Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157779 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustina Multi Purnomo
"Penelitian terdahulu menemukan pengembangan wisata kuliner akan memberikan kesempatan bagi pelaku usaha bermodal kecil jika dikembangkan di pedesaan atau di tempat yang dirancang khusus sebagai destinasi wisata kuliner. Penelitian ini dilakukan di kota dan tidak dirancang khusus sebagai destinasi wisata kuliner. Ruang wisata akan menjadi produksi ruang yang bercirikan kontestasi dan selalu dimenangkan oleh pemodal besar. Makanan lokal merupakan daya tarik wisata yang akan membangun ruang wisata bagi pedagang bermodal kecil. Diajukan argumen, penambahan makanan lokal sebagai daya tarik wisata kuliner akan menjadi kekuatan pembentuk ruang lokal, ruang untuk pelaku usaha bermodal kecil penjual makanan lokal. Penelitian menggunakan analisis dialektika triadik conceived-perceived-lived produksi ruang Lefebvre, konsumsi dalam wisata Urry, pemetaan spasial kota dan survey online konsumsi pengunjung pada 1259 responden. Hasil penelitian menunjukkan Lefebvre gagal menjelaskan mengapa ruang wisata kuliner dominan tidak menghasilkan konsumsi dominan dan Urry gagal menjelaskan mengapa konsumsi dominan tidak menjadi ruang wisata dominan. Penambahan makanan lokal berhasil membangun ruang quasi dominan sebagai segmen dari ruang dominan. Penelitian ini mengajukan untuk memposisikan kembali pelaku usaha bermodal kecil sebagai kelompok yang tidak selalu setara dan kemungkinan makanan lokal sebagai komoditas bagi pedagang makanan lokal. Dua hal yang menyebabkan penambahan makanan lokal dalam produksi ruang wisata kuliner hanya membangun ruang quasi dominan dan gagal membangun ruang lokal. 
.....Previous research has found that culinary tourism development will be providing opportunities for small capital entrepreneurs if it is developed in rural areas or in places that were specifically designed as culinary tourism destinations. This research was conducted in a city that is not specifically designed as a culinary tourism destination. The tourism space establishment will be a production of space characterized by contestation and always won by big capital entrepreneurs. Local food is a tourist attraction that will build a tourist space for traders with small capital. The argument is local food addition as a culinary tourism attraction would be a strength to forming local space, space for small-capital entrepreneurs to sell local food. This research used triadic dialectic analysis of conceived-perceived-lived production of space by Lefebvre, consumption in tourism by Urry, city spatial mapping, and an online survey of visitor consumption on 1259 respondents. The results showed that Lefebvre failed to explain why the dominant culinary tourism space did not produce dominant consumption and Urry failed to explain why dominant consumption did not become the dominant tourism space. Local food consumption has succeeded in building a quasi-dominant space as a dominant space segment but failed to build a local space. This study proposes to reposition small capital entrepreneurs as always an equal group and local food possibility for being a commodity in tourism. Those two things were causing the local food addition in tourism production space was only succeeded to build a quasi-dominant space and failed to prove a local space."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Ismar Pramala
"Keberhasilan pembangunan pariwisata ditingkat desa/ lokal tergantung pada kapasitas
komunitas setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang
Kapasitas Komunitas Desa Cibuntu Kabupaten Kuningan Jawabarat dalam pengembangan
pariwisata berbasis komunitas. Desa Cibuntu dijadikan sebagai studi dalam penelitian ini
karena berhasil menjadi Desa Wisata di Kabupaten Kuningan dengan melakukan penataan
dan perbaikan bekas galian pasir yang mengakibatkan perubahan tatanan lingkungan dan
sosial masyarakat setempat, menjadi daya tarik wisata yang mempesona, menjadikan Desa
Cibuntu mendapatkan penghargaan baik tingkat Nasional maupun tingkat Internasional.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan jenis pendekatan
deskriptif. Temuan lapangan menunjukkan bahwa kapasitas Komunitas Desa Cibuntu dalam
pengembangan pariwisata berbasis komunitas didukung oleh kapasitas individu/SDM,
kapasitas organisasi/kelembagaan, kapasitas lingkungan/sistem, dan keterlibatan aktif
diantara komunitas Desa Cibuntu. Pengembangan pariwisata berbasis komunitas di Desa
Cibuntu ini juga memberikan manfaat bagi Komunitas Desa Cibuntu

The success of tourism development at the village or local level depends on the capacity of
the local community. The purpose of this study is to describe the capacity of Cibuntu Village
Community in Kuningan Regency in community-based tourism development. Cibuntu
Village is used as a study in this study because they success to become a Tourism Village in
Kuningan Regency by arranging and repairing sand excavation which caused changes in the
environment and social level of a local community, becoming a nice tourist attraction, leading
to Cibuntu Village get both national and international level of awards. The method used in
this study is qualitative with a descriptive approach. The findings indicate that the capacity
of the Cibuntu Village Community in developing community based tourism (CBT) is
supported by individual/ human resources capacity, organizational/institutional capacity,
environmental/system capacity, and active involvement among the Cibuntu Village
community. The development of community based tourism in Cibuntu Village also give a
benefit for the community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Multi Purnomo
"Penelitian terdahulu menemukan pengembangan wisata kuliner akan memberikan kesempatan bagi pelaku usaha bermodal kecil jika dikembangkan di pedesaan atau di tempat yang dirancang khusus sebagai destinasi wisata kuliner. Penelitian ini dilakukan di kota dan tidak dirancang khusus sebagai destinasi wisata kuliner. Ruang wisata akan menjadi produksi ruang yang bercirikan kontestasi dan selalu dimenangkan oleh pemodal besar. Makanan lokal merupakan daya tarik wisata yang akan membangun ruang wisata bagi pedagang bermodal kecil. Diajukan argumen, penambahan makanan lokal sebagai daya tarik wisata kuliner akan menjadi kekuatan pembentuk ruang lokal, ruang untuk pelaku usaha bermodal kecil penjual makanan lokal. Penelitian menggunakan analisis dialektika triadik conceived-perceived-lived produksi ruang Lefebvre, konsumsi dalam wisata Urry, pemetaan spasial kota dan survey online konsumsi pengunjung pada 1259 responden. Hasil penelitian menunjukkan Lefebvre gagal menjelaskan mengapa ruang wisata kuliner dominan tidak menghasilkan konsumsi dominan dan Urry gagal menjelaskan mengapa konsumsi dominan tidak menjadi ruang wisata dominan. Penambahan makanan lokal berhasil membangun ruang quasi dominan sebagai segmen dari ruang dominan. Penelitian ini mengajukan untuk memposisikan kembali pelaku usaha bermodal kecil sebagai kelompok yang tidak selalu setara dan kemungkinan makanan lokal sebagai komoditas bagi pedagang makanan lokal. Dua hal yang menyebabkan penambahan makanan lokal dalam produksi ruang wisata kuliner hanya membangun ruang quasi dominan dan gagal membangun ruang lokal.

Previous research has found that culinary tourism development will be providing opportunities for small capital entrepreneurs if it is developed in rural areas or in places that were specifically designed as culinary tourism destinations. This research was conducted in a city that is not specifically designed as a culinary tourism destination. The tourism space establishment will be a production of space characterized by contestation and always won by big capital entrepreneurs. Local food is a tourist attraction that will build a tourist space for traders with small capital. The argument is local food addition as a culinary tourism attraction would be a strength to forming local space, space for small-capital entrepreneurs to sell local food. This research used triadic dialectic analysis of conceived-perceived-lived production of space by Lefebvre, consumption in tourism by Urry, city spatial mapping, and an online survey of visitor consumption on 1259 respondents. The results showed that Lefebvre failed to explain why the dominant culinary tourism space did not produce dominant consumption and Urry failed to explain why dominant consumption did not become the dominant tourism space. Local food consumption has succeeded in building a quasi-dominant space as a dominant space segment but failed to build a local space. This study proposes to reposition small capital entrepreneurs as always an equal group and local food possibility for being a commodity in tourism. Those two things were causing the local food addition in tourism production space was only succeeded to build a quasi-dominant space and failed to prove a local space."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina
"Penelitian ini bertujuan mengkaji pola konsumsi dan permintaan pangan rumah tangga di Sumatera Barat secara keseluruhan, menurut klasifikasi daerah dan kelompok pendapatan dengan menggunakan data Susenas 2002 Provinsi Sumatera Barat yang dikumpulkan oteh BPS. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis ekonometrika dengan menggunakan model Linear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS).
Hasil analisis pola konsumsi menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pangan sumber karbohidrat di pedesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan dan tingkat konsumsi ini menurun dengan meningkattnya pendapatan. Sementara itu tingkat konsumsi pangan hewani, khususnya daging dan susu masih tergolong rendah, baik di Sumatera Barat, menurut klasifikasi daerah, maupun kelompok pendapatan. Tingkat konsumsi pangan hewani di perkotaan lebih tinggi dibanding di pedesaan, dan tingkat konsumsi ini semakin tinggi dengan meningkatnya pendapatan.
Hasil estimasi fungsi permintaan pangan menunjukkan harga, total pengeluaran pangan, dan jumlah anggota rumah tangga umumnya berpengaruh signifikan terhadap permintaan pangan rumah tangga di Sumatera Barat secara keseluruhan, berdasarkan klasifikasi daerah dan golongan pendapatan. Sedangkan pendidikan istri umumnya juga berpengaruh signifikan, kecuali pada kelompok pendapatan rendah tidak ada yang slgnifikan.
Hasil perhitungan elastisitas menunjukkan bahwa pcrmintaan pangan di pedesaan umumnya Iebih responsif terhadap perubahan pendapatan dibanding di perkotaan, dan perrnintaan pangan pada kelompok pendapatan rendah dan sedang umumnya lebih elastis terhadap perubahan pendapatan dibanding kelompok pendapnfan tinggi. Kenaikan pendapatan pada kelompok pendapatan rendah lebih diprioritaskan untuk meningkatkan konsumsi pangan pokok
(padi/umbi), sedangkan pada kelompok pendapatan sedang mulai mengarah pada diversirikasi pangan. Permintaan makanan/minuman padi umumnya elastis terhadap perubahan pendapatare dan inelastis terhadap perubahan harga sediri. Harga padi/umbi umumnya lebih besar pengaruhnya terhadap permintaan komoditas Iainnya dibanding pengaruh perubahan harga komoditas Iainnya terhadap permintaan padi/umbi, tarutama di pedesaan dan pada kelompok pendapatan rendah dan sedang.
Rekomendasi kebijakan berdasarkan temuan di atas adalah (1) Memperkenalkan subsidi kepada kelompok pendapatan rendah melalui bantuan raskin (beras miskin) atau bantuan langsung tunai (BLT), (2) Peningkatan pendapatan diarahkan kepada diversifikasi pangan dan gizi melalui penyuluhan pangan dan gizi, (3) Menjaga stabilitas harga padi/umbi (terutama beras) sehingga harga pangan lairmya ikut terjaga, (4) Meningkatkan pengawasan dan penyuluhan keamanan pangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T34465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rini Febrianti
"Kalau kita perhatikan perkembangan ekonomi mulai tahun 1981 dan 1982, resesi dunia kembali mengoncang perekonomian Indonesia, yaitu dengan melemahnya pennintaan terhadap minyak bumi dan merosotnya harga-harga barang komoditas non-oil secara tajam, yang merupakan barang-barang ekspor Indonesia di luar migas. Terganggunya keseimbangan eksternal karena penerimaan devisa berkurang sedangkan permintaan barang impor meningkat.
Krisis perbankan yang terjadi pada September 1984, diawali dengan adanya deregulasi perbankan tanggal 1 Juni 1983 yang memaksa bank-bank pemerintah menanggung kredit macet dan telah diberikan kebebasan untuk menetapkan sendiri tingkat bunganya, balk suku bunga deposito berjangka maupun suku bunga kredit. Peningkatan tingkat bunga deposito mengakibatkan naiknya jumlah deposito berjangka, khususnya deposito jangka pendek (Nasution, 1987).
Kemudian dana deposito tersebut dipergunakan untuk investasi jangka menengah dan jangka panjang yang akhimya menimbulkan kesulitan likuiditas perbankan tahun 1984. Krisis perbankan tersebut mencerminkan kurangnya modal yang dimiliki bank, kurang baiknya manajemen bank dan pengawasan Bank Indoneia terhadap perbankan. Disamping itu, tindakan Bank Indonesia dalam mengelola kurs rupiah telah ikut menambah ketidakpastian yang menyulut spekulasi dalam masyarakat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Sri Astuti Soeryaningrum Agustin
"Secara keseluruhan penelitian ini berusaha untuk mengidentifikasi reaksi permintaan uang di Indonesia selama periode observasi akibat perubahan pendapatan riil masyarakat, tingkat suku bunga dan nilai tukar rill. Studi ini menggunakan observasi bulanan untuk periode 1983:01-2001:12 dengan data komponen uang (currency, demand deposit, quasi money, narrow money, dan broad money) yang dideflasi dengan indeks harga konsurnen, sehingga diperoleh komponen uang riil. Dengan rnenggunakan pendekatan general to specific dan pendekatan autoregressive (AR term(p)) maka real currency, real demand deposit, real quasi money, real narrow money dan real broad money diperoleh nilai fittednya, yang disebut real currency forecast, real demand deposit forecast, real quasi money forecast, real narrow money forecast, dan real broad money forecast. Estimasi model permintaan uang dilakukan terhadap real currency, real demand deposit, real quasi money, real narrow money, real broad money, dan masing-masing nilai fittednya. Sementara itu, real exchange rate, produk domestic bruto dan real money market rate sebagai variabel independen.
Observasi studi penelitian ini dibedakan menjadi 3 tahap yaitu sebelum krisis (periode 1983:01-1997:07), selama krisis (periode 1997:08-2001:12) dan selama periode observasi (periode 1983:01-2001:12). Pembedaan observasi dimaksudkan untuk melihat dampak krisis moneter terhadap permintaan uang di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode aplikasi time series, terdiri dari pendekatan Autoregressive untuk memperoleh nilai fitted dari masing-masing komponen uang, uji unit root untuk mengetahui suatu variabel stasioner atau tidak, uji kointegrasi untuk mengetahui apakah residualnya stasioner atau tidak, serta metode analisis regresi liner (OLS) untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang.
Hasil Estimasi menunjukkan bahwa pada periode sebelum krisis permintaan uang real quasi money dan real broad money cukup sigaifikan. Sedangkan pada periode setelah krisis permintaan uang real demand deposit, real narrow money, real broad money dan real broad money fitted cukup signifikan. Selanjutnya, untuk keseluruhan periode observasi hasil permintaan uang real quasi money dan real broad money cukup signifkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chyntia Afriani
"Tesis ini mempelajari tentang identifikasi penawaran dan permintaan aggregat di
Indonesia dengan menggunakan decomposition scheme, dimana gunjangan
penawaran dan permintaan aggregat tidak mempunyai korelasi satu sama lain.
Dengan mengaplikasikan teknik dari Blanchard dan Quah yaitu model bivariate
structural VAR, studi ini menunjukan bahwa impulse response sebagai efek
dinamis dari gunjangan struktural pertumbuhan riil PDB dan tingkat
pengangguran. Pada studi ini menggunakan pengangguran siklis yang diperoleh
melalui Hodrick-Prescott Filter.
Selain itu, untuk menemukan sumber dari
guncangan penawaran dan permintaan aggregat, guncangan tersebut dihubungkan
dengan beberapa indikator ekonomi seperti nilai tukar rupiah terhadap US dollar,
harga minyak mentah dunia, US riil PDB, dan indeks harga saham S&P 500
dengan menerapkan analisis Granger causality dan korelasi contemporary. Hasil
yang didapat adalah guncangan penawaran dan permintaan aggregat mempunyai
korelasi yang rendah terhadap variabel yang diobservasi, kecuali hasil antara
guncangan penawaran dan permintaan dengan harga minyak dunia, dan juga
hubungannya dengan kurs mata uang rupiah terhadap US dollar yang mempunyai
korelasi yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan variabel lainnya.

This study examines the issues of aggregate supply and demand identification in
Indonesia using a decomposition scheme, where the aggregate supply and demand
shocks are uncorrelated. By applying the technique of Blanchard and Quah within
a bivariate structural VAR model, this study shows the impulse responses as the
dynamic effects of structural shocks from real GDP growth and unemployment
rate. In this study, it uses cyclical unemployment obtained by using the Hodrick-
Prescott Filter.
Moreover, in order to find the sources of aggregate supply and
demand shocks, those shocks are associated with several economic indicators such
as exchange rate, oil price, US real GDP, and the S&P 500 stock index employing
Granger causality analysis and contemporary correlation. From the result,
aggregate supply and demand shocks have low correlation with the variable that is
observed, except between supply, demand shocks and oil price, and also exchange
rate that has quite high correlation if it is compared with the other variable"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sartika Adetama
"Kedelai merupakan salah satu komoditas strategis di Indonesia, sehingga mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah permintaan kedelai terus meningkat sebesar 7,22% per tahun, namun tidak dapat diimbangi oleh produksi dalam negeri yang meningkat sebesar 2,08% per tahun. Upaya pemerintah untuk memenuhi permintaan kedelai merupakan awal munculnya kebijakan impor kedelai di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai, dan menganalisis dampak kebijakan bea masuk impor terhadap impor kedelai di Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model log linier persamaan simultan, yaitu Ln(QD) = α1 + β1 Ln(HD) + β2 Ln(Y) + β3 Ln(POP) + e, Ln(HD) = α2 + β4 Ln(HI) + e, dan Ln(QS) = Ln(QD). Pendugaan terhadap ketiga model persamaan tersebut akan dilakukan dengan metode Two Stage Least Square (TSLS) dengan menggunakan data sekunder periode 1978-2008. Program komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eviews 4.1.
Diperoleh hasil sebagai berikut: Ln (QD) = -107,7512 ? 1,894428 Ln(HD) + 0,463444 Ln(Y) + 10,57280 Ln(POP). Variabel-variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai adalah: variabel harga kedelai dalam negeri dan jumlah penduduk. Ln(HD) = 10,34644 + 0,191313 Ln(HI) + AR(1) + e ,harga kedelai internasional mempunyai hubungan positif. Ln(IM) = -9,934196 + 2,778652 Ln(QD) - 1,263902 Ln(PD) + 0,349327 Ln(BM) + e, pada persamaan impor kedelai diperoleh bahwa variabel-variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap impor kedelai adalah permintaan kedelai dan produksi kedelai.
Elastisitas harga kedelai dalam negeri dan jumlah penduduk terhadap permintaan kedelai masing-masing adalah sebesar -1,894428 dan 10,57280. Artinya, kebijakan perubahan harga kedelai dalam negeri dan jumlah penduduk akan memberikan dampak yang besar terhadap permintaan kedelai di Indonesia. Elastisitas harga kedelai internasional terhadap harga kedelai dalam negeri sebesar 0,191313 bersifat inelastis. Elastisitas permintaan dan produksi kedelai terhadap impor kedelai adalah 2,778652 dan -1,263902. Nilai R2 pada persamaan permintaan kedelai sebesar 71,06%. Oleh karena itu, perlu penelitian selanjutnya untuk menganalisis permintaan kedelai dengan menggunakan variabel-variabel lain yang tidak digunakan pada penelitian ini.

Soybean is one of the most strategic commodity of Indonesia, which need more attention from the government in national food policy. Present problem is that soybean demand is continue to increase at 7.22% every year, but it can not be matched by domestic local production which increase is only at 2.08% every year. Government's effort to fulfill the soybean demand is the beginning of soybean import policy in Indonesia.
The objective of this research is to analyze which factors affecting the soybean demand and the impact of import duty towards soybean import in Indonesia. The model which is used in this research is log linear simultaneous equations model, that are Ln(QD) = α1 + β1 Ln(HD) + β2 Ln(Y) + β3 Ln(POP) + e, Ln(HD) = α2 + β4 Ln(HI) + e and Log QS = Log QD. Fathoming of those equation models will be using Two Stage Least Square (TSLS) method with secondary data in 1978-2008 period. Evies 4.1 is used as the computer program in this research.
The result obtained from this research is as follow : Ln (QD) = -107.7512 ? 1.894428 Ln(HD) + 0.463444 Ln(Y) + 10.57280 Ln(POP), Independent variables which affecting the soybean demand significantly are domestic soybean price and the population. Ln(HD) = 10.34644 + 0.191313 Ln(HI) + AR(1) + e, international soybean price has possitive relation. Ln(IM) = -9.934196 + 2.778652 Ln(QD) ? 1.263902 Ln(PD) + 0.349327 Ln(BM) + e. From the soybean import equation, the independent variables which affecting the soybean import significantly are soybean demand and soybean production.
The elasticity of domestic soybean price and population towards soybean demand are at -1.894428 and 10.57280, which means any policy modifications in domestic soybean price and population will give a significant impact on soybean demand in Indonesia. The elasticity of international soybean price towards domestic soybean price at 0.191313 is inelastic, which means any policy modifications in international soybean price will not give a significant impact on domestic soybean price. The elasticity of soybean demand and production towards soybean import is at 2.778652 dan -1.263902. The R2 in soybean demand equation is at 71.06% value. Therefore further research is needed to analyze soybean demand using other variables which are not used in this research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T 28028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Laksamana
"Dalam studi ini dilakukan pemodelan terhadap proses supply chain yang ada di PT.YMNI. Tujuan dilakukan hal tersebut adalah untuk mengetahui perilaku sistem dalam berbagai kondisi dan variabel-variabel yang secara signifikan mempengaruhinya. Karena luasnya cakupan permasalahan yang ada dalam sistem supply chain, model yang dikembangkan dalam studi ini dibatasi pada proses internal di organisasi PT. YMNI, di luar itu merupakan exogenous variable.
Model yang ada kemudian divalidasi secara structural maupun numeric. Tes perbandingan rata-rata dilakukan dengan T-test menunjukkan hasil simulasi model dan data aktual tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Korelasi Pearson juga menunjukkan adanya hubungan yang relatif kuat antara hasil simulasi dan data aktual. Kesalahan simulasi terhadap data aktual diukur dengan parameter MAE, MAPE dan MAEIMEAN serta pengukuran dengan Theil's inequality statistic menunjukkan secara umum model mampu merepresentasikan sistem yang sebenarnya.
Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan nilai suatu variabel terhadap perilaku sistem secara keseluruhan. Uji ini dilakukan dengan Cara mengubah nilai beberapa variabel dan mengamati perilaku sistem yang terjadi akibatnya. Secara umum dalam tahap ini akan dilihat apakah perubahan suatu variabel akan menyebabkan perubahan perilaku sistem secara signifikan atau tidak. Lebih jauh juga tipe perubahan juga diamati disini. Secara umum perubahan yang diakibatkan oleh beberapa variabel yang diuji tidak menyebabkan perubahan pola perilaku sistem.
Hasil studi memperlihatkan perubahan yang terjadi kebanyakan bersifat numeric dan terdapat satu kasus yang memperlihatkan policy sensitivity yang memperlihatkan perubahan asumsi dalam pengambilan keputusan. Analisis kebijakan dengan menggunakan scenario planning menunjukkan penurunan delay, pengurangan stock product, control terhadap reject rate pada parts dengan tetap menjaga stock parts untuk merespon peningkatan produksi yang mendadak ternyata mampu meningkatkan kinerja sistem secara umum."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>