Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Engkos Achmad Kosasih
"This study is about the analysis of thermodynamic system of a refrigeration system with two condensers coupled in series to the electric air heater system. The condenser produces waste heat reaches 90oC and the heat is accumulated into a space heater up to 140oC. That means: the heater works only up to 50oC, so the temperature of the air is high and dry, but has a very low RCES (Ratio of Specific Energy Consumption) in dew point 20oC, which is indicate that the system is very significant."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Marcell Dekker, Inc, 1994
660.296 90 MOD (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"ABSTRAK
Debu filter yang dihasilkan pada proses pembuatan baja melalui tanur busur listrik, saat ini pada negara-negara maju dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya. Salah satu teknologi yang menawarkan pengolahan debu filter ini adalah proses HTM (High Turbulence Mixer). Pada proses ini debu filter -tanpa proses aglomerisasi- dimasukkan ke dalam besi/baja cair yang terdapat pada reactor. Beberapa oksida seperti ZnO, PbO dan FeO akan tereduksi sementara CaO, SiO2, MnO, P205 dan AI203 akan masuk ke terak yang tidak berbahaya
Untuk mengoptimalkan parameter penting pada proses pengolahan debu filter di reaktor HTM, dilakukan perhitungan termodinamik dengan bantuan program komputer ChemSage. Melalui model simulasi ini, ingin diketahui parameter-parameter yang berpengaruh terhadap proses-proses metalurgi pengolahan debu filter, antara lain kandungan karbon dan temperatur pada besi/baja cair, basasitas terak serta besarnya tekanan pada permukaan besi/baja cair.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk mereduksi keseluruhan oksida-oksida seperti ZnO, PbO, dan FeO yang ada pada debu filter, dibutuhkan paling sedikit kadar karbon awal pada besi.baja cair sebesar 4%. Besarnya temperatur besi/baja cair yang optimal untuk pengolahan debu filter adalah 1500°C. Meski peningkatan temperatur menguntungkan proses penguapan Zn dari besi/baja cair, namun hal ini sebaiknya dihindarkan karena akan berpengaruh negatif terhadap refraktori reaktor HTM. Pengaruh basasitas terak antara 0,3 sampai 2,7 terhadap derajat penguapan Zn tidak terlampau berarti jika dibandingkan dengan pengaruh kadar karbon pada besi/baja cair yang terdapat dalam reaktor HTM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"ABSTRAK
Debu filter yang dihasilkan pada proses pembuatan baja melalui tanur busur listrik, saat ini pada negara-negara maju dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya. Salah satu teknologi yang menawarkan pengolahan debu filter ini adalah proses HTM (High Turbulence Mixer). Pada proses ini debu filter -tanpa proses aglomerisasi- dimasukkan ke dalam besi/baja cair yang terdapat pada reactor. Beberapa oksida seperti ZnO, PbO dan FeO akan tereduksi sementara CaO, SiO2, MnO, P205 dan AI203 akan masuk ke terak yang tidak berbahaya
Untuk mengoptimalkan parameter penting pada proses pengolahan debu filter di reaktor HTM, dilakukan perhitungan termodinamik dengan bantuan program komputer ChemSage. Melalui model simulasi ini, ingin diketahui parameter-parameter yang berpengaruh terhadap proses-proses metalurgi pengolahan debu filter, antara lain kandungan karbon dan temperatur pada besi/baja cair, basasitas terak serta besarnya tekanan pada permukaan besi/baja cair.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk mereduksi keseluruhan oksida-oksida seperti ZnO, PbO, dan FeO yang ada pada debu filter, dibutuhkan paling sedikit kadar karbon awal pada besi.baja cair sebesar 4%. Besarnya temperatur besi/baja cair yang optimal untuk pengolahan debu filter adalah 1500°C. Meski peningkatan temperatur menguntungkan proses penguapan Zn dari besi/baja cair, namun hal ini sebaiknya dihindarkan karena akan berpengaruh negatif terhadap refraktori reaktor HTM. Pengaruh basasitas terak antara 0,3 sampai 2,7 terhadap derajat penguapan Zn tidak terlampau berarti jika dibandingkan dengan pengaruh kadar karbon pada besi/baja cair yang terdapat dalam reaktor HTM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Haywood, Richard Wilson
New York: J. Wiley, 1980
536.7 HAY e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zendri Setiawan Dasopang
"

Nyamuk adalah vektor utama dari penyakit yang mengancam jiwa manusia seperti demam berdarah, chikungunya, demam kuning dan Zika. Dalam beberapa tahun terakhir terdapat metode pengendalian penyakit yang disebabkan vektor nyamuk selain penyemprotan pestisida, telah dikembangkan metode baru dengan melepaskan nyamuk pembawa bakteri Wolbachia ke lingkungan untuk menginfeksi populasi nyamuk liar sehingga dapat memutus penularan penyakit. Alternaltif lain yaitu dengan menggunakan biolarvasida untuk membunuh nyamuk. Biolarvasida berasal dari bahan - bahan alami yaitu tumbuhan (nabati) atau dengan pemanfaatan bakteri. Pada skripsi ini, dikonstruksi model pertumbuhan nyamuk dengan intervensi Wolbachia dan biolarvasida. Populasi nyamuk dibagi menjadi dua, yaitu populasi nyamuk yang terinfeksi Wolbachia dan populasi nyamuk sehat. Kajian analitik terkait proses non-dimensionalisasi, eksistensi dan kestabilan titik keseimbangan dilakukan terhadap model. Berdasarkan kajian analitis yang dilakukan, diperoleh empat buah titik keseimbangan yang dimiliki oleh model ini. Beberapa simulasi numerik dilakukan untuk mendukung hasil kajian analitik dan memberikan interpretasi secara visual, salah satunya yaitu simulasi autonomous untuk rasio antara laju kematian nyamuk terinfeksi dengan laju kematian nyamuk sehat (delta>1) menginterpretasikan mampu menurunkan jumlah kedua populasi nyamuk dan juga biolarvasida sehingga dapat berpengaruh besar dalam meminimalkan penyebaran penyakit.

 


Mosquitoes are primary vectors of life-threatening diseases such as dengue fever, chikungunya, yellow fever and Zika. In recent years there are methods of controlling diseases caused by mosquito vectors in addition to spraying pesticides, a new method has been developed by releasing mosquitoes carrying bacteria Wolbachia into the environment to infect wild mosquito populations so as to cut off transmission of disease. Another alternative is to use biolarvicide to kill mosquitoes. Biolarvicide comes from natural ingredients, namely plants (vegetable) or by the use of bacteria. In this thesis, a mosquito growth model is constructed with Wolbachia and biolarvicide intervention. Mosquito population is divided into two, namely infected mosquito population Wolbachia and healthy mosquito population. Analytical studies related to the non-dimensionalization process, the existence and stability of the equilibrium points were carried out on the model. Based on an analytical study that has been carried out, obtained four equilibrium points shown by this model. Some numerical simulations are given to support the results of analytic studies and provide visual interpretation. one of which is autonomous simulation for the ratio between the mortality rate of infected mosquitoes and the mortality rate for healthy mosquitoes (delta>1) interpreted as being able to reduce the number of populations of both mosquitoes and biolarvicides so that it can have a major effect on minimize the spread of disease.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahanto Widagdo
"Upaya pemanfaatan batubara di Indonesia jenis lignit dan sub bituininus yang berkualitas rendah menjadi lebih berguna jika djkaitkan dengan semakin dibutuhkannya gas sintesis yang digunakan sebagai bahan baku dasar petrokimia. Pada studi ini pemanfaatan batubara ini lebih ditujukan untuk menghasilkan gas sintesis dengan menggunakan proses gasifikasi. Proses gasifikasi yang di sini adalah Proses Winkler yaitu dengan menggunakan reaktor Fluidized Bed.
Pada simulasi ini diatur rasio umpan H20/0; antara 2-3 dan divariasikan tekanan operasi reaktor untuk mendapatkan rasio gas sintesis (COIHQ). Selanjumya dibahas analisis termodinamika kinerja reaksi gasifikasi pada kesetimbangan sehingga didapatkan rasio gas sintesia (CO/Hg) produk yang diinginkan.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa pada rentang temperatur Proses Winkler yaitu 850-l100°C (1123-1373K), rasio gas sintesis yang sesuai untuk proses oxo-alkohol belum tercapai. Hasil yang mendekati rasio gas sintesis untuk proses oxo-alkohol adalah 1,58 pada rasio umpan H20f02 = 3. Tekanan yang sesuai untuk pembentukan oxo-alkohol adalah tekanan di bawah 1 atm Kenalkan tekanan op erasi berpengaruh pada meningkatnya rasio gas sintesis (CO/Hg) yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, J.M.
New York: McGraw-Hill, 1996
660.296 9 SMI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Paviliyanti Juwita
"Tulisan ini membahas ruang lingkup tahapan pemisahan (distilasi), sebagai tahapan yang penting dalam pemisahan komponen agar mendapatkan komponen yang murni. Dalam tahapan distilasi ini, terjadi perbedaan yang dipengaruhi oleh tekanan, temperatur, konsentrasi, dan kecepatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa nilai kehilangan eksergi di setiap tray pada konfigurasi tertentu dari setiap pemisahan multikomponen. Komponen yang dipisahkan dari kilang LNG berupa metana, etana, propana, n-butana, i-butana dan i-pentana. Data eksperimen khususnya komposisi untuk komponen yang dipisahkan tersebut diperoleh dari penelitian sebelumnya.
Metode perhitungan yang digunakan mengacu pada penelitian sebelumnya. Konfigurasi pemisahan komponen berdasarkan titik didih menghasilkan exergy loss sebesar 9.220,57 MW. Utility cost yang dibutuhkan untuk kondensor sebesar US$ 6.892.639 dan untuk reboiler sebesar US$ 11.054.
Konfigurasi pemisahan komponen berdasarkan fraksi terbesar menghasilkan exergy loss sebesar 12.582,29 MW. Utility cost yang dibutuhkan untuk kondensor sebesar US$ 6.898.806 dan untuk reboiler sebesar US$ 19.382. Konfigurasi pemisahan komponen berdasarkan equimolar menghasilkan exergy loss sebesar 23.012,08 MW. Utility cost yang dibutuhkan untuk kondensor sebesar US$ 6.900.682 dan untuk reboiler sebesar US$ 21.939.Semakin kecil nilai exergy loss akan semakin kecil pula utility cost yang dibutuhkan.

This research discusses the scope of phase separation (distillation), as an important stage in the separation of components in order to obtain a pure component. In this distillation stage, there is a difference which is affected by pressure, temperature, concentration, and speed. The main goals of research on the simulation of distillation is to analyze exergy loss in each configuration for multicomponent separation. Component will be separated from LNG Plant are methane, ethane, propane, n-butane, i-butane, and i-pentane. Experiment datafor composition of the separated components written by previous researcher.
The method is arranged by previous researcher. Configuration component separation by boiling point has produced exergy loss of 9.220,57 MW. Utility cost required for the condenser of US$ 6.892.639 and for the reboiler of US$ 11.054.
Configuration component separation by the largest fraction has produced exergy loss of 12.582,29 MW. Utility cost required for the condenser of US$ 6.898.806 and for the reboiler of US$ 19.382. Configuration component separation by equimolar has produced exergy loss of 23.012,08 MW. Utility cost required for the condenser of US$ 6.900.682 and for the reboiler of US$ 21,939. If the value of exergy loss is small, It will be needed utility cost that small too.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zikri
"Berbagai model pengeringan telah dikaji guna memperoleh kesesuaian analisa perpindahan panas dan massa pada laju pengeringan dalam skema dehumidifikasi udara menggunakan suatu material, salah satunya silica gel. Dalam hal ini peneliti mengkaji pengaruh tingkat kelembaban, temperatur, dan laju aliran udara terhadapa konstanta laju pengeringan dan energi aktivasi desorpsi air pada silica gel menggunakan alat packed bed dryer yang telah termodifikasi dengan sistem refrigerasi. Hasilnya mendemonstrasikan bahwa konstanta laju desorpsi air pada silica gel, seiring meningkatnya kelembaban udara menyebabkan penurunan nilai konstanta laju desorpsi air pada silica gel. Akan tetapi pengaruh kenaikan temperatur dan aliran udara menyebabkan kenaikan nilai konstanta laju pengeringan untuk desorpsi air pada silica gel. Dimana, ketika temperatur mencapai 90C dan laju aliran udara yang maksimum 750 lpm, hal ini menyebabkan peningkatan yang cepat pada konstanta laju desorpsi air pada silica gel karena terjadinya evaporasi kapiler pada temperatur yang lebih tinggi ataupun laju aliran udara besar. Sedangkan, untuk energi aktivasi desorpsi air pada silica gel meningkat seiring dengan penurunan laju aliran udara, serta seiring dengan kenaikan kelembaban udara inletnya. Singkatnya, semakin kecil laju aliran udara atau semakin besar kelembaban udara maka semakin tinggi pula energi aktivasi desorpsi air pada silica gel tersebut. Hal ini dikarenakan gaya tarik yang bekerja pada molekul air dari medan gaya permukaan pada dinding sekitarnya menjadi lebih kuat jika laju aliran udara lebih kecil atau kelembaban udara yang lebih besar. Dari hasil dan analisa menpresentasikan bahwa energi aktivasi desorpsi air pada silica gel dengan kelembaban udara yang besar dan atau laju aliran yang rendah yaitu pada 0,013 kg/kg d.a. (450 lpm) merupakan paling tinggi sebesar 35,16 kJ/mol, sedangkan pada silica gel dengan kelembaban udara 0,007 kg/kg d.a. (750 lpm) paling rendah sebesar 22,92 kJ/mol.

Analysis of heat and mass transfer at drying rates in an air dehumidification scheme using a material, one of which is silica gel. In this case, the researchers examined the effect of humidity, temperature, and airflow rate on the drying rate constants and the activation energy of water desorption in silica gel using a packed bed dryer that has been modified with a refrigeration system. The results demonstrate that the water desorption rate constant is the silica gel, as the air's humidity increases, it causes a decrease in the value of the water desorption rate constants in the silica gel. However, increasing temperature and airflow causes a rise in the drying rate constants' value for water desorption in silica gel. Where, when the temperature reaches 90C and the maximum airflow rate is 750 lpm, this causes a rapid increase in the water desorption rate constant in the silica gel due to capillary evaporation at higher temperatures or large airflow rates. Meanwhile, the activation energy of water desorption in silica gel increases with decreasing air flow rate and the increase in inlet air humidity. Briefly, if the lower the airflow rate or the greater the humidity, then this causes the higher the water desorption activation energy in the silica gel. It is due to the attractive force acting on the water molecules from the surface force field on the surrounding walls becomes more robust if the airflow rate is lower or the air humidity is upper. The results and analysis show that the activation energy of water desorption in silica gel with higher air humidity and or low flow rate is at 0.013 kg/kg d.a. (450 lpm) is the highest at 35.16 kJ/mol, while in silica gel with an air humidity of 0.007 kg/kg d.a. (750 lpm) the lowest is 22.92 kJ/mol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>