Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kharinta Darmawan
"Ceramic Laminate Veneer (CLV) merupakan alternatif perawatan yang sering dipilih
pada kasus yang menuntut nilai estetik tinggi. Berdasarkan bahannya, ceramic litium disilikat (LiDi) banyak dipilih bagi restorasi CLV. Pada pemasangannya, CLV umumnya menggunakan semen resin light-cure dan dual-cure. Namun, terdapat beberapa laporan perubahan warna pada CLV pasca pemasangan. Fenomena ini dapat dipengaruhi oleh kestabilan warna semen resin sebagai faktor internal. Penelitian-penelitian terdahulu telah membandingkan kestabilan warna semen resin light-cure dan dual-cure pada restorasi CLV. Meskipun begitu, terdapat keragaman hasil penelitian oleh karena penggunaan
sistem semen resin yang berbeda pada tiap penelitian sehingga menyulitkan identifikasi dan rekomendasi semen resin dengan kestabilan warna yang lebih baik.
Tujuan : Mengkaji penelitian-penelitian yang mengevaluasi kestabilan warna semen
resin light-cure dan dual-cure pada CLV berbahan LiDi yang diukur secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer.
Metode : Pencarian studi dilakukan pada delapan database (PubMed, Ebsco, ProQuest,
Scopus, Sciencedirect, Wiley, SpringerLink, dan Embase) dengan waktu publikasi November 2017-November 2022 dan dalam bahasa inggris. Berdasarkan kriteria
kelayakan, studi berbahan LiDi yang mengukur kestabilan warna semen resin light-cure dan dual-cure secara kuantitatif menggunakan spektrofotometer dan dinyatakan dalam ΔE (nilai perubahan warna) akan diinklusikan.
Hasil : Total 1937 studi di seleksi dengan 791 studi duplikat dan 1135 studi yang tidak memenuhi kriteria kelayakan di eksklusikan. Penyaringan studi berdasarkan pembacaan menyeluruh menghasilkan nilai kappa 0.85, 0.85, dan 1.00 antara seluruh peneliti.
Sebanyak 11 studi yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan kajian. Total 8 dari 11 studi inklusi melaporkan nilai perubahan warna (ΔE) yang lebih rendah pada kelompok dualcure dibandingkan kelompok light-cure.
Kesimpulan : Semen resin dual-cure menunjukan kestabilan warna yang cenderung
lebih baik dibandingkan semen resin light-cure.

Ceramic Laminate Veneer (CLV) is an alternative treatment which often chosen in high aesthetic demand cases. Based on the material, lithium disilicate ceramic (LiDi) is widely used for CLV. Light-cure and dual-cure resin cement is often used in CLV cementation. However, there are several reports of CLV discoloration in the long term. This phenomenon can be influenced by the color stability of resin cement as the internal factor. Previous studies have compared the color stability of light-cured and dual-cure resin cements on CLV restorations with varying results due to various resin cement system and making it difficult to identify and to recommend resin cements with better color stability.
Objective: To review studies that evaluate the color stability of light-cure and dual-cure resin cements in lithium disilicate laminate veneer by quantitative measurement using a spectrophotometer.
Method: An electronic search (PubMed, Ebsco, ProQuest, Scopus, Sciencedirect, Wiley, SpringerLink, dan Embase) with time limit November 2017 – November 2022 and published in english was conducted. Studies that evaluate the color stability of light-cure and dual-cure semen cement on CLV with LiDi material using a spectrophotometer and stated in ?E (color change value) will be included.
Result: A total of 1937 studies were selected, with duplication of 791 and 1135 studies being excluded based on the eligibility criteria. The kappa values representing the intra-examiner reliability for full text screening were 0.85, 0.85, and 1.00, respectively. Total of 11 studies which met the inclusion criteria were reviewed. 8 out of 11 included studies were reported lower ?E (color change value) in dual-cure group compared to light-cure group.
Conclusion: Dual-cure resin cement shows better color stability that light-cure resin cement.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa Delania
"ABSTRAK
Latar belakang: Restorasi estetik Porcelain laminate veneer PLV menggunakan semen resin sebagai bahan adhesif pada permukaan gigi. Salah satu faktor keberhasilannya adalah kesesuaian warna PLV dengan gigi yang ada, dimana semen menjadi faktor yang mempengaruhi. Kontroversi dari hasil penelitian beberapa literatur serta fenomena klinis menemukan terjadinya perubahan warna PLV sesaat maupun setelah jangka panjang penggunaan semen resin light dan dual cure. Namun penelitian tersebut menggunakan warna semen serta ketebalan dan warna PLV yang berbeda-beda. Tujuan: Mengevaluasi perubahan warna PLV yang disementasi dengan semen resin light dan dual cure dengan warna semen, ketebalan dan warna PLV yang sama. Metode: 12 PLV IPS Emax 0.5mm, di sementasi dengan semen resin light dan dual cure warna translusen pada model. Perubahan warna PLV setelah sementasi 0 dan 24 jam dievaluasi menggunakan spektrofotometer. Hasil: ?E PLV dengan semen resin light dan dual cure antara 0 dengan 24 jam menunjukkan perubahan warna, namun tidak bermakna p>0.05 . Perubahan terbesar terjadi pada PLV dengan semen resin dual cure. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara PLV yang disementasi dengan semen resin light dan dual cure setelah 24 jam p>0.05 . Kesimpulan: Ditemukan perubahan warna pada sementasi PLV dengan semen resin light dan dual cure namun masih dapat diterima secara klinis dan estetik.

ABSTRACT
Background Esthetic Porcelain laminate veneer PLV restoration uses resin cements as the adhesive to bond to tooth. PLV rsquo s significant esthetic factor is color match of itself to existing dentition, where cement is one of influencing factors. Controversy of previous studies in literatures and clinical phenomenon found that PLV rsquo s color may change right after cementation using light and dual cure resin cement and after a long term. Nevertheless, those were found using several cement colors on different thickness and colors of PLV. Objectives To evaluate color change of same thickness and color of PLV, cemented with same color light and dual cure resin cement. Methods 12 PLV IPS Emax 0.5mm cemented to models with translucent light and dual cured resin cements. Color change at 0 and 24 hours post cementation were evaluated using spectrophotometer. Result E PLV cemented with light and dual cure resin cements from 0 to 24 hours revealed color difference, however statistically insignificant P 0.05 . PLV with dual cure resin cement has the highest E. There is insignificant difference between E of light and dual cure after 24 hours p 0.05 . Conclusion Color changes of PLV cemented with light and dual cure resin cement are within clinically and esthetically acceptable."
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Tania Rahmaputri
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kuat rekat geser dan Adhesive Remnant Index (ARI) breket metal yang direkatkan dengan dua semen resin light cure berbeda. Dua puluh gigi premolar atas manusia ditanam dalam akrilik dan dibagi menjadi dua kelompok; kelompok A: Transbond XT + breket Mini Dyna Lock, kelompok B: Enlight + breket Mini Dyna Lock.
Hasil penelitian menunjukkan kuat rekat geser kelompok A adalah 12,46 ± 0,35 MPa, ARI: 1 dan 2, dan kelompok B adalah 9,69 ± 0,53 MPa, ARI: 2, (p <0,05). Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna kuat rekat geser pada kedua kelompok dengan kegagalan ikatan bersifat kohesif.

The aims of this study was to compare shear bond strength (SBS) and Adhesive Remnant Index (ARI) of metal bracket bonded with two different light cured resin cements. Twenty extracted human upper premolar embedded in acrylic and divided into two groups; Group A: Transbond XT + Mini Dyna Lock brackets, group B: Enlight + Mini Dyna Lock brackets.
The results showed SBS of group A was 12.46 ± 0.35 MPa, ARI: 1 and 2, and group B was 9.69 ± 0.53 MPa , ARI: 2, (p <0.05). It was concluded that the SBS of two groups was significantly different with cohesive bond failure.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octarina
"ABSTRAK
Sandblasting dilakukan pada permukaan restorasi veneer indirek resin komposit
sebelum direkatkan pada email menggunakan resin semen Multi-step dan
SADRC. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh durasi sandblasting
terhadap kuat rekat geser veneer indirek resin komposit yang direkatkan pada
email. Pengujian kuat rekat geser menggunakan Universal Testing Machine,
kemudian analisa patahan dengan Stereomicroscope dan Scanning Electron
Microscope. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grup resin semen Multi-step
menghasilkan kuat rekat geser yang lebih tinggi dan berbeda bermakna
dibandingkan grup SADRC. Durasi sandblasting yang berbeda, tidak memberikan
perbedaan nilai kuat rekat yang bermakna baik pada grup resin semen Multi-step
maupun SADRC.

BSTRACT
Sandblasting was performed on the surface of indirect composite resin veneer
(VIRK) restorations before bonding to enamel using Multi-step resin cement and
SADRC. The purpose of this study was to determine the effect of sandblasting
duration on Shear Bond Strength (SBS) of VIRK bonded to enamel. Shear Bond
Strength test was done using Universal Testing Machine, failure analysis was
evaluated using Stereomicroscope and Scanning Electron Microscope. The results
showed that VIRK cemented with Multi-step produces higher SBS and
significantly different than VIRK cemented with SADRC. Sandblasting duration
did not influence SBS value of VIRK cemented with Multi-step and SADRC."
2012
T 30340
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sean Otista Hananta
"Resin kompositterus dikembangkan untuk meningkatkan performa estetiknya. Resin komposit terbaru yaitu nanofiller dan nanohybrid yang masih diperdebatkan ketahanannya terhadap zat warna minuman kopi. Penelitian ini bertujuan membandingkan perubahan warna permukaan resin komposit nanofiller dan nanohybrid setelah perendaman kopi. Terdapat 36 sampel yang dibagi dalam 6 kelompok dengan ukuran diameter 6 mm, tebal 3 mm. Pengukuran warna menggunakan vita easyshade classic yang diurutkan berdasarkan value. Hasil data dianalisis menggunakan Wilcoxon Test dan Mann-Whitney Test. Didapatkan Perubahan warna pada nanohybrid lebih sedikit dibandingkan pada nanofiller dan secara statistik berbeda bermakna (p<0,05). Sehingga nanohybrid memiliki ketahanan terhadap zat warna yang lebih baik daripada nanofiller.

Resin composites continue developed to improve aesthetic performance. The newest composite resin are nanofiller and nanohybrid where color resistance to coffee drinks still debating. The aim of this study is to compare surface discoloration nanofiller and nanohybrid resin composites after immersion coffee. There are 36 samples were divided into 6 groups with a diameter of 6 mm, thickness 3 mm. Color measurements using vita easyshade classic that is sorted by value.Results data were analyzed using the Wilcoxon test and Mann-Whitney Test. Changes in color on nanohybrid lower than the nanofiller and statistically significant (p<0.05). Therefore nanohybrid has resistance to color better than nanofiller.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S44981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Anggriyani
"Dalam berbagai jenis konstnxksi, banyak sekali digunakan struktur beton bertulang.. disamping keuntungan dalam pemakaian beton bertulang, salah satunya adalah karena pembangunan struktur beton bertulang lebih mudah dalam pelaksanaanya. Namun pada kenyataannya di Iapangan, tak sedikit kerusakan yang terjadi pada stuktur beton bertuiang. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah kerusakan yang disebabkan oleh pengaruh Esika, mekanika, dan kimia.
Pembahasan pada skripsi ini mengambil fokus kerusakan akibat pembebanan berlebih (overload). Untuk menangani kerusakan tersebut akan dilakukan perbaikan struktur beton bertulang dengan menggunakan bahan perbaikan concresive1438, Injection Resin LPL sebagai bahan perbaikan, dan M-Brace Laminate sebagai bahan perkuatan Perbaikan yang akan dilakukan adalah dengan metode injeksi dan perekatan bahan perkuatan pada sisi bawah balok.
Penelitian yang akan dilakukan, selain didasarkan pada studi literatur, juga dilakukan simulasi perbaikan balok dengan melakukan perbaikan modul balok yang telah runtuh diikuti dengan pengujian guna mendapatkan kinerja dan kapasitas dari balok perbaikan tersebut. Hasil dari penelitian minimal hams sama dengan perilaku balok beton utuh.
Simulasi dan pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa balok yang mengalami perbaikan dengan material concresivel438, Injection Resin LPL, dan M-Brace Laminate, memiliki I-cinerja yang baik apabila digunakan secara bersamaan. Sehingga dapat digunakan pada pekerjaan perbaikan kerusakan struktur akibat pembebanan berlebih.

In many kind of construction, lots of themuse reinforced concrete structure. One of the benefits of using reinforced concrete is it has high workability. Nevertheless in reality, damage in reinforced concrete did happened. The damage could be cause by lots of factors, some of them caused by physical, mechanical? and chemical affection.
The study in this thesis lakes focus on damage caused by overloading. To handle the damage, a reparation will be taken using Concresive 1438 and Injection Resin LPL as repairing material, and M-Brace Laminate as strengthening material.The reparation will be done using the injection method and bonding tl1e strengthening material at the bottomside of the beam.
The study taken not only based on literally study, but also on beam repairing simulation, by conducting reparation on beam modul, which has been failure, followed by test to get the ability and cappacity of the repaired beam. The result of the study must have the minimun strength as the normal beam.
The smulation and test that have been conducted, shows tat the beamthat have been repaired with Concresive 1438, Injection Resin LPL, and M-Brace Laminate material has better results. So the repairing method can be used to repair damage on reinforced concrete structure caused by overloading."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S35238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Muchlis Fauzi
"Latar Belakang: Resin komposit nanofiller merupakan resin komposit yang menggunakan filler nanomerik dan nanocluster, yang partikelnya saling berikatan kovalen satu sama lain, sehingga fillernya seperti buah anggur yang padat. Sedangkan resin komposit nanohibrid merupakan resin komposit dengan filler gabungan, yakni filler nanofil sampai makrofil. Dengan peningkatan komposisi pada resin komposit nanofiller dan nanohibrid diharapkan memiliki stabilitas warna yang baik. Stabilitas warna resin komposit dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor instrinsik dan ekstrinsik yang saling memengaruhi satu sama lain. Untuk menilai stabilitas warna resin komposit dapat dievaluasi dengan menggunakan beberapa uji,yakni; uji perubahan warna, pelepasan filler barium, penyerapan air, pelepasan matriks resin, dan uji kekasaran permukaan. Tujuan: Menganalisis perbandingan stabilitas warna resin komposit nanofiller dan nanohibrid. Metode: Terdapat 20 spesimen yang dibagi kedalam 4 kelompok. Kelompok I (nanofiller) dan II (nanohibrid) sebagai kelompok kontrol yang direndam didalam saliva buatan, sedangkan kelompok III (nanofiller) dan IV (nanohibrid) diberikan perlakuan perendaman kunyit, kopi dan penyikatan gigi. Masing-masing kelompok dianalisis perubahan warna dan jumlah filler barium sebelum dan sesudah perlakuan akhir dengan menggunakan colourimeter dan FESEM/EDX. Terdapat 2 kelompok tambahan lainnya untuk penyerapan air sebagai data pendukung perubahan warna dan pelepasan filler barium. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna dalam hal perubahan warna, pelepasan filler barium dan penyerapan air pada resin komposit nanofiller dan nanohibrid dengan nilai kemaknaan ( p < 0,05). Terdapat hubungan terjadinya perubahan warna dan pelepasan filler barium, dengan kekuatan korelasi sebesar 64,7% (korelasi kuat) dan dengan nilai kemaknaan (p < 0,05). Kesimpulan: Stabilitas warna resin komposit nanofiller lebih baik jika dibandingkan dengan resin komposit nanohibrid.

Background: The nanofiller composite resin is a composite resin that uses nanomeric and nanocluster fillers, whose particles are covalently bonded to each other, so that the filler is like a dense grape. Nanohibrid composite resin is a composite resin with combined fillers; nano fillers to macrofiller. The increase in composition of nanofiller and nanohibrid composite resins it is expected to have good colour stability. The colour stability of composite resin can be influenced by two factors; intrinsic and extrinsic factors that influence each other. To assess the colour stability of composite resins can be evaluated using several tests; colour change test, leaching of barium filler, water sorption, leaching of resin, and surface roughness test. Objective: To analyze the comparison of colour stability in nanofiller and nanohibrid composite resins. Methods: There were 20 specimens divided into 4 groups. Group I (nanofiller) and II (nanohibrid) as a control group were immersed in artificial saliva, while group III (nanofiller) and IV (nanohibrid) were immersed in a solution of turmeric, coffee and brushing with toothbrush. Each group analyzed the number of barium fillers and the colour change before and after the final treatment using EDX/FESEM and colourimeter. There are 2 other additional and different groups for water sorption as supporting data for colour change and leaching of barium fillers. Results: There were significant differences in colour change, leaching of barium filler and water absorption in nanofiller and nanohibrid composite resins with significance values (p <0.05). There was a correlation between the colour change and the leaching of barium filler in composite resins with a correlation strength of 64.7% (strong correlation) with significance value (p <0.05). Conclusion: The colour stability of nanofiller composite resins is better compared to nanohibrid composite resins."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Widya Aisya
"Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penyikatan pasta gigi dengan kandungan charcoal terhadap perubahan warna SIKMR yang mengalami diskolorasi akibat larutan kopi. Metode penelitian: Dua puluh empat spesimen Fuji II LC warna A3 berbentuk silinder (diameter 6 mm dan tebal 2 mm) dipolimerisasi menggunakan LEDMAX-Hilux selama 20 detik dengan iradiansi 800 mW/cm2. Spesimen direndam dalam akuades (37oC) selama 24 jam dan diukur warna awalnya dengan Colorimeter 3nh, NH 310. Spesimen direndam dalam larutan kopi (37oC) selama 7 hari, dibersihkan dengan ultrasonic cleaner, lalu diukur perubahan warnanya. Spesimen dibagi menjadi 3 kelompok (n=8) dengan penyikatan akuades, pasta gigi Colgate Total Professional CleanR, dan pasta gigi Colgate Total Charcoal Deep CleanR selama 4 menit 40 detik dengan beban 150 gram menggunakan sikat gigi elektrik Oral-B DB4010. Spesimen kemudian dibersihkan dengan ultrasonic cleaner dan diuji perubahan warnanya. Data dianalisis menggunakan uji One-Way ANOVA untuk menilai perbedaan perubahan warna
antarkelompok penyikatan. Hasil: Hasil menunjukkan SIKMR dengan penyikatan pasta gigi tanpa charcoal memiliki perubahan warna yang signifikan antara kelompok penyikatan akuades dan pasta gigi charcoal (p<0,5). Peningkatan perubahan warna paling tinggi terjadi pada penyikatan dengan pasta gigi tanpa charcoal. Kesimpulan:
Disimpulkan bahwa SIKMR setelah penyikatan menggunakan pasta gigi yang mengandung charcoal memiliki perubahan warna seperti kondisi penyikatan dengan akuades dan perubahan warna lebih rendah dibandingkan pasta gigi tanpa charcoal.

Objective: This study aims to evaluate the effect of brushing toothpaste with charcoal on discolored RMGIC due to coffee solution. Research method: Twenty four specimens of A3 color Fuji II LC cylindrical (6 mm diameter and 2 mm thick) polymerized using LEDMAX-Hilux for 20 seconds with an irradiance of 800 mW/cm2. The specimens were immersed in distilled water (37oC) for 24 hours and their initial color was measured with Colorimeter 3nh, NH 310. The specimens were immersed in coffee solution (37oC) for 7 days, cleaned with an ultrasonic cleaner, then the color change was measured. The specimens were divided into 3 groups (n=8) by brushing with distilled water, Colgate Total Professional CleanR, and Colgate Total Charcoal Deep CleanR toothpaste for 4 minutes 40 seconds with a load of 150 grams using an Oral-B DB4010 electric toothbrush. The specimens were then cleaned and measured for color changes. Data were
analyzed using the One-Way ANOVA test to assess differences in color change between brushing groups. Results: The results showed that RMGIC that brushed by toothpaste without charcoal had a significant color change between RMGIC that brushed by aquades and toothpaste with charcoal (p<0.5). The highest increase color change occurred in brushing with toothpaste without charcoal. Conslusion: It is concluded that RMGIC after
brushing using toothpaste containing charcoal has a color change such as brushing with aquades, and the color change occurred was lower than toothpaste without charcoal.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Erdiani
"Latar Belakang: Penelitian terakhir melaporkan bahwa kombinasi teknik self ecth dengan penambangan etsa dapat meningkatkan ikatan bahan adhesif pada sementasi fiber post. Namun masih perlu dievaluasi efek ikatan bahan adhesif teknik kombinasi penambahan etsa ini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penetrasi semen resin ke dalam tubulus dentin pada sementasi fiber post antara teknik etsa dan kombinasi. Metode: tiga puluh dua gigi premolar paska perawatan saluran akar telah dipreparasi preparasi ruang pasak sepanjang 10 mm. Kelompok penelitian pertama menggunakan sistem adhesif self etch, kelompok kedua kombinasi penambahan etsa. Pasak fiber disemen menggunakan semen resin dengan pewarnaan fluorescence rhodamine B 0.1%. Gigi dipotong 2 mm sepertiga tengah akar. Sampel dianalisis dengan confocal laser scanning microscopy. Uji statistik menggunakan uji T Independent dan uji korelasi Pearson. Hasil: Terdapat perbedaan nilai densitas ikatan hibrida dan kedalaman penetrasi resin tags. Nilai densitas ikatan hibrida pada kelompok penelitian kedua lebih tinggi dibanding kelompok pertama dan berbeda bermakna secara statistik. Terdapat korelasi linear posisif kuat yang bermakna secara statistik antara densitas ikatan hibrida dan kedalaman penetrasi resin tags pada kedua kelompok. Kesimpulan: Densitas ikatan hibrida dan kedalaman penetrasi resin tags pada teknik kombinasi penambahan etsa memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik self etch. Semakin tebal densitas ikatan hibrida maka semakin panjang kedalaman penetrasi resin tags, sehingga meningkatkan kekuatan mekanis semen resin terhadap subsrat gigi.

Background: Recently, combination of self-etch and additional etch technique as pre cementation procedures of fiber post restoration was reported to be the best. Although this combination still need to be investigated due to the binding effect between adhesive material and dentine. Objective: To determine the effects of different etching techniques on resin cement penetration into dentinal tubules. Methods: Thirty-two endodontic treated premolars were prepared for 10 mm fibre post. The samples were divided into two research groups, first group was treated with, self-etch only then the second one was treated with combination of self-etch and additional etching. Fibre post cemented using fluorescence rhodamine B 0.1% colored resin cement. Teeth were cut with 2 mm thickness in the middle third of root. The samples were analyzed with confocal laser scanning microscopy. Statistical analysis measurement was evaluated by Independent T test and Pearson correlation test. Result: Different hybrid layer density and penetration length of resin tags between two groups were detected. Statistically different and higher hybrid layer density score on self-etch with additional etching group were identified. Statistically strong linear positive correlation between hybrid layer density and penetration length of resin tags in both groups were also noticed. Conclusion: Hybrid layer density and penetration length of resin tags on self-etch with additional etching showed higher scores. The thicker the hybrid layer density, the longer penetration of resin tags, this phenomenon may increase mechanical strength regarding stronger bind of resin cement to tooth substrate. "
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1995
TA1174
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>