Ditemukan 50575 dokumen yang sesuai dengan query
Helmy Yahya
"Selama 450 tahun pencapaian putra bangsa Indonesia bernama Enrique Maluku sebagai manusia pertama yang mengelilingi bumi, seperti sengaja ditutup-tutupi. Ketika terungkap, Malaysia dan Filipina mengklaim tokoh yang satu ini sebagai orang mereka dan mengganti namanya melalui cerita fiktif. Putra Nusantara ini berada di Malaka ketika Alfonso D'Albuquerque dan kaptennya yaitu Ferdinand Magellan, menaklukkan Malaka. Magellan mengambilnya, menamakannya Enrique dan membawanya kembali ke Portugal. Dengan menguasai berbagai bahasa, navigasi, dan seni berperang, Enrique membantu Magellan meyakinkan Raja Spanyol, Charles I, untuk membiayai Armada Maluku. Enrique Maluku melakukan pelayaranluar biasa yang hampir tidak mungkin melampaui 360 derajat lingkar bumi."
Klaten: Cempaka Putih, 2022
910.41 HEL c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Arsip Nasional RI, 1982
959.8 MAL
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Bimana Novantara
"Tulisan ini membahas tentang tiga buku sastra perjalanan karya Agustinus Wibowo. Ketiga karya Agustinus itu telah masuk ke pasar buku Indonesia dan dibaca banyak orang. Cara Agustinus mengekspresikan kisah hidup dan perjalanannya ke berbagai negara dalam bentuk teks cerita menjadi daya tarik sendiri bagi para pembacanya karena penuh dengan refleksi yang muncul dari renungan-renungannya. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang konteks ruang dan waktu yang membuat karyakarya Agustinus dapat diterima oleh pembaca. Terbacanya buku-buku tersebut mengisyaratkan kondisi masyarakat tertentu pada suatu masa ketika selera mayoritas pembaca adalah buku panduan perjalanan yang praktis serta kisah-kisah tentang kesuksesan mencapai mimpi. Dengan menggunakan metode pengamatan dan wawancara mendalam yang diterapkan pada tiga orang pembaca karya-karya Agustinus dapat diketahui bahwa terdapat kesesuaian antara selera para pembaca dengan gaya penulisan Agustinus. Diterimanya buku-buku Agustinus oleh pembaca juga menunjukkan adanya keserasian antara kenangan para pembacanya dengan cerita-cerita yang dituturkan Agustinus dalam buku-bukunya.
This undergraduate thesis discusses about three travel writing books written by Agustinus Wibowo. Agustinus’ works have entered Indonesian book market and been read by many people. The way he expresses his life story and his travels to many different countries in narrative textual form has appealed many readers for his reflective contemplations. It brings out some issues about the temporal and spatialcontexts from which Agustinus’ works are being accepted by the readers. The readability of those books indicates some social conditions in particular time, when the mainstream taste longs for practical how-to traveling books and successful stories about making dreams come true. Using observation and in-depth interview methods applied to three readers of the books, it can be known that there are some concordances between the readers’ taste and Agustinus’ writing style. The readers reception of his books also shows that there are some harmonies between the readers memories and Agustinus’ stories told in his books."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53905
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Taufik Bawazier
"PENDAHULUAN
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang sifatnya sangat kompleks mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Pada hakekatnya, pembangunan pariwisata di Indonesia adalah pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya memfokuskan tentang bagaimana menjaga kemampuan kondisi alam tetapi juga semua aspek kehidupan termasuk kultur sosial manusianya dan stabilitas politik dan keamanan.
Selama lebih tiga tahun, berbagai peristiwa dan kejadian yang mengganggu kestabilan kepariwisataan nasional terjadi seperti kerusuhan di berbagai daerah, peledakan born, serta perseteruan politik mendorong memperburuk citra Indonesia di dunia internasional yang gilirannya membawa dampak yang serius bagi perkembangan kepariwisataan Indonesia, baik pada sisi usaha pariwisata maupun pada sisi kunjungan Wisatawan Mancanegara (WISMAN) . Walaupun pada sisi usaha hampir tidak terjadi kerusakan fisik, namun "kelesuan" aktifitas kepariwisataan mengakibatkan usaha tersebut menurun dan semakin menurun saja produktifitasnya. Pada sisi Wisatawan Mancanegara khususnya sebagai akibat pemberitaan media masa di luar negeri tentang keadaan di Indonesia yang cenderung kurang proposional, mengakibatkan para calon Wisman membatalkan dan atau mengalihkan destinasi kunjungannya dan pada gilirannya mengurangi penerimaan devisa bagi negara. Disisi lain gejolak ekonomi secara Iangsung membawa menurunnya tingkat kesejahtcraan masyarakat Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T968
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: INSIST Press, 2016
305.8 ORA
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Deane, Shirley
London: John Murray, 1979
959.85 DEA a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara, 1992
R 915.985 PRO
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Leirissa, Richard Zakarias
Jakarta: Lembaga Sejarah FSUI, 1975
991.3 LEI m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Taufik Salamun
"Penelitian ini bertujuan merekonstruksi pola posesif bahasa Indonesia dialek Ambon dengan Indonesia baku. Penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif. Data penelitian ini bersumber dari tuturan masyarakat Kota Ambon dan sekitarnya yang berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dialek Ambon. Data bahasa Indonesia diperoleh dari hasil terjemahan tuturan bahasa Indonesia dialek Ambon. Penelitan ini berlokasi di seluruh wilayah Kota Ambon dan sekitarnya. Waktu yang diperlukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data adalah selama dua minggu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non-partisipan. Ada dua teknik yang digunakan untuk mendukung metode obeservasi non-partisipan, yaitu teknik rekam dan catat. Penelitian ini menggunakan dua metode dalam proses analisis data, yaitu metode padan dan metode agih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola konstruksi posesif (kepemilikan) antara bahasa Indonesia dialek Ambon dengan bahasa Indonesia baku. Perbedaan tersebut adalah letak possessor dan possessum yang berbeda. Pada bahasa Indonesia dialek Ambon, apapun kategori possessor baik pronima persona, nama diri, maupun bukan manusia selalu mendahului possessum. Hal itu berbeda dengan bahasa Indonesia baku, yaitu pada pola konstruksinya possessum-lah yang mendahului possessor. Perbedaan lain adalah pola konstruksi posesif pada bahasa Indonesia dialek Ambon mendapat penambahan kata pung di antara possessor dan possessum, sedangkan pada bahasa Indonesia baku tidak mengalami penambahan.
This study aims to reconstruct the possessive pattern of the Indonesian language in Ambon dialect with Indonesian standards. This research is descriptive qualitative. The data of this study werederivedfrom the speech of the people of Ambon and surrounding cities who communicate using Ambonese dialect in Indonesian. Indonesian data wasobtainedfrom the translation of Ambonese dialects of Indonesian. This research waslocatedin all areas of Ambon City and its surroundings. The time needed by researchers to collect data is for two weeks. The data collection method used is non-participant observation. There are two techniques used to support non-participant observation methods, namely recording and recording techniques. This study uses two waysin the process of data analysis, namely the equivalent method and the method of religion. The results ofthe study show that there are differences in possessive construction patterns (ownership) between Indonesian Ambon dialect and Indonesian standard. The difference is the location of the possessor and the different possessed. In the Indonesian language, Ambonese dialect, whatever the possessor category, both pronimapersona, self-name, and not human, always precedes possessum. That is different from standard Indonesian, which is in the possessumconstruction pattern that precedes the possessor. Another difference is that the possessive construction pattern in the Ambonese dialect Indonesian language hadthe addition of the word pung between the possessor and possessed, whereas in standard Indonesian there is no addition."
Ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:1 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Taufik Salamun
"Penelitian ini bertujuan merekonstruksi pola posesif bahasa Indonesia dialek Ambon dengan Indonesia baku. Penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif. Data penelitian ini bersumber dari tuturan masyarakat Kota Ambon dan sekitarnya yang berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dialek Ambon. Data bahasa Indonesia diperoleh dari hasil terjemahan tuturan bahasa Indonesia dialek Ambon. Penelitan ini berlokasi di seluruh wilayah Kota Ambon dan sekitarnya. Waktu yang diperlukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data adalah selama dua minggu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non-partisipan. Ada dua teknik yang digunakan untuk mendukung metode obeservasi non-partisipan, yaitu teknik rekam dan catat. Penelitian ini menggunakan dua metode dalam proses analisis data, yaitu metode padan dan metode agih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola konstruksi posesif (kepemilikan) antara bahasa Indonesia dialek Ambon dengan bahasa Indonesia baku. Perbedaan tersebut adalah letak possessor dan possessum yang berbeda. Pada bahasa Indonesia dialek Ambon, apapun kategori possessor baik pronima persona, nama diri, maupun bukan manusia selalu mendahului possessum. Hal itu berbeda dengan bahasa Indonesia baku, yaitu pada pola konstruksinya possessum-lah yang mendahului possessor. Perbedaan lain adalah pola konstruksi posesif pada bahasa Indonesia dialek Ambon mendapat penambahan kata pung di antara possessor dan possessum, sedangkan pada bahasa Indonesia baku tidak mengalami penambahan.
This study aims to reconstruct the possessive pattern of the Indonesian language in Ambon dialect with Indonesian standards. This research is descriptive qualitative. The data of this study werederivedfrom the speech of the people of Ambon and surrounding cities who communicate using Ambonese dialect in Indonesian. Indonesian data wasobtainedfrom the translation of Ambonese dialects of Indonesian. This research waslocatedin all areas of Ambon City and its surroundings. The time needed by researchers to collect data is for two weeks. The data collection method used is non-participant observation. There are two techniques used to support non-participant observation methods, namely recording and recording techniques. This study uses two waysin the process of data analysis, namely the equivalent method and the method of religion. The results ofthe study show that there are differences in possessive construction patterns (ownership) between Indonesian Ambon dialect and Indonesian standard. The difference is the location of the possessor and the different possessed. In the Indonesian language, Ambonese dialect, whatever the possessor category, both pronimapersona, self-name, and not human, always precedes possessum. That is different from standard Indonesian, which is in the possessumconstruction pattern that precedes the possessor. Another difference is that the possessive construction pattern in the Ambonese dialect Indonesian language hadthe addition of the word pung between the possessor and possessed, whereas in standard Indonesian there is no addition."
Ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:1 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library