Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Sakinah Qur`ani
"Pengawasan mutu memiliki tanggung jawab untuk memastikan pelaksaan pemantauan stabilitas produk dan ikut serta dalam investigasi keluhan yang terkait dengan mutu produk. Hasil analisis suatu produk didokumentasikan untuk dilakukan evaluasi terhadap Out of Specification (OOS) atau Out of tren (OOT). Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui kestabilan proses produksi produk tablet Axx sepanjang tahun 2022 dan menetapkan nilai control limit parameter fisika dan kimia pada produk tablet Axx berdasarkan tren data retrospektif tahun 2022. Metode pelaksanaan yang dilakukan menggunakan data retrospektif selama tahun 2022 dan data diolah menggunakan software Minitab 20 untuk melihat tren data hasil pengujian. Berdasarkan analisis statistik dapat disimpulkan bahwa proses pengujian waktu hancur produk tablet Axx dinilai kurang stabil karena adanya special cause, pada pengujian kekerasan dinilai stabil, pada pengujian kadar Lxx, disolusi, dan keseragaman kandungan produk tablet Axx dinilai kurang stabil karena adanya special cause. Nilai control limit produk tablet Axx (tren 2022) dengan nilai control limit produk tablet Axx (tren 2021) mengalami perbedaan pada nilai UCL dan LCL sehingga dilakukan revisi terhadap penentuan nilai control limit untuk pengujian kekerasan tablet dan keseragaman kandungan.

Quality control is responsible for ensuring the implementation of product stability monitoring and participating in investigations related to product quality complaints. The analysis results of a product are documented to evaluate Out of Specification (OOS) or Out of Trend (OOT) occurrences. This specific task aims to assess the stability of the production process of Axx tablet products throughout the year 2022 and establish control limit values for physical and chemical parameters of Axx tablet products based on retrospective data trends in 2022. The implementation method utilizes retrospective data from the year 2022, and the data is processed using Minitab 20 software to observe data trends from testing results. Based on statistical analysis, it can be concluded, the dissolution time testing process of Axx tablet products is considered less stable due to the presence of special causes, the hardness testing process is considered stable, the testing processes for Lxx content, dissolution, and uniformity of Axx tablet products are deemed less stable due to the presence of special causes. The control limits for Axx tablet products in 2022 show differences in UCL and LCL values compared to the control limits in 2021. As a result, a revision was made in determining the control limit values for hardness testing and content uniformity testing of the tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Syifa
"Tren adalah urutan peristiwa yang berhubungan dengan waktu dan menunjukkan perubahan variabel. Setiap penyimpangan dari tren kemudian disebut dengan Out of Trend (OOT). Adanya OOT dalam proses produksi perlu diinvestigasi. Tugas khusus ini bertujuan untuk menentukan stabilitas proses produksi injeksi Lxx dengan menentukan nilai control limit trennya. Dalam menganalisa OOT, digunakan data retrospektif produk injeksi Lxx selama tahun 2022 di PT. Sydna Farma yang kemudian diolah dengan software Minitab 20®. Proses pengujian pH produk injeksi Lxx dinilai kurang stabil karena adanya special cause, sedangkan proses pengujian kadar Fxx dalam produk injeksi Lxx dinilai stabil. Namun, kejadian special cause ini dianggap tidak signifikan karena nilai standar deviasi (SD) yang kecil (Between/Within) pada pengujian pH. Terdapat perbedaan nilai LCL dan UCL produk injeksi Lxx tahun 2022 dengan tahun sebelumnya, tetapi tidak signifikan. Hasil analisa OOT pada produk injeksi Lxx tahun 2022 menunjukkan perubahan yang tidak signifikan sehingga tidak dilakukan revisi terhadap nilai control limit pengujian pH produk dan kadar Fxx dalam produk injeksi Lxx tahun 2022. Analisis OOT perlu dilakukan secara real time dengan jumlah data yang mencukupi sehingga diperoleh grafik dan nilai control limit yang sesuai spesifikasi produk.

Trends are sequences of events that are related to time and indicate changes in a variable. Any deviation from a trend is called Out of Trend (OOT). The existence of OOT in a production process needs to be investigated. This study aims to determine the stability of the Lxx injection production process by deciding the trend control limit value. In analyzing OOT, retrospective data of 2022 for Lxx injection products at PT. Sydna Farma was used, which was then processed with Minitab 20® software. The process for the pH test of the Lxx injection product was considered unstable due to a special cause, while the Fxx assay in the Lxx injection product was considered stable. However, this special cause is considered insignificant due to the pH test's small standard deviation (SD) value (Between/Within). There is a difference in the LCL and UCL values of Lxx injection products in 2022 and the previous year, but not significant. The results of the OOT analysis of the Lxx injection products in 2022 show insignificant changes, so no revision is made to the control limit values for product pH and Fxx assay test in Lxx injection products in 2022. OOT analysis needs to be carried out in real time with sufficient data so that graphs and control limit values are obtained according to product specifications."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Verika Astriana Kartika
"Tablet cepat hancur adalah tablet yang cepat hancur di rongga mulut dalam waktu satu menit. Pemakaian tablet cepat hancur biasanya digunakan pada pasien pedriatri dan geriatri yang sulit menelan obat. Untuk memformulasikan tablet cepat hancur dibutuhkan eksipien superdisintegran. Telah diteliti bahwa kompleks polielektrolit kitosan-xanthan (KPKX) memiliki daya mengembang yang baik sehingga dapat digunakan sebagai superdisintegran.
Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasi tablet cepat hancur menggunakan KPKX sebagai superdisintegran. KPKX dibuat pada pH 4-5 dengan mencampurkan larutan kitosan (1,0% b/v) dan xanthan gum (1,0% b/v) dengan perbandingan 1:1; 3:1; dan 6:1. KPKX ini kemudian dikarakterisasi fisik, kimia, dan fungsional meliputi bentuk dan morfologi partikel, spektrum inframerah dan uji daya mengembang.
Serbuk KPKX memiliki permukaan yang kasar dan solid. Spektrum inframerah menunjukkan gugus baru pada bilangan gelombang 1539,25 cm-1 yang memperlihatkan adanya gugus amida hasil reaksi antara gugus –NH3+ dari kitosan dan gugus –COO- dari xanthan gum.
Uji daya mengembang KPKX menunjukkan indeks mengembang pada pH 6,8 sebesar 253,31% dalam 2 jam. Setelah itu, KPKX diformulasikan menjadi tablet cepat hancur dengan kadar 5% yang menggunakan zat aktif diltiazem HCl dengan metode kempa langsung. Tablet yang dihasilkan dievaluasi kekerasan, keregasan, waktu hancur, dan waktu pembasahannya.
Evaluasi tablet cepat hancur menunjukkan bahwa formula 3 yang mengandung KPKX 6:1 sebagai superdisintegran menghasilkan waktu hancur yang paling singkat, yaitu 44,00 detik dan memiliki kekerasan 4,59 kP serta keregasan 0,71%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa KPKX dapat digunakan sebagai superdisintegran dalam tablet cepat hancur dengan konsentrasi 5%.

Fast Disintegrating Tablet (FDTs) is a tablet which rapidly disintegrate in the mouth within one minute. This tablets are usually used for pediatric and geriatric patients with difficulty in swallowing medicine. Superdisintegrant excipients are required to formulate FDTs. It has been observed that the chitosan-xanthan polyelectrolyte complexes (CXPC) possess high swelling characteristic, hence it can be applied as a superdisintegrant.
The aim of this study was to formulate FDTs utilizing CXPC as the superdisintegrant. CXPC was prepared on pH 4-5 by mixing chitosan solution (1.0% w/v) and xanthan gum (1.0% w/v) in ratio 1:1, 3:1, and 6:1. The physical, chemical, and functional properties of CXPC were characterized, includes its morphology, infrared spectrum, and swelling index.
CXPC powder has a rough surface. The spectrum infrared showed a new shift at 1539.25 cm-1, indicating amide group as result of the reaction between -NH3+ group of chitosan and -COO- groups of xanthan gum.
The swelling studies of CXPC showed 253.31% weight increase in medium pH 6.8 at within 2 hours. CXPC was then utilized as superdisintegrant in FDTs with 5% CXPC, using diltiazem HCl as an active substance by direct compression method. FDTs were evaluated, includes its hardness, friability, disintegration time, and wetting time.
Evaluation of FDTs showed that formula 3 containing KPKX 6:1 as superdisintegrant produce the fastest disintegration time (44.00 seconds), hardness of 4.59 kP, and friability 0.71%. Based on the results, CXPC can be used as a superdisintegrant excipients with the concentration 5% in the formula of fast disintegrating tablets.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qinthara Alifya Pramatiara
"Menurut CPOB pada tahun 2018, program stabilitas pascapemasaran hendaklah diuraikan dalam suatu protokol yang disusun menurut aturan umum. Oleh karena itu, proses uji stabilitas setiap produk obat perlu diatur sesuai dengan spesifikasi dan metode analisa produk jadi dalam protokol stabilitas yang berguna untuk memastikan kesetaraan perlakuan uji stabilitas pada setiap bets. Tugas khusus ini bertujuan untuk memastikan protokol stabilitas setiap produk sudah terbaharui dari segi spesifikasi dan metode Analisa, serta mengidentifikasi protokol stabilitas yang sudah tidak sesuai, serta memperbaharui protokol stabilitas sesuai dengan spesifikasi dan metode Analisa terbaru. Penyusunan tugas khusus ini dilakukan dengan melihat kesesuaian antara protokol stabilitas yang berlaku dibandingkan dengan acuan, yaitu Prosedur Tetap Pengujian Stabilita Post Market, Spesifikasi Produk Jadi, dan Metode Analisa. Protokol yang telah direview adalah sebanyak 95 dari 136 protokol stabilitas produk milik PT. Mahakam Beta Farma yang tersedia. Berdasarkan hal tersebut, terdapat 48 produk dengan protokol stabilitas yang sudah terbaharui dari segi spesifikasi dan metode Analisa dan terdapat 22 protokol stabilitas produk yang telah diperbaharui menjadi protokol baru sesuai dengan spesifikasi dan metode analisa terbaru.

According to CPOB in 2018, post-marketing stability programs should be described in a protocol prepared according to general rules. Therefore, the stability test process for each medicinal product needs to be regulated in accordance with the specifications and analysis methods for the finished product in a stability protocol which is useful for ensuring the equality of stability test treatment in each batch. This special task aims to ensure that the stability protocol for each product is updated in terms of specifications and analysis methods, as well as identifying stability protocols that are no longer appropriate, as well as updating the stability protocol in accordance with the latest specifications and analysis methods. The preparation of this special task is carried out by looking at the suitability of the applicable stability protocol compared to the reference, namely the Fixed Procedure for Post Market Stability Testing, Finished Product Specifications, and Analysis Methods. The protocols that have been reviewed are 95 of PT's 136 product stability protocols. Mahakam Beta Farma is available. Based on this, there are 48 products with stability protocols that have been updated in terms of specifications and analysis methods and there are 22 product stability protocols that have been updated into new protocols in accordance with the latest specifications and analysis methods."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rindi Irsan Artomo
"Tablet Cepat Hancur (TCH) adalah sediaan tablet yang didesain untuk segera hancur di rongga mulut tanpa bantuan air maupun dikunyah sehingga dibutuhkan eksipien yang mudah hancur atau larut dengan adanya air. Saat ini, TCH dibuat dengan menggunakan superdisintegran dari bahan-bahan impor. Padahal banyak eksipien yang terdapat di Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan, salah satunya adalah maltodekstrin DE 10-15.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan maltodekstrin suksinat (MDS) dari maltodekstrin DE 10-15 dan mengetahui karakteristiknya sebagai eksipien penghancur yang digunakan dalam formula TCH. MDS merupakan maltodekstrin DE 10-15 yang termodifikasi melalui proses suksinilasi dengan asam suksinat anhidrida dalam medium berair. MDS kemudian dikarakterisasi dan diformulasi menjadi lima formula TCH dengan verapamil HCl sebagai model obat. TCH yang dibuat melalui metode granulasi kering kemudian dievaluasi.
Hasil karakterisasi menunjukkan MDS memiliki derajat subtitusi sebesar 0,1772, kelarutan sebesar 1:21 bagian dalam akuades, dan mampu mengembang dua kali lebih baik dibandingkan maltodekstrin DE 10-15. Hasil evaluasi TCH menunjukkan bahwa formula 3 yang dibuat dengan menggunakan MDS sebagai eksipien penghancur pada konsentrasi 15% memiliki kriteria yang baik sebagai tablet cepat hancur. Formula 3 memiliki kekerasan 3,71 Kp, keregasan 0,98%, waktu hancur in vitro 71,2 detik, waktu pembasahan 37,2 detik, dan verapamil HCl terdisolusi sebesar 96,91% dalam waktu 10 menit. Hasil ini menunjukkan bahwa MDS sangat potensial untuk digunakan sebagai eksipien penghancur pada TCH.

Fast Disintegration Tablet (FDT) are tablet dosage forms which disintegrate in the patient’s mouth rapidly without water needed or chewed, so FDT’s need an excipient that easily disintegrated or soluble with the presence of water. Nowadays, FDT was made of superdisintegrant from import commodities. Besides there were many excipients in Indonesia that have potential to be developed, one of those was maltodextrin DE 10-15.
The aim of this research was to produce maltodextrin succinate (MDS) from maltodextrin DE 10-15 and find out its characteristics as tablet disintegrant to be applied in FDT’s formulas. MDS are maltodextrin DE 10-15 that has been through modification by succinylation using succinic anhydride in aqueous medium. MDS was characterized and then formulated into five FDT’s formulas using verapamil HCL as drug model. FDT that has been produced by dry granulation method was evaluated.
The results showed that MDS has 0.1772 degree of substitution, solubility was 1:21 portion in aquadest, and capable to swell two times better than maltodextrin DE 10-15. The results from FDT’s evaluation shows that formula 3 that has been produced using MDS as tablet disintegrant at 15% of concentration had the best characteristics as FDT. Formula 3 exhibited 3.71 Kp of hardness, 0.98% of friability, 71.2 seconds of in vitro disintegration time, 37.2 seconds of wetting time, and 96.91% verapamil HCl dissoluted in 10 minutes. This results shows that MDS was very potential to be used as disintegrant in FDT.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masuko Tri Sutandio
"Tablet salut enterik merupakan tablet salut yang menggunakan eksipien yang tidak larut dalam asam tapi larut dalam basa. Penelitian ini bertujuan mempreparasi protein kedelai dengan ftalat dan suksinat yang diaplikasikan sebagai bahan penyalut enterik, dengan model obat asetosal. Protein kedelai (PK) disubtitusi dengan ftalat anhidrida sebanyak 200% dan suksinat anhidrida sebanyak 250% dalam suasana basa. PKFtS memiliki derajat subtitusi ftalat sebesar 11,59 ±0,50 dan suksinat sebesar 68,85 ±0,38. Daya mengembang PK pada HCl pH 1,2 yaitu sebesar 160,91 ± 0,64 % dan daya mengembang PKFtS yaitu sebesar 113,81 ± 0,67 %. Daya larut pada PK, PKFt, dan PKFtS tidak memiliki perbedaan yang begitu berarti. Evaluasi tablet enterik memiliki penampilan umum berupa tablet bikonfeks berwarna coklat dengan kenaikan bobot sebesar 2,24% pada F1, coklat kekuningan dengan kenaikan bobot sebesar 2,02% pada F2 dan putih dengan kenaikan bobot sebesar 1,40% pada F3. Evaluasi pelepasan obat pada F1, F2, dan F3 tidak memenuhi persyaratan tablet enterik selama dua jam pada HCl 1,2 yaitu masing - masing sebesar 98,87 ± 0,65 %, 92,40 ± 0,90 %, dan 95,98 ± 3,44 %. Pada evaluasi waktu hancur yang dibandingkan dengan tablet inti, tablet salut memiliki waktu hancur yang sedikit lebih lama. Dapat disimpulkan bahwa PKFtS masih belum dapat digunakan sebagai eksipien tablet enterik.

Enteric coated tablet is a coated tablet consist of an excipient that is insoluble in acid but soluble in alkaline. This research purpose is to prepare the soybean protein with phthalate and succinate which applied for enteric tablet excipient, with aspirin as a drug model. Soybean protein is subtitued with 200% anhidride phthalate and 250% anhidride succinate with base condition. PKFtS have a subtitution degree of phtalate is 11,594 ±0,499 and succinate is 68,851 ±0,376. Swelling index of PK on HCl pH 1,2 is 160,91 ± 0,64 % and swelling index of PKFtS is 113,81 ± 0,67 %. Solubility of PK, PKFt, dan PKFtS did not have significant different. Evaluation of enteric tablet has the general appearance bikonfeks brown tablets with the increase in weight of 2.24% in F1, yellowish brown with the increase in weight of 2.02% in F2 and white with the increase in weight of 1,40% in F3. Drug release test of F1, F2, and F3 did not fullfil enteric tablet requirement for 2 hours on HCl pH 1,2 is each 98,87 ± 0,65 %, 92,40 ± 0,90 %, and 95,98 ± 3,44 %. The disintegration test of coated tablet was compared with core tablet. These tablet have longer disintegration time from the core tablet. It can be concluded that PKFtS can not be used yet as an enteric tablet exicipient.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Febrina
"Superdisintegran merupakan eksipien yang ditambahkan untuk membantu pecahnya tablet. Partikel obat yang telah terdisintegrasi akan terdisolusi. Disolusi merupakan proses dimana bahan obat menjadi terlarut pada medium pelarut. Sebelum dipasarkan, sebuah obat baru harus melakukan uji disolusi terbanding untuk melihat kemiripan profil disolusi dengan tablet inovator.
Penelitian ini mempunyai tujuan melihat pengaruh superdisintegran dalam tablet terhadap laju disolusinya serta melakukan uji disolusi terbanding terhadap tablet inovator. Pada penelitian ini tablet dibuat dengan metode granulasi basah.
Pengujian disolusi dilakukan menggunakan alat tipe 2 dengan medium dapar fosfat pH 5,8 dengan volume 900ml pada suhu 37 ± 0,5°C dengan kecepatan pengadukan 50 rpm dan sampel diambil pada menit ke 60. Sedangkan pengujian disolusi terbanding menggunakan alat tipe 2, dengan 3 medium yaitu pH 1,2; pH 4,5; dan pH 6,8 dengan volume 900 ml pada suhu 37 ± 0,5°C dengan kecepatan pengadukan 50 rpm. Sampel diambil pada waktu 10, 15, 30, 45, dan 60 menit.
Perbandingan profil disolusi dihitung menggunakan parameter different factor (f1) dan similarity factor (f2). Hasil pelepasan obat F1, F2, dan F3 berturut-turut adalah 101,70±4,12%; 102,81±3,64%; dan 105,04±2,46%. Nilai f2 dan f1 pada pH 1,2 pada F1, F2, dan F3 berturut-turut adalah 28,32% dan 32,67%; 36,99% dan 17,05%; 39,36% dan 16,80%. Nilai f1 dan f2 pada pH 4,5 pada F1, F2, dan F3 berturut-turut adalah 46,03% dan 12,37%; 50,87% dan 10,42%; 47,17% dan 12,16%. Nilai f1 dan f2 pada pH 6,8 pada F1, F2, dan F3 berturut-turut adalah 58,96% dan 5,27%; 67,02% dan 3,65%; 77,42% dan 2,01%. Pada uji disolusi, F3 mempunyai pelepasan obat yang paling besar disusul F2, dan F1. Dan dari ketiga formula tersebut dinyatakan bahwa ketiganya tidak mempunyai profil disolusi yang mirip dengan tablet inovator.

Superdisintegrant are excipient which added to help disintegrated tablet. Drug particles that have disintegrated will be dissolved. Dissolution is a process a drug substance will be dissolved in the solvent medium. A new drug must fullfill a dissolutin comparison test to see the similarities of profile dissolution with innovator tablet.
The purpose of this research was to investigat the effect of addition of superdisintegrant to the dissolution rate and do dissolution test comparison using parameters f1 and f2. In this research, tablets were made by wet granulation method.
The dissolution test were performed using apparatus type 2, in pH 5,8 buffer phosphate, using 900 ml of dissolution medium at a temperatur 37 ± 0,5°C and a agitation rate of 50 rpm and sample was taken at 60 minutes. While the dissolution comparison tester were performed using apparatus type 2, with 3 medium, which is pH 1,2 buffer HCl, pH 4,5 buffer sitrat, and pH 6,8 buffer phosphate, employing 900 ml of dissolution medium at a temperatur 37 ± 0,5°C and a agitation rate of 50 rpm and samples were taken at 10, 15, 30, 45, 60 minutes.
Comparison between dissolution profiles were calculated using difference factor (f1) and similarity factor (f2). The result of drug release of F1, F2, and F3 was 101,70±4,12%; 102,81±3,64%; and 105,04±2,46%. The values of f1 and f2 from F1, F2, F3 in pH 1,2 respectively are 28,32% and 32,67%; 36,99% and 17,05%; 39,36% and 16,80%. The values of f1 and f2 from F1, F2, F3 in pH 4,5 respectively are 46,03% and 12,37%; 50,87% and 10,42%; 47,17% and 12,16%. The values of f1 and f2 from F1, F2, F3 in pH 6,8 respectively are 58,96% and 5,27%; 67,02% and 3,65%; 77,42% and 2,01%. In dissolution test, F3 has the greatest drug release, followed by F2 and F1. The result showed that there were no formula which have similar dissolution profile with innovator tablet.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Padma Hartmaya
"Pirfenidon digunakan untuk pengobatan fibrosis paru idiopatik dengan dosis besar, 801 mg – 2403 mg per hari. Penggunaan tablet konvensional merupakan permasalahan bagi individu dengan disfagia terutama pada obat dengan dosis besar. Oleh sebab itu, pengembangan tablet cepat hancur (TCH) yang dirancang untuk segera hancur di dalam rongga mulut menjadi alternatif tablet konvensional yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh TCH pirfenidon dengan metode kempa langsung serta menganalisis pengaruh konsentrasi croscarmellose sodium (CCS) terhadap waktu hancur. TCH pirfenidon dibuat menggunakan metode kempa langsung menjadi 3 formula dengan variasi konsentrasi CCS adalah 2% (F1), 5% (F2), dan 10% (F3). Evaluasi dilakukan sebelum dan setelah pengempaan tablet meliputi uji sifat alir, penampilan fisik tablet, keseragaman ukuran, keragaman bobot, kekerasan, keregasan, disintegrasi, waktu pembasahan, disolusi, dan uji stabilitas selama 1 bulan. Pengujian massa tablet ketiga formula menunjukkan sifat alir yang baik dan seluruh TCH yang dihasilkan dari ketiga formula memberikan hasil evaluasi yang memenuhi persyaratan TCH. Namun, TCH terpilih adalah F3 karena memiliki waktu hancur dan waktu pembasahan tercepat berturut-turut yaitu 36,27 ± 0,41 detik dan 59,00 ± 2,75 detik, serta jumlah obat terdisolusi yang paling besar (100,03 ± 0,00%) dalam waktu 30 menit. Selain itu, TCH F3 menunjukkan stabilitas yang baik selama penyimpanan 1 bulan pada suhu 30 ± 2°C maupun 40 ± 2°C. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa TCH F3 yang diperoleh menggunakan metode kempa langsung merupakan formula terpilih yang memenuhi persyaratan FDT paling baik.

Pirfenidone is used in large doses for the treatment of idiopathic pulmonary fibrosis, 801 mg – 2403 mg per day. The use of conventional tablets is a problem for individuals with dysphagia, especially in large doses of drugs. Therefore, the development of fast disintegrating tablets (FDT) which are designed to disintegrate in the oral cavity is a suitable alternative to conventional tablets. The purposed of this study were to obtain FDT pirfenidone by direct compression method and to analyzed the effect of croscarmellose sodium (CCS) concentration on disintegration time. FDT pirfenidone was prepared using direct compression method into 3 formula with various CCS concentration, 2% (F1), 5% (F2), and 10% (F3). Evaluations were carried out before and after tablet compression including flow properties test, physical appearance, size uniformity, weight diversity, hardness, friability, disintegration time, wetting time, dissolution, and stability test. The tablet mass of the three formula showed good flow properties and all of the FDT produced from the three formulas gave evaluation results that met the requirements of FDT. However, the selected FDT was F3 because it had the fastest disintegration and wetting times, respectively 36.27 ± 0.41 seconds and 59.00 ± 2.75 seconds, and the largest amount of drug dissolution (100.03 ± 0,00%) within 30 minutes. In addition, FDT F3 showed good stability during storage for 1 month at a temperature of 30±2°C or 40±2°C. Therefore, it can be concluded that FDT F3 obtained by direct compression method is the selected formula that met the best FDT requirements."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilastuti Rahayu
"Telah dilakuka penelitian tentang penggunaan Aerosil dalam formulasi sediaan tablet. Penambahan 2% b/b Aerosil ternyata dapat menurunkan waktu hancur yang optimal terhadap formulasi tablet Antalgin. Pengaruh penambahan 2% b/b Aerosil pada formulasi tablet Antalgin menurunkan wantu hancur kurang lebih 47,5 %, pada formulasi tablet Vioform menurunkan waktu hancur kurang lebih 49,0 % pada formulasi tablet vitamin C menurunkan wantu hancur kurang lebih 42,9% sedangkan pada formulasi tablet Tr_sulfa hanya menurunkan wanuhancur 16,1%"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1977
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Apriani
"ABSTRAK
Nama : Mirza AprianiProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : ldquo;PENGARUH SMS REMINDER DAN WHATSAPPGROUP REMINDER TERHADAP KEPATUHANREMAJA PUTRI DALAM KONSUMSI TABLETTAMBAH DARAH PADA DUA SEKOLAH MENENGAHATAS DI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2018 rdquo;Pembimbing : Ir. Ahmad Syafiq, M.Sc., PhDKepatuhan merupakan salah satu kunci utama keberhasilan suplementasi TTD padaremaja putri. Kegiatan pemberian distribusi TTD kepada remaja putri SMP/SMA diIndonesia khususnya di Kabupaten Bogor sudah berjalan, namun baru sebatas kuantitassaja distribusi TTD , belum sampai pada kualitas termasuk kepatuhan konsumsinya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan remaja putri dalam konsumsi TTDpada dua SMA di Kabupaten Bogor berdasarkan kelompok yang mendapatkan SMSreminder, WA group reminder dan kelompok kontrol dengan jumlah sampel 132 orang.Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan konsumsi TTD pada kelompok perlakuanterbukti lebih tinggi daripada kelompok kontrol dan perlakuan SMS reminder terbuktilebih berdampak dalam meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD dibandingkan WAgroup reminder. Pemberian reminder kepada kedua kelompok perlakuan terbukti efektifdengan peluang 2,8 kali lebih patuh saat diberi perlakuan dibandingkan saat perlakuandihentikan. Hasil analisis menunjukkan perlakuan berinteraksi dengan motivasisehingga hubungan perlakuan berbeda menurut motivasi remaja, pada kelompokperlakuan WA group reminder yang memiliki motivasi tinggi berpeluang 1,85 kali lebihpatuh dibandingkan kelompok kontrol. Setelah dikontrol dukungan keluarga danmotivasi, kelompok perlakuan SMS reminder berpeluang 5,6 kali lebih patuhdibandingkan kelompok kontrol. Variabel dukungan teman, pengetahuan dan selfefficacy terbukti berhubungan signifikan terhadap kepatuhan konsumsi TTD p value0,012; 0,004 dan 0,003 dan variabel selain perlakuan yang paling dominan adalahmotivasi OR 18,26 . Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagaimasukan dan pertimbangan dalam program penanggulangan dan pencegahan anemiabagi remaja putri untuk memutus mata rantai kasus kematian ibu.Kata kunci:Kepatuhan, Remaja Putri, Tablet Tambah Darah, SMS reminder, WA Group reminder

ABSTRACT
Name Mirza AprianiStudy Program Public HealthTitle THE EFFECT OF SMS REMINDER AND WHATSAPPGROUP REMINDER ON ADOLESCENT GIRL rsquo SCOMPLIANCE IN IRON TABLET CONSUMPTION AT TWOSENIOR HIGH SCHOOLS IN BOGOR DISTRICT IN 2018 Counsellor Ir. Ahmad Syafiq, M.Sc., PhDCompliance is one of the main keys to the success of iron tablet supplementation inadolescent girls. The distribution of iron tablet activities to high school girls inIndonesia, especially in Bogor District has been running, but only limited quantity, notto quality including compliance. This study aims to determine adolescent girlscompliance in the consumption of iron tablet at two Senior High Schools in BogorDistrict based on groups receiving SMS reminder, WA group reminder and controlgroup with total sample of 132 respondent.The results showed that compliance to iron tablet consumption in the intervention groupis higher than the control group and the SMS reminder intervention is proved give moreimpact in improving compliance than WA group reminder. Reminder to bothintervention groups proved to be effective with an opportunity of 2.8 times morecompliance when treated than when intervention was discontinued. The results of theanalysis showed that intervention interacted with motivation so that the interventionrelationships were different according to the motivation of the adolescents, in the highmotivated group group WA reminders were 1.85 times more compliant than the controlgroup. After controlled family support and motivation, SMS reminder group was 5.6times more compliant than the control group. The variables of friend support,knowledge and self efficacy proved to be significantly related to compliance p value0,012, 0,004 and 0,003 and the most dominant variable beside intervention wasmotivation OR 18,26 . The results of this study are expected to be used as input andconsideration in anemia prevention programs for young women to cut women deathcases.Keywords Compliance, Adolescent girls, Iron tablet, SMS Reminder, WA group reminder"
2018
T50943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>