Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109146 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Rahmawati Putri
"Home pharmacy care adalah salah satu aspek pelayanan farmasi yang ada di apotek dengan pelaksanaannya dilakukan di rumah khususnya pada pasien lanjut usia dan memiliki riwayat penyakit kronis (diabetes, penyakit kardiovaskular, TBC, asma). Tujuan dilakukannya home pharmacy care adalah meningkatkan pemahaman mengenai pengobatan sehingga penggunaan obat sesuai, serta memastikan kepatuhan penggunaan obat pasien sehingga keberhasilan terapi akan meningkat. Akibat dari peningkatan kasus virus corona yang terjadi di Indonesia, pelaksanaan home pharmacy care di Apotek Kimia Farma 352 tidak dilakukan dengan berkunjung ke rumah pasien untuk meminimalkan resiko penularan. Strategi yang dilakukan melalui telfon atau disebut dengan metode telefarma. Fokus pasien yang dilakukan home pharmacy care adalah pasien PRB (Program Rujuk Balik)

Home pharmacy care is one aspect of pharmaceutical services in pharmacies where it is carried out at home, especially for elderly patients who have a history of chronic diseases (diabetes, cardiovascular disease, tuberculosis, asthma). The aim of doing home pharmacy care is to increase understanding of medication so that drug use is appropriate, and ensure adherence to patient drug use so that the success of therapy will increase. As a result of the increase in cases of the corona virus that has occurred in Indonesia, the implementation of home pharmacy care at the Kimia Farma 352 Pharmacy is not carried out by visiting the patient's house to minimize the risk of transmission. The strategy carried out by telephone is known as the telepharma method. The focus of patients undergoing home pharmacy care is PRB (Referral Program) patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Nur Aura Islami
"Rumah Sakit adalah merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan Permenkes RI No. 72 Tahun 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Salah satu pelayanan farmasi klinik yang ada di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) adalah dispensing sediaan steril berupa pencampuran obat injeksi atau nutrisi parenteral dan obat sitostatik yang diadakan di Depo Farmasi Produksi. Sediaan steril seperti obat injeksi dan nutrisi parenteral total (TPN) merupakan terapi yang membutuhkan persiapan cukup kompleks sebelum diberikan kepada pasien karena berpotensi menimbulkan risiko kontaminasi mikroba yang dapat membahayakan pasien ataupun tenaga kesehatan apabila ditangani dengan tidak tepat. Oleh karena itu, diperlukan teknik aseptik dalam penangannya dengan penerapan aturan yang ketat serta pengetahuan yang baik untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Dalam pelaksanaan dispensing sediaan steril juga diperlukan sumber daya manusia yang terlatih serta pengetahuan yang baik, fasilitas ruangan, serta peralatan yang memadai. Selain itu, Standar Prosedur Operasional Prosedur (SPO) juga dibutuhkan sebagai pedoman dispensing sediaan steril agar prosedur yang dilakukan tepat dan terhindar dari kesalahan. Dengan demikian, laporan tugas khusus ini bertujuan untuk merancang SPO untuk penangan sediaan steril di Depo Farmasi Produksi RSUI yang diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian di RSUI.

Hospital is a health service institution that organizes full individual health services that provide inpatient, outpatient, and emergency services. Based on Permenkes No. 72 of 2016, Pharmaceutical Service Standards in Hospitals include management standards for Pharmaceutical Preparations, Medical Devices and Consumable Medical Materials, and clinical pharmacy services. One of the clinical pharmacy services at the University of Indonesia Hospital (RSUI) is the dispensing of sterile preparations in the form of mixing injection drugs or parenteral nutrition and cytostatic drugs which is held at the Pharmacy Production Depo. Sterile preparations such as injection drugs and total parenteral nutrition (TPN) are therapies that require quite complex preparations before being given to patients because they have the potential to pose a risk of microbial contamination which can endanger patients or health workers if handled improperly. Therefore, aseptic technique is needed in handling it with the application of strict rules and good knowledge to prevent unwanted things. In carrying out the dispensing of sterile preparations, trained human resources and good knowledge, adequate room facilities and equipment are also needed. In addition, Standard Operating Procedures (SOP) are also needed as guidelines for dispensing sterile preparations so that the procedure is carried out correctly and avoids mistakes. Thus, this special task report aims to design SPOs for handling sterile preparations at the RSUI Pharmacy Production Depo which are expected to be used as guidelines for pharmaceutical personnel at RSUI"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kelly Nagaruda
"Program Rujuk Balik (PRB) merupakan program unggulan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan serta memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis, misalnya stroke. Tugas khusus ini membahas mengenai pola penyakit stroke pada pasien PRB. Metode yang digunakan dalam penulisan tugas khusus ini adalah dengan melihat data pasien PRB BPJS Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng periode Januari 2023. Hasil pengolahan data menunjukkan tipe stroke yang diderita oleh pasien peserta PRB BPJS Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng periode Januari 2023 adalah stroke iskemik dengan pola penyakit di mana laki-laki lebih banyak stroke dengan penggunaan aspirin yang tinggi baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dan pengobatan sudah sesuai dengan tatalaksana pengobatan stroke yang berlaku.

Back referral program is a superior program to improve the quality of health services for BPJS Health participants and facilitate access to health services for participants with chronic diseases, such as strokes. This special task discusses the pattern of stroke in back referral program patients. The method used in writing this particular task is to look at the data of patients with BPJS Health at the Cengkareng District Health Center in January 2023. The results of data processing show the type of stroke suffered by patients participating in the BPJS Health PRB at the Cengkareng District Health Center for the January 2023 period is an ischemic stroke with the pattern diseases where men are most likely to get stroke with high use of aspirin in single form and combination. As concluded, the treatment are in accordance with the applicable stroke treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Metanoia
"Pelayanan kesehatan di Puskesmas tidak lepas dari peran petugas kefarmasian yaitu apoteker dalam penyelenggaraan obat. Penyelenggaraan obat dilakukan dari proses perencanaan obat sampai obat diterima oleh pasien. Pelayanan kefarmasian bertugas dalam pengelolaan obat serta Bahan Habis Pakai (BMHP) dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan kefarmasian dalam pengelolaan obat serta BMHP meliputi permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,pengendalian, pencatatan, pelaporan, pengarsipan dan pemantauan dan evaluasi pengelolaan. Pelayanan kefarmasian klinik meliputi pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat, Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap), pemantauan dan pelaporan efek samping obat, pemantauan terapi obat dan evaluasi penggunaan obat.Peran apoteker dibutuhkan keterampilan serta sikap yang dapat mendukung proses pekerjaannya. Menurut WHO (World Health Organization) keterampilan dan sikap seorang apoteker dapat ditujukan untuk fungsi yang berbeda tiap penncarian solusi. Praktek apoteker meliputi care giver, decision maker, communicator, manager, leader, life-long learner, teacher, research, dan enterpreuner. Peran apoteker yang memiliki sikap nine stars dapat memberikan pelayanan yang layak, efektif dan seaman mungkin bagi pasien. Kontribusi seorang apoteker sangat berdampak pada kualitas kesehatan pasien.

Health services at the District health center be separated from the role of pharmacy officers, namely pharmacists in administering drugs. Drug administration is carried out from the drug planning process until the drug is received by the patient. Pharmaceutical services are responsible for managing drugs and Consumable Medical Equipment Management and clinical pharmacy services. Pharmaceutical services in managing drugs and Consumable Medical Equipment Management include requesting, receiving, storing, distributing, controlling, recording, reporting, archiving and monitoring and evaluating management. Clinical pharmacy services include reviewing prescriptions, dispensing drugs, and providing drug information, Drug Information Services, counseling, rounds/patient visits (especially inpatient Health Centers), monitoring and reporting of drug side effects, monitoring of drug therapy and evaluation of drug use. The pharmacist's role requires skills and attitudes that can support the work process. According to World Health Organization the skills and attitudes of a pharmacist can be directed to different functions for each search solution. Pharmacist practice includes care giver, decision maker, communicator, manager, leader, life-long learner, teacher, research, and entrepreneur. The role of pharmacists who have a nine-star attitude can provide services that are appropriate, effective and as safe as possible for patients. The contribution of a pharmacist greatly affects the quality of patient health."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Afriana
"Praktek Kerja Profesi PKP di puskesmas bertempat di Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Kegiatan ini berlangsung selama tiga minggu dari tanggal 13 September 2016 sampai dengan 30 September 2016. PKP di puskesmas bertujuan agar mahasiswa apoteker mengerti peranan Apoteker, memiliki wawasan tentang pelaksanaan pekerjaan kefarmasian, dan memiliki gambaran nyata akan permasalahan pekerjaan kefarmasian yang terjadi di puskesmas. Berdasarkan kegiatan PKP yang dilakukan, apoteker di Puskesmas Kecamatan Cengkareng secara umum telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam dalam pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dilakukan di puskesmas meliputi perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, pelaporan, pengarsipan pemantauan dan evaluasi pengelolaan. Adapun kegiatan farmasi klinik yang dilakukan di puskesmas adalah pengkajian, pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konseling, dan evaluasi penggunaan obat. Masalah yang terjadi di Puskesmas Kecamatan Cengkareng adalah kurangnya jumlah Apoteker dan belum tersedia ruangan konseling khusus.

Profession Internship at pharmacy was held at Puskesmas Kecamatan Cengkareng. This activity was held from September 13th until September 30th 2016. Profession Internship at pharmacy was intended to make apothecary student understand the role of pharmacist, have insight into the implementation of pharmaceutical practice, and know the issues in pharmaceutical practice in Public Health Center. Based on the activities, pharmacist have been carrying out the duties and responsibilities in management of pharmacy related management of pharmaceutical, medical devices, medical consumable materials, and clinical pharmacy. Management activities include planning, procurement, reception, storage, distribution, destruction, control, reporting, archiving, monitoring and evaluation of management. The clinical pharmacy activities include prescription, drugs information service, counseling, and evaluation of drug use.A number of pharmacies in that Puskesmas Kecamatan Cengkareng are less and not available counseling room. Both of them are problems that occur in Puskesmas Kecamatan Cengkareng."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Kusumawardani
"Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Cengkareng dilaksanakan pada bulan November tahun 2016. Pelaksanaan praktik kerja profesi ini memiliki tujuan umum agar mahasiswa program studi apoteker dapat memahami peranan, tugas, dan tanggungjawab Apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan, etika farmasi yang berlaku dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, serta wawasan dan pengalaman nyata reality untuk melakukan praktek profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, mempelajari strategi dan pengembangan praktek profesi Apoteker di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan problem solving praktek dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas.

Internship at Puskesmas Kecamatan Cengkareng is held on November 2016. The goals of this internship are to understand the roles, duties, and responsibilities clinical pharmacist in primary health care according to regulations and ethics in particular pharmaceutical care and health care in general. Having insight, knowledge, skill, and practical experience for doing pharmaceutical care in primary health care. Having an example about pharmaceutical care problem and learning strategies that can implemented in pharmaceutical care development. Learn to be able to communicate with patient and others healthcare profession well."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Rismauli Ruth Natasari
"Polifarmasi merupakan penggunaan beberapa jenis obat oleh pasien untuk memelihara kondisi kesehatannya dalam satu hari. Di samping tujuan tersebut adalah untuk mengatasi kebutuhan medis yang kompleks, polifarmasi menimbulkan beberapa risiko, salah satunya adalah Adverse drug reaction (ADR). Adverse drug reaction (ADR) merupakan penyebab yang signifikan morbiditas dan mortalitas, terutama di kalangan lansia. Masalah polifarmasi rentan terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk puskesmas. Puskesmas mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pembedayaaan masyarakat di bidang kesehatan. Salah satu bentuk tanggung jawab puskesmas adalah mengembangkan media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Adanya KIE dapat meningkatkan pengetahuan tentang polifarmasi yang berguna untuk mengatasi risiko polifarmasi yang dapat terjadi. Dilaksanakan KIE kepada pasien dengan polifarmasi di Puskesmas Pulo Gadung dengan media booklet dan kartu informasi obat sebagai laporan praktik kerja profesi apoteker (PKPA) di puskesmas. Metode yang dilakukan adalah skrining awal, identifikasi, dan analisis masalah melalui studi literatur untuk dapat menentukan inovasi berdasarkan masalah yang teridentifikasi. Pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) telah dilakukan kepada pasien dengan polifarmasi menggunakan media booklet dan kartu informasi obat. Diharapkan pelaksanaan KIE dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan risiko polifarmasi pada pasien dengan polifarmasi di Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung.

Polypharmacy is the use of several types of medication by a patient to maintain their health condition in one day. Apart from the aim of addressing complex medical needs, polypharmacy poses several risks, one of which is Adverse drug reaction (ADR). Adverse drug reactions (ADR) are a significant cause of morbidity and mortality, especially among the elderly. The problem of polypharmacy is prone to occur in health service facilities, including community health centers. Community Health Centers have the responsibility to empower the community in the health sector. One form of community health center responsibility is to develop communication, information and education (KIE) media. The existence of KIE can increase knowledge about polypharmacy which is useful for overcoming the risks of polypharmacy that can occur. IEC was implemented for patients with polypharmacy at the Pulo Gadung Society Healthcare Center using booklets and drug information cards as a pharmacist internship report (PKPA) at the District Society Healthcare Center. The method used is initial screening, identification and analysis of problems through literature study to be able to determine innovation based on the problems identified. Implementation of communication, information and education (KIE) has been carried out for patients with polypharmacy using booklets and drug information cards. It is hoped that the implementation of IEC can help increase knowledge and awareness of the risks of polypharmacy in patients with polypharmacy at the Pulo Gadung District Society Healthcare Center.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qinthara Alifya Pramatiara
"Pada pelaksanaan beberapa pelayanan di Puskesmas Kecamatan Ciracas, kegiatan penyerahan obat yang merupakan salah satu pelayanan kefarmasian juga dilakukan dengan bantuan dari tenaga kesehatan non farmasi. Meskipun begitu, demi memberikan pelayanan kefarmasian yang sesuai dengan standar yang berlaku, serta untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kesehatan non farmasi yang melaksanakan pelayanan kefarmasian tersebut, maka perlu dilakukan Sosialisasi Pelayanan Kefarmasian. Oleh karena itu, tugas khusus ini bertujuan untuk memastikan terlaksananya kegiatan dan mengetahui capaian pengetahuan dari peserta kegiatan sosialisasi pelayanan kefarmasian kepada tenaga medis lain yang didelegasikan. Tugas khusus ini disusun dengan mengumpulkan dokumen dari kegiatan sosialisasi pelayanan kefarmasian yang telah dilakukan sejak tahun 2017 hingga tahun 2022, kemudian diperiksa kelengkapan dan bukti pelaksanaan kegiatan. Setelahnya, dilakukan perekapan pada nilai post test yang telah dikerjakan oleh peserta sebagai parameter keberhasilan penyampaian sosialisasi pelayanan kefarmasian apakah telah dipahami atau tidak. Sosialisasi pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Ciracas sudah berjalan dengan baik setiap tahunnya dari 2017 sampai 2022. Rata-rata persentase peserta yang terdiri atas Dokter gigi, Bidan, dan Perawat, untuk lulus sebesar 98,75% dalam lima tahun (2017, 2018, 2019, 2021, dan 2022) dan telah memahami materi terkait pelayanan kefarmasian serta didelegasikan sebagai tenaga kesehatan non farmasi yang dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian.

In the implementation of several services at the Ciracas District Health Center, drug delivery activities, which are one of the pharmaceutical services, are also carried out with the assistance of non-pharmaceutical health workers. However, in order to provide pharmaceutical services that comply with applicable standards, as well as to increase the knowledge and skills of non-pharmaceutical health workers who carry out these pharmaceutical services, it is necessary to carry out Socialization of Pharmaceutical Services. Therefore, this special task aims to ensure the implementation of activities and determine the knowledge achievements of participants in socialization activities on pharmaceutical services to other delegated medical personnel. This special task was prepared by collecting documents from socialization activities for pharmaceutical services that had been carried out from 2017 to 2022, then checking for completeness and proof of implementation of the activities. Afterwards, a recap of the post test scores that had been completed by the participants was carried out as a parameter for the success of delivering socialization on pharmaceutical services, whether they had been understood or not. Socialization of pharmaceutical services at the Ciracas District Health Center has been going well every year from 2017 to 2022. The average percentage of participants consisting of dentists, midwives and nurses to graduate is 98.75% in five years and have understood the material related to pharmaceutical services and have been delegated as non-pharmaceutical health workers who can carry out pharmaceutical services."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Kusmawati
"Praktek kerja profesi apoteker di Puskesmas Kecamatan Cengkareng ini memiliki tujuan yaitu mampu memahami peran, tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat; memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas; dan mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di puskesmas. Dalam pelaksanaan praktek kerja ini dilakukan tugas khusus yang berjudul Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Faringitis di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Berdasarkan Pertimbangan Studi Literatur dan Cost Effectiveness bertujuan untuk mengetahui ketepatan peresepan antibiotika pada faringitis di Puskesmas Kecamatan Cengkareng berdasarkan studi literatur dan cost effectiveness.

Profession internship in Cengkareng Subdistrict rsquo s Health Care aims to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacist in Subdistrict rsquo s Health Care pharmaceutical care activities legally and ethically to have a real picture about problem solving activities in Subdistrict rsquo s Health Care and to be able to communicate and to interact with other healthcare professional profession in Subdistrict rsquo s Health Care. Specific Assignment titled Evaluation of Antibiotics Use on Pharyngitis in Cengkareng Subdistrict rsquo s Health Care Based on Literature Review and Cost Effectiveness aims to determine the antibiotic prescription rationality on pharyngitis in Cengkareng rsquo s Health Care Subdistrict based on literature review and cost effectiveness."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fikry Dwi Anjani
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam melakukan pelayanan kefarmasian, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman nyata dalam melakukan praktek pelayanan kefarmasian, mempelajari strategi dan pengembangan praktek kefarmasian dan mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lainnya. Praktek kerja profesi apoteker dilakukan selama 3 minggu. Tugas khusus yang dilakukan adalah penggunaan antibiotik pada infeksi saluran pernapasan akut non spesifik di Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit Puskesmas Cengkareng Periode Desember 2016 yang bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien balita yang menderita infeksi saluran pernapasan akut non spesifik di Puskesmas Cengkareng. Data yang diperoleh dari resep dokter yang dimuat dalam Sistem Informasi Kesehatan Daerah SIKDA Puskesmas Cengkareng. Hasil analisis menunjukan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien balita di poli manajemen terpadu balita sakit masih memenuhi standar yang berlaku di Indonesia yaitu sebesar 13,74 .

ABSTRACT
Professional internship at Puskesmas Cengkareng, West Jakarta Aimed at understanding the role, duties and responsibilities of pharmacists in conducting pharmaceutical services, the learning strategy and development of the practice of pharmacy and were able to Communicate and interact with other health workers. Professional internship was done for 3 weeks. The specialized task is the use of antibiotics in acute respiratory infections, non specific in Cengkareng Community Health Center Puskesmas . Data obtained from a doctor 39 s prescription contained in the Local Health Information. Results of the analysis shows that the use of antibiotics in patients under five still meet the applicable standards in Indonesia that is equal to 13.74 "
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>