Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127054 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Kristina
"Kompetensi sosial anak prasekolah perlu dioptimalkan karena interaksi sosial yang terjalin semakin beragam. Beberapa studi menunjukkan cool executive function yaitu working memory, inhibitory control, dan cognitive flexibility berkontribusi pada perkembangan kompetensi sosial, tetapi sayangnya masih sedikit intervensi yang menyasar executive function dan kompetensi sosial. Penelitian bertujuan melihat efektivitas intervensi cool executive function untuk meningkatkan kompetensi sosial anak prasekolah di masa pandemi COVID-19. Metode convenience sampling dan snowball sampling digunakan untuk merekrut partisipan. Penelitian eksperimental ini terdiri dari 1 sesi pretest, 5 sesi intervensi, dan 1 sesi posttest berdurasi sekitar 40 menit dan dilakukan secara daring. Terdapat 33 partisipan di kelompok eksperimen dan 31 partisipan di kelompok kontrol yang terbagi secara acak. Orang tua partisipan diminta mengisi kuesioner Preschool and Kindergarten Behavior Scale – Skala A pada sesi pre-test dan post-test sebagai pengukuran. Data dianalisis menggunakan analysis of covariance (ANCOVA) dengan mengontrol skor pre-test kompetensi sosial partisipan. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervensi yang signifikan setelah mengontrol efek dari skor pre-test kompetensi sosial. Disimpulkan bahwa intervensi yang disusun belum dapat meningkatkan kompetensi sosial anak prasekolah. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan kesempatan interaksi kepada anak secara langsung dan mengukur peningkatan cool executive function dengan alat ukur performance yang dapat diadministrasikan secara daring.

Preschool children's social competence needs to be optimized because of the increasing variety of social interactions. Several studies have shown cool executive functions (working memory, inhibitory control, and cognitive flexibility) influenced the development of social competence, but unfortunately there’s only few interventions targeting executive function and social competence. The purpose of this study was examining the effectiveness of cool executive function intervention to improve preschool children’s social competence during pandemic COVID-19. Convenience and snowball sampling method were used to recruit the participants. This exeperimental research consist of 1 pretest, 5 intervention, and 1 posttest session conducted online within approximately 40 minutes long. There were 33 participants in experiment group and 31 participants in control group clustered randomly. Parents were asked to fill Preschool and Kindergarten Behavior Scale – Scale A questionnaire. Data were analyzed with analysis of covariance (ANCOVA) by controlling the social competence pretest scores. Result showed there was no significant effect of the intervention and concluded that the intervention has not been able to improve the social competence. Further research is expected to provide opportunities for direct social interaction among children and could measure the increase of cool executive function with performance measurement tools that can be administered online."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Metta Hestiany
"Beberapa penelitian terdahulu telah menemukan adanya hubungan antara penggunaan parental management language dan executive function EF , namun hingga saat ini masih belum ada penelitian yang secara khusus menyoroti domain hot EF dan menghubungkannya dengan penggunaan parental management language. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kontribusi dari penggunaan direction management language dan suggestion management language dalam memprediksi kemampuan hot EF anak usia 48 ndash;72 bulan. Pengukuran parental management language dilakukan dengan menggunakan alat ukur Maternal Control yang telah diadaptasi dari Schaffer dan Crook 1979 . Sementara itu, pengukuran hot EF diukur dengan menggunakan tes Gift Delay yang telah diadaptasi oleh Hendrawan dan kawan-kawan 2015 dari Carlson dan kawan-kawan 2014 . Metode statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah interrater reliability dan hierarchical multiple regression. Hasil penelitian ini menunjukan hanya direction management language yang dapat memprediksi hot EF anak usia 48 ndash;72 bulan dengan mengontrol variabel jenis kelamin anak dan SES keluarga. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pembuatan bahan edukasi kepada para orang tua ketika memberikan ujaran kepada anak dalam rangka mengoptimalkan perkembangan EF-nya.

Few researches had found correlation between parental management language and executive function EF , though there had no research that focus on parental management language and hot EF. This research was conducted to investigate the contribution of direction management language and suggestion management language in predicting hot EF in 48 72 months old children. Parental management language was measured using Maternal Control test that have been adapted from Schaffer and Crook 1979 . In other hand, EF was measured using Gift Delay task that have been adaptaed from Carlson et al. 2014 by Hendrawan et al. 2015 . Inferential statistic method used in this research were interrater reliability and hierarchical multiple rmegression. The result showed only direction management language that could predict hot EF in 48 ndash 72 months old children while controlling child gender and family SES. This study could give some advice for parent's intervention in order to optimize their EF development."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Nurul Fatimah
"Beberapa penelitian telah menemukan adanya hubungan antara kompetensi social dan executive function, namun masih terdapat inkonsistensi hubungan antara komponenkomponen di dalamnya. Penelitian ini betujuan untuk mengeksplorasi kontribusi dari komponen hot dan cool dalam executive function, dan factor jenis kelamin dalam memprediksi kompetensi sosial pada anak usia 60-72 bulan. Pengukuran kompetensi sosial dilakukan melalui kuesioner PKBS SKala A yang telah diadaptasi dalam bahasa Indonesia.
Pengukuran executive function dilakukan melalui tes performa pada battery task Backward Word Span, Rumput/Matahari, Dimension Change Card Sort, dan Gift Delay. Metode statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent sample t-test, dan standard multiple regression.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik faktor jenis kelamin, maupun komponen hot dan cool executive function tidak dapat memprediksi kompetensi sosial pada anak usia 60-72 bulan secara signifikan. Meskipun begitu, dalam penelitian ini ditemukan korelasi yang signifikan antara komponen hot executive function dengan faktor jenis kelamin dan kompetensi sosial pada anak usia 60-72 bulan.

Few researches had found correlation between social competence and executive function, though there had also been inconsistency in between. This research was conducted to investigate the contribution of hot and cool executive function, and factor of sex in predicting social competence on 60-72 months children. Social competence was measured using PKBS Skala A which consisted of 34 items.
Executive function was measured using performance battery test which consisted of Backward Word Span, Rumput/Matahari, Dimension Change Card Sort, and Gift Delay task. Inferential statistic method used in this research were independent sample t-test, and standard multiple regression.
The result showed that there was no significant contribution of sex, hot and cool executive function in predicting social competence on 60-72 months children. However the result also showed that there was a significant correlation between hot executive function and sex, and between hot executive function and social competence on 60-72 months children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Christie
"Penelitian sebelumnya telah memperoleh hasil bahwa parental control merupakan salah satu pengasuhan orang tua yang berkontribusi terhadap perkembangan cool executive function EF , yaitu kemampuan kognitif tingkat tinggi yang dapat mendukung kesiapan sekolah anak prasekolah. Namun, kebanyakan penelitian sebelumnya hanya mengukur kontrol orang tua dalam bentuk verbal pada ibu, padahal kontrol orang tua juga dapat muncul dalam bentuk perilaku dan ayah juga memiliki peran dalam pengasuhan.
Penelitian korelasional ini dilakukan untuk melihat kontribusi setiap aspek dalam kontrol verbal command, indirect command, dan prohibitions dan kontrol perilaku physical support, modeling, dan physical discipline dari ayah dan ibu terhadap komponen dalam cool EF inhibitory control, working memory, dan cognitive flexibility . Sejumlah 61 partisipan anak diberikan tiga tes yang mengukur komponen cool EF dan strategi kontrol orang tua diukur dengan sesi bermain orang tua dengan anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah aspek strategi kontrol dari ayah maupun ibu berkorelasi signifikan dengan komponen dalam cool EF anak, bahkan setelah pengaruh jenis kelamin anak, usia anak, dan SSE dikontrol. Penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua dapat menggunakan strategi kontrol yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan cool EF anak usia prasekolah.

Previous studies had found that parental control is an aspect of parenting that contribute to cool executive function EF development, a set of higher order cognitive skills that can promote preschool children's school readiness. But, most of the previous studies measured only mother regulatory language or mother's verbal control strategies, even though parental control can also be emerged as regulatory behavior, and father also has role in parenting.
The current study investigated the contribution of every aspects in parent regulatory language command, indirect command, and prohibitions and parent regulatory behavior physical support, modeling, and physical discipline from both father and mother in relation to components of preschool children's cool EF inhibitory control, working memory, and cognitive flexibility . 61 participants were given three performance tests that assessed cool EF and parental control strategies were assessed through parent child play session.
The result revealed that some aspects of both father control strategies and mother control strategies had significant correlations with components of child's cool EF, even after the influences of child's gender, child's age and SES were controlled. This study pointed out that parent can use appropriate control strategies to optimize child's cool EF development.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana Mukti R.
"Hubungan orang tua dan anak tercermin dalam kualitas attachment merupakan hal yang penting bagi aspek perkembangan anak di masa depan. Anak yang memiliki kualitas attachment berbeda, antara lain secure, avoidant dan ambivalent attachment, memiliki cara berbeda ketika menghadapi lingkungan karena proses mental yang bekerja dalam pikiran mereka berbeda. Proses mental tersebut dilatarbelakangi oleh executive function EF, proses neurokognitif yang memfasilitasi anak dalam mengatur perilaku untuk menyelesaikan masalah yang terbagi menjadi dua domain, cool EF dan hot EF. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa kualitas attachment memprediksi kemampuan EF anak. Meski demikian, masih ditemukan ketidakkonsistenan temuan terkait domain EF yang terprediksi oleh kualitas attachment anak yang berbeda. Selain itu, figur ayah membuktikan kontribusinya pada aspek perkembangan anak, termasuk kemampuan EF anak. Namun, sejauh pengetahuan peneliti, penelitian mengenai kualitas attachment anak dengan ayah pada kemampuan EF masih terbatas.
Penelitian ini bertujuan melihat perbedaan kemampuan cool EF dan hot EF anak diantara kualitas secure, avoidant dan ambivalent attachment anak dengan ibu dan ayah mereka serta interaksi kombinasi kualitas attachment anak dengan kedua orang tuanya. Partisipan penelitian ini berjumlah 128 anak berusia 4-6 tahun. Pengukuran dilakukan dengan observasi menggunakan battery-test EF dan ASCT Attachment Story Completion Task. Analisis data menggunakan ANCOVA dengan usia dan jenis kelamin sebagai kovariat. Hasil membuktikan bahwa terdapat perbedaan kemampuan cool EF yang signifikan dan kemampuan hot EF yang tidak signifikan antara kualitas attachment anak yang berbeda. Penjelasan hasil diulas pada bagian diskusi. Temuan penelitian ini menekankan pentingnya hubungan harmonis orang tua dan anak yang memfasilitasi proses mental anak untuk mengatur perilaku.

Parent child relationship which reflected in attachment quality was crucial for child development in subsequent phase of life. A child who have different attachment quality, among others were secure, avoidant, ambivalent attachment that have different way to response their environment because they have different mental process which worked differently in their mind. The work of mental process was supported by executive function EF , a neurocognitive process that facilitated the children to regulate their behavior to solve the problem which divided into two domain, cool EF and hot EF. Previous research found that attachment quality could predicted child's EF skills. However, there were inconsistencies in their result related with which domain that being predicted with the different quality of attachment. Moreover, research related father figure found it contribution to child developmental aspects, including child's EF. Nevertheless, to our knowledge little is known about child's attachment quality with father in predicting child's EF.
The aim of this current research was to investigate the differences in child's cool and hot EF between child secure, avoidant and ambivalent attachment with mother and father and the interaction of the combination of child attachment quality with their parent. The participant of this research were 128 preschoolers aged from 4 6 year old. This research used observational measurement with battery test EF and ASCT Attachment Story Completion Task . The data analysis using ANCOVA with child's age and gender become covariates. This research found that there was a significant differences in cool EF and non significant differences in hot EF between different child attachment quality. The finding will be discussed in discussion. This research presented important finding about parent child quality who could facilitated the child's mental process to regulate their behavior.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfah
"Work from home dan online learning akibat pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan perilaku pengasuhan orang tua kepada anak. Pola asuh yang tepat melalui penerapan perilaku yang baik dapat menstimulasi perkembangan emosional anak. Namun, perkembangan emosional anak berisiko bermasalah apabila penggunaan pola asuh tidak tepat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara pola asuh orang tua dan perkembangan emosional anak prasekolah pada masa pandemi COVID-19. Penelitian berdesain cross sectional ini melibatkan 186 orang tua dari anak prasekolah di PAUD/TK/RA di Jakarta yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) dan Ages and Stages Questionnaire: Social-Emotional (ASQ:SE)–2. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dan perkembangan emosional anak prasekolah (p = 0,002; OR = 3,903). Anak prasekolah yang diasuh oleh orang tua dengan pola asuh otoritatif 3 kali memiliki perkembangan emosional yang tinggi dibanding diasuh orang tua dengan pola asuh permisif. Peneliti merekomendasikan adanya penyampaian hasil pola asuh oleh perawat komunitas atau pengembangan media edukasi oleh mahasiswa keperawatan atau pihak sekolah dalam promosi kesehatan. Selain itu, orang tua diharapkan lebih memperhatikan, mengawasi, dan mengantisipasi perilaku anak yang tidak sesuai dari perkembangan emosionalnya.

Work from home and online learning due to the COVID-19 pandemic has caused changes in parenting behavior for children. Appropriate parenting through good behavior can stimulate children's emotional development. However, the emotional development of children is at risk of problems if the use of parenting is not appropriate. This study aims to identify the relationship between parenting styles and the emotional development of preschool children during the COVID-19 pandemic. This cross-sectional design study involved 186 parents of preschool children in several PAUD/TK/RA in Jakarta who were selected using the purposive sampling technique. The instruments used are the Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) and the Ages and Stages Questionnaire: Social-Emotional (ASQ:SE)–2. The results showed has a relationship between parenting styles and children's emotional development (p = 0.002; OR = 3,903). Preschool children who are cared for by parents with authoritative parenting have three times higher emotional development than those raised by parents with permissive parenting. Researchers recommend the delivery of the results of parenting by community nurses or the development of educational media by nursing students or schools in health promotion. In addition, parents can expectedly pay more attention, supervise, and anticipate children's inappropriate behavior from their emotional development."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Khairunnisa
"Pemantauan pertumbuhan pada bayi usia di bawah dua tahun (baduta) tidak dapat terlaksana secara maksimal ketika adanya pandemi Covid-19. Hal ini mengakibatkan permasalahan gizi di Indonesia menjadi semakin mengkhawatirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status pertumbuhan anak usia 6 – 23 bulan di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pengambilan data langsung pada 237 responden yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling dan multiple stage cluster random sampling. Kuesioner penelitian mencakup data karakteristik anak dan demografi ibu. Analisis data menggunakan uji univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81,4% baduta memiliki berat badan normal, 89% baduta memiliki panjang badan normal, dan 75,9% baduta memiliki gizi baik. Teridentifikasi pula kejadian growth faltering sebesar 48,1%. Melalui temuan ini dapat disimpulkan bahwa secara umum baduta memiliki status gizi normal, namun hampir sebagian mengalami growth faltering. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk melakukan intervensi segera agar baduta growth faltering dapat mengejar periode catch-up.

Growth monitoring in children under-two-years old is not carried out optimally during the existence of Covid-19 pandemic. This causes nutritional problems in Indonesia are increasingly worrisome. This study aims to describe the growth status of children aged 6 – 23 months in North Jakarta and Central Jakarta during the Covid-19 pandemic. This study uses a descriptive method with direct data collection on 237 respondents who were selected using consecutive sampling and multiple stage cluster random sampling techniques. The research questionnaire includes data on child characteristics and maternal demographics. Data analysis uses univariate tests. The results showed that 81,4% of children under-two-years have normal weight, 89% of children under-two-years have normal body length, and 75,9% of children under-two-years have good nutrition. It was also identified that the incidence of growth faltering was 48,1%. Based on these findings, it can be concluded that in general children under-two-years have normal nutritional status, but almost half of them experienced growth faltering. This research is expected to be the basis for immediate intervention so that growth faltering of children under-two-years can enters the catch-up period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Putri Anandiva
"Regulasi diri merupakan keterampilan yang penting untuk dimiliki oleh anak usia prasekolah. Walaupun sejumlah penelitian membuktikan bahwa regulasi diri anak dapat diprediksi oleh parenting self-efficacy melalui peran mediasi oleh faktor-faktor yang melekat pada orang tua, namun apakah hubungan keduanya diperantarai oleh faktor-faktor yang dimiliki anak masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran salah satu faktor kognitif anak, yaitu executive function, sebagai mediator hubungan antara parenting self-efficacy dan regulasi diri anak. Sebanyak 441 orangtua yang memiliki anak usia 48 hingga 72 bulan tanpa riwayat masalah perkembangan maupun psikologis mengikuti penelitian ini. Adapun alat ukur yang digunakan, yaitu Me as a Parent (MaaP) untuk mengukur parenting self-efficacy, Childhood Executive Functioning Inventory (CHEXI) untuk mengukur masalah executive function anak yang dipersepsikan orangtua, dan Self-Regulation Questionnaire (SRQ) untuk mengukur regulasi diri anak yang juga dipersepsikan oleh orangtua. Analisis PROCESS Hayes menunjukkan hasil bahwa executive function anak secara partial memediasi hubungan antara parenting self-efficacy dan regulasi diri anak usia 48 hingga 72 bulan. Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa upaya untuk meningkatkan parenting self-efficacy dan executive function anak penting untuk dilakukan agar regulasi diri anak dapat berkembang secara optimal.

Self-regulation is an important skill for preschoolers to have. Although a number of studies have proven that children's self-regulation can be predicted by parenting self-efficacy through the mediation role of factors attached to parents, whether the relationship between the two is mediated by factors owned by children is still unknown. This study aims to look at the role of one of the children's cognitive factors, namely executive function, as a mediator of the relationship between parenting self-efficacy and children's self-regulation. A total of 441 parents of children aged 48 to 72 months without a history of developmental or psychological problems participated in this study. The measurement tools used are Me as a Parent (MaaP) to measure parenting self-efficacy, the Childhood Executive Functioning Inventory (CHEXI) to measure children's executive function problems perceived by parents, and the Self-Regulation Questionnaire (SRQ) to measure self-regulation. children who are also perceived by parents. Hayes' PROCESS analysis showed that children's executive function partially mediates the relationship between parenting self-efficacy and self-regulation in children aged 48 to 72 months. The results of this study imply that efforts to increase parenting self-efficacy and executive function of children are important so that children's self-regulation can develop optimally."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Rezeki Carolina
"Persentase cakupan imunisasi di Kota Jambi mengalami penurunan 7,1% selama masa pandemi COVID-19 dan angka capaian imunisasi di Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi menunjukkan persentase rendah (48%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional di wilayah kerja Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi pada bulan Maret-Mei 2021. Sampel dalam penelian ini adalah ibu yang memiliki baduta usia 9-24 bulan. Penarikan sampel menggunakan purposive sampling dengan total sampel 251 ibu. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika deskriptif univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil analisa data menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kepatuhan adalah tingkat pengetahuan (p = 0,023) dan dukungan suami (p = 0,001). Kesimpulannya semakin baik dukungan suami dan tingkat pengetahuan ibu maka akan semakin tinggi pula peluang ibu untuk patuh dalam pemberian imunisasi pada baduta. Rekomendasi pada penelitian selanjutnya adalah melaksanakan penelitian pada cakupan populasi yang lebih luas dan menganalisis seluruh faktor kepatuhan baik dari sisi internal maupun eksternal.

The percentage of immunization coverage in Jambi City decreased by 7.1% during the COVID-19 pandemic and the immunization achievement rate at the Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi showed a low percentage (48%). This study aims to determine the factors that influence maternal compliance in providing basic immunization during the COVID-19 pandemic. This study used a cross sectional design in the working area of the Puskesmas Kebun Kopi Kota Jambi in March- May 2021. The sample in this study was mothers who had children aged 9-24 months. Sampling used purposive sampling with a total sample of 251 mothers. The data analysis used in this research is univariate and bivariate descriptive statistical analysis with chi square test. The results of data analysis showed that the variables related to compliance were the level of knowledge (p = 0.023) and husband's support (p = 0.001). In conclusion, the better the husband's support and the mother's level of knowledge, the higher the chances of the mother to be obedient in giving immunizations to children under two. Recommendations for further research are to carry out research on a wider population coverage and analyze all compliance factors both internally and externally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Husaini Angkat
"Menurut data WHO 2018, angka kejadian stunted mencapai 21,9% yang berarti sekitar 140 juta anak di dunia mengalami kejadian stunted. Prevalensi stunted di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 30,8%. Artinya, kejadian stunted diderita oleh sekitar 7,3 juta anak Indonesia. Pandemi Covid 19 yang terjadi sejak 2020 menyebabkan banyak perubahan pola kondisi sosial ekonomi pada masyarakat, yang tentu saja mempengaruhi kemampuan orang tua menyediakan makanan yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan asupan nutrisi anak. Jika kecukupan zat gizi inadekuat, proses metabolisme tubuh dapat terganggu dan akan menyebabkan terhambatnya proses pembentukan sel atau jaringan dalam tubuh yang selanjutnya menjadi stunted. Salah satu nutrisi yang harus tercukupi adalah zat besi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan asupan dan status besi pada anak stunted dan non stunted pada anak usia 24 – 35 bulan pada masa pandemi Covid-19 di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah potong lintang komparatif menggunakan data sekunder dari 77 anak usia 24 – 35 bulan di Puskesmas Kampung Melayu, Jakarta Timur pada bulan September sampai dengan Oktober 2020. Data karakteristik subjek diambil dengan kuesioner. Data asupan zat besi, kalori dan protein didapat dengan metode semikuantitatif Food Frequency Questionnaire. Dilakukan pemeriksaan antropometri dan laboratorium untuk kadar hemoglobin, ferritin dan hs–CRP. Analisis bivariat t tidak berpasangan digunakan untuk mengetahui perbedaan kadar Hb antara anak stunted dan non-stunted, dan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbedaan asupan besi dan kadar ferritin antara anak stunted dan non-stunted, dengan batas kemaknaan p<0,05. Didapatkan perbedaan rerata yang bermakna kadar Hb (9,91±1,93 g/dL kelompok stunted dan 12,18±1,20 g/dL kelompok non-stunted, p<0,001) dan kadar ferritin (4,9 (1,5 - 67,4) μg/L kelompok stunted dan (26,8 (1,6 - 91,1) μg/Lkelompok non-stunted, p<0,001). Asupan besi tidak terdapat perbedaan bermakna di antara kedua kelompok (8,85 (1,5 -74) mg kelompok stunted dan 11,1 (1,9 - 118,6) mg kelompok non-stunted, p = 0,676). Hasil analisis menemukan Kadar Hb dan ferritin anak stunted lebih rendah dibandingkan pada anak non-stunted.

According to WHO 2018 data, the stunted incidence rate reached 21.9%, which means that around 140 million children in the world experienced stunted events. The prevalence of stunted in Indonesia in 2018 reached 30.8%. This means that around 7.3 million Indonesian children are stunted. Since 2020, the Covid 19 pandemi has caused many changes in the pattern of socioeconomic conditions in society, which, of course, affects parents' ability to provide nutritious food to meet the nutritional needs of their children. If nutrients are insufficient, the body's metabolic processes will be disrupted, and the process of forming cells or tissues in the body will be inhibited, causing growth to be stunted. Iron is one of the nutrients that must be met. The goal of this study was to see if there were any differences in iron intake and status between stunted and non-stunted children aged 24-35 months during the Covid-19 pandemi in Jakarta. From September to October 2020, 77 children aged 24-35 months were studied in a cross-sectional comparative study using secondary data at the Kampung Melayu Health Center in East Jakarta. A questionnaire was used to collect data on the subjects' characteristics. Data on iron, calorie and protein intake were taken using the semi-quantitative Food Frequency Questionnaire method. Anthropometric and laboratory examinations were performed for hemoglobin, ferritin and hs-CRP levels. Independent sample t-test was used to determine differences in Hb levels between stunted and non-stunted children, and the Mann-Whitney test to determine differences in iron intake and ferritin levels between stunted and non-stunted children, using a significance limit of p < 0.05. There was a significant difference in Hb levels (9.91±1.93 g/dL in the stunted group and 12.18±1.20 g/dL in the non-stunted group, p<0.001) and ferritin levels (4.9 (1.5 - 67.4) μg/L in the stunted group and (26.8 (1.6 -91.1) μg/L in the non-stunted group, p<0.001) There was no significant difference in iron intake between the two groups (8.85 (1.5-74) mg in the stunted group and 11.1 (1.9 - 118.6) mg in the non-stunted group, p = 0.676. The results of the analysis found Hb and ferritin levels in stunted children were lower than in non-stunted children"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>