Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196106 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Sukma Sajati
"Apotek menjadi salah satu sarana pelayanan kesehatan yang diharapkan dapat membantu mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dan juga sebagai tempat mengabdi dan praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian (Hartini dan Sulasmono, 2006). Oleh karena itu, apotek dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan apotek serta pengaturan hak dan kewajiban masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2016). Kepuasan pasien merupakan suatu hal yang sangatlah penting karena akan menggambarkan kinerja apotek dalam pelayanan kesehatan. Studi ini bertujuan mengevaluasi waktu tunggu pelayanan resep di apotek, analisis penolakan dan substitusi barang, dan analisis kesesuaian resep pasien diabetes melitus. Dalam studi ini, apotek Kimia Farma Pondok Gede Bekasi menjadi subjek evaluasi. Penelitian dilakukan dengan desain obeservasional menggunakan analisis deskriptif. Hasil evaluasi waktu tunggu pelayanan resep yang memenuhi standar adalah sebanyak 19 dari 20 resep racikan (95%) dan 50 dari 50 resep non racikan (100%). Persentase penolakan resep sebesar 0,80% untuk resep tunai, dan 1,79% untuk resep kredit yang berarti nilai tersebut belum melampaui batas standar yang ditetapkan oleh Kimia Farma yakni persentase service level tidak boleh melebihi dari 2%. Pemberian obat pada resep yang diberikan kepada pasien diabetes melitus (DM) sesuai dengan manajemen algoritma terapi diabetes melitus menurut American Association of Clinical Endocrinology dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).

The pharmacy is one of the health service facilities that is expected to help achieve optimal health status for the community, and also as a place to serve and practice the pharmacist profession in doing pharmaceutical work (Hartini and Sulasmono, 2006). Therefore, pharmacies are required to provide quality services following established standards and can reach all levels of society, to improve the quality and range of pharmacy services as well as regulate the rights and obligations of the community in obtaining health services (RI Ministry of Health, 2016). Patient satisfaction is a very important thing because it will describe the performance of the pharmacy in health services. This study aims to produce waiting time for prescription services in pharmacies, analysis of product rejection and substitution, and appropriateness of prescription analysis in patients with diabetes mellitus. In this study, the Kimia Farma Pondok Gede Bekasi pharmacy was the subject of evaluation. The research was conducted with an observational design using descriptive analysis. The results of the evaluation of the waiting time for prescription services that met the standards were as many as 19 out of 20 concoction recipes (95%) and 50 out of 50 non-concoction recipes (100%). The percentage of prescription rejection is 0.80% for cash prescriptions, and 1.79% for credit prescriptions, which means that these values have not exceeded the standard limits set by Kimia Farma, namely The service level percentage may not exceed 2%. Drug administration on prescriptions given to patients with diabetes mellitus (DM) follows the management algorithm for diabetes mellitus therapy according to the American Association of Clinical Endocrinology and the Indonesian Association of Endocrinologists (PERKENI)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Nur Fitriandiny
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Atrika Jalan Kartini Raya No. 34 Jakarta Pusat bertujuan untuk memahami tugas pokok dan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek di sebuah Apotek dan memahami pengelolaan apotek yang mencakup kegiatan teknis dan non teknis di bidang kefarmasian. Penulisan laporan dilakukan dengan metode observasi langsung dan studi literatur. Tugas khusus yang diberikan berjudul Rekapitulasi Dan Analisis Resep Antidiabetik Oral Golongan Sulfonilurea Dalam Terapi Diabetes Melitus di Apotek Atrika Periode Juli-Desember 2012.
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui jenis obat antidiabetik oral golongan sulfonilurea yang tersedia di Apotek Atrika dan yang paling banyak diresepkan oleh dokter kepada pasien berdasarkan resep yang diterima selama periode Juli hingga Desember 2012 di Apotek Atrika serta melakukan analisis resep yang mengandung obat antidiabetik oral golongan sulfonilurea yang terdapat di Apotek Atrika mengenai kesesuaian obat dan terapi yang diberikan. Obat yang paling banyak diresepkan oleh dokter adalahAmaryl® yaitu sebanyak dua resep.

Pharmacist Internship Program at Apotek Atrika, Kartini Raya Street No. 34 Central Jakarta aims to understand the duties and functions of pharmacists pharmacy manager (APA) in pharmacies and to understand pharmacy management includes technical and non-technical activities in the field of pharmacy. Report writing is done by direct observation and study of literature methods. Specific task titled Recapitulation and Analysis Prescription of sulfonylureas oral antidiabetic drug in the therapy of Diabetes Mellitus in Apotek Atrika period July to December 2012.
This task aims to find out kind of sulfonylureas oral antidiabetic drug which Apotek Atrika provides and and the most widely prescribed by doctors to patients by prescription received during the period July to December 2012 in Apotek Atrika and was analyzing prescription containing sulfonylureas oral antidiabetic drugs in Apotek Atrika regarding the suitability of a given medication and therapy. The most widely prescribed drugs by doctors is Amaryl® is as much as two prescription.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Juliyanti
"Latar Belakang: Pemahaman tentang non-alcoholic fatty pancreas disease NAFPD dan makna klinisnya perlu terus ditingkatkan mengingat NAFPD diduga dapat berlanjut menjadi pankreatitis kronik dan memicu terjadinya kanker pankreas. NAFPD berhubungan erat dengan diabetes melitus tipe 2 DMT2 dan pasien diabetes berisiko 2x lipat untuk mengalami kanker pankreas. Proporsi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan NAFPD pada populasi DMT2 belum pernah diteliti.
Tujuan: Mengetahui proporsi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan NAFPD pada populasi DM tipe 2.
Metode: Pasien DMT2 dewasa yang berobat di poliklinik metabolik endokrin Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM direkrut secara konsekutif pada studi potong lintang ini. Data usia, jenis kelamin, lama DM, komorbid, obat-obatan, lingkar pinggang, profil lipid dan HbA1C dikumpulkan. Ultrasonografi hepatobilier dilakukan pada setiap pasien untuk menentukan adanya NAFPD dan non-alcoholic fatty liver disease NAFLD . Hubungan NAFPD dengan parameter usia, jenis kelamin, lama DM, hipertensi, NAFLD, trigliserida dan HbA1C diuji kemaknaanya.
Hasil Penelitian: Dari 171 pasien DMT2 yang direkrut dalam studi ini didapatkan proporsi NAFPD sebesar 48,5% (95%IK=41,2-55,9%). Analisis univariat menunjukkan perbedaan signifikan di antara kelompok NAFPD dan non-NAFPD dalam hal proporsi NAFLD (PR=1,96; 95%IK=1,41-2,74; p<0,001) dan hipertrigliseridemia (PR=1,38; 95%IK=1,02-1,86; p=0,042). Pada analisis multivariat usia lanjut (OR=2,15; 95%IK=1,10-4,23), NAFLD (OR=3,65; 95%IK=1,90-6,99) dan hipertrigliseridemia (OR=2,03; 95%IK=1,02-4,05) menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian NAFPD. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, lama DM, hipertensi, serta kadar HbA1C dengan kejadian NAFPD.
Kesimpulan: Proporsi NAFPD pada populasi DMT2 sebesar 48,5%. Usia lanjut, NAFLD dan hipertrigliseridemia merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian NAFPD pada pasien DMT2.

Background: Understanding of non alcoholic fatty pancreas disease NAFPD and its clinical significance needs to be continuously improved as NAFPD might allegedly develop into chronic pancreatitis and further leads to pancreatic cancer. NAFPD is strongly associated with type 2 diabetes mellitus T2DM and long term T2DM is associated with a 1.5 to 2.0 fold increase in the risk of pancreatic cancer. The proportion of NAFPD and its associated factors in T2DM population has not been well investigated.
Aim: To investigate the proportion of NAFPD and its associated factors in type 2 DM population.
Methods: Adult T2DM patients who visited Diabetes Clinic, Cipto Mangunkusumo Hospital were consecutively recruited in this cross sectional study. Information about age, sex, duration of diabetes, komorbidities, medication, waist circumference, lipid profile and HbA1C were collected. Abdominal ultrasonography was performed on each subject to diagnose NAFPD and non alcoholic fatty liver disease NAFLD . Association of NAFPD with age, sex, duration of diabetes, hypertension, NAFLD, triglyceride and HbA1C were examined.
Study Results: From total of 171 T2DM patients in this study, the proportion of NAFPD was 48.5% (95%CI= 41.2 to 55.9%). Univariate analysis showed significant differences between NAFPD and non-NAFPD group regarding proportion of NAFLD (PR=1.96; 95%CI=1.41-2.74; p<0.001) and hypertriglyceridemia (PR=1.38; 95%CI=1.02-1.86; p=0.042). On multivariate analysis older age (OR=2.15; 95%CI=1.10-4.23), NAFLD (OR=3.65; 95%CI=1.90-6.99), and hypertriglyceridemia (OR=2.03; 95%CI=1.02-4.05) showed significant association with NAFPD. There were no significant association found among sex, duration of diabetes, hypertension and high levels of HbA1C with NAFPD.
Conclusion: The proportion of NAFPD in T2DM population is 48.5%. Older age, NAFLD and hypertriglyceridemia are associated factors of NAFPD in T2DM patient.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarwono Waspadji
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
616.462 SAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Khomimah
"Penyandang diabetes melitus (DM) mempunyai risiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskular (PKV), yang progresivitasnya dipercepat oleh penurunan kapasitas fibrinolisis. Penyandang DM yang berpuasa Ramadhan mengalami berbagai perubahan yang dapat memengaruhi kendali glikemik dan status fibrinolisisnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui penurunan fruktosamin dan plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1), dengan metode kuasi eksperimental one group design self control study pada penyandang DM tipe-2 yang berpuasa Ramadhan dan berusia 40-60 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar subjek memiliki 3 faktor risiko PKV dan dengan kendali glikemik yang jelek sebelum puasa Ramadhan. Terdapat penurunan yang bermakna pada glukosa puasa plasma, tetapi tidak bermakna pada glukosa darah 2 jam setelah makan. Tidak terdapat perbedaan asupan kalori pada 18 subjek yang dianalisis. Tidak didapatkan penurunan yang bermakna pada fruktosamin serum maupun PAI-1 plasma. Kendali glikemik yang dicapai sebelum dan asupan kalori selama berpuasa Ramadhan kemungkinan merupakan faktor yang memengaruhi penurunan fruktosamin. Selain glukosa darah, faktor yang memengaruhi kadar PAI-1 plasma di antaranya adalah insulin plasma, angiotensin II, faktor pertumbuhan dan inflamasi, yang tidak diukur dalam penelitian ini.

Diabetes mellitus (DM) have a high risk of cardiovascular disease (CVD). CVD progression is accelerated by the reduction in the capacity of fibrinolysis. Persons with DM who fasting Ramadan have a variety of changes that can affect glycemic control and status of fibrinolysis. To know decreased fructosamine and plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1), with the method of quasi-experimental one-group design with self-control study in type-2 diabetes who were fasting Ramadhan, and aged 40-60 years. These study showed most of the subjects had 3 risk factors for CVD and with poor glycemic control before the fasting of Ramadan. There was a significant decreased in fasting plasma glucose, but not significantly decreased in blood glucose 2 hours post meal. There was no difference in calorie intake in 18 subjects who were analyzed. There were no significant reductions in serum fructosamine and plasma PAI-1. Glycemic control achieved before and calorie intake during Ramadan fasting is possible factors that affect fructosamine decreased. In addition to blood glucose, factors that affect the levels of PAI-1 plasma including plasma insulin, angiotensin II, growth factors and inflammation, which were not measured in this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asman Boedisantoso Ranakusuma
Jakarta: UI-Press, 1987
616.462 BOE d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Aziza Bawazier
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia , 2007
616.462 LUC n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Aziza Bawazier
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia , 2007
616.462 LUC n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Maghfuri
Jakarta : Salemba Medika, 2016
616.462 ALI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
616.462 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>