Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104861 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gautschi, Marcel
Semarang: Dahar Prize, 1986
796.342 GAU e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bomby Febriantoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virginia Rusli
"ABSTRAK
Dalam dunia olahraga, bahaya cedera selalu mengintai ketika seorang atlet melakukan aktivitasnya, disaat bertanding maupun latihan. Cedera pastinya mengganggu performa seorang atlet, terlebih jika menyangkut atlet profesional. Hal ini dikarenakan penghasilan yang biasa diperoleh ketika melakukan fungsinya sebagai attlet, tidal( dapat dilakukan. Untuk kembali tampil pascacedera tentunya dibutuhkan bukan hanya tekad yang kuat, tapi juga persiapan yang matang. Penetapan sasaran (goal setting) adalah salah satu cara yang membuat seorang atlet menjadi slap untuk kembali berkecimpung di arena olahraga. Bukan hanya berpengaruh terhadap kesiapan fisik dan teknik, penetapan sasaran juga mempengaruhi kesiapan mental seorang atlet. Ini dikarenakan penetapan sasaran dipercayai membawa perubahan-perubahan positif dalam beberapa kondisi psikologis atlet, seperti: kecemasan, kepercayaan diri, dan motivasi (Gould, 1993). Sasaran yang efektif dapat membantu atlet pulih dari cederanya (Wiese & Weiss, 1987). Penelitian ini menjadi perlu clan penting untuk dilakukan karena disadari begitu tingginya kemungkinan cedera yang dialami oleh seorang atlet. Sedangkan di lain pihak, kebanyakan atlet-atlet yang mengalami cedera justru mereka yang masih bails prestasinya, bahkan yang terbaik di Indonesia. Oleh karenanya suatu mekanisme penanggulangan cedera yang efektif sangat diperlukan. Penelitian ini merupakan studi kasus yang dalain pengumpulan datanya menggunakan tehnik observasi dan wawancara (primer) serta studi pustaka (sekunder). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penetapan sasaran memiliki peranan dalam usaha pengembalian performa seorang atlet tenis profesional pascacedera. Wawancara dilakukan terhadap seorang atlet tenis putri profesional dan pelatihpelatihnya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penetapan sasaran ternyata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap performa atlet ini secara fisik, teknik, dan mental pascacedera yang dialaminya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amran Lee Abdullah
Petaling Jaya: Sutrapadu (M) SDN. BHD., 2007
R 796 AMR s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Amran Lee Abdullah
Petaling Jaya: Sutrapadu , 2007
R 796 AMR h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Aidan Azkafaro Deson
"Di dalam olahraga tenis, pemahaman yang mendalam tentang gerakan lawan sangat penting untuk merespons pukulan dengan efektif. Salah satu tantangan utama yang dihadapi pemain adalah mengantisipasi arah pukulan lawan dengan cepat dan akurat. Faktor utama yang memengaruhi arah pukulan bola tenis adalah sudut kontak bola dengan raket saat memukulnya. Namun, dalam kecepatan permainan yang tinggi, observasi terhadap faktor ini sulit dilakukan. Faktor lain yang dapat memengaruhi arah pukulan adalah pose pemain saat memukul bola. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan machine learning dalam mengatasi masalah ini, dengan menggunakan informasi sekuensial mengenai pergerakan pose pemain sesaat sebelum memukul bola dan meneruskannya ke jaringan neural network untuk klasifikasi arah pukulannya menjadi tiga jenis kelas, yaitu Cross Left, Cross Right, dan Straight. Dataset yang digunakan untuk penelitian ini diambil dari beberapa video pertandingan tenis profesional dari platform YouTube dengan total durasi permainan efektif 43 menit. Untuk mendapatkan informasi mengenai koordinat pose pemain, digunakan YOLOv8-Pose, sementara TrackNet digunakan untuk mendeteksi koordinat bola dan lapangan. Arah pukulan bola ditentukan dari informasi koordinat bola sebelum dan setelah pemain melakukan pukulan. Informasi pose pemain sebanyak 20 frame sebelum pemain memukul bola disimpan dalam suatu array tiga dimensi dan digunakan sebagai input untuk jaringan neural network. Penelitian ini menguji dua jenis neural network, yaitu RNN dan LSTM, dan dilakukan tuning hingga diperoleh performa terbaik pada kedua model tersebut. Model RNN mencapai akurasi sebesar 74%, sedangkan model LSTM mencapai akurasi sebesar 79%. Untuk meningkatkan performa model, diterapkan class weighting agar model memberikan perhatian yang lebih adil terhadap setiap kelas. Hasilnya, akurasi model RNN meningkat menjadi 80% dan akurasi model LSTM meningkat menjadi 82%.

In the sport of tennis, a deep understanding of the opponent's movements is crucial for effectively responding to their shots. One of the main challenges players face is anticipating the direction of their opponent's shots quickly and accurately. The primary factor influencing the direction of a tennis ball's shot is the angle at which the ball contacts the racket. However, observing this factor is difficult in the high-speed context of the game. Another factor that can influence the shot's direction is the player's pose at the moment of impact. This study aims to evaluate the application of machine learning in addressing this issue by using sequential information about the player's pose movements just before hitting the ball and feeding it into a neural network for shot direction classification into three categories: Cross Left, Cross Right, and Straight. The dataset used for this study was obtained from several professional tennis match videos on YouTube, with a total effective gameplay duration of 43 minutes. To obtain information about the player's pose coordinates, YOLOv8-Pose was used, while TrackNet was used to detect the coordinates of the ball and the court. The shot direction was determined from the ball's coordinates before and after the player made contact. The player's pose information, consisting of 20 frames before hitting the ball, was stored in a three-dimensional array and used as input for the neural network. This study tested two types of neural networks, RNN and LSTM, and tuning was performed to obtain the best-performing models for both. The RNN model achieved an accuracy of 74%, while the LSTM model achieved an accuracy of 79%. To improve model performance, class weighting was applied to ensure the model gave fair attention to each class. As a result, the accuracy of the RNN model increased to 80%, and the accuracy of the LSTM model increased to 82%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horowitz, Anthony, 1955-
London: Walker Books, 2015
823.914 HOR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Iftida Yasar
"ABSTRAK
Dalam berbagai kesempatan, baik melalui media
massa, seminar dan pembicaraan sehari-hari, selalu
dibicarakan mengenai masalah disiplin. Bagi orang tua
penerapan dan peningkatan disiplin pada anak adalah hal
yang teramat penting. Dalam dunia kerja, disiplin
diperlukan agar produktivitas meningkat, dan dalam dunia
olahraga disiplin mutlak diperlukan, karena tanpa
disiplin seorang atlet yang berbakat dan berprestasi akan
dikalahkan oleh mereka yang mempunyai disiplin tinggi.
Pembentukan disiplin memerlukan waktu yang lama
dan dilakukan secara terus menerus. Peranan orang tua,
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat
panting bagi perkembangan disiplin seseorang. Jika orang
tua berhasil mendisiplinkan anak, maka anak akan
mengembangkan peraturan sendiri bagi dirinya (self
regulation). Mereka akan punya kemampuan untuk mengontrol
tingkah laku yang sesuai dengan situasi tertentu (Macoby
dan Martin, dalam Hoffman Paris dan Hall, 1994).
Pembentukan disiplin dapat juga dilakukan
melalui peraturan yang ada disekolah, dan juga kegiatan
lain yang berupa kegiatan mengasah kemampuan intelektual,
meningkatkan ketrampilan atau kegiatan lainnya. Olah raga
juga dapat dijadikan sebagai sarana kegiatan pembentukan
disiplin, terutama pada remaja. Olah raga disamping dapat
menyehatkan badan, juga dapat memuaskan kesenangan
seseorang akan sesuatu.
Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa yang
penuh gejolak dan dinamika. Mereka mengalami perkembangan
fisik, mental intelektual, emosi dan sosialnya. Remaja
adalah asset bangsa yang potensial, dalam rangka mencari
identitas diri, mereka perlu dibantu diarahkan dan
dibina.
Olah raga karate dapat dijadikan Salah satu
alternatif dalam rangka pembentukan disiplin remaja.
Banyak yang beranggapan olah raga karate adalah olah raga
keras, kasar dan hanya bertujuan membentuk fisik. Padahal
pembinaan olah raga karate juga menekankan pada masalah
pembinaan mental, fisik dan tehnik karate. Ada filosofi
karate yang terdapat dalam sumpah karate itu sendiri yang
berisi ajaran hagaimana pembentukan kepribadian seseorang
yang dilandasi dengan sifat kejujuran, mempertinggi
prestasi, menguasai diri, sopan santun yang bertujuan
membentuk disiplin diri. Karate merupakan kegiatan yang
tepat bagi remaja agar mereka dapat tumbuh disiplin.
Sehat baik mental maupun fisik.
Penelitian ini dikenakan pada para remaja yang
berlatih karate di Daerah Jakarta selatan. Masalah pokok
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Persepsi terhadap pelatih, Tingkat sabuk, dan
Kebiasaan berlatih terhadap pembentukan Disiplin Diri
remaja yang berlatih karate. Sebagai generasi penerus
bangsa, remaja sangatlah panting peranannya. Untuk itu
mereka perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
dalam pembinaan dan pembentukan disiplin dirinya.
Pembentukan disiplin diri memerlukan waktu yang lama dan
dilakukan secara terus henerus. Melalui olah raga karate
diantaranya diharapkan dapat membentuk disiplin diri.
Temuan penelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1."Tidak ada hubungan yang bermakna antara persepsi
terhadap pelatih dengan Disiplin diri", dengan kata
lain walaupun semakin tinggi persepsi terhadap
pelatih bukan berarti semakin tinggi disiplin diri
remaja yang berlatih karate.
2. "Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat
sabuk dengan disiplin diri", dengan perkataan lain
semakin tinggi tingkat sabuknya hukan berarti semakin
tinggi disiplin dirinya.
3. "Tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan
berlatih dengan disiplin diri" remaja yang berlatih
karate. Ini berarti bahwa dengan makin baiknya
kebiasaan berlatih, tidak mengakibatkan semakin
meningkatnya disiplin diri.
4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi
terhadap pelatih, tingkat sabuk dan kebiasaan
berlatih dengan disiplin diri remaja yang berlatih
karate.
Hal ini berarti ketiga variabel tadi tidak memberikan
sumbangan yang bermakna terhadap pembentukan disiplin
diri remaja yang berlatih karate.
Dari hasil temuan tadi dapat dikatakan, bahwa
terbentuknya disiplin diri remaja yang berlatih karate
bukan dikarenakan persépsinya terhadap pelatih, tingkat
sabuk atau kebiasaannya herlatih. Bisa juga remaja yang
berlatih karate dikarenakan seleksi alam sudah mempunyai
disiplin diri, atau adanya faktor lain yang mempengaruhi
pembentukan disiplin dirinya, seperti pendidikan, usia,
orang tua ataua lingkungannya. Dengan demikian perlu
diperhitungkan faktor lain yang merupakan variabel lain
yang mempengaruhi pembentukan disiplin remaja.
Penelitian ini hendaknya juga dilanjutkan untuk
melihat faktor apakah dari karate yang dapat mempengaruhi
pembentukan disiplin diri remaja yang berlatih karate.
Mungkin ada faktor lain diluar ketiga faktor tadi yang
mempengaruhi pembentukan disiplin diri
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>