Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhimas Kirana Sainan
"Provinsi DKI Jakarta membutuhkan sebuah peralatan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan penumpukan sampah yang terjadi di sungai-sungai kecil dan jalur air yang sulit diakses oleh peralatan berat yang telah ada saat ini. Hal ini disebabkan oleh padatnya pemukiman warga di bantaran sungai dan jalur air. Salah satu peralatan alternatif yang dapat digunakan yaitu excavator mini amfibi, karena memiliki mobilitas tinggi, kapasitas angkut yang dapat disesuaikan dengan volume penumpukan sampah, serta dapat bekerja di wilayah darat maupun air. Untuk memenuhi tuntutan kerja yang telah dikemukakan sebelumnya, dibutuhkan rancangan konstruksi penumpu unit excavator yang berbeda dari excavator pada umumnya. Konstruksi penumpu unit harus dapat dimanfaatkan sebagai penghasil gaya apung supaya keseluruhan unit mampu bekerja di wilayah air dalam kondisi mengapung (floating), selain itu konstruksi penumpu juga harus mampu menopang pembebanan, terutama yang dihasilkan oleh berat unit excavator dan peralatan penunjang kerja, ditambah dengan fungsi lain yaitu, mampu menampung bahan bakar, mengingat daerah kerja unit memiliki keterbatasan dalam aspek akses kendaraan besar (truck bahan bakar), sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan supply bahan bakar untuk unit setiap harinya, sehingga dipilih konstruksi fungsional berupa ponton double hull, yang juga mampu menunjang optimasi operasi pengerukan unit excavator. Semua tuntutan dan fungsi ponton yang harus dipenuhi dirancang dengan memperhitungkan ukuran minimal dari sungai maupun jalur air yang ada di wilayah provinsi DKI Jakarta.

DKI Jakarta needs an equipment that could be used to solve the rubbish problem that stuck on small rivers or waterway, which is hard to be accessed with heavy equipment that exist nowadays. This could happen because there are a lot of local people’s houses which are built on the side of small rivers or waterway. One of the equipment that could solve this problem is mini amphibious excavator, because it has high level of mobility, capacity which could be customized with the volume of rubbish, and also could work on the water as good as on the land. To fulfill the purpose that explained before, we need different design for the base construction. The base construction must produce buoyancy force so the whole unit could work on the water in floating condition, and also the construction could be tough enough to hold the pressure which is produced by the weight of excavator unit and auxiliaries equipment, not only that, the construction must provide the fuel tank, considering that the unit must work in the area which is difficult to be accessed by truck to gives fuel supply, so that double hull pontoon form is chosen, which also could optimized the dredging operation of the excavator. All of the design purpose and the pontoon’s function which is designed, must consider the minimum dimension of Jakarta’s small rivers and waterway"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Kirana Sainan
"Provinsi DKI Jakarta membutuhkan sebuah peralatan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan penumpukan sampah yang terjadi di sungai-sungai kecil dan jalur air yang sulit diakses oleh peralatan berat yang telah ada saat ini. Hal ini disebabkan oleh padatnya pemukiman warga di bantaran sungai dan jalur air. Salah satu peralatan alternatif yang dapat digunakan yaitu excavator mini amfibi, karena memiliki mobilitas tinggi, kapasitas angkut yang dapat disesuaikan dengan volume penumpukan sampah, serta dapat bekerja di wilayah darat maupun air. Untuk memenuhi tuntutan kerja yang telah dikemukakan sebelumnya, dibutuhkan rancangan konstruksi penumpu unit excavator yang berbeda dari excavator pada umumnya. Konstruksi penumpu unit harus dapat dimanfaatkan sebagai penghasil gaya apung supaya keseluruhan unit mampu bekerja di wilayah air dalam kondisi mengapung (floating), selain itu konstruksi penumpu juga harus mampu menopang pembebanan, terutama yang dihasilkan oleh berat unit excavator dan peralatan penunjang kerja, ditambah dengan fungsi lain yaitu, mampu menampung bahan bakar, mengingat daerah kerja unit memiliki keterbatasan dalam aspek akses kendaraan besar (truck bahan bakar), sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan supply bahan bakar untuk unit setiap harinya, sehingga dipilih konstruksi fungsional berupa ponton double hull, yang juga mampu menunjang optimasi operasi pengerukan unit excavator. Semua tuntutan dan fungsi ponton yang harus dipenuhi dirancang dengan memperhitungkan ukuran minimal dari sungai maupun jalur air yang ada di wilayah provinsi DKI Jakarta.

DKI Jakarta needs an equipment that could be used to solve the rubbish problem that stuck on small rivers or waterway, which is hard to be accessed with heavy equipment that exist nowadays. This could happen because there are a lot of local people?s houses which are built on the side of small rivers or waterway. One of the equipment that could solve this problem is mini amphibious excavator, because it has high level of mobility, capacity which could be customized with the volume of rubbish, and also could work on the water as good as on the land. To fulfill the purpose that explained before, we need different design for the base construction. The base construction must produce buoyancy force so the whole unit could work on the water in floating condition, and also the construction could be tough enough to hold the pressure which is produced by the weight of excavator unit and auxiliaries equipment, not only that, the construction must provide the fuel tank, considering that the unit must work in the area which is difficult to be accessed by truck to gives fuel supply, so that double hull pontoon form is chosen, which also could optimized the dredging operation of the excavator. All of the design purpose and the pontoon?s function which is designed, must consider the minimum dimension of Jakarta?s small rivers and waterway."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41546
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hud Rafsanjani
"Pembangunan jembatan penting karena kemampuannya untuk menghubungkan masyarakat melalui koneksi darat-jalan, sehingga menghemat waktu dan meningkatkan produktivitas mereka yang tinggal di daerah ini. Oleh karena itu, penelitian ini mengevaluasi Jembatan Temadore, yang dibangun untuk menghubungkan Kota Ternate, Maitara dan Kota Tidore melalui jalan darat untuk meningkatkan pergerakan dan mengurangi kesenjangan dalam menilai kedua wilayah tersebut. Data dikumpulkan menggunakan Interpretative Structural Modeling (ISM) yang mencari dan mengidentifikasi beberapa variabel sesuai dengan daya ketergantungan dan daya dorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan jembatan meningkatkan pergerakan aktivitas dan produktivitas masyarakat, sehingga mengarah pada pertumbuhan ekonomi.

The construction of bridge is important due to its ability to link communities through land-road connection, thereby saving time and increasing productivity of those living in these areas. Therefore, this research evaluated the Temadore Bridge, built to link Ternate City, Maitara land and Tidore City by road to enhance movement and reduce disparities in assessing both areas. Data were collected using the Interpretative Structural Modeling (ISM) which searched for and identified several variables according to the dependence power and driving power. The result showed that construction of bridge increased the movement of community activities and productivity, thereby leading to economic growth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gohler, Bernhard.
Berlin: Ernst & Sohn, 2000
624.2 GOH i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nine Farida
"Berkembangnya dunia uaha ikut mendorong berkembangnya laju transportasi yang kompleks dan kepadatan arus lalu lintas, sehingga diperlukannya suatu area tersendiri yang aman bagi pejalan kaki untuk menyeberang jalan. Salah satunya adalah sarana jembatan penyeberangan. Oleh karena itu perlu dikembangkannya suatu disain untuk membuat inovasi dari teknologi yang telah ada untuk kemudian dikembangkan ke arah yang lebih main dan efisien.
Salah satu disain jembatan pejalan kaki yang akan dikembangkan adalah dalam bentuk castellated beam atau honey comb. Untuk itu, dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai desain jembatan pejalan kaki dengan menitikberatkan pada desain castellated. Tujuan penulis dalam menyusun tugas akhir ini adalah untuk mendapatkan suatu grafik perancangan jembatan pejalan kaki berbasis perhitungan metode tegangan kerja AISC, sehingga mudah digunakan oleh user dalam mendesain suatu jembatan pejalan kaki. Hasil akhir simulasi adalah suatu graiik yang mudah digunakan oleh user dimana graiik tersebut menyajikan panjang bentang, tipe struktur, momen inersia profil sebenarnya (Im), momen inersia profil castellated (`I,¢)dan besar sudut castellated yang digunakan. Berdasarkan pada grafik-grafik tersebut diperoleh hasil Studi yaitu bahwa jembatan castellated di atas tiga tumpuan sendi-rol-rol yang menggunakan 0 = 45° akan menggunakan profil castellated yang lebih besar dibandingkan dengan jembatan castellated yang rnenggunakan ¢ = 60°. Selain itu struktur jembatan balok di atas tiga tumpukan sendi-sendi-sendi dengan bentang L1 = L2 ; fb = 45° dan 60° menggunakan profil castellated yang lebih kecil dibandingkan dengan memilih struktur jembatan balok di atas tiga tumpuan sendi-1-ol-rol dengan bentang L1==¢L1¢=45°dan 60°."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Demy Yuni Cahyadi
"ABSTRAK
Pembangunan Jembatan Lengkung Rangka Baja pada titik STA. +34.100 pada ruas Jalan Tol Cibitung-Cilincing adalah salah satu poin kritis pada proyek yang dikerjakan oleh PT.Waskita Karya. Jembatan dibangun untuk melintasi Sungai Cileungsi dan berada di bawah Jalan Kota Wisata. Termasuk kategori jembatan bentang medium sehingga memerlukan analisa dan perencanaan konstruksi yang baik untuk menghindari potensi kegagalan konstruksi yang dapat mengakibatkan kerugian besar.
Dalam laporan akan di jelaskan tentang perencanaan metode konstruksi yang diperlukan untuk memastikan aspek keselamatan, kekuatan dan kestabilan struktur selama proses pemasangan (erection stage). Dari hasil perbandingan didapat metode yang optimal adalah menggunakan metode Skid Launching. Alat bantu geser mekanis Skid Shoe digunakan sebagai penggerak dan juga Launching nose. Penghematan waktu pekerjaan 3 bulan lebih cepat dan biaya pekerjaan sebesar Rp. 7 Milyar lebih murah menjadi keunggulan dari metode ini. Prilaku struktur yang khas yaitu cantilever, flexure dan shear dapat di identifikasi dan di antisipasi dengan baik. Metode ini baru pertama kali di lakukan di Indonesia dan diharapkan bisa menjadi referensi untuk para praktisi dan ahli konstruksi jembatan di Indonesia ke depannya.

ABSTRACT
The construction of Steel Arch Truss Bridge on STA. +34.100 is one of critical item in the project list constructed by PT. Waskita Karya. This bridge will cross the Cileungsi river and built under the existing road of Jl. Kota Wisata. As a medium span bridge, it requires good practice of construction engineering to avoid construction failure which can cause big loss.
This report will explain about the requirement analysis of construction method need to ensure safety, strength and stability aspect during various construction stages. From the comparation made in this report, the optimum method choosen was Skid with Launching nose. 3 month faster of construction time and cost reduction of Rp. 7 Billion was gained with this method. Some specific behaviour of this methode is captured and well anticipated. This method is the first being applied in Indonesia and this report can be one reference for Indonesian bridge engineer and practicioner.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yoga Mandala Putra
"Jembatan Curug Klari merupakan bagian dari Sistem Jaringan Jalan Kabupaten dengan status Jalan Kabupaten, dimana jalan ini selain merupakan akses menuju Objek Vital Nasional Bendung Curug Klari, juga menjadi bagian dari Sistem Jaringan Jalan yang menghubungkan antara Rencana Jalan Tol Jakarta-Cikampek Selatan menuju Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat, Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated (Tol MBZ) Jembatan ini direncanakan akan mempunyai 3 bentang struktur atas yang terdiri dari struktur Pile Slab untuk jalan pendekat masing masing sepanjang 40 meter dan bentang utama menggunakan rangka baja tipe A sepanjang 80 meter sedangkan pada struktur bawah jembatan terdapat pilar dan abutmen yang direncanakan menggunakan tiang pancang kedalaman 26 meter diameter 600 mm dengan konfigurasi 2 baris x 6 tiang untuk abutment sedangkan untuk pilar jembatan adalah tiang pancang kedalaman 26 meter diameter 800 mm dengan konfigurasi 5 baris x 6 tiang. Dari hasil tinjauan proses desain jembatan curug klari yang dimulai dari survey pendahuluan, analisis perencanaan struktural, pemilihan material serta penentuan metode konstruksi semua telah memenuhi peraturan serta pedoman yang berlaku selain itu proses desain ini telah dilakukan identifikasi terhadap tantangan-tantangan yang ada dilapangan baik sisi Teknis, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan (K3LL) dan Sosial serta telah menerapkan profesionalisme dalam kegiatan perancangan atau desain sesuai dengan 6 (enam) prinsip dasar dalam Kode Etik Insinyur dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap profesi keinsinyuran.

Curug Klari Bridge is part of the Road Network System and holds the administrative status of a Regency/Municipality Road, in which this road not only serves as access to the National Vital Object of the Curug Klari Weir but also forms part of the road network system connecting the planned Jakarta-Cikampek Selatan Toll Road to the Pantura National Road in West Java, the Jakarta-Cikampek Toll Road, and the Jakarta-Cikampek Elevated Toll Road (MBZ Toll Road). The Bridge is planned to have 3 main upper structure which consisting of Bridge Approach Using Pile Slab each 40 meters long and a main span using Steel Framed Type A 80 meters long, while the Substructures of the bridges including Abutments designed with 26 meter deep spun piles diameters 600 mm configured in 2 rows x 6 piles and the Piers designed with 26 meter deep spun piles diameters 800 mm configured in 2 rows x 6 piles From the results of the review of the design process of curug klari bridge starting from the preliminary survey, structural design analysis, material selection and construction methods all have fulfilled the applicable regulations and guidelines additionally this design process has identified the challenges that exist in the field both in terms of technical aspects, health, occupational safety and environmental protection (K3LL) aspects and social aspects all has applied professionalism in design or design activities in accordance with 6 (six) basic principles in the Engineer's Code of Ethics with the aim of increasing public trust in the engineering profession. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Taly, Narendra
New York: McGraw-Hill, 1998
624.2 TAL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ari Dwi Fitrianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netherlands: Centrum Hout, 1995
624.184 TIM II (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>