Pari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner, studi literatur (data sekunder) dan pengamatan di lapangan (data primer) yang diolah menggunakan analisiskesesuaian lahan, analisis daya dukung lingkungan, dan analisis trade off. Wisata snorkeling berada di Area Perlindungan Laut. Wisata pantai berada di Pantai Pasir Perawan, Pantai Kresek, Pantai Bintang, dan Pantai Berbintang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai indeks kesesuaian wisata pada obyek wisata snorkeling yaitu sesuai sebesar 66%, sedangkan nilai indeks kesesuaian wisata pada obyek wisata pantai yaitu sangat sesuai dengan nilai 98,5% untuk Pantai Pasir Perawan, 92,6% untuk Pantai Kresek, 91% untuk Pantai Bintang, dan 92,6% untuk Pantai Berbintang. Total nilai daya dukung lingkungan dari semua obyek wisata adalah 331 pengunjung/hari. Pengembangan pengelolaan pariwisata 100% dari daya dukung lingkungan yang ada (skenario C) dianggap sebagai skenario terbaik untuk pengelolaan wisata Pulau Pari dengan membatasi jumlah pengunjung yang tidak melebihi 331 pengunjung/hari.

This research is conducted using carrying capacity analysis method for management of tourism development. The purpose of this research is to analyze land suitability for each tourism site, to analyze the carrying capacityof tourism, and analyzing the authority scenario of sustainable tourism in Pari Island. This research conducted using quantitative method with data gathering through literary study (as secondary data), questioner, and field study (as primary data) which conducted using land suitability analysis, carrying capacity analysis, and trade off analysis. Especially the snorkeling that often seen in the Area Perlindungan Laut (APL). While the beach tourism often found in the Pasir Perawan beach, Kresek beach, Bintang beach, and Berbintang Beach.
The research shown that the tourist suitability index snorkeling tour at a tourist attraction that is appropriate for 66%, whereas the tourist suitability index on coastal tourism which is in accordance with the value of 98.5% for the Pasir Perawan beach, 92.6% for Kresek beach, 91% for Bintang beach, and 92.6% for Berbintang beach. The total amount of carrying capacity of environment effort above all tourism site is 331 tourist per day. The developing of tourism is 100% of the existing developing effort (scenario C) which considered as the best scenario for the development of tourism in Pari Island with carrying capacity amount that came per day which is not more that 331 tourists.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niki Kurniasti
"Kabupaten Banyumas memiliki berbagai potensi wisata mulai dari wisata alam, wisata budaya maupun wisata sejarah, dimana arah pengembangannya difokuskan pada Kawasan Wisata Baturaden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tahap perkembangan yang telah dicapai tiap objek wisata di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan melalui observasi lapang dan wawancara mendalam yang dilanjutkan dengan pengelompokkan tahap perkembangan objek wisata menurut teori Butler kemudian dilakukan analisis keruangan dengan metode komparatif berdasarkan jenis dan lokasi objek wisata. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa tahap perkembangan objek wisata yang ada di Kabupaten Banyumas paling rendah berada di tahap kedua, dimana tahap perkembangan objek wisata alam lebih tinggi dibandingkan dengan tahap perkembangan objek wisata sejarah dan budaya. Objek – objek wisata yang lokasinya mengelompok di Kawasan Wisata Baturaden cenderung lebih tinggi tahap perkembangannya dibandingkan dengan objek wisata yang lokasinya soliter.

Banyumas has many potential tourist attractions ranging from natural, cultural and historical tourist attractions, where the direction of its development is focused on the Baturaden Area Tourism. This study aims to determine the extent to which stage of development has been achieved every attractions in Banyumas. The research was conducted through field observation and indepth interviews, followed by developmental stage grouping attractions by Butler's theory of spatial analysis is then performed by the comparative method based on the type and location of the attraction. From the analysis showed that stage of development of existing attractions in Banyumas lowest was in the second stage, which stage of development of natural tourist attraction is higher than the stage of development of historical and cultural attractions. A tourist objects located in the Area Tourism clumped especially Baturaden tend to be higher stage of development compared with the attraction of its location solitary."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S77
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahnia Chairawaty
"Fair trade, merupakan sebuah gerakan sosial dengan pendekatan berbasis pasar yang bertujuan mengurangi kemiskinan di tingkat global, mempromosikan sistem perdagangan berkelanjutan dan juga mengedepankan unsur perlindungan lingkungan. Penelitian ini adalah sebuah analisis mengenai pelaksanaan perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh para petani kopi anggota Koperasi Permata Gayo (KPG), di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang telah mendapatkan sertifikasi Fairtrade.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk mengetahui pemahaman para petani mengenai gerakan fair trade (GFT); menganalisis peran para petani dalam GFT; menganalisis hambatan-hambatan terkait proses perlindungan lingkungan dan mengidentifikasi dampak perlindungan lingkungan pada para petani KPG dalam GFT. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dan metode survei berupa wawancara mendalam, snowball dan observasi.
Hasil dari penelitian ini mengarah kepada temuan bahwa pemahaman para petani mengenai GFT masih minim, berkisar pada aspek ekonomi dari GFT (premium fee). Akibatnya mobilisasi yang terjadi masih rendah, dan peran petani KPG dalam GFT ini pun masih minim. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh para petani terkait perlindungan lingkungan di dalam GFT ini lebih berkisar kepada hambatan-hambatan internal, menyangkut kuantitas dan kualitas SDM. Di sisi lain, terkait dampak perlindungan lingkungan pada para petani KPG, menghasilkan temuan bahwa dampak pada berkurangnya biaya pembelian input kimia (dampak ekonomi) adalah yang paling besar dirasakan oleh petani KPG. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam konteks pembangunan berkelanjutan, GFT yang diikuti oleh petani KPG ini sudah mencapai aspek economically profitable dan juga socially acceptable, namun belum mampu mencapai aspek environmentally sustainable dan technologically manageable.

Fair trade is a social movement and market-based approach that aims to reduce poverty at the global level, promoting sustainable trading system and also put forward the elements of environmental protection. This research presents an analysis of measures to protect the environment taken by coffee farmers who join local Koperasi Permata Gayo (KPG), a Fairtrade-certified cooperative.
Objectives of the research include: identifying how farmers would view the fair trade movement (FTM); analyzing the roles KPG farmers had played in the movement; analyzing constraints KPG farmers were facing in FTM-related environmental protection; and identifying impacts of environmental protection practices on KPG farmers after their participation in FTM. Applying qualitative approach, the research was done by conducting in-depth interviews, taking snowball samples and making observations as part of the survey method, coupled with literature studies.
As results of the study led to the findings that KPG farmers showed limited understanding of the FTM which mostly only seen the economic aspects of GFT (a premium fee). Consequently, mobilization that occurs still low and the role of KPG farmers is still limiter. The constraints they had to deal with related to environmental protection were those of internal nature, concerning to the quantity and quality of human resources. At the other side, related to the impact of environmental protection in KPG farmers, the result showed that the impact on reduced chemical input purchase cost (economic impact) is the greatest perceived by KPG farmers. It indicates that in the context of sustainable development, FTM, which followed by KPG farmers has already reached economically profitable aspect as well as socially acceptable aspect, but have not been able to achieve environmentally sustainable aspect and technologically manageable aspect."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Koesrijanti
"Dokumen Agenda 21 Indonesia menyajikan informasi yang komprehensif di setiap bidang yang berkaitan dengan lingkungan dan pembangunan mulai dari permasalahan yang ada sampai dengan tugas dan fungsi para pengelola lingkungan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Kerjasama dan koordinasi yang terus menerus dari masing-masing pihak akan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan akan tanggung jawab masing-masing peran dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan Iingkungan di Indonesia.
Konsep ini dikembangkan seiring dengan perkembangan industri sebagai salah satu strategi pembangunan yang membawa dampak tersendiri terhadap masyarakat, baik secara sosial ekonomis, maupun secara fisik seperti kondisi lingkungan hidup berubah, terutama terhadap masyarakat sekitar di mana industri tersebut berada, yaitu masyarakat desa Cintamulya, Kecamatan Cikeruh, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat.
Industrialisasi sebagai salah satu strategi dalam pembangunan, dilihat pada tatanan makro telah memberikan kontribusi yang besar terhadap ekonomi sosial. Sehingga sektor industri saat ini dipercaya sebagai sektor andalan motor pertumbuhan yang menjadi orientasi pembangunan saat ini. Dipilihnya sektor industri sebagai motor pembangunan, secara otomatis melahirkan banyak kebijakan yang Iahir dengan tujuan untuk mendorong dan menciptakan iklim bagi semakin berkembangnya sektor ini.
Ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat Indonesia dan peningkatan daya saing nasional guna menghadapi era globalisasi ekonomi telah mencuatkan konsep kemitraan antara usaha besar dan usaha kecil, Diharapkan kemitraan usaha dapat mengurangi berbagai inefisiensi yang terjadi akibat kesenjangan skala usaha besar-kecil. Kemitraan sendiri secara sederhana dapat digambarkan semacam persetujuan antara dua pihak yang mempunyai kebutuhan saling mengisi dan bekerja sama, demi kepentingan keduanya atas prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan tercipta karena pihak satu memerlukan sumber-sumber yang dimiliki oleh pihak lain atau pihak kedua untuk memajukan usahanya dan sebaliknya. Sumber-sumber tersebut antara lain meliputi modal, tanah, tenaga kerja, akses terhadap teknologi baru, kapasitas pengolahan, dan outlet untuk pemasaran hasil produksi.
Jadi, tujuan penyusunan Agenda 21 Indonesia digunakan sebagai salah satu referensi di dalam perencaanan pembangunan dan dengan pola kemitraan ini, makin jelas saja bahwa posisi Agenda 21 Indonesia amat penting di dalam upaya pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Zharifah
"Penelitian ini mengevaluasi tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dan strategi keberlanjutan PT Dharma Satya Nusantara Tbk pada tahun 2020, serta membandingkan strategi keberlanjutan pada periode sebelum dan sesudah berlakunya POJK No. 51/POJK.03/2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dan metode analisis konten. Data yang digunakan merupakan data publik yang bersumber dari laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan yang dipublikasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan laporan keberlanjutan perusahaan tahun 2020 belum sepenuhnya memenuhi informasi yang diwajibkan oleh POJK No. 51/POJK.03/2017. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa strategi keberlanjutan perusahaan sudah cukup baik, meskipun belum sepenuhnya memenuhi indikator penilaian strategi keberlanjutan dalam elemen tata kelola dan kepemimpinan, serta strategi ekonomi. Namun demikian, hasil penelitian juga menunjukkan strategi keberlanjutan pada tahun 2020 (setelah berlakunya POJK No. 51/POJK.03/2017) mengalami perbaikan dibandingkan strategi keberlanjutan pada tahun 2019 (sebelum berlakunya POJK No. 51/POJK.03/2017).

This study evaluates the sustainability report disclosure and sustainability strategy of PT Dharma Satya Nusantara Tbk in 2020, and compares the sustainability strategy in the period before and after the enactment of POJK No. 51/POJK.03/2017. This research uses a case study approach and content analysis methods. The data used is public data sourced from published annual report and company sustainability report. The results of the study indicate that the disclosure of the company's 2020 sustainability report has not fully met the information required by POJK No. 51/POJK.03/2017. This study also found that the company's sustainability strategy was quite good, although it did not fully meet the sustainability strategy assessment indicators in the elements of governance and leadership and economic strategy. However, the study also found that the sustainability strategy in 2020 (after the enactment of POJK No. 51/POJK.03/2017) has been improved compared to the sustainability strategy in 2019 (before the enactment of POJK No. 51/POJK.03/2017)."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shakuntala Lunarjati
"Tantangan dan ancaman yang mungkin dihadapi pemuda dalam pembangunan berkelanjutan, salah satunya adalah dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, penting untuk pemuda menjadi warga negara yang aktif (active citizen) bagi pemerintah untuk dapat membuat kebijakan yang mendukung adanya pembangunan berkelanjutan khususnya di bidang lingkungan, baik di tingkat daerah maupun nasional. Selain itu, pihak lainnya yang memiliki fokus pada peningkatan kapasitas pemuda dapat mengambil peran untuk meningkatkan keterlibatan pemuda dalam pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini mengevaluasi salah satu program yaitu Akademi Generasi Lestari yang berfokus pada peningkatan kapasitas pemuda dalam pembangunan berkelanjutan khususnya di wilayah Riau, Kalimantan Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah. Akademi Generasi Lestari diselenggarakan oleh dua Lembaga yaitu Campaign.com sebagai perusahaan rintisan sosial yang meluncurkan aplikasi Campaign For Change dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari sebagai asosiasi pemerintah kabupaten yang memiliki visi ekonomi lestari dan menjangkau generasi muda melalui Unit Generasi Lestari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi desain program Akademi Generasi Lestari berdasarkan komponen inputs (sumber daya), activities (aktivitas), outputs (hasil), dan outcomes (tujuan) menggunakan teori Model Logika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi sumatif dengan pendekatan kualitatif dan instrumen yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumen. Penelitian dilakukan terhadap penyelenggara program dari dua lembaga dan perwakilan peserta program Akademi Generasi Lestari pada rentang waktu Oktober 2021-Juli 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Model Logika, komponen inputs program secara garis besar sesuai dengan yang direncanakan oleh penyelenggara program, komponen activities sesuai dengan yang telah direncanakan oleh penyelenggara program, komponen outputs hanya satu yang sudah sebagian tercapai sedangkan lainnya tidak tercapai, dan komponen outcomes jika merujuk pada rancangan program tidak seluruhnya tercapai.

One of the challenges and threats that Youth may face in sustainable development is the impact of climate change. Therefore, it is crucial for youth to become active citizens for the government to make policies that support sustainable development, especially in the environmental field, both at the regional and national levels. In addition, other actors focusing on increasing youth capacity can take a role in increasing youth involvement in sustainable development. This research evaluates one of the youth generation programs, Akademi Generasi Lestari, which focuses on capacity building in sustainable development, especially in Riau, West Kalimantan, Gorontalo, and Central Sulawesi. Two institutions have organized Akademi Generasi Lestari: Campaign.com as a social startup company that launched the Campaign #ForChange application, and Lingkar Temu Kabupaten Lestari as a district government association with a vision of a sustainable economy and reaches out to the younger generation through the Generasi Lestari Unit. This study aimed to develop a program design for the Akademi Generasi Lestari based on the components of input, activities, outputs, and outcomes using the Logic Model theory. The method used in this research is a summative evaluation with a qualitative approach. The instruments used are interviews and document studies. The research was conducted from October 2021-July 2022 at two institutions and with the representatives of the Akademi Generasi Lestari program participants. The results show that in the Logic Model, the program input components are broadly in line with those planned by the program organizers; the component activities are as planned by the program organizers. However, only one output has been achieved while the others were not, and the component of outcomes referred to the design program is not fully completed."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Widhiastuti Nugrahaeni
"Karya ahkir ini disusun untuk membahas dan menganalisis bentuk state-corporate crime dalam pengimplementasian prinsip ecotourism yang justru menimbulkan environmental harm. Pesatnya perkembangan pariwisata di Indonesia, menghadirkan ecotourism sebagai strategi pembangunan pariwisata baru yang mendorong pengembangan program prioritas 10 Bali Baru, yang satu diantaranya adalah Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKS). Namun, pengimplementasian ecotourism yang coba dikembangkan di TNKS justru diwujudkan dalam tiga target materiil 10 Bali Baru, diantaranya target pemasukan devisa, target jumlah wisatawan, dan target penyelesaian waktu pembangunan. Pada ahkirnya, pengimplementasian ecotourism di TNKS berakhir pada dampak environmental harm.

This paper is structured to discuss and analyze the forms of state-corporate crime in the implementation of the principle of ecotourism which actually causes environmental harm. The rapid development of tourism in Indonesia, presenting ecotourism as a new tourism
development strategy that encourages the development of the Thousand Islands National Park (TNKS) as one of the 10 priority programs in Bali Baru. However, the implementation of ecotourism that was tried to be developed in TNKS was actually realized in three material targets for 10 New Bali, including foreign exchange income targets, the target number of tourists, and the target of completion of development time. In the end, the implementation of ecotourism in TNKS ended on the impact of environmental harm.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>