Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169119 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Bunga Nafara
"Pendahuluan: Pembelajaran klinik pada pendidikan kedokteran harus mengalami perubahan yang drastis akibat terjadinya pandemi COVID-19, yaitu transisi dari sistem pendidikan tradisional menuju ke sistem daring yang mengakibatkan hilangnya dan berkurangnya pengalaman keterampilan klinis yang diperoleh mahasiswa. Transisi yang tiba-tiba mengakibatkan mahasiswa harus beradaptasi secara cepat tanpa tersedianya panduan dan sumber daya yang memadai. Proses adaptasi ini menjadi tantangan tersendiri dan memegang peran penting dalam keberhasilan pendidikan klinis.
Tujuan: Mengeksplorasi adaptasi mahasiswa dalam pembelajaran bauran pada pendidikan kedokteran tahap klinis di masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kualitatif fenomenologi. Data dikumpulkan melalui focus group discussion (FGD) dengan 33 mahasiswa yang terbagi dalam empat sesi. Data diolah dengan metode analisis tematik. Untuk memastikan trustworthiness dilakukan triangulasi peneliti dan member checking. Analisis dilakukan berdasarkan tema yang muncul.
Hasil: Terdapat 9 tema dalam 3 kategori. Kategori pertama yakni perubahan yang terjadi pada pembelajaran klinis di masa pandemi yang terdiri dari perasaan mahasiswa, perubahan pada sistem pembelajaran klinis dan kendala yang ditemui. Kategori kedua adalah persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran bauran pada pendidikan klinis di masa pandemi COVID-19 yang terdiri dari keunggulan dan kekurangan dari pembelajaran bauran. Kategori ketiga yaitu adalah adaptasi mahasiswa dalam pembelajaran bauran di masa pandemi COVID-19 yang terdiri dari tema adaptasi mahasiswa terhadap kondisi pandemi dan adaptasi mahasiswa terhadap pembelajaran bauran.
Kesimpulan: Mahasiswa melakukan upaya penyesuaian diri baik terhadap kondisi pandemi dan terhadap pembelajaran bauran. Mahasiswa memiliki persepsi dari keunggulan dan kekurangan pembelajaran bauran. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya dalam pembelajaran bauran ynag terdiri dari faktor internal dan eksternal.

Introduction: Clinical teaching in medical education experienced drastic changes due to the COVID-19 pandemic. Without any available guideline and appropriate sources, the adaptation process become challenge for students and it is crucial to determine the success in clinical education.
Purpose: To explore student adaptation in blended learning in clinical stage medical education during COVID-19 pandemic.
Methods: This study used qualitative phenomenology design. Data was collected through focus group discussions (FGD) with 33 students divided into 4 sessions. Data were analyzed using thematic analysis methods. Triangulation and member checking were used to ensure trustworthiness.
Results: There are 9 themes in 3 categories found in the study. First category is changes in clinical learning during pandemic which consist of changes in education system, student's emotional reactions and obstacles. Second category is medical student perception about blended learning during pandemic consist of benefits and burdens. Third category is student adaptation consist of student adaptation towards pandemic situation, adaptation towards blended learning, factors influencing and student expectations.
Conclusion: Students made efforts to adapt both toward pandemic conditions and blended learning. Students identified benefits and burdens using blended learning model. Some factors influence their success in blended learning which consists of internal and external factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justinus Kurniabudhi Novarianto
"Pendahuluan: Virtual Peer Learning (VPL) adalah salah satu bentuk pembelajaran kolaboratif yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran secara daring dalam masa pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19. Perspektif mahasiswa terkait peer learning (PL) banyak dipelajari namun belum terdapat penelitian komprehensif dan spesifik terkait VPL, terlebih di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman VPL dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan VPL di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Responden adalah mahasiswa kedokteran tahap preklinik maupun tahap klinik yang melakukan VPL selama pandemi COVID-19 yang dipilih menggunakan metode maximum variation sampling. Empat Focus Group Discussion dengan mahasiswa kedokteran dari 16 universitas dilakukan secara daring di bulan Mei 2022 untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa terkait pengalaman dan berbagai faktor yang memengaruhi pelaksanaan VPL. Hasil Penelitian: 31 Mahasiswa kedokteran berpartisipasi sebagai responden. Analisis tematik dari data penelitian memunculkan sembilan tema besar. Terdapat satu tema terkait pemanfaatan VPL, tujuh tema mengenai faktor yang memengaruhi pelaksanaan VPL, serta satu tema terkait ekspektasi mahasiswa terhadap VPL pasca pandemi. Mahasiswa mendeskripsikan kegiatan VPL dari sisi tujuan VPL, bentuk VPL, dan pembagian peran dalam VPL. Faktor yang memengaruhi pelaksanaan VPL terdiri dari faktor efektivitas, manfaat, keunggulan serta kekurangan VPL dibandingkan metode belajar lain, pembentukan kelompok, peran fakultas, dan pengaruh teknologi pada VPL. Terkait ekspektasi VPL pasca pandemi, sebagian mahasiswa tetap menggunakan VPL sebagai kegiatan rutin, sebagian sebagai alternatif PL luring, serta sebagian memilih berpindah ke PL luring. Simpulan: Pemanfaatan VPL selama pandemi dipengaruhi oleh persepsi mahasiswa terhadap berbagai faktor. Variasi dalam pengalaman tersebut akan memengaruhi cara mahasiswa menanggapi kesempatan melakukan VPL pasca pandemi. Pelajaran yang didapat dari VPL selama pandemi dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan pengembangan bagi fakultas untuk lebih mendukung kegiatan VPL dan berbagai kegiatan belajar daring lainnya.

Introduction: Virtual
utillized by medical student amidst COVID-19 Pandemic social restriction. Students’ perspectives of peer learning is widely studied yet none comprehensively and specifically studied VPL, moreover in Indonesia. We aims to answer the lack of publication regarding the medical students’ experience of VPL during COVID-19 pandemic and its contributing factors in Indonesia. Method: This is a qualitative study with phenomenological approach. Respondents are clinical and preclinical medical students who experienced VPL during COVID-19 pandemic selected with maximum variation sampling method. Four focus group discussion conducted to medical students from 16 universities in Indonesia on May 2022 to explore the medical students’ perspectives of VPL during COVID-19 pandemic. Result: A total of 31 medical students participated. Nine themes emerged from the thematic analysis, one regarding utilization of VPL, seven themes regarding factors affecting VPL, and one theme about expectations of VPL after pandemics. Students described their utilisation of VPL in three aspects: the purpose, format, and role division among members. Perceived factors affecting VPL are the perception of VPL effectiveness, the benefits of VPL, advantages and disadvantages of VPL compared to other learning methods, group formation, the impact of technology on VPL, and the roles of faculty in VPL. In terms of their expectation on VPL post pandemics student's perceptions can be categorized into three groups, those who will use VPL regularly, those who will use VPL as an alternative, and those who prefer to do only offline PL post pandemic. Conclusion: The utilization of VPL during pandemics is affected by various perceived factors. Differences in these experiences will affect how medical students view VPL post pandemics. Lessons learned from VPL during pandemic can be utilised as the base of improvement for medical faculty to better support VPL and other online learning modalities.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ansari Adista
"Latar Belakang:Presentasi kasus merupakan bagian dari experiential learning dalam Kolb's learning cylce yaitu dalam fase refleksi. Pelaksanaan presentasi kasus saat ini tidak optimal sehingga terjadi penurunan kualitas. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan persepsi antara peserta didik dan dosen klinik mengenai manfaat pelaksanaan presentasi kasus. Penelitian ini menggali secara mendalam proses pelaksanaan presentasi kasus dan mengidentifikasi kendala pelaksanaannya di rumah sakit pendidikan FK Unsyiah.
Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, dengan rancangan studi kasus. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 6 koordinator pendidikan dan 18 dosen klinik, Focus Group Discussion FGD terhadap 57 peserta didik, studi dokumen dan observasi dari 6 Bagian yang diteliti, yaitu Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah, Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Penyakit Saraf. Data dianalisis melalui tiga tahapan yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil: Presentasi kasus merupakan metode pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi peserta didik dan dosen klinik. Namun, dalam pelaksanaannya terdapat kendala yang dapat mempengaruhi kualitas presentasi kasus. Kendala utama yang teridentifikasi dari dosen klinik adalah kurangnya waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan presentasi kasus. kendala dari peserta didik yaitu kesungguhan dalam mengerjakan dan pemahaman mengenai manfaat terhadap presentasi kasus. Kendala sarana dan prasarana berupa ruangan diskusi yang masih kurang serta format penyusunan dan format penilaian belum dimiliki oleh seluruh Bagian. Kendala dari rumah sakit berupa variasi kasus yang kurang bervariasi karena sistem rujukan bertingkat.
Kesimpulan: Kendala dalam pelaksanaan presentasi kasus harus menjadi bahan evaluasi bagi pengelola program pendidikan profesi dokter, agar manfaat presentasi kasus dapat maksimal diraih oleh peserta didik tahap klinik.

Background: Case presentation is a part of reflection in experiential learning in Kolb rsquo s learning cycle. Literatures demonstrates many benefits that students can reach with a good case presentation. But, there is a mismatch between clinical educators rsquo expectation and students rsquo perceptions of case presentation, so that the students cannot obtain an optimum benefits of case presentation. This research was conducted to explore in depth process of case presentation implementation and also to identify its implementation barriers in teaching hospital of Unsyiah Medical School.
Methods: Qualitative research with case study design was used for this research. Study casetheme used is case presentation implementation in Dr.Zainoel Abidin teaching hospital Banda Aceh. Data were taken using in depth interview with 6 education coordinators and 18 clinical teachers, focus group discussions with 57 students, observation, and documentation studies, from six departments. Followed by analysis through three stages including data reduction, data presentation, and conclusions.
Results: Case presentation is an useful and effective teaching method in clinical eduation. But, there were various barriers from clinical teacher, students, teaching hospital and learning support that can influence the benefit of case presentation identified. Factors identified in the clinical teachers are lack of time allotted. Factors identified in the students are lack of preparations about case presentation, and also lack understanding about case presentation method. Factors identified in the teaching hospitals are less variation of patients in some cases. Means of learning support in the form of modules containing learning outcomes and objectives clearly, form of assessment and also comfortable rooms supporting case presentation is yet exist.
Conclussion: There are various barrier factors of case presentation implementation which have been identified in this qualitative study. This barriers must becoming parameters on monitoring and program evaluation to improve the quality of a case presentation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Ainur Pamungkas
"Pendahuluan : Pembelajaran tahap klinis merupakkan pembelajaran berbasis work-placed based. Pada tahap ini peserta didik belajar secara langsung mempraktikan keilmuan yang dimiliki dan mengembangkan karakter seorang dokter melalui panduan pengajar klinis. Peserta didik memiliki kemampuan untuk menilai dan meniru karakter yang dimiliki oleh pengajar klinis. Peserta didik memiliki kecenderungan untuk mudah mencerna perilaku negatif dibandingkan perilaku positif. Karakter pengajar klinis menjadi penting dalam pembelajaran berbasis role model. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik pengajar klinis pada pendidikan dokter di Indonesia. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pemilihan responden penelitian dilakukan dengan menggunakan maximum variation sampling pada kelompok pengelola prodi, peserta didik dan pengajar di tahap pembelajaran klinis. Penelitian dilakukan di empat institusi fakultas kedokteran di Indonesia (UNIBA, UKI, UNPATTI dan UI). Analisis konten dilakukan pada Focus Group Discussions (FGD) dan In Depth Interviews (IDI). Hasil : Sebanyak 32 peserta didik yang berpartisipasi dalam empat FGD dan delapan pengajar klinis dan pengelola prodi yang berpartisipasi dalam IDI untuk menjabarkan karakter ideal pengajar klinis di Indonesia. Terdapat 504 pendapat yang teridentifikasi dan dikelompokan kedalam 38 tema karakteristik. Sikap menghargai menjadi karakter yang sangat diharapkan dimiliki pengajar klinis diikuti sifat terbuka dan mampu memberikan umpan balik konstruktif. Terdapat empat buah karakter khusus yang hanya dimiliki pengajar klinis di Indonesia yakni kemampuan berbagi pengalaman, mengajarkan prinsip dasar kedokteran, pribadi religius dan disiplin. Sebagian contoh yang diberikan peserta didik berupa aspek negatif dari pengajar klinis. Simpulan : Terdapat tujuh belas karakter dari 38 karakter ideal bagi pengajar klinis pendidikan dokter di Indonesia yang memiliki kesamaan dengan karakter negara barat dan negara timur. Karakter baru pada Indonesia menunjukkan adanya perbedaan kebutuhan karakter pengajar pada setiap tempat yang memiliki latar belakang yang berbeda. Sebagai tambahan, terdapat proses pembelajaran negative role model yang diobservasi oleh peserta didik.

Introduction: At the clinical learning stage, students learn to practice their knowledge and develop their character through a clinical teacher's guide. Students can assess and imitate the character possessed by clinical teachers. The character of clinical teachers becomes important in role models. This study aims to explore the characteristics of clinical teachers in medical education in Indonesia. Methods: This is a qualitative study using the phenomenological approach. Respondents were recruited using maximum variation sampling in groups of program managers, students, and lecturers at the clinical stage at four medical faculties in Indonesia (UNIBA, UKI, UNPATTI, and UI). We used content analysis on Focus Group Discussions (FGD) and In Depth Interviews (IDI). Results: A total of 32 (students) and eight (teachers and program managers) participated in four FGDs and eight IDIs. There are 504 opinions identified and grouped into 38 characteristic themes. "Respect for others" is a highly expected character, followed by being "openness" and "able to provide constructive feedback". There are four new characteristics: "ability to share experiences", "teach basic principles of medicine", "religious personality", and "discipline". Some of the examples given by students are negative aspects of clinical teachers. Conclusion: There are seventeen characteristics of clinical teachers in Indonesia similar to characters in western and eastern countries. The new character of Indonesia shows that there are differences in teachers' character needs in each place with a different background. Learning by negative role models was carried out by students in this study."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Dwiputri
"Latar belakang: Pada tahun 2020 dunia dilanda pandemi COVID-19 yang berdampak pada perubahan metode pembelajaran menjadi pembelajaran daring secara mendadak di seluruh lembaga pendidikan termasuk institusi kedokteran gigi. Hal ini menjadi tantangan bagi mahasiswa kedokteran gigi untuk beradaptasi dengan pembelajaran daring baik pada pembelajaran teori maupun praktik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi dan sikap mahasiswa kedokteran gigi Universitas Indonesia mengenai pembelajaran daring selama pandemi COVID-19. Metode: Penelitian menggunakan desain cross-sectional dan dilakukan secara daring pada bulan November hingga Desember 2022. Populasi penelitian adalah mahasiswa klinik dan preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Kuesioner terdiri dari 55 pernyataan mengenai sosiodemografi, informasi umum, dampak psikoemosional dan akademis akibat pandemi COVID-19, dan persepsi dan sikap mengenai pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi COVID-19. Hasil: Didapatkan 677 responden dengan response rate 99,4%. Mayoritas responden setuju bahwa mereka mengalami kecemasan akibat pandemi COVID-19. Dampak akademis yang paling signifikan dirasakan oleh responden adalah waktu belajar yang lebih banyak, kecemasan terhadap hasil pembelajaran, kehilangan kontak sosial dengan dosen dan kolega, dan hilangnya praktikum berpengaruh pada performa akademis responden. Persepsi dan sikap responden mengenai pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 relatif baik meskipun mengalami beberapa tantangan seperti kendala teknis dan kualitas kelas daring yang berbeda antar subjek dan antar dosen. Mayoritas responden memilih pembelajaran hybrid. Mayoritas responden setuju bahwa mata kuliah teori dapat dilaksanakan secara daring, namun mayoritas responden tidak setuju bahwa mata kuliah praktik dapat dilaksanakan secara daring. Mayoritas responden tidak setuju bahwa pembelajaran daring lebih efektif dibandingkan pembelajaran tatap muka. Kesimpulan: Mahasiswa melaporkan persepsi dan sikap yang relatif baik mengenai pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 namun terdapat tantangan dan hambatan yang diidentifikasi. Mahasiswa memilih pembelajaran hybrid dengan mata kuliah teori dilakukan secara daring dan mata kuliah praktik dilakukan secara tatap muka sebagai metode pembelajaran yang diminati.

Background: Institutions worldwide including dentistry have been forced to deal with changes amid the COVID-19 pandemic, which is a rapid switch to online learning format. This leads to challenges and limitations experienced by dental students to adapt in both theoretical and practical courses. The aim of this study is to assess the perceptions and attitudes of online learning during the COVID-19 pandemic on dental students in Faculty of Dentistry, University of Indonesia. Methods: A cross-sectional study was conducted from November to December 2022 on a population of clinical and preclinical dental students in Faculty of Dentistry, University of Indonesia. The survey was comprised of 55 items which evaluate sociodemographic data, general information, psycho-emotional and educational impact of COVID-19 pandemic, and perceptions and attitudes of online learning during COVID-19 pandemic. Results: This study yielded a response rate of 99.4%. Majority of students reported increased anxiety during COVID-19 pandemic. The most significant educational impact due to COVID-19 pandemic including more time to study, concerns on learning outcomes, loss of social contacts with teachers and colleagues, and the loss of practical courses affecting academic performance. Students suggest relatively positive perception and attitudes of online learning, however several obstacles and challenges observed including technical issues and difference of online classes’ quality among subjects and teaching faculty. Majority of students preferred hybrid learning. Majority of students agree that theoretical courses could be carried out in online format, however majority of students disagree that practical courses could be carried out in online format. Conclusion: Students reported generally positive perceptions and attitudes of online learning, however several obstacles and challenges observed. Students preferred hybrid learning whereas theoretical courses carried out in online format and practical courses carried out in face-to-face format."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Bahtiar
"Pembelajaran yang efektif perlu dibentuk selama perubahan sistem menjadi jarak jauh karena hal tersebut dapat memengaruhi tingkat kecemasan mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan profesi ners. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan efektivitas pembelajaran jarak jauh dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan untuk melanjutkan pendidikan profesi ners. Desain yang digunakan yaitu deskriptif korelasional, dengan sampel 100 Mahasiswa Keperawatan Universitas Indonesia. Instrumen yang digunakan yaitu efektivitas pembelajaran daring selama masa pandemi COVID-19 dan Zung Self-rating Anxiety Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara efektivitas pembelajaran jarak jauh dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan untuk melanjutkan pendidikan profesi ners (p = 0,002; α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan agar mahasiswa dapat meningkatkan kesiapan dan kepercayaan diri dalam menghadapi lingkungan baru di jenjang pendidikan profesi dengan mengembangkan program yang dapat menurunkan angka kecemasan untuk melanjutkan pendidikan profesi. Penelitian lebih lanjut yang menghubungkan minat dan motivasi untuk melanjutkan pendidikan profesi disarankan.

Effective learning needs to be established during the system change to distance because it can affect the anxiety level of students to continue their professional nursing education. This study aims to identify the relationship between the effectiveness of distance learning and the level of anxiety of nursing students to continue nursing professional education. The design used is descriptive correlational, with a sample of 100 Nursing Students, University of Indonesia. The instruments used are the effectiveness of online learning during the COVID-19 pandemic and the Zung Self-rating Anxiety Scale. The results showed that there was a significant relationship between the effectiveness of distance learning and the anxiety level of nursing students to continue nursing professional education (p = 0.002; = 0.05). This study recommends that students can increase readiness and confidence in facing a new environment at the level of professional education by developing programs that can reduce anxiety levels to continue professional education. Further research linking interest and motivation to continue professional education is suggested."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zayadi Zainuddin
"ABSTRAK
Latar Belakang: Setiap mahasiswa akan memilih gaya belajar yang menguntungkan
untuk situasi belajar tertentu. Gaya belajar aktivis diduga lebih sesuai untuk aktivitas
belajar mandiri dibandingkan dengan gaya belajar lain. Lingkungan belajar yang
dirancang untuk pembelajaran mahasiswa akan memunculkan persepsi yang berbeda,
baik persepsi positif maupun negatif. Persepsi ini diduga dapat mendorong atau
menghambat belajar mandiri. Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan
desain kasus kontrol. Populasi terdiri atas mahasiswa yang tidak siap (kasus) dan siap
belajar mandiri (kontrol) dengan minimal sampel sebanyak 55 mahasiswa untuk
masing-masing populasi. Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap
pertama dengan pengisian kuesioner Self Directed Learning Readiness Scale
(SLDRS) Fisher dan tahap kedua dengan pengisian kuesioner Learning Style
Questionairre (LSQ) Honey-Mumford dan Dundee Ready Educational Environment
Measure (DREEM). Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 13.00.
Hasil: Gaya belajar aktivis tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat
kesiapan belajar mandiri (p>0.05) namun persepsi mahasiswa mengenai lingkungan
belajar memiliki hubungan yang bermakna (p<0.05). Mahasiswa yang kurang puas
terhadap lingkungan belajar memiliki kemungkinan 3.852 kali tidak siap belajar
mandiri dibandingkan dengan mahasiswa yang puas (p<0.05 dan OR=3.852).
Kesimpulan: Gaya belajar aktivis tidak berpengaruh terhadap tingkat kesiapan
belajar mandiri. Persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar berpengaruh
terhadap tingkat kesiapan belajar mandiri, sehingga perlu upaya peningkatan
kesiapan belajar mandiri mahasiswa dengan memperbaiki lingkungan belajar.

ABSTRACT
Background: Each student will choose their own learning style that are more
beneficial for one learning situation. Activist learning style has been expected
more suitable for self directed learning than other learning style. Learning
environment that designed for students’ learning will lead to different perceptions,
either positive or negative. This perception could inhibit or encourage self directed
learning. Method: This is a quantitative research using case control design.
Population consists of students who are not ready (cases) and ready to self
directed learning (control) with minimal sample of 55 students for each population.
The data was collected using questionnaires in two stages. First’ stage for Self
Directed Learning Readiness Scale (SLDRS) Fisher questionnaires and the second
stage for Learning Style questionnaire (LSQ) Honey-Mumford and Dundee
Ready Educational Environment Measure (DREEM) questionnaires. Data were
analyzed using SPSS 13.00 program. Result: Activist learning style showed no
significance relationship with self directed learning readiness levels (p>0.05) but
students' perceptions of educational environment showed significant relationship
(p<0.05). Students who are not satisfied to learning environment have the
possibility of 3.852 times more unready to self directed learning than students
who are satisfied (p<0.05 and OR = 3.852). Conclusion: Activist learning styles do
not influenced the level of self directed learning readiness. Students’ perceptions
of the educational environment influenced self directed learning readiness level,
therefore an effort is needed to increase students' self directed learning
readiness by improving the educational environment."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyadi Aziz Rahmat
"ABSTRAK
Latar Belakang
Lingkungan pendidikan di fakultas kedokteran dapat menjadi beban psikis bagi
mahasiswa karena penuh dengan stresor. Besarnya pengaruh stresor tersebut
dibuktikan dengan tingginya angka kejadian distres pada mahasiswa fakultas
kedokteran di seluruh dunia, sehingga diperlukan upaya untuk mengidentifikasi
sumbernya.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengembangkan alat ukur untuk mengidentifikasi stresor
bagi mahasiswa pendidikan dokter tahap akademik.
Metode
Penelitian ini menggunakan teknik mixed methods (kualitatif dan kuantitatif),
studi Delphi untuk mengidentifikasi stresor dan desain potong lintang untuk uji
instrumen. Penelitian dilaksanakan pada mahasiswa tahap akademik Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (FK UISU) dengan populasi 995
orang. Sebanyak 58 mahasiswa dipilih secara stratified simple random sampling
untuk studi Delphi dan total sampling.untuk uji instrumen. Analisis menggunakan
program SPSS versi 17, uji reliabilitas dengan alpha Cronbach dan analisis faktor
dengan rotasi Oblimin.
Hasil
Di antara 90 stresor pada studi Delphi terseleksi 40 yang lolos uji instrumen.
Stresor dikelompokkan menjadi stresor akademis (18 butir), stresor personal (11
butir), stresor lingkungan belajar (6 butir), dan stresor lingkungan sosial (5 butir).
Instrumen Kuesioner Stresor Mahasiswa Pendidikan Dokter Tahap Akademik
(KSMPD-Akademik) yang dihasilkan memiliki nilai alpha Cronbach 0,911.
Masalah fasilitas pendidikan dan masalah akademis merupakan stresor yang
paling banyak dihadapi mahasiswa dan memiliki pengaruh paling besar.
Diskusi
Pada analisis faktor terdapat 43 butir yang memiliki nilai di bawah 0,3 pada
matriks Communalities. Sebanyak 7 butir lainnya memiliki korelasi yang rendah
terhadap seluruh butir karena nilai korelasi item-total di bawah 0,3 pada matriks
Item-Total Statistics. Butir yang terseleksi merupakan butir yang dapat mewakili
stresor bagi mahasiswa tahap akademik FK UISU. KSMPD-Akademik memiliki
reliabilitas yang baik. KSMPD-Akademik dikembangkan pada populasi
terjangkau, sehingga ada kemungkinan fakultas kedokteran lain memiliki stresor
yang berbeda. Mahasiswa FK UISU berpendapat bahwa pada pelaksanaan proses pembelajaran mahasiswa memerlukan fasilitas ruangan kelas dan laboratorium
yang lebih memadai.
Simpulan
KSMPD-Akademik mengukur tingkat kekerapan (frekuensi) dan tingkat pengaruh
stresor yang dihadapi mahasiswa pendidikan dokter tahap akademik. Instrumen
ini dapat dikembangkan dengan menggali stresor lain di institusi yang berbeda.

ABSTRACT
Background
Educational environment in medical school is very stressful that can cause
psychological problems. Many researches identified high incidence of distress
among medical students around the world. Early identification is necessary,
advisably since undergraduate (academic) medical course to prepare students
facing the clinical situation (workplace) with higher level of stress.
Purpose
To develop instrument to identify stressors for academic medical students.
Methods
A mixed methods study (qualitative and quantitative) using Delphi technique to
identify stressors and cross-sectional design to develop the instrument has been
conducted among 995 academic medical students in Faculty of Medicine, Islamic
University of Sumatera Utara (FM IUSU). Sample of 58 on Delphi study were
chosen by stratified simple random sampling and a total sampling methods on
instrument development. Data were analyzed using SPSS version 17 by reliability
test with Cronbach’s alpha and factor analysis with Oblimin rotation.
Result
About 40 of 90 items obtained from Delphi study fulfill the criteria as stressor
instrument and named as Stressor Questioner for Academic Medical Student
(Kuesioner Stresor Mahasiswa Pendidikan Dokter Tahap Akademik (KSMPDAkademik)).
They are grouped into academic stressors (18 items), personal
stressors (11 items), learning environment stressors (6 items), and social
environment stressors (5 items). KSMPD-Akademik reached 0.911 of Cronbach
alpha. Stressors encountered by the respondents mostly associated with
educational facilities and academic problems. These stressors are well
established as stressor that has the most impact.
Discussion
There were 43 inadequate items removed by factor analysis because the value
found was below 0.3 on Communalities matrix. Seven items were further removed
because the value found was below 0.3 of item-total correlation on Item-Total
Statistics. The items selected by factor analysis and reliability test could represent
the stressors faced by the academic medical student in FM IUSU. KSMPDAkademik
has good reliability. KSMPD-Akademik was developed from FM IUSU
population, with the possibility of having other stressor if applied to other medical school. Students in FM IUSU require more adequate classroom and laboratory
facilities in implementing the learning process.
Conclusion
KSMPD-Akademik could measure the frequency and the degree of influence
(impact) of potential stressors experienced by the academic medical students. This
instrument could be further developed by exploring other stressors in different
institutions."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T58554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatul Rursakinah
"Mahasiswa baru menghadapi banyak tantangan saat memasuki perguruan tinggi. Namun, tantangan yang dihadapi mahasiswa baru angkatan 2020 bertambah dengan adanya perkuliahan daring akibat pandemi COVID-19. Adapun pandemi COVID-19 merupakan peristiwa traumatis yang dapat meningkatkan traumatic event stress mahasiswa baru. Ditemukan adanya hubungan yang negatif antara kesiapan belajar daring dan optimisme dengan traumatic event stress. Kesiapan belajar dan optimisme menjadi penting untuk diteliti guna mengetahui besaran pengaruhnya terhadap tingkat stres mahasiswa baru. Penelitian ini merupakan penelitian regresi sederhana yang bertujuan untuk melihat besaran kontribusi kesiapan belajar daring dan optimisme terhadap traumatic event stress mahasiswa baru. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa baru yang berjumlah 327 orang (88 laki-laki dan 238 perempuan; rata-rata usia = 18,10). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa optimisme dan kesiapan belajar daring tidak signifikan dalam berkontribusi terhadap traumatic event stress (p>0,05, p=0,48, p=0,65, secara berurutan). Besaran kontribusi optimisme dan kesiapan daring terhadap traumatic event stress sangatlah minim (R2=0,02%, R2=0,01%, secara berurutan). Seluruh hipotesis dalam penelitian ini ditolak dan adapun diskusi serta saran mengenai hasil penelitian ini akan dijelaskan lebih lanjut

First year students face many challenges when entering university. However, the challenges faced by first year students of the 2020 are increased by online learning due to the COVID-19 pandemic. The COVID-19 pandemic is sugested as traumatic event that can increase students traumatic event stress. It was found that there was a negative relationship between readiness to online learning and optimism with level of traumatic event stress. Readiness to online learning and optimism are important to be researched in order to see the magnitude of their effect on students level of stress. This research is a simple regression research which aims to see the contribution of readiness to online learning and optimism on students level of traumatic event stress. The participants of this study were 327 of first year students (88 male and 238 female; mean age = 18.10). The results of the regression analysis showed that optimism and readiness to online learning were not significant in contributing on traumatic event stress levels (p> 0.05, p=0.48, p=0.65, respectively). The contribution of optimism and readiness to online learning on traumatic event stress levels is minimal (R2 = 0.02%, R2 = 0.01%, respectively). All hypotheses in this study are rejected and implications this study are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoanita Widjaja
"Latar Belakang: Umpan balik merupakan komponen penting dalam pendidikan kedokteran yang dapat meningkatkan pembelajaran. Umpan balik pada tahap akademik memegang peran penting dalam pembelajaran konsep dasar untuk persiapan tahap klinik. Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas proses umpan balik ini, salah satu di antaranya yaitu aspek budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek budaya dalam proses umpan balik pada peserta didik dan staf pengajar di pendidikan kedokteran tahap akademik.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Pengumpulan data dilakukan selama bulan Februari sampai Maret 2016 melalui Focus Group Discussion (FGD) peserta didik angkatan 2009 hingga 2014, observasi latihan KKD dan wawancara mendalam staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (FK UNTAR). Hasil FGD dan wawancara dituliskan dalam bentuk transkrip verbatim, kemudian dilanjutkan dengan analisis tematik dan koding. Analisis hasil observasi dilakukan dengan analisis tematik. Selanjutnya dilakukan reduksi dan penyajian data.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan banyaknya faktor yang berperan dalam proses umpan balik, baik pada saat pencarian maupun pada saat penerimaan dan pemberian umpan balik yang selanjutnya akan menentukan efektivitasnya. Aspek budaya berperan dalam beberapa hal. Budaya collectivism, high power distance dan sopan santun berperan dalam perilaku mencari umpan balik. Budaya femininity, masculinity pada peserta didik, serta terdapatnya kompetensi budaya pada staf pengajar dan dipegangnya prinsip pendidikan nasional Indonesia, Tut Wuri Handayani, berkontribusi dalam efektivitas umpan balik.
Kesimpulan: Aspek budaya memegang peran penting dalam proses umpan balik. Peran budaya tampak pada perilaku mencari umpan balik dan merupakan faktor penting untuk meningkatkan efektivitas umpan balik. Institusi perlu meningkatkan kemampuan staf pengajar dan peserta didik dalam memaknai proses umpan balik yang sadar budaya. Kompetensi budaya merupakan salah satu kemampuan yang dapat mendukung hal tersebut. Selain itu, institusi perlu menyusun kebijakan untuk membudayakan umpan balik pada lingkungan pendidikan kedokteran.

Background: Feedback is an important element in medical education since it can improve learning. Feedback has a significant role in learning in basic concepts during undergraduate medical program as a preparation for learning in the clinical years. A lot of factors influencing feedback process effectiveness, one of them is cultural aspect. This research was aimed at exploring cultural aspect related to feedback process within medical students and faculty in undergraduate medical education program.
Method: A qualitative study using an ethnography approach was applied as a research method. Data collection was conducted between February and March 2016 through Focus Group Discussion (FGD) with 2009-2014 batch of medical, direct observation of skills teaching in clinical skills laboratory and in-depth interview with the faculty members of Faculty of Medicine Tarumanagara University. Thematic analysis and coding were used to analyze FGD and in-depth interview transcripts and also observational data. Data reduction and presentation were then conducted.
Results: The themes emerged are related to influencing factors in feedback-seeking behaviour, feedback process and feedback effectiveness. Cultural aspects play an important role at some points within the feedback process. Collectivism, high power distance and politeness are cultural aspects found in feedback-seeking behaviour. Femininity-masculinity in medical students along with cultural competence of faculty members and also the principle of ?Tut Wuri Handayani? (the identity of Indonesian national education) are contributing factors in feedback effectiveness.
Conclusion: Cultural aspects are the key to understand the influencing factors in feedback-seeking behaviour and feedback effectiveness. There is a need for medical education institution to encourage faculty and medical students‟ cultural awareness within the feedback process. Cultural competence is an important component fit for that purpose. Moreover, institution needs to set a policy in order to establish feedback culture in medical education.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T55671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>