Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172061 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Elisabet Anggita
"Risiko kekurangan energi kronik (KEK) merupakan keadaan dimana remaja putri mempunyai kecenderungan untuk menderita KEK. Kategori risiko KEK di Indonesia didasarkan pada hasil ukur lingkar lengan atas (LILA) kurang dari atau sama dengan 23,5 cm. Apabila KEK terjadi pada remaja dapat menyebabkan menurunnya kemauan belajar dan kesehatan fisik pada remaja putri, mengingat dampak KEK pada remaja putri juga dapat berlanjut hingga dewasa dan dapat berdampak buruk pada masa kehamilan dan melahirkan bayi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor asupan energi, asupan gizi makro, frekuensi makan, kebiasaan sarapan pagi, citra tubuh, uang saku, dan pekerjaan ibu dengan kejadian KEK pada siswi Sekolah Menengah Kejuruan Informatika Bina Generasi 3 Kabupaten Bogor tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional dan metode pengambilan sampelnya dengan simple random sampling pada siswi Sekolah Menengah Kejuruan Informatika Bina Generasi 3 Bogor yaitu kelas 11 - 12 periode 2022/2023 pada Agustus 2023. Analisis data menggunakan statistik chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 53,3% siswi Sekolah Menengah Kejuruan Informatika Bina Generasi 3 berisiko KEK dan 47,8% tidak berisiko KEK. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan protein, frekuensi makan, dan pengetahuan gizi dengan risiko kurang energi kronik (KEK) pada siswi. . Asupan energi (p-value= 0,002) dan karbohidrat (p-value= 0,003) merupakan faktor terbesar terjadinya risiko KEK pada siswi, yaitu dimana siswi yang mempunyai asupan energi yang kurang berpeluang 5,400 dan 5,789 kali lebih besar berisiko KEK dibandingkan dengan responden dengan asupan energi dan karbohidrat yang cukup.Diharapkan siswi dapat lebih meningkatkan asupan energi dan asupan zat gizi makro melalui melakukan pola makan yang baik yaitu dengan memperbaiki frekuensi makan dengan rutin yaitu 3 kali sehari dengan makan utama dan meningkatkan kualitas makan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.

The risk of chronic energy deficiency (CED) is a condition in which young women tend to suffer from CED. The CED risk category in Indonesia is based on the results of measuring the upper arm circumference (MUAC) which is less than or equal to 23.5 cm. If CED occurs in adolescents it can cause a decrease in the willingness to learn and physical health in young women, considering that the impact of CED on young women can also continue into adulthood and can have a negative impact during pregnancy and childbirth. retarded baby. This study aims to determine the relationship between energy intake, macronutrient intake, meal frequency, breakfast habits, body image, pocket money, and mother's occupation with the incidence of CED in female students at SMK Informatics Bina Generasi 3, Bogor Regency, in 2023. This study used a research design descriptive analysis using the cross-sectional method and the sampling method using simple random sampling in female students of SMK Informatics Bina Generasi 3 Bogor, namely class 11 – 12 for the 2022/2023 period in August 2023. Data analysis used chi-square statistics. The results showed that 53.3% of female students at SMK Informatika Bina Bata 3 were at risk of KEK and 47.8% were not at risk of CED. There is a significant relationship between energy intake, carbohydrate intake, fat intake, protein intake, meal frequency, and nutritional knowledge with the risk of chronic energy deficiency (CED) in female students. Energy intake (p-value = 0.002) and carbohydrates (p-value = 0.003) are the biggest risk factors for CED in female students, namely students who have less energy intake are 5,400 and 5,789 times more likely to be at risk of CED compared to respondents with low energy intake. sufficient energy and carbohydrates. It is hoped that female students can further increase their energy intake and macronutrient intake by adopting a good diet, namely by improving the frequency of eating regularly, namely 3 times a day with main meals, and improving the quality of eating by consuming nutritionally balanced foods."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadia Ramadhanti Taufani
"Energi yang berasal dari zat gizi makro dibutuhkan untuk melakukan metabolisme tubuh, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Kebiasaan konsumsi energi dan zat gizi yang tidak seimbang dengan pola makan yang tidak tepat akan menyebabkan masalah gizi. Sebaliknya, asupan energi dan zat gizi seimbang serta berkualitas dapat mempertahankan kesehatan fisik dan stabilitas mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan energi serta apakah terdapat hubungan dengan mindful eating dan faktor lainnya pada mahasiswa S1 Reguler Gizi FKM UI tahun 2022. Variabel independen pada penelitian ini adalah mindful eating, pengetahuan gizi, uang jajan untuk membeli makanan dan minuman, stress, konsumsi makanan selingan, konsumsi minuman manis, dan durasi tidur. Variabel dependen penelitian ini adalah asupan energi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-Juni 2022 kepada 136 mahasiswi tahun angkatan 2019-2021. Data yang digunakan didapatkan dari pengisian kuesioner serta food record weekday dan weekend yang diisi mandiri oleh responden. Sebesar 8.1% mahasiswi S1 Reguler Gizi FKM UI memiliki asupan energi tinggi yaitu > 80% AKG. Analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara stres, konsumsi makanan selingan, dan konsumsi minuman manis dengan asupan energi. Peneliti menyarankan kepada pihak universitas untuk dapat memberikan edukasi terkait pedoman gizi seimbang.

Energy derived from macronutrients is needed to carry out body metabolism, physical activity, and growth. Nutritional problems brought on by inappropriate eating patterns or unbalanced energy and nutrient consumption habits. On the other hand, a balanced and quality intake of energy and nutrients can maintain a person's physical health and mental stability.  The aim of this study was to analyze the relationship between mindful eating and other factors with energy intake in Students of Nutritional Programs at FKM UI. The dependent variable of this study was energy intake, while the independent variables were mindful eating, nutritional knowledge, allowance, stress level, snack consumption and Sugar-sweetened beverages (SSBs) and sleep duration. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. Data were collected from March to June 2022 for 136 nutrition students of class 2019 to 2021. Data was obtained from food record 2x24 hours and online questionnaire. The result show that as many as 8.1% of student consumed high energy intake (fulfilled > 80% of Recommended Dietary Allowances). The result also showed that stress level, snack consumption and SSBs were related to students’ energy intake. Researcher suggest to university to provide education related to balanced nutrition guidelines."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fegga Aulia Ananda
"Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. Semakin tinggi angka kematian ibu dan bayi di suatu negara, maka dapat dikatakan bahwa derajat kesehatan negara tersebut buruk (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, dan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Data tersebut menunjukkan bahwa AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi apabila dilihat dari target yang ditentukan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 12 per 1000 kelahiran hidup, dan angka tersebut masih jauh dari target yang diharapkan (Sustainable Development Goals, 2017). Angka kematian ibu pada tahun 2021, sebagian besar penyebabnya terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, dan penyebab tertinggi kedua karena perdarahan sebanyak 1.330 kasus. Perdarahan dapat disebabkan karena anemia dan kekurangan energi kronis (KEK). World Health Organization(WHO) menyebutkan bahwa sekitar 40% kematian pada ibu dinegara berkembang berkaitan dengan kejadian anemia pada masa kehamilan yang disebabkan oleh perdarahan akut dan status gizi yang buruk. Ibu hamil dengan status gizi yang buruk dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan energi kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan KEK dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode kuantitatif. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik simple random sampling. Diambil dari data sekunder yaitu dari bulan Januari 2023 - Juni 2023 dari Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan yang datanya sudah lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kekurangan energi kronik (p = 0,00), dan juga karakteristik responden meliputi usia ibu (p = 0,00), Frekuensi ANC (p = 0,00), Pendidikan (0,026) dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Untuk variabel yang berpengaruh paling dominan setelah dilakukan analisis multivariat yaitu variabel KEK dengan Odd ratio sebesar 2,727 dan p-Value sebesar 0,003 (< 0,05), yang artinya kekurangan energi kronik (KEK) memiliki resiko 2,727 kali lebih besar pada ibu hamil dengan anemia. Dari penelitian ini, diharapkan dapat memantau ibu hamil untuk melakukan ANC secara rutin agar salah satunya ibu hamil dapat terpantau dalam minum tablet tambah darah yang sudah diberikan. Serta mengajak partisipasi dari suami atau keluarga untuk mendukung ibu hamil rutin dalam mengkonsumsi tablet tambah darah, agar ibu hamil terhindar dari anemia, selain itu diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai nutrisi makanan yang dapat dikonsumsi selama kehamilan atau diwajibkan untuk konsultasi ke ahli gizi agar ibu hamil dapat terhindar dari KEK selama kehamilan.

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are still indicators of the level of public health in a country. The higher the maternal and infant mortality rate in a country, it can be said that the health status of that country is poor (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018). Based on the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI), the Maternal Mortality Rate (MMR) was 305 per 100,000 live births, and the Infant Mortality Rate (IMR) was 24 per 1,000 live births. This data shows that MMR and IMR in Indonesia are still high when viewed from the targets set by the Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, namely MMR of 70 per 100,000 live births and IMR of 12 per 1000 live births, and these figures are still far from the expected target. In 2021, the majority of maternal deaths were related to COVID-19, 2,982 cases, and the second highest cause was bleeding, 1,330 cases. Bleeding can be caused by anemia and chronic energy deficiency (CED). The World Health Organization (WHO) states that around 40% of maternal deaths in developing countries are related to anemia during pregnancy which is caused by acute bleeding and poor nutritional status. Pregnant women with poor nutritional status can result in chronic energy deficiency. This study aims to determine the relationship between chronic energy deficiency and the incidence of anemia in pregnant women at the SetiabudiDistrict Health Center, South Jakarta. The research design used in this research is descriptive analytical with quantitative methods. Sampling in this research used a simple random sampling technique. Taken from secondary data, namely from January 2023 - June 2023 from the Setiabudi District Health Center, South Jakarta, where the data is complete. The results of the study showed that there was a significant relationship between chronic energy deficiency (p = 0.00), and also the characteristics of respondents including maternal age (p = 0.00), ANC frequency (p = 0.00), education (0.026) and incidence of anemia in pregnant women. For the variable that has the most dominant influence is chronic energy deficiency variable with an Odd ratio of 2.727 and a p-Value of 0.003 (< 0.05), meaning that chronic energy deficiency will have a 2.727 times greater risk of experiencing anemia in pregnant women. From this research, it is hoped that pregnant women can monitor their Antenatal Care regularly and monitor their consumption of the blood supplement tablets that have been given. As well as inviting participation from husbands or families to support pregnant women regularly in consuming blood supplement tablets, so that pregnant women avoid anemia, apart from that it is hoped that they can provide education regarding nutritional food that can be consumed during pregnancy or are required to consult a nutritionist so that pregnant women can avoid chronic energy deficiency (CED) during pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Herdiani
"Kebutuhan akan energi dan zat gizi lainnya meningkat pada masa kehamilan terutama pada kehamilan trimester III. Kurang gizi bukan hanya sekedar kekurangan makanan melainkan berupa kombinasi dari beberapa faktor seperti konsumsi protein, energi dan gizi mikro yang tidak mencukupi, adanya penyakit infeksi, pelayanan kesehatan yang tidak memadai, air dan sanitasi yang buruk. Ibu hamil dengan status gizi yang kurang akan mengalami masalah gizi seperti kurang energi kronis (KEK). Ibu hamil memiliki risiko KEK jika memiliki lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm. Ibu hamil dengan risiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko KEK pada ibu hamil di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain Cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari riset kesehatan dasar tahun 2018. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil trimester III berjumlah 3.341 responden. Data dianalisis menggunakan Regresi Cox untuk mengetahui prevalen rasio (PR) faktor-faktor yang behubungan dengan risiko KEK dengan Confident Interval (CI) 95% untuk melihat signifikansi. Prevalensi risiko KEK pada ibu hamil di Indonesia sebesar 14,9%. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko KEK yaitu jumlah anggota keluarga > 4 orang (PR 1,388; CI95% 1,161-1,661), tempat tinggal di pedesaan (PR 1,337; CI95% 1,111-1,608), multigravida (PR 0,604; CI95% 0,503-0,726) dan grandemultigravida (PR 0,722; CI95% 0,515-1,011). Disarankan agar pemerintah menyediakan layanan konsultasi gizi pada puskesmas, melakukan penyuluhan oleh bidan desa, pembatasan jumlah anak pada masyarakat dimulai dari tenaga kerja dan Pemberdayaan masyarakat terutama di pedesaan.

Energy and other nutrients need are increase during pregnancy, especially in the third trimester of pregnancy. Malnutrition is not just a lack of food but also a combination of several factors such as inadequate consumption of protein, energy and micronutrients, the presence of infectious diseases, inadequate health services, poor water and sanitation. Pregnant women with poor nutritional status will experience nutritional problems such as chronic energy deficiency (CED). Pregnant women who have a risk of CED are having mid upper arm circumference (MUAC) < 23.5 cm. Pregnant women who are at risk of CED are expected to have LBW babies. The purpose of this study was to determine the related factors of chronic energy deficiency risk on pregnant women in Indonesia. This study used a cross-sectional design using secondary data from basic health research in 2018. The sample of this study was 3,341 respondents of third trimester pregnant women. Data were analyzed using Cox Regression to determine the prevalence ratio (PR) the related factors of chronic energy deficiency with a Confident Interval (CI95%) to see significance. The prevalence of CED risk on pregnant women in Indonesia is 14.9%. The results of multivariat analysis showed that the related factors of CED risk were number of family members > 4 peoples ( PR 1.388; CI95% 1.161-1.661), rural residance (PR 1.337; CI95% 1.111-1.608), multigravida (PR 0.604; CI95% 0.503-0.726) and grandemultigravida (PR 0.722; CI95% 0.515-1.011). It is recomendet that the goverment provide nutrition consultasy services at the public health center, counseling by midwives in village, limiting the number of children in the community started with labor and empowering communities especially in rural areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Putri Oktaviany
"Overweight tidak hanya menjadi masalah di negara maju, tetapi juga di negara berkembang padahal overweight dapat menyebabkan terjadinya diabetes di kemudian hari. Menurut Riskesdas 2010, prevalensi overweight di Indonesia pada anak usia 13-15 tahun sebesar 2,5%. Asupan gizi makro memiliki pengaruh yang cukup besar dalam terjadinya overweight.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan gizi makro, aktivitas fisik, jenis kelamin, frekuensi konsumsi fast food, dan durasi tidur dengan overweight pada siswa SMPN 68 Jakarta tahun 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 99 responden yang terdiri dari siswa-siswi kelas 7 dan 8. Mereka dipilih dengan metode multi stage random sampling. Data penelitian diperoleh dari pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan, food recall untuk asupan makanan, food frequency questionnaire untuk frekuensi konsumsi fast food, dan kuesioner untuk aktivitas fisik serta durasi tidur.
Hasil penelitian ini adalah sebanyak 35,4% responden mengalami overweight dan hasil bivariat yang menggunakan uji chi square menunjukkan hubungan yang bermakna antara asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein, dan asupan lemak dengan overweight. Perlu diberikan edukasi kepada siswa mengenai makanan yang dikonsumsi harus bergizi seimbang.

Overweight was not only become problem in developed country, but also in developing country whereas overweight can lead to diabetes later. Based on Riskesdas 2010, prevalence of overweight in Indonesia at the age of 13 – 15 years old is 2,5%. Macronutrient intake had a very important role in the process of overweight.
This research objectively investigated relationship between macronutrient intake, physical activity, gender, fast food consumption frequency, and sleep duration with overweight on junior high school students of 68 junior high school Jakarta 2013.
This research was a quantitative study with cross sectional study. Subjects for this research are 99 of 7th and 8th grade students. They were selected by multi stage random sampling method. The data of this research were obtained by antropometri measurement of weight and height, food recall for food intake, food frequency questionnaire for frequency of fast food consumption, and questionnaire for physical activity and sleep duration.
Based from the results, 35,4% respondents had overweight and from analyzes data by chi square test, there was significant relationship between energy intake, carbohydrate intake, protein intake, and fat intake with overweight. It is important to give education to students about the food that they eat should have good nutrition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Hanifah Sekar Kinasih
"Kurang energi kronis (KEK) masih menjadi masalah gizi ibu hamil dan salah satu dari empat masalah kesehatan yang umum dialami remaja di Indonesia. Pandemi Covid-19 dapat menjadi faktor risiko peningkatan kasus KEK. Penelitian ini bertujuan menelaah hubungan antara pandemi Covid-19 dengan kejadian KEK ibu hamil serta mengevaluasi prevalensi KEK ibu hamil sebelum dan ketika pandemi Covid-19 di Kota Depok. Studi cross-sectional dilakukan dengan data penelitian diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Depok dengan metode total sampling, yaitu seluruh ibu hamil di Kota Depok tahun 2018-2019 (sebelum pandemi Covid-19) dan 2020-2021 (pandemi Covid-19). Sampel berjumlah 190.676 ibu hamil, yaitu 95.792 ibu hamil pada tahun 2018-2019 dan 94.884 ibu hamil pada tahun 2020-2021. Mayoritas ibu hamil berada pada kelompok usia 20-35 tahun, baik pada sebelum pandemi Covid-19 (f = 40.710) dan saat pandemi Covid-19 (f = 73.690). Prevalensi KEK ibu hamil di Kota Depok adalah 2,7% pada era sebelum pandemi Covid-19 dan 3% pada pandemi Covid-19 (p 0,000; 95% CI 1,08-1,203). Ibu hamil pada pandemi Covid-19 memiliki kemungkinan KEK 1,1499 kali lebih tinggi (OR 1,1499) dibandingkan ibu hamil pada era sebelum pandemi Covid-19. Dengan demikian, terdapat hubungan yang signifikan antara pandemi Covid-19 dengan kejadian KEK ibu hamil di Kota Depok di mana pandemi Covid-19 merupakan faktor risiko dari kejadian KEK ibu hamil di Kota Depok.

Chronic energy deficiency (CED) is a persisting nutritional problem among pregnant women and one of the four common health problems among adolescents in Indonesia. The Covid-19 pandemic can be a risk factor for increasing CED cases. This study aimed to examine the interconnection between the Covid-19 pandemic and CED among pregnant women as well as to evaluate CED prevalence among pregnant women in the era before and during Covid-19 pandemic in Depok City. A cross-sectional study was conducted using data from Dinas Kesehatan Kota Depok which was collected using the total sampling method including all pregnant women in Depok City in 2018-2019 (before Covid-19 pandemic) and 2020-2021 (during Covid-19 pandemic). The sample consisted of 190.676 pregnant women, 95.792 of which were in 2018-2019 and 94.884 of which were in 2020-2021. Most pregnant women were in the 20-35 years old age group, both before Covid-19 pandemic (f = 40.710) and during Covid-19 pandemic (f = 73.690). CED prevalence among pregnant women in Depok City was 2,7% in the era before Covid-19 pandemic and 3% during Covid-19 pandemic (p 0,000; 95% CI 1,08-1,203). Pregnant women during Covid-19 pandemic had 1,1499 times higher for developing CED (OR 1,1499) compared to those who were pregnant before Covid-19 pandemic. In conclusion, there was a significant interconnection between Covid-19 pandemic and CED among pregnant women in Depok City in which the Covid-19 pandemic is a significant risk factor for CED among pregnant women in Depok City."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadra Anniswah
"Latar Belakang: Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditas baik bagi ibu maupun anak yang dilahirkan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status KEK perlu diketahui agar dapat ditentukan intervensi dalam penurunan prevalensi KEK. Tujuan: Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan KEK pada ibu hamil di Kabupaten Buol Tahun 2021. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan di Kabupaten Buol. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 239 ibu hamil. Variabel terikat berupa status KEK sedangkan variabel bebas berupa karakteristik ibu, pendapatan keluarga, umur pertama menikah, jarak kehamilan, pengetahuan gizi ibu hamil, frekuensi dan asupan makanan (karbohidrat, energi, protein), akses layanan kesehatan (ANC, K1, dan PMT). Analisis yang dilakukan berupa uji univariat, bivariat dengan menggunakan uji Chi square, dan multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil: Prevalensi KEK dalam penelitian ini adalah sebesar 23.4%. Variabel yang berhubungan dengan status KEK (p<0.05) dalam penelitian ini adalah jarak kehamilan, umur pertama menikah, dan PMT. Simpulan dan saran: faktor yang paling mempengaruhi KEK adalah usia pertama menikah. Diperlukan pendidikan gizi untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil megenai pentingnya nutrisi saat kehamilan serta terkait sumber dan cara yang tepat mengolah pangan lokal alami untuk mencukupi asupan nutrisi. Selain itu dibutuhkan edukasi untuk menunda usia pernikahan dan kehamilan agar mencapai usia ideal, serta mengatur jarak kelahiran ideal untuk meminimalisasi risiko KEK serta komplikasi kehamilan dan persalinan. Peningkatan pengetauan juga perlu didampingi dengan perubahan sikap, intensi dan ketersediaan akses untuk dapat mencapai perubahan perilaku masyarakat.

Background: Chronic energy deficiency in pregnancy can cause mortality and morbidity in both maternal and her children. Factors associated with chronic energy deficiency to be known to determine an intervention for decreasing prevalence chronic energy deficiency. Objectives: To analyze the factors associated with chronic energy deficiency in Buol Regency. Methods: Design study was cross-sectional conducted in Buol Regency. Total sample was 239 pregnant women. The dependent variables was chronic energy deficiency status while the independent variable were subject characteristic, family income, age of first marriage, pregnancy distance, antenatal care, supplementary feeding, maternal nutrition knowledge, eating behavior, carbohydrate, energy, and protein intake . Statistical analysis were univariate, bivariate analysis using Chi Square, and multivariate analysis using logistic regression. Results: The prevalence of chronic energy deficiency in this study was 23.4%. Variables associated with chronic energy deficiency (p<0.05) was pregnancy distance, age of first marriage, and supplementary feeding. Conclusions and suggestions: age of first marriage is the strongest associated factor to CED. Nutritional education is needed to increase the knowledge of pregnant women to meet the importance of nutrition during pregnancy, related sources and ways to properly process natural local food to meet nutritional intake. In addition, education is needed to delay the age of marriage and pregnancy in order to reach the ideal age, and set the ideal birth distance to minimize the risk of CED and complications of pregnancy and childbirth. Increasing knowledge also needs to be accompanied by changes in attitudes, intentions and availability of access to be able to achieve changes in people's behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Cahya Saputra
"Prevalensi risiko kurang energi kronis (KEK) pada ibu hamil di Indonesia mengalami peningkatan berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 dan 2013. Kondisi ini penting diperhatikan karena kurang energi kronis pada ibu hamil akan memberikan dampak yang buruk tidak hanya pada tubuh ibu namun juga janin yang dikandungnya. Proporsi risiko KEK memiliki sebaran yang berbeda-beda terkait karakteristik ibu hamil, misalnya pekerjaan, pendidikan, dan usia kehamilan. Selain itu, asupan nutrisi tentu menjadi faktor penting yang memengaruhi status nutrisi ibu hamil.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara prevalensi risiko KEK pada ibu hamil di Jakarta dengan pekerjaan, pendidikan, usia kehamilan, dan asupan makronutrien. Potong lintang merupakan desain penelitiannya dengan jumlah subjek sebanyak 56 orang ibu hamil usia 20-35 tahun di Jakarta. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) digunakan untuk menilai risiko KEK (<23,5cm). Data asupan makronutrien diperoleh dengan menggunakan metode 24-hour food recall. Data pendidikan, pekerjaan, dan usia kehamilan diperoleh dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi risiko KEK mencapai 10,7%. Berdasarkan uji fisher tidak menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara risiko KEK pada ibu hamil di Jakarta dengan pekerjaan, pendidikan, asupan makronutrien, asipan energy, dan usia kehamilan. Terdapat beberapa faktor yang tidak diteliti pada penelitian ini antara lain usia saat hamil dan aktivitas fisik.

The prevalence of chronic energy deficiency (CED) on pregnant women in Indonesia have increased based on data Riskesdas 2007 and 2013. This condition is important to note because chronic energy deficiency in pregnant women will have a negative effect for both mother and fetus. The proportion of CED has different based on occupation, education, and gestational age of pregnant women. In addition, nutrition is certainly an important factor affecting the nutritional status of pregnant women.
This study was conducted to determine the relationship between the prevalence of CED in pregnant women in Jakarta and occupation, education, pregnancy / trimester of pregnancy, and macronutrient intake. Is a cross-sectional study design with a number of subjects as much as 56 pregnant women aged 20-35 years in Jakarta.Measurement mid upper arm circumference (MuAC) is used to assess the risk of CED (<23.5 cm). Macronutrient intake data is obtained by using a 24-hour food recall. Data of education, occupation, and trimester of pregnancy obtained using a questionnaire.
These results indicate that the prevalence of CED reached 10.7%. Based fisher test showed no significant association between the risk of CED in pregnant women in Jakarta and her occupation, education, macronutrient intake, energy intake, and trimester of pregnanc. There are several factors which are not examined in this study include age and physical activity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Restiani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan hubungan antara jenis
kelamin, citra tubuh, kebiasaan sarapan, asupan energi dan zat gizi makro serta
aktivitas fisik dengan dengan status gizi lebih pada siswa SMP Muhammadiyah
31 Jakarta Timur tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional
dengan metode systematic random sampling. Berdasarkan hasil penelitian pada
117 responden, diketahui 56,4% responden berstatus gizi lebih. Uji statistik
menunjukkan adanya hubungan bermakna antara citra tubuh (OR=7,2), kebiasaan
sarapan (OR 3,5), asupan energi total (OR 101,3), asupan karbohidrat (OR 10,4),
asupan lemak (OR 15,5), dan asupan protein (OR 6,0) terhadap status gizi. Oleh
karena itu, diperlukan upaya kerjasama antara sekolah dan Dinas Kesehatan untuk
mengadakan sosialisasi PUGS dalam bentuk penyuluhan dan publikasi poster di
sekolah secara rutin.

ABSTRACT
This study aimed to determine the associations of gender, body image, breakfast
habits, energy and macro nutrient intake and physical activity to overnutrition and
knowing the proportion of all research variable at Muhammadiyah 31 Junior High
School?s student, East Jakarta. This study is using cross sectional design and
systematic random sampling. From the research of 117 samples, 56,4% samples
had overnutrition. There were significant association between body image
(OR=7,2), breakfast habits (OR 3,5), energy intake (OR 101,3), carbohydrate
intake (OR 10,4), fat intake (OR 15,5) and protein intake (OR 6,0) to nutritional
status. Therefore, the school need to build teamwork with ministry of health to
socialize about nutrition education through counseling and publish some posters
about PUGS in school areas routinely."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fiky Rahayuningtiyas
"Status gizi lebih sudah menjadi masalah global bagi semua kategori usia, yang akan bermanifestasi menjadi suatu penyakit yang berbahaya pada saat dewasa jika dialami saat masa remaja. Di Indonesia menurut data Riskesdas 2010, prevalensi penduduk usia 13-15 tahun yang memiliki status gizi lebih sebesar 2,9 % pada laki-laki dan 2 % perempuan. Asupan serat memiliki pengaruh yang sangat penting dalam mengontrol pertambahan berat badan dan terjadinya status gizi lebih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik siswa, karakteristik orang tua, asupan makanan (asupan serat, energi, lemak, protein, dan kebiasaan jajan), dan aktifitas fisik dengan status gizi lebih pada siswa SMPN 115 Jakarta Selatan tahun 2012.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Subjek penelitian ini merupakan siswa siswi kelas 7 dan 8 yang memenuhi kriteria sebanyak 113 responden yang dipilih dengan metode systematic random samping. Data penelitian yang didapatkan dengan cara pengukuran antropometri tinggi badan dan berat badan, kuesioner untuk karakteristik siswa, karakteristik orang tua, kebiasaan jajan, dan aktifitas fisik, serta food recall 2x24 jam untuk asupan makanan.
Hasil penelitian ini sebanyak 47,8 % responden memiliki status gizi lebih dan hasil bivariat yang menggunakan uji chi square menunjukkan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, asupan energi, asupan lemak, asupan karbohidrat, pendidikan ibu, lama tidur, dan kebiasaan berolah raga dengan status gizi lebih. Perlu diberikan edukasi kepada siswa dan pedagang makanan sekitar sekolah mengenai makanan yang harus dikonsumsi siswa sesuai dengan kebutuhannya.

Over nutritional status in adolescent has been the global problem for all age, which will become a chronic disease in the future. Indonesia from Riskesdas 2010 had prevalence of over nutrition in adolescent, 13-15 years old, 2,9 % in male and 2 % in female. Fiber intake has a very important role for controlling weight gain and the next over nutrition.
This research objectively investigated relationship between student characteristic, parents characteristic, food intake (fiber intake, energy intake, fat intake, protein intake, and snacking habit), and physical activity with over nutritional status in junior high school student of 115 Junior High School East Jakarta 2012.
This research was a quantitative study with cross sectional study. Subjects for this research are 113 of 7th and 8th grade students who meet the criteria. They selected by systematic random sampling. Data for this research are obtained by antropometri measurement for height and weight, questionnaire for student and parents characteristic, snacking habit, and physical activity, and also food recall 2x24 hour for food intake data.
Based from the result, 47,8 % respondents had over nutritional status and from analyses data by chi square test, there were significantly relationship between gender, energy intake, fat intake, carbohydrate intake, mother's education, sleep duration, and exercise habits with over nutritional status. It is important giving an education for student and food seller in around the school, especially for school's canteen, about the food that supposed to be eaten for the students according their needs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>