Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11462 dokumen yang sesuai dengan query
cover
B. Suthep
"This article explains the application of the Reliability-Centered Maintenance (RCM) approach to developing maintenance planning in Hard Chrome Plating plants. The key to the RCM purpose is an effectual maintenance planning of plant components inherent in their reliability value. Also, this research aims to reduce machine downtime maintenance that stems from machine breakdown and to select preventive maintenance activities based on the engineering reliability for the machine parts. The first step of the research involves setting a priority for critical parts of the Hard Chrome Plating machine. After that, we analyze the damage and risk level data by using Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) for calculating a suitable reliability parameter. The final step is to select the preventive maintenance task. As a result of this research, the failure rate of the plant can be reduced 9.22% and the machine availability rate of the plant is increased to 80.34% accordingly. Following this theme, a maintenance plan for the plant is conducted with respect to this RCM concept. Application of the RCM approach revealed that the key time between plant equipment failures and the likelihood of abrupt equipment failures are reduced."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Astuti Widyaningsih
"ABSTRAK
Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan metode analisis pemeliharaan yang digunakan untuk memperbaiki sistem pemeliharaan yang berfokus untuk meningkatkan kehandalan mesin. Permasalahan yang terjadi pada mesin produksi pada PT Bakrie Building Industries, Tbk adalah seringnya terjadi kegagalan mesin yang menyebabkan rendahnya kehandalan mesin. Dari data tahun 2009-2010, dilakukan penelitian terhadap waktu kegagalan mesin dari 10 komponen kritis yang menyebabkan berhentinya mesin saat berproduksi. Penelitian dilakukan dengan pengolahan data Time Between Failure (TBF) sesuai pencocokan distribusi probabilitasnya kemudian dihitung tingkat kehandalan komponen sebelum dan sesudah menggunakan preventive maintenance dengan interval tertentu. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat lima komponen, Wire Cut Off, Conveyor, Duraqual, Main Drive, dan Felt, yang meningkat kehandalannya setelah dilakukan preventive maintenance dan lima komponen lainnya, Stacker-2, Stacker-1, Pad, Saringan, dan Trim, tidak memerlukan preventive maintenance karena hanya akan menimbulkan biaya tanpa meningkatkan kehandalannya.

ABSTRACT
Reliability Centered Maintenance (RCM) is maintenance analysis method that used to improve maintenance systems that focused on improving machine reliability. The problems faced at PT Bakrie Building Industries, Tbk are frequency of machine failure that causing low of machine reliability. From historical data in 2009-2010, research focused on ten critical component that causing machine stoppages in operation. The study start with fit the probability distribution of Time Between Failure (TBF) then calculate component reliability before and after using preventive maintenance with some interval. Results of analysis are there is five component, Wire Cut Off, Conveyor, Duraqual, Main Drive, dan Felt, that have improvement of their reliability after using preventive maintenance and five other component, Stacker-2, Stacker-1, Pad, Saringan, dan Trim, do not require preventive maintenance because it only cause cost of maintenance without increasing their reliability."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S815
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Tri Wahyuna
"Penelitian ini membahas tentang Strategi Pemeliharaan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTU memiliki sistem dan subsistem peralatan yang komplek terdiri dari peralatan mekanik, listrik dan instrumen yang memiliki jenis dan karakteristik kerusakan yang berbeda-beda. Berdasarkan pembagian sistem menurut fungsinya, PLTU memiliki 8 sistem utama. Data riwayat kegagalan sistem dikelompokkan berdasarkan kerusakan dan diagram pareto memvisualisasikan 20% kegagalan utama yang terjadi pada seluruh sistem. Dengan melakukan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) diperoleh analisa modus kegagalan, penyebab kegagalan dan efek kegagalan pada peralatan untuk mengatasi risiko paling tinggi pada pembangkit listrik. Setelah menganalisa kegagalan paling tinggi berdasarkan evaluasi risiko, dilakukan penyelesaian masalah kegagalan dengan pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM).
Hasil dari penelitian ini adalah Strategi Pemeliharaan dengan pendekatan RCM. Logic Tree Analysis (LTA) merupakan metode analisa deduktif yang digunakan sebagai Strategi Pemeliharaan untuk mengklasifikasikan beberapa mode kegagalan yang diperlukan dalam menentukan keputusan pemeliharaan (Maintenance Action).

This research discusses about Maintenance Strategy on Steam Power Plant. Thesteam power plant has Complex Systems and Equipment subsystems consists ofMechanical Equipment, Electrical equipment and Instrumentations equipment with types and characteristics of different damage. Based on the distribution system and according to the function, the power plant has 8 Main System. Failure History Data System grouped by damage and Pareto diagram visualize Top 20% Failure on whole system. By doing Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) obtained by analysis of failure modes, failure causes and effects on the equipment failure to overcome the highest risk at a power plant. After analyzing the highest failure based on the evaluation the highest risk of failure, the failures eliminated by approach of Reliability Centered Maintenance (RCM).
As a result study is a Maintenance Strategy with approach based on RCM. Logic Tree Analysis (LTA) is a deductive method of analysis used as a Maintenance Strategy for classifying some failure modes required in determining maintenance decisions (Maintenance Action).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T48218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud
"Persaingan industri manufaktur di zaman era globalisasi sangat tergantung dari kemampuan sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi organisasi. kemampuan dalam berinovasi menjadi arti yang sangat penting jika perusahaan akan terus bertahan dan bergerak sesuai dengan visi dan misi.
Kemampuan dalam mengelola aset perusahaan Persaingan industri manufaktur di zaman era globalisasi sangat tergantung dari kemampuan sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi organisasi. Kemampuan dalam berinovasi menjadi arti yang sangat penting jika perusahaan akan terus bertahan dan bergerak sesuai dengan visi dan misi. Kemampuan dalam mengelola aset perusahaan, khususnya peralatan/mesin-mesin produksi, diharapkan akan mendapatkan benefit yang baik secara organisasi. Diperlukan manajemen pemeliharaan yang bisa mengidentifikasi, merencanakan, mengevaluasi serta memonitor seluruh aktivitas pemeliharaan peralatan yang sedang beroperasi, supaya mendapatkan benefit yang maksimal. Untuk mendapatkan sebuah sistem pemeliharaan yang handal, diperlukan evaluasi yang kompeherensip terhadap semua peralatan pabrik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan sebuah sistem pemeliharaan peralatan yang tepat dan handal guna diterapkan dalam pemeliharaan peralatan pabrik. Metode Accelerated Reliability Centered Maintenance A-RCM digunakan untuk mengetahui kehandalan suatu mesin dengan menerapkan beberapa tahapan pemeliharaan.
Penelitian ini menghasilan nilai Mean Time Between Failure MTBF sebesar 193,3 jam setelah mesin beroperasi selama 8 delapan tahun. Usulan dan rekomendasi yang disampaikan, diharapkan dapat bermanfaat untuk organisasi di masa yang akan datang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

Competition of manufacturing industry in the era of globalization is very dependent on the ability of human resources in performing organizational functions. The ability to innovate becomes a very important meaning if the company will continue to survive and move in accordance with the vision and mission.
The ability to manage the company's assets, especially the production equipment machinery, is expected to benefit organically. Necessary maintenance management that can identify, plan, evaluate and monitor all maintenance activities of equipment that is operating, in order to get maximum benefits. To obtain a reliable maintenance system, comprehensive evaluation is required of all plant equipment.
The purpose of this research is to get a proper and reliable equipment maintenance system to be applied in maintenance of factory equipment. Accelerated Reliability Centered Maintenance A RCM method is used to determine the reliability of a machine by applying several maintenance stages.
This study resulted in the Mean Time Between Failure MTBF of 193.3 hours after the machine operated for 8 eight years. Proposals and recommendations submitted, are expected to be useful for organizations in the future tailored to the needs of the organization.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenpi Retiam Budi
"Pemeliharaan kapal merupakan salah satu faktor penentu tercapainya kepentingan bisnis bagi perusahaan pelayaran dan sekaligus sebagai langkah untuk memenuhi ketentuan yang berlaku tentang kelaiklautan kapal. Selain itu banyaknya kecelakaan yang terjadi pada kapal dan rendahnya waktu operasi kapal (commission days) sebagian besar diakibatkan oleh kegagalan dalam kegiatan pemeliharaan. Sistim pemeliharaan baku yang digunakan oleh perusahaan pelayaran nasional saat ini masih terbilang konvensional, sehingga perlu dilakukan studi pada manajemen pemeliharaan perusahaan pelayaran nasional terhadap penggunaan sistem pemeliharaan alternatif yang lebih efektif dan efisien. Kajian yang dilakukan yaitu mempelajari aspek ? aspek kegiatan dalam manajemen pemeliharaan kapal, khususnya sistem pemeliharaan yang digunakan oleh perusahaan pelayaran nasional terhadap penggunaan sistem pemeliharaan alternatif dengan metode Reliability-Centered Maintenance (RCM). Penelitian dilakukan dengan cara studi kasus yang dilaksanakan di PT.X, sebuah perusahaan pelayaran nasional yang memiliki armada (kapalkapal) milik jenis tanker, dengan bobot 3000 DWT hingga 30.000 DWT. Total armada yang dimiliki PT.X adalah sebanyak 35 unit kapal dan 77% diantaranya adalah kapal berusia lebih dari 10 tahun. Proses analisa yang dilakukan adalah membandingkan commission days rata ? rata per tahun yang dicapai armada milik PT.X dengan commission days standar. Selanjutnya dilakukan pendugaan peningkatan commission days bila PT.X menggunakan sistem pemeliharaan dengan metode RCM dan hasilnya dijadikan sebagai acuan untuk menganalisis kemungkinan dan kelayakan penggunaan RCM sebagai strategi yang reliable dalam manajemen pemeliharaan PT.X, serta dapat dijadikan pertimbangan dan panduan bagi perusahaan pelayaran nasional dalam menerapkan sistem pemeliharaan yang mengacu pada prinsip?Reliability and Maintainability?.

Ship maintenance represents one of the most important factors to get business interest for liner and at the same time as step to fulfill regulation about ship seaworthiness. Beside that, the number of accident that happened at ship and lower time operate for ship (commission days) is mostly resulted by poor maintenance activity. Standard maintenance systems which used by national liner in this time is still conventional, so that require studied about maintenance management in national liner to usage of alternative maintenance system that more efficient and effective. This paper describe a study of aspects in ship maintenance management activity, especially maintenance system that used by national liner compared to alternative maintenance system of Reliability-Centered Maintenance (RCM) method. Research conducted by executed case study in PT.X, a national liner of own fleet with tanker type, which weight is 3000 DWT till 30.000 DWT. Totalize armada had by PT.X is counted 35 ship unit and 77% among others is ship that have age more than 10 year. Analyze taken is comparing average commission days per reached year of own fleet PT.X with standard commission days. Furthermore is conducted estimate improvement of commission days if PT.X use management system with RCM method and the result is made as reference to analyze possibility and eligibility of usage of RCM as strategy which is reliable in maintenance management of PT.X, and also can be made by guidance and consideration to national liner in applying management system which relate at ?Reliability and Maintainability"" principal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Winandi
"ABSTRAK
Pemeliharaan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menjaga keandalan,
ketersediaan dan sifat mampu rawat peralatan atau mesin. Program pemeliharaan
yang efektif dan efisien akan mendukung peningkatan produktifitas sistem
produksi. Namun seringkali program pemeliharaan mengabaikan kebutuhan
aktual dari peralatan atau mesin. Untuk mendapatkan program pemeliharaan yang
efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan mesin diperlukan studi
kebutuhan pemeliharaan berdasarkan kehandalan, Reliability Centered
Maintenance (RCM) adalah suatu analisis sistematik berdasarkan resiko (risk)
untuk menciptakan metode pemeliharaan yang akurat, fokus dan optimal dengan
tujuan mencapai keandalan optimal dari aset. Studi RCM telah dilakukan pada
mesin-mesin rotari, khususnya pompa, di industri pengolah minyak dan gas. Studi
dilakukan dengan mengikuti tujuh langkah RCM, termasuk didalamnya adalah
penentuan lingkup studi, Failure Mode and Effect Analysis, Logic Tree Analysis
dan penetapan strategi pemeliharaan. Analisis resiko berdasarkan pada matrik
resiko yang disusun melalui konsensus semua pemangku kepentingan. Matrik
resiko meliputi bidang-bidang kejadian (occurrence), deteksi (detection), serta
tingkat resiko (severity) pada aspek ekonomi (economy) kesehatan dan
keselamatan (health & safety), lingkungan (environment.) Selanjutnya
berdasarkan matrik resiko ini dihitung Risk Priority Number (RPN). Berdasarkan
nilai RPN dan Logic Tree Analysis, disusunlah strategi pemeliharaan untuk setiap
jenis failure mode. Seluruh proses studi RCM dibantu dengan menggunakan
database Microsoft Access? yang dibuat khusus untuk keperluan ini. Hasil studi
menunjukkan bahwa nilai Risk Priority Number (RPN) untuk semua peralatan
berkisar antara 72 s/d 900. Studi RCM juga telah berhasil menetapkan strategi
pemeliharaan yang sesuai untuk setiap failure mode yang selanjutnya dijadikan
dasar penyusunan program pemeliharaan yang baru.

ABSTRACT
Maintenance is a process done to sustain reliability, availability and
maintainability of assets. Improvement in productivity of a production system is
supported by an effective and efficient maintenance program. Oftentimes, the
current maintenance program overlooks the actual needs of the equipment or
machinery. A study based on reliability needs of the equipment or machinery is
needed to create an effective, efficient and fit maintenance program. Reliability
Centered Maintenance is a risk based analysis to create a maintenance program
that is accurate, focused, and optimized to achieve the optimal reliability of the
asset. The RCM study has been conducted on rotating equipment, particularly
pumps, used in the oil and gas refinery industry. The study conducted follows the
7 step RCM method, which included in the steps are the selection of the scope, the
Failure Mode and Effect Analysis, the Logic Tree Analysis and maintenance
strategy selection. The Risk analysis conducted is based on a Risk matrix which
was created under a consensus of all stakeholders. The parameters in the Risk
matrix are occurrence, detection, and severity for the economy, health & safety
and environment. Using the Risk matrix the Risk Priority Number (RPN) is
obtained. Using the RPN and Logic Tree Analysis the appropriate maintenance
strategy is selected. A Microsoft Access? database also was developed and used
to aid the study. The results show that the RPN for the equipment range from 72
upto 900. The RCM study also has succeeded in determining the maintenance
strategies appropriate for each failure mode; which will be used as a starting point
to develop the new maintenance program."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42242
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firman
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model service contract untuk mengoptimasi keuntungan yang didapat oleh agent dengan tetap dapat diterima oleh client dalam hal harga dan paket service. Model ini dikembangkan dengan single agent dan multi client agar biaya spare part yang harus selalu tersedia dalam stok agent dapat dibagi. Model ini akan diaplikasikan pada mesin CNC sebagai studi kasus dimana mesin tersebut biasanya memiliki komponen yang identik dan dikarenakan tingginya teknologi yang digunakan pada komponen mesin tersebut menjadikan komponen control pada mesin CNC tidak mudah untuk diperbaiki dan membutuhkan waktu yang lama untuk diperbaiki. Penelitian ini menawarkan tiga opsi service contract 1 Agent mengerjakan semua aktivitas maintenance termasuk penggantian spare part. Client membayar biaya tetap dan client tidak akan dibebankan biaya sparepart jika terjadi penggantian, 2 Agent mengerjakan semua aktivitas maintenance termasuk penggantian spare part tetapi biaya sparepart akan dibebankan kepada client. Client membayar biaya tetap tetapi hanya untuk jasa service, 3 Agent mengerjakan aktivitas service dan agent akan membebankan biaya service kepada client setiap kali melakukan aktivitas service. Optimisasi akan dilakukan menggunakan Game Theory untuk memutuskan opsi mana yang akan memberikan keuntungan yang optimal untuk agent dan manfaat untuk client.

AbstractThe study aims to develop service contract model to optimize Agent rsquo s profit but still acceptable by Client in term of price and package negotiation. The model developed with one unique Agent and Multi Client in order to be able to share the spare parts cost which should always available at the Agent rsquo s stock. This model will be applied for CNC machine as study case which usually has common spare parts and due to high technology usage most of the spare parts are not easy to repair and will take a long time to repair. This study will offer three options 1 Agent will carry out the service activities including spare part replacement. Client pay fix price and will not charge for any spare parts replacement, 2 Agent will carry out the service activities including spare part replacement but the spare part cost will be charged to Client. Client will pay fix price only for service activities. 3 Agent will carry out the service activities and Agent will charge the service cost every time service activities performed. The optimization will be done by Game Theory to decide which option could give the optimum profit for the Agent and benefit for the Client."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Saputra
"Salah satu parameter yang bisa dipakai dalam mengukur kinerja keandalan sistem distribusi adalah nilai WASRI (Weighted Average System Reliability Index) Semakin tinggi nilai dari indeks tersebut maka semakin rendah keandalan dari sistem distribusi. Untuk mencapai tingkat keandalan yang sesuai maka perlu diadakan kegiatan pemeliharaan. Efektifitas (E) kegiatan pemeliharaan diperoleh dari perbandingan antara perubahan nilai WASRI dengan biaya kegiatan pemeliharaan terkait. Dengan mengurut nilai E berdasarkan besarnya akan didapatkan prioritas kegiatan pemeliharaan untuk mencapai tingkat keandalan sistem yang diinginkan dari anggaran kegiatan pemeliharaan yang ada. Dengan studi kasus sistem distribusi listrik bandar udara Soekarno-Hatta, berdasarkan data dihitung perubahan laju kegagalan pada subsistem, komponen indeks keandalan dan Efektifitas kegiatan pemeliharaan dari biaya pemeliharaan yang ada. Didapatkan 3 peringkat prioritas tertinggi untuk pemeliharaan dari jaringan Technical Priority berturut-turut adalah T2-T0-T6 dan untuk jaringan General Priority adalah P15-P7-P55.

One of the parameters that can be used in measuring the performance of distribution system reliability is the value of WASRI (Weighted Average System Reliability Index). To achieve an appropriated reliability its need to do a maintenance. E (Effective) value of maintenance activities can be calculated by divide the WASRI changing value with the cost of maintenance activities at that subsystem. By ranking the E value, we will know the priority of maintenance activity to achieve the reliability target based on cost of maintenance. Based on data at Soekarno-Hatta Airport electric distribution system, we can calculate the change of subsystem failure rate, reliability index component and the effectivity of maintenance task. The highest ranking for maintenanace task at Technical Priority are T2-T0-T6 and at General Priority are P15-P7-P55."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T30804
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Hotmauli
"Proses pengolahan CPO membutuhkan mesin-mesin kritis, termasuk mesin screw press, yang vital untuk menjaga produktivitas dan kualitas produk. Kurangnya penjadwalan preventive maintenance yang terorganisir pada mesin-mesin pengolahan kelapa sawit dapat membawa konsekuensi serius. Risiko kegagalan mesin dapat meningkat, yang berpotensi menghambat kelancaran produksi dan menimbulkan biaya perbaikan yang tinggi. Sehingga dilakukan penelitian ini yang bertujuan merancang pemeliharaan preventif untuk mesin press dengan tujuan meminimalkan risiko kegagalan dan meningkatkan efisiensi operasional menggunakan metodologi Reliability Centered Maintenance (RCM). Rencana pemeliharaan ini dikembangkan berdasarkan analisis FMEA untuk komponen-komponen kritis seperti worm screw, bearing, lengthening shaft, dan press cage. Data reliabilitas dari Januari hingga Desember 2023 menunjukkan kondisi awal komponen-komponen tersebut, dimana untuk mencapai reliabilitas target 70%, jadwal pemeliharaan ditetapkan dengan poin seperti rekondisi worm screw setiap 22 hari dengan kawat las SS 304 electrode, penggantian bearing setiap 22 hari sebelum melewati umur teknis, pemeriksaan baut dan mur lengthening shaft setiap 17 hari, serta pemeriksaan dan pembersihan press cage setiap 18 hari. Implementasi rencana pemeliharaan ini diharapkan dapat mengurangi risiko kegagalan mesin screw press, meminimalkan downtime produksi, dan mendukung pencapaian target produksi secara efisien dalam pasar global yang kompetitif.

The processing of CPO requires critical machinery, including screw press machines, which are essential for maintaining productivity and product quality. A lack of organized preventive maintenance scheduling for palm oil processing machines can lead to serious consequences. The risk of machinery failure may increase, potentially disrupting production flow and resulting in high repair costs. Hence, this research aims to design preventive maintenance for press machines to minimize failure risks and enhance operational efficiency using the Reliability Centered Maintenance (RCM) methodology. The maintenance plan is developed based on Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) for critical components such as worm screws, bearings, lengthening shafts, and press cages. Reliability data from January to December 2023 indicated the initial conditions of these components. To achieve a target reliability of 70%, the maintenance schedule includes actions such as reconditioning worm screws every 22 days using SS 304 electrode wire, replacing bearings every 22 days before reaching their technical life, inspecting bolts and nuts on the lengthening shaft every 17 days, and inspecting and cleaning the press cage every 18 days. Implementation of this maintenance plan is expected to reduce the risk of screw press machine failures, minimize production downtime, and support efficient production target achievements in a competitive global market."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Sarinastiti Mirza
"Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah pendekatan pemeliharaan yang berfokus pada keandalan sebuah item. RCM digunakan untuk menentukan kegiatan dan interval waktu pemeliharaan yang dapat meminimalisasi biaya dengan mempertimbangkan kemungkinan kegagalan terjadi dan dampak yang ditimbulkan. Keandalan dan tingkat keselamatan tinggi sangat penting bagi transportasi publik seperti Light Rail Transit (LRT). Sistem yang memastikan keselamatan selama operasional LRT adalah persinyalan dengan syarat utama keandalan yang tinggi. LRT Sumatera Selatan (Sumsel) adalah salah satu transportasi publik di Kota Palembang yang perlu menjaga standar perfomanya guna mempertahankan kebermanfaatan pembangunannya pasca Asian Games 2018. Pemeliharaan yang tepat pada komponen kritis dapat meningkatkan keandalan dan mengurangi jumlah gangguan yang terjadi. Oleh karena itu, perencanaan pemeliharaan komponen kritis persinyalan LRT dengan pendekatan RCM disusun. Clearguard ACM250, trackhead sensor, dan motor wesel adalah komponen kritis persinyalan, didapat dari Failure Mode Effect and Criticality Analysis (FMECA). Interval waktu pemeliharaan untuk mencapai standar perfoma komponen clearguard ACM250, trackhead sensor, dan motor wesel adalah 25, 11, dan 8 hari. Hasil analisis benefit cost menunjukan penurunan total biaya pemeliharaan setahun operasional sebesar Rp 238.842,53; Rp 150.982,19 dan Rp 102.069,24 dengan rasio sebesar 0,8; 1,5 dan 0,2.

Reliability Centered Maintenance (RCM) is a maintenance approach focused on reliability of an item. RCM is used to determine actions and intervals of the maintenance that can minimize cost by considering probability of failure and its impact. High reliability and safety of public transportation such as Light Rail Transit (LRT) is highly necessary. Signalling system is the system which ensures the safety during operational of LRT Sumatera Selatan (Sumsel) is one of public transportation in Palembang City that needed to maintain its performance standard in order to keep the benefit of its construction post Asian Games 2018. Proper maintenance on critical components can increase reliability and reduce the frequency of failure that could be happened. Therefore, planning for the maintenance of signalling critical components using the RCM approach is prepared. Clearguard ACM250, trackhead sensor and wesel motor are the critical components of signalling obtained from Failure Mode Effect and Criticality Analysis (FMECA). Maintenance time interval to achieve the standard performance for clearguard ACM250, trackhead sensor, and wesel motor are 25, 11, and 8 days. Results of benefit cost analysis shows that there is a reduction in total cost of maintenance by during one year operational by Rp 238.842,53; Rp 150.982,19 and Rp 102.069,24 with ratio 0,8; 1,5 and 0,2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>