Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Fathurohman
"Media sosial sangat berpeluang untuk membantu menyebarkan informasi terkait vaksin. Penelitian terdahulu menunjukkan, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara media sosial dan sikap orang tua terhadap vaksinasi anak. Media sosial juga merupakan saluran yang paling banyak digunakan oleh orang tua dalam pencarian informasi mengenai imunisasi aman selama pandemi COVID-19. Dimana, saat awal pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia (2020) cakupan imuniasai dasar lengkap hanya sebesar 82,6%, lebih rendah dibandingkan target renstra (92,9%). Tujuan penelitian ini adaIah Mengetahui hubungan antara penggunaan media sosial dalam mencari informasi dengan cakupan imunisasi anak dengan melihat pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal, dan usia ibu sebagai variasi yang mempengaruhi kualitas penerimaan informasi media sosial pada masa sebelum dan saat pandemi COVID-19. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data menggunakan data sekunder Susenas dan PoDes pada tahun 2019 dan 2021 berupa kuesioner untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan media sosial dalam mencari informasi sebelum dan selama pandemi COVID-19. Hasil yang didapatkan media sosial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap cakupan imunisasi dasar anak. Faktor-faktor seperti pendidikan, umur, dan lokasi tempat tinggal juga mempengaruhi cara ibu memperoleh informasi dan kualitas informasi yang diterima. Peningkatan literasi media sosial, kolaborasi dengan influencer dan komunitas online, kengembangan konten yang menarik dan informatif, kampanye edukasi terkait imunisasi, diharapkan dapat meningkatan cakupan imunisasi anak di Indonesia dan mengurangi dampak negatif dari informasi yang tidak akurat atau menyesatkan di media sosial.

Social media has a great potential to help spread information related to vaccines. Previous research has shown a significant relationship between social media and parents' attitudes towards childhood vaccination. Social media is also the most widely used channel by parents in seeking information about safe immunization during the COVID19 pandemic. In the early days of the COVID-19 pandemic in Indonesia (2020), the coverage of complete basic immunization was only 82.6%, which was lower than the target set in the strategic plan (92.9%). The purpose of this study is to determine the relationship between exposure to social media information and the coverage of child immunization, taking into account mother's education, residential area, and mother's age as variables that affect the quality of exposure to social media information during the prepandemic and COVID-19 pandemic periods. This study adopts a cross-sectional design with a quantitative approach. Data collection instruments include secondary data from Susenas and PoDes in 2019 and 2021, in the form of a questionnaire to assess the difference in the influence of exposure to social media information before and during the COVID-19 pandemic. The results show that social media has a significant positive influence on the coverage of basic child immunization. Factors such as education, age, and residential location also influence how mothers obtain information and the quality of information they receive. Increasing social media literacy, collaborating with influencers and online communities, developing engaging and informative content, and conducting educational campaigns related to immunization are expected to improve the coverage of child immunization in Indonesia and reduce the negative impact of inaccurate or misleading information on social media."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzaura
"Teori mediasi orangtua menyatakan bahwa orangtua berperan dalam memaksimalkan manfaat positif dan meminimalisir dampak negatif media terhadap anak mereka. Penelitian ini mengkaji bagaimana ibu berprofesi sebagai pendidik menerapkan mediasi orangtua terhadap penggunaan televisi dan Internet oleh anaknya. Selain paradigma Post-positivistik dan pendekatan kualitatif yang digunakan, in-depth interview dilakukan kepada enam orang narasumber yang merupakan ibu berprofesi sebagai pendidik. Hasil temuan menunjukkan, ibu dari kalangan pendidik sadar akan pentingnya mediasi dan melakukan beberapa bentuk mediasi yang ada dalam teori. Latar belakang pendidikan ibu, gender dan usia anak, serta karakteristik media adalah beberapa contoh faktor yang mempengaruhi penerapan mediasi orangtua.

Parental mediation theory stated that parents have a role in maximizing positive benefit and minimizing negative impact of media on their children. This study examined how educator mothers applied parental mediation toward their children's use of television and Internet. Besides post-positivist paradigm and qualitative approach, in-depth interview was conducted to six informants who are educator mothers. The findings indicate that educator mothers are aware of the importance of parental mediation and applies some of mediation type described in the theory. Mother's educational background, children's gender and age, and also media characteristics are some examples of factors that influence the practice of parental mediation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Ambar Kirana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh penggunaan media sosial ibu terhadap kesehatan balita yang diproksi kedalam 3 hal, yaitu: status kesehatan, status pemberian ASI Eksklusif, dan status pemberian imunisasi dasar lengkap. Potensi endogenitas dalam penggunaan media sosial diatasi dengan penggunaan variabel instrumen berupa keberadaan BTS Base Transceiver Station dan kekuatan sinyal. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas Tahun 2015 dan Pendataan Potensi Desa Podes Tahun 2014. Dengan menggunakan regresi biprobit bivariate pobit sebagai metode estimasi, hasil analisis menunjukkan bahwa keberadaan BTS dan sinyal terbukti valid sebagai instrumen untuk media sosial, sementara pengaruh media sosial terhadap kesehatan balita berbeda-beda. Penggunaan media sosial berpengaruh negatif terhadap status kesehatan balita selama seminggu terakhir. Sementara jika pada status eksklusifitas pemberian ASI balita tidak dipengaruhi oleh penggunaan media sosial oleh Ibu, pengaruh positif penggunaan media sosial justru berpengaruh pada status kelengkapan imunisasai dasar balita di Indonesia.

This study aims to explore the effect of mother 39 s social media usage on child health indicators. These indicators are health status, exclusive breastfeeding status, and complete basic immunization status. To account the potential endogenity in social media usage. I used the presence of BTS Base Transceiver Station and signal strength as the instrumental variables. The data used in this study are derived from the National Socioeconomic Survey Susenas of 2015 and Village Potential Data Collection Podes of 2014. Using the biprobit regression bivariate pobit as the estimation method, the analysis results show that the presence of BTS and the proven signals are valid instrument for social media, while the influence of social media on the three children health are various. The use of social media negatively affects the health status of children under five during the past week. Meanwhile, the status of exclusivity of breastfeeding infants is not influenced by the use of social media by Mother. Finnaly, the positive effect of social media found on the status of completeness of basic toddler immunization in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Melasari
"Masyarakat dewasa ini sudah menyadari dari pentingnya ASI ekslusif terutama manfaat bagi ibu dan bayi. Kesadaran ini menimbulkan semangat untuk mencari informasi dari berbagai media termasuk media sosial. Penelitian ini menggali pengalaman ibu dalam mendapatkan informasi menyusui melalui media sosial. Metode penelitian fenomenologi ini dengan enam partisipan di Jakarta dan Depok. Analis dilakukan dengan analisa isi dengan menyimpulkan peryataan partisipan menjadi tema dalam penelitian.
Ditemukan tujuh tema yang berkaitan dengan pengalaman ibu tersebut. Pertama, media sosial merupakan cara untuk mendapatkan informasi tentang menyusui. Kedua, informasi tentang pemberian ASI ekslusif diperoleh dari media sosial. Ketiga, dukungan dalam mencari informasi melalui media sosial. Keempat mencari informasi lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu khusus merupakan keuntungan menggunakan media sosial dalam mencari informasi tentang menyusui. Kelima, hambatan dan solusi yang didapatkan dalam menggunakan media sosial. Keenam mencari informasi lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu khusus merupakan keuntungan menggunakan media sosial dalam mencari informasi tentang menyusui dan ketujuh yaitu keinginan ibu tentang informasi menyusui melalui media sosial. Perawat maternitas memiliki kontribusi untuk memberikan informasi tentang menyusui melalui media sosial.

Society today is aware of the importance of exclusive breastfeeding, especially benefits for mother and baby. This awareness of the important social media make mother to access it. This study was about the mothers’ experience of getting the breastfeeding information through social media. The method is qualitative research with phenomenological design. The sample was six participants who were actively used social media to search for information about breastfeeding in Jakarta and Depok. The study use the content analysis by concluding the participants statements to become the research themes.
This study found seven themes related to the mothers experience. First, social media is a great way information about exclusive breastfeeding was obtained from social media. Second, information about exclusive breastfeeding was obtained from social media. Third, support in finding information through social media. Four, finding information easier and not require special time is the advantage of using social media to search for information about breastfeeding. Five, obstacles and solutions obtained in the use of social media. Sixth, finding information is easier and does not require special time is the advantage of using social media to search for information about breastfeeding and seven, desire mothers about breastfeeding information through social media. Accordingly, the client has an alternative to find out sources of information. With such information accessibility it is expected that maternity nursing will give contribution on breastfeeding information from the social media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Novelyna Anansi
"Tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak telah menyebabkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menciptakan Kampanye Three Ends, yang terdiri dari tiga program: menghentikan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, menghentikan perdagangan manusia, dan menghentikan kesenjangan ekonomi bagi perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pemanfaatan media sosial dalam kampanye pemasaran sosial ini. Kerangka penelitian berasal dari elemen pemasaran media sosial: Content, Context, Connectivity, Conversation, and POST (People, Objectives, Strategy, and Technology). Analisis dilakukan pada konten yang diposting dan tanggapan pada media sosial, untuk empat media sosial yang digunakan dalam kampanye (Instagram, Twitter, YouTube, dan Facebook).
Penelitian ini menemukan bahwa lebih banyak masyarakat yang memberikan tanggapan di akun media sosial Facebook KPPPA, akan tetapi beberapa bulan terakhir justru akun media sosial Instagram KPPPA lebih banyak menarik perhatian masyarakat. Minat pengguna media sosial meningkat ketika KPPPA memposting informasi infografis tentang statistik kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Komunikasi hanya bersifat satu arah yaitu ketika kementerian mengunggah sesuatu, kemudian publik memberikan tanggapan berupa menyukai foto atau merespon melalui kolom komentar; tidak ada interaksi antara kementerian dan publik di media sosial yang digunakan dalam kampanye ini.

The high rate of violence on women and children has caused the Ministry of Women Empowerment and Child Protection (MoWECP) to create Three Ends Campaign, consisting three programs: stop violence toward women and children, stop trafficking, and stop economic disparity for women. This research aims to evaluate the effectiveness of social media utilization in this social marketing campaign. The research framework derives from the element of social media marketing: Content, Context, Connectivity, Conversation; and POST (People, Objectives, Strategy, and Technology). Analysis were conducted on content of social media posting and responses, for four social media used in the campaign (Instagram, Twitter, YouTube, and Facebook).
This research found that more people response on Facebook compare to other social media, but in the recent months Instagram attracts more attention. The interest of social media users is increasing when KPPPA post infographic information about statistic of violence against women in Indonesia. The direction of communication is only one way that the ministry posting something, then the public giving likes or comments; there is no interaction between the ministry and the public in the social media used in this campaign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Kurniawan
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pertimbangan individu dewasa muda dalam memilih media yang diadikan preferensi untuk memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai pola makan. Penelitian ini mengggunakan teori besar uses and gratification yang menunjukan bahwa individu memiliki kebebasan secara aktif dalam memilih media sebagai sumber informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat konstruktifis. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara mendalam pada informan yang memiliki usia dewasa muda dan merupakan mahasiswa/i Universitas Indonesia. Hasil temuan data akan dianalisis menggunakan teknik interpretasi tematik. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa individu dewasa muda lebih cenderung prefer untuk menggunakan media digital dengan alasan terdapat aspek kemudahan, keterjangkauan, keragaman dan kekayaan tipe informasi. Secara spesifik, individu remaja muda prefer untuk menggunakan youtube, instagram, aplikasi berbasis diet dan pencarian melalui google. Selain itu, ditemukan pula bahwa dalam mencari informasi mengenai pola makan individu kurang melakukan validasi dan literasi terhadap informasi yang didapat.

ABSTRACT
This research discussed young adult?s consideration toward media choices in seeking information about dietary habits. This research stand below the big theory uses and gratification that shown individual active behavior about media choices. This research were using qualitative approach and in the line of constructivism. Data were collected by doing in-depth interview toward informant based on criteria that are young adult and still administratively student of University of Indonesia. Collected data would be analyzed by thematic analysis approach. This research shown that young adult?s tend to choice digital media as their preference because based on its convenience, accessibility, diversity and richness toward information types. Specifically, young adult?s tend to use youtube, instagram, aplikasi berbasis diet and doing research using google. Furthermore, found that in gaining information toward dietary habits, young adult?s tends to ignore literacy of information."
2016
S63461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasha Widnifatima
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan parenting knowledge dan sumber informasi parenting antara ibu dengan status sosial ekonomi tinggi dan rendah. Pada penelitian ini, parenting knowledge diukur menggunakan Knowledge of Infant Development Inventory KIDI; MacPhee, 1981 dan sumber informasi parenting diukur dengan menggunakan Maternal Source of Information Questionnaire MSIQ; Elliott, 2007.
Secara keseluruhan, sebanyak 108 ibu berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan 54 ibu pada masing-masing kelompok status sosial ekonomi. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan Independent Sample T-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan parenting knowledge dan penggunaan sumber informasi parenting yang signifikan antara ibu dengan status sosial ekonomi tinggi dan rendah.

The purpose of this current study was to examine whether there is a difference in parenting knowledge and source of parenting information between high and low status mothers. In this study, parenting knowledge was measured using Knowledge of Infant Development Inventory KIDI MacPhee, 1981 and source of parenting information was measured using Maternal Source of Information Questionnaire MSIQ Elliott, 2007.
In total, 108 mothers were participated in this study, with 54 mothers in each socioeconomic status groups. Data were analyzed using Independent Sample T test. The findings of this study indicated that there is a significant difference in parenting knowledge and source of parenting information between high and low socioeconomic status mothers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasha Namira Riza A.
"

Daya tarik media sosial saat ini menimbulkan masalah yang memprihatinkan. Salah satunya adalah semakin banyaknya fenomena kecanduan media sosial. Faktor utama yang menyebabkan kecanduan media sosial adalah penggunaan media sosial sebagai alat untuk berinteraksi dan mendapatkan umpan balik dari orang lain, atau sebagai alat untuk melakukan attention-seeking. Harga diri yang terdefinisi dengan baik adalah kebutuhan dasar setiap individu, dan media sosial dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini. Semakin banyak perhatian yang didapat pengguna, semakin besar kontrol pengguna untuk mengubah persepsi orang lain tentang mereka. Persepsi pengguna media sosial pada citra diri mereka sendiri akan berdampak pada aspek psikologis diri mereka, dan hal ini telah dibuktikan oleh beberapa penelitian terdahulu. Namun, penggunaan media sosial sebagai alat attention-seeking mungkin tidak hanya berdampak pada aspek psikologis individu, tetapi juga pada aspek sosial - meningkatkan modal sosial pengguna - dan ekonomi - meningkatkan peluang pengguna untuk mendapatkan pekerjaan atau aspek penghasil pendapatan lainnya--. Namun, belum ditemukan penelitian terdahulu mengenai perilaku attention-seeking melalui media sosial dan dampaknya terhadap aspek sosioekonomi pengguna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah perilaku attention-seeking melalui media sosial memberikan manfaat sosioekonomi. Sebuah survei diantara 883 pengguna media sosial di Indonesia, dan analisis dari profil responden menunjukkan bahwa perilaku attention-seeking di media sosial, melalui upaya pemasaran diri, memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan manfaat sosioekonomi yang dirasakan


The appeal of social media is currently evoking a matter of concern. One of which is the growing number of social media addicts. The main factor that causes social media addiction is the use of social media as a tool to interact and get feedback from others or to seek attention from other users. Well-defined self-worth is the basic need of every individual, and social media could be used to meet this need. The more attention the user gets, the more control the user has to change other peoples perceptions of them. The perception of social media users on their self-image will have an impact on the psychological aspect of themselves, and it is already proven by several studies. However, the use of social media as an attention-seeking tool is might not only have an impact on the individuals psychological aspect but also on their social increases users social capital and economic increases users opportunity to get a job or other income-generating activities aspects. Yet, previous studies regarding attention-seeking behavior through social media had only been focused on its impact on the psychological aspect. Therefore, this study aims to answer the question of whether attention-seeking behavior through social media exerts socioeconomic benefits. A survey among 883 social media users in Indonesia and a content analysis of the respondents profiles shows that attention-seeking behavior through social media, through self-marketing attempts, is strongly and positively related to perceived socioeconomic benefit.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selina Maurizka
"Media sosial saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang di Indonesia. Media sosial dapat memberikan dampak positif pada penggunanya, antara lain mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mudah untuk mencari informasi. Namun, media sosial juga memberikan beberapa dampak negatif terhadap penggunanya. Salah satunya adalah penggunaan media sosial dan konten-konten dari media sosial dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penggunaan dan konten media sosial terhadap kesehatan mental. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner online untuk pengumpulan data. Jumlah responden dari penelitian ini adalah 1.402 responden. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan metode regresi linier berganda dengan hubungan mediasi. Software yang digunakan untuk mengolah data adalah SPSS IBM versi 25 menggunakan add-on PROCESS macro dari Andrew F. Hayes. Penelitian ini menunjukkan bahwa social media use, social media content, emotion regulation, perceived stress, dan poor sleep memengaruhi depressive symptoms. Hasil penelitian ini dapat membantu regulator dan penyedia layanan kesehatan memberikan fasilitas yang lebih baik dalam menangani kasus kesehatan mental terutama akibat penggunaan dan konten media sosial. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembang media sosial untuk mengembangkan fitur-fitur yang menyediakan lingkungan online yang aman bagi pengguna media sosial.
Social media is now part of the daily lives in Indonesia. Social media can have positive impacts on users. The positive impacts of social media are easy to communicate with others and easy to find information. However, social media also has several negative impacts on its users. One of them is the use and content of social media can affect one's mental health. This study aims to analyze the factors of social media use and content on mental health. This research uses a quantitative approach with an online questionnaire for data collection. Respondents from this study were 1,402 respondents. The collected data was analyzed using multiple linear regression method with mediation relationship. The tool used to process the data is IBM SPSS version 25 using add-on PROCESS macro from Andrew F. Hayes. This research shows that social media use, social media content, emotion regulation, perceived stress, and poor sleep affects depressive symptoms. The results of this study can help regulators and health service providers to provide better facilities in handling mental health cases especially due to the use and content of social media. The results of this study are expected to help social media developers to develop features that provide a safe online environment for social media users."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Alam
"Tesis ini membahas status imunisasi dasar sebelum berusia satu tahun dalam hubungannya dengan gizi anak balita di usia | — 4 tahun di seluruh Indonesia pada tahun 2007. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode kasus kontrol tidak berpadanan. Populasi penelitian adalah balita di seluruh Indonesia dengan populasi terjangkau balita yang masuk dalam sampel Riskedas 2007. Kasus adalah anak balita berumur 12 — 59 bulan status gizi kurang berdasarkan pengukuran tinggi badan terhadap umur. Kontrol adalah anak balita umur yang sama dengan status gizi normal berdasarkan pengukuran tinggi badan. Pengelompokan dilakukan berdasarkan baku standar WHO NCHS. Sampel dipilih dengan simple random sampling. Jumlah sampel 819, masing masing kelompok kasus dan kontrol 409. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS versi 17.0 dengan univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian, secara univariat menunjukkan bahwa Tidak terdapat perbedaan proporsi yang besar status pajanan antara kelompok kasus dan kontrol termasuk faktor demografi dan latar belakang keluarga dan variabel covariat lainnya. Hasil bivariat menunjukkan probabilitas balita dengan imunisasi tidak lengkap untuk memiliki status gizi kurang kronik adalah 1,4 kali jika dibandingkan dengan anak yang memiliki imunisasi lengkap.
Hasil multivariat menunjukkan adanya efek modifikasi umur tbu terhadap hubungan status imunisast dengan gizi anak balita. Status imunisasi anak tidak lengkap dan umur ibu dewasa tua maka probabilitas seorang anak untuk mengalami gizi kurang sebesar 1,13 kali jika dibandingkan dengan anak balita dengan status imunisasi lengkap dan umur ibu dewasa tua. Seorang anak protektif untuk mengalami gizi kurang jika memiliki status imunisasi anak tidak lengkap dan umur ibu dewasa muda dengan probabilitas sebesar 0,54 kali jika dibandingkan dengan anak balita dengan status imunisasi lengkap dan umur ibu dewasa tua. Seorang anak protektif untuk mengalami gizi kurang jika memiliki status imunisasi anak lengkap dan umur ibu dewasa muda dengan probabilitas sebesar 0,48 kali jika dibandingkan dengan anak balita dengan status imunisasi lengkap dan umur ibu dewasa tua.
Penelitian ini menyarankan bahwa intitusi kesehatan berperan selaku regulator, koordinator dan penggerak dalam pelaksanaan program penanggulangan gizi dan imunisasi termasuk pelaksanaan penyuluhan imunisasi dan gizi masyarakat ditujukan pada segmen keluarga ibu usia dewasa muda.

The focus of this study is the relationship between basic immunization status before first birthday and child nutritional 1 to 4 years old in Indonesia based on basic health research data in 2007. Study method is observational study with unmatched case control. The entire population is child under five years old in Indonesia however the real available population is child selected at basic health research sample 2007. Define case is child 12 to 49 month old classified under nutrition based on height by age. Control is set up as child within the same age but classified by normal nutrition status. Classification into two groups above is in reference to WHO- NCHS standard. Sample was selected by simple random sampling. Number of sample is 819, each group consist of 409 children. Data analysis conducted by SPSS 17.0 version. A method to see the relationship between two factors was run by univariate, bivariate and multivariate analysis.
The result of this study, based on univariate analysis there is slightly difference between two groups including child background and other risk factors. Bivariate analysis shows a significant relationship between immunization status and child nutritional. Children with unfully immunized status has a risk to fall into under nutrition 1,46 times compared to child with fully immunized.
The result multivariate analysis find out that the relationship between immunization status and child nutritional is affected by mothers age. Interpretation of this result depends on immunization status and mother age. Children with unfully immunized and mother age same or more than 35 years old is likely to be under nutrition 1,13 times compared to child with fully immunized and mother age > 35 years old. On other condition, fully immunized children within mother age less than 35 years old is protective 0,54 times to be under nutrition compared to children with fully immunized and mother age > 35 years old. The similar result for fully immunized children and mother age less than 35 years old has 0,48 times to go into under nutrition compared to children with fully immunized and mother age > 35 years old.
This result suggested health institution should be acting as regulator and coordinator delivering program activities in the field. Furthermore, the local goverment does more promoting immunization and nutritional to household particularly for family with mother age less than 35 years old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33339
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>