Ditemukan 113179 dokumen yang sesuai dengan query
Annisa Rizky Shadrina
"Penyimpanan obat merupakan salah satu standar pelayanan kefarmasian yang diaplikasikan di apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016. Kriteria yang perlu diperhatikan terkait dengan penyimpanan obat yaitu obat yang disimpan harus ditempatkan dalam kondisi yang sesuai untuk meminimalisir kontaminasi sehingga mutu dari suatu obat tersebut dapat terjamin. Penyimpanan obat yang baik dapat memudahkan dalam pencarian sediaan pada saat pelayanan kefarmasian. Penyimpanan obat yang tidak sesuai dengan standar yang ada dapat menimbulkan beberapa masalah, di antaranya yaitu sulit dalam melakukan penelusuran atau pencarian sediaan farmasi sehingga dapat memperlambat proses dispensing. Melihat permasalahan tersebut, maka dilakukan manajemen terkait dengan penyimpanan obat ethical di Apotek Kimia Farma 0267 Bintaro yang bertujuan untuk mengoptimalisasi manajemen penyimpanan obat ethical, dan mempermudah pencarian obat ethical sehingga waktu pelayanan obat pasien lebih cepat. Metode yang dilakukan ialah dengan mencatat obat-obatan atau vitamin yang belum memiliki tempat untuk disimpan, menyusun obat secara alfabetis di setiap kelas terapi yang sudah ada sebelumnya, dan membuat list atau menyantumkan daftar nama obat di tempat penyimpanan (lemari) stock obat guna mempermudah dalam pencarian, pengambilan, dan penyimpanan stock obat. Pengelolaan penyimpanan sediaan farmasi di Apotek Kimia Farma 0267 Bintaro dikategorikan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, obat khusus, dan kestabilan obat yang disusun berdasarkan alfabetis dan diberi label berwarna pada kotak obat guna memudahkan dalam pencarian obat dan membedakan satu kelas terapi dengan yang lainnya. Penyimpanan obat juga ditandai dengan sticker LASA dan terdapat daftar obat yang ditempel di pintu lemari kecil penyimpanan obat bertujuan untuk memudahkan pencarian stock obat.
Proper drug storage is essential in upholding pharmaceutical service standards within pharmacies, aligning with the Indonesian Regulation of the Minister of Health No. 73/2016. This regulation aims to ensure that drugs are stored optimally, minimizing contamination risks and preserving their quality. Effective storage not only maintains medication quality but also streamlines pharmacy operations by facilitating efficient drug retrieval for dispensing. Failure to comply with storage standards can lead to challenges in locating and tracking medicines, resulting in delays in the dispensing process. Addressing these issues, Kimia Farma 0267 Bintaro Pharmacy has implemented strategic practices for ethical medicine storage, aiming to improve storage management and expedited patient services. The pharmacy utilizes a systematic approach involving recording unallocated medicines, arranging them alphabetically within therapy classes, and creating a comprehensive drug list within the storage area. Their storage management strategy categorizes medicines based on therapeutic class, dosage form, specific drug, and stability. These categories are organized alphabetically and color-coded on medicine boxes, simplifying drug retrieval and differentiation. The pharmacy also employs a "Look-Alike Sound-Alike" (LASA) sticker system and attaches a drug list to the storage cabinet door, further enhancing efficient drug stock searching. In conclusion, adhering to proper drug storage practices is crucial for maintaining pharmaceutical quality and expediting patient care. Kimia Farma 0267 Bintaro Pharmacy's strategic approach to drug storage management stands as a noteworthy model for optimizing pharmaceutical services through organized and efficient storage protocols."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ghina Sylvarizky
"PBF merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar seusai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyalur sediaan farmasi, PBF perlu menerapkan pedoman CDOB dalam setiap aspek dan rangkaian distribusi obat. Pada pelaksanaannya, masih terdapat kekurangan pada sistem penyimpanan yang berlaku di gudang eceran PBF PT. Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Bogor, seperti klasifikasi kategori belum jelas, prinsip alfabetis belum diterapkan, penempatan yang belum sesuai, adanya campur baur, pemisahan produk LASA belum diterapkan dan pemanfaatan rak serta fasilitas yang belum optimal. Pemetaan ulang tata letak (layout) penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis untuk menjaga keamanan dan kualitas dari sediaan farmasi serta meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan menghindari kesalahan pengambilan sediaan farmasi. Tugas khusus ini dilakukan untuk menata ulang layout penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis. Penataan ulang layout dilaksanakan dengan mendata ulang seluruh produk obat yang terdapat pada area peyimpanan gudang eceran, menyesuaikan jumlah produk obat dengan rak obat yang tersedia, mengelompokkan dan menata produk obat berdasarkan ketentuan. Rencana pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran, 20 rak yang tersedia dan dimanfaatkan secara optimal. Pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan dan juga secara alfabetis dilakukan untuk meningkatkan penjaminan mutu dan kualitas produk obat, suplemen dan juga kosmetik yang tersedia.
PBF merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar seusai ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyalur sediaan farmasi, PBF perlu menerapkan pedoman CDOB dalam setiap aspek dan rangkaian distribusi obat. Pada pelaksanaannya, masih terdapat kekurangan pada sistem penyimpanan yang berlaku di gudang eceran PBF PT. Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Bogor, seperti klasifikasi kategori belum jelas, prinsip alfabetis belum diterapkan, penempatan yang belum sesuai, adanya campur baur, pemisahan produk LASA belum diterapkan dan pemanfaatan rak serta fasilitas yang belum optimal. Pemetaan ulang tata letak (layout) penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis untuk menjaga keamanan dan kualitas dari sediaan farmasi serta meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan menghindari kesalahan pengambilan sediaan farmasi. Tugas khusus ini dilakukan untuk menata ulang layout penyimpanan obat di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan, dan alfabetis. Penataan ulang layout dilaksanakan dengan mendata ulang seluruh produk obat yang terdapat pada area peyimpanan gudang eceran, menyesuaikan jumlah produk obat dengan rak obat yang tersedia, mengelompokkan dan menata produk obat berdasarkan ketentuan. Rencana pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran, 20 rak yang tersedia dan dimanfaatkan secara optimal. Pemetaan ulang layout penyimpanan di area gudang eceran berdasarkan suhu penyimpanan, bentuk sediaan dan juga secara alfabetis dilakukan untuk meningkatkan penjaminan mutu dan kualitas produk obat, suplemen dan juga kosmetik yang tersedia."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sisilia
"Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan kefarmasian di Apotek berperan penting dalam menjamin mutu, manfaat, keamanan dan khasiat sediaan farmasi dan alat kesehatan. Kegiatan yang secara langsung mendukung pemeliharaan mutu serta melancarkan proses pelayanan di apotek adalah penyimpanan. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian sistem penyimpanan obat dan memperbaiki penyimpanan yang belum tepat di Apotek Kimia Farma Yusuf Depok. Hasil menunjukkan bahwa sistem penyimpanan obat di apotek Kimia Farma Yusuf Depok sangat sesuai berdasarkan parameter umum hingga 100%. Namun, belum sangat sesuai dengan sistem penyimpanan obat dalam parameter khusus yang ditunjukkan dari penyusunan obat secara alfabetis yang hanya 47,7% (cukup sesuai), pelabelan obat dengan golongan high alert 0% (sangat tidak sesuai), pelabelan obat dengan label LASA 54,5% (cukup sesuai) dan posisi obat LASA 10% (sangat tidak sesuai).
Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmacists practice pharmacy. Pharmaceutical services in pharmacies play an important role in ensuring the quality, benefits, safety and efficacy of pharmaceutical preparations and medical devices. Activities that directly support quality maintenance and facilitate the service process in pharmacies are storage. The purpose of this task is to evaluate the suitability of the drug storage system and improve inappropriate storage at Kimia Farma Yusuf Depok Pharmacy. The results show that the drug storage system at Kimia Farma Yusuf Depok Pharmacy is very appropriate based on general parameters up to 100%. However, it is not very appropriate with the drug storage system in specific parameters as indicated by the alphabetical arrangement of drugs which is only 47.7% (quite appropriate), drug labeling with high alert groups 0% (very inappropriate), drug labeling with LASA labels 54.5% (quite appropriate) and LASA drug positions 10% (very inappropriate). "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fionna Christie Emmanuela
"Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, standar pelayanan kefarmasian di apotek terdiri dari: (1) pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan, dan pelaporan; serta (2) pelayanan farmasi klinik. Pada laporan ini akan dibahas mengenai proses penyimpanan sediaan farmasi di Kimia Farma Apotek Bendungan Hilir, khususnya pembuatan label nama kotak penyimpanan yang seragam untuk setiap kelas terapi yang sama pada rak penyimpanan obat. Selain itu, dilakukan juga pembuatan informasi kategori keamanan penggunaan obat untuk ibu hamil, serta pengecekan dan perbaruan label warna penandaan waktu kadaluarsa obat-obat yang disimpan pada rak penyimpanan obat Kimia Farma Apotek Bendungan Hilir. Informasi terkait indikasi dan aturan minum obat, serta kategori keamanan penggunaan obat untuk ibu hamil masing-masing obat didapatkan melalui MIMS Online dan PIONAS. Setelah itu, dilakukan penggantian label yang lama dengan yang baru dengan tetap memperhatikan jenis sediaan, kelas terapi, dan disusun secara alfabetis serta memperhatikan penempatan obat LASA/NORUM. Sehingga dapat dipastikan bahwa pengeluaran obat di apotek dapat berjalan sesuai sistem FIFO/FEFO secara maksimal, dan pengelolaan perputaran obat di apotek dapat berjalan dengan baik.
Based on the Minister of Health Regulation Number 73 about The Standards of Pharmaceutical Services in Pharmacies, the standards of pharmaceutical services in pharmacies consist of: (1) the management of pharmaceutical preparations, medical devices, and disposable medical materials, including planning, procurement, reception, storage, disposal, control, recording, and reporting; and (2) clinical pharmacy services. This report will discuss the process of storing medication at Kimia Farma Pharmacy Bendungan Hilir, specifically the labeling of storage boxes for the same therapeutic class on storage. Additionally, the pregnancy safety category information will be added, along with checking and updating the labels indicating the expiration date of drugs stored at Kimia Farma Pharmacy Bendungan Hilir. Information regarding indications, dosage, and pregnancy safety categories for each medication is obtained through MIMS Online and PIONAS. Subsequently, the old labels are replaced with new ones with the awareness of the different types of preparation, therapeutic class, and arranging them alphabetically while paying attention to the placement of Look-Alike-Sound-Alike (LASA) drugs. This ensures that drug dispensing in the pharmacy can adhere to the FIFO/FEFO system maximally, and the management of drug turnover in the pharmacy can proceed smoothly."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fatiya Nur Afida
"Pelayanan kefarmasian di apotek berperan dalam menjamin kualitas, manfaat, keamanan, dan khasiat dari obat agar dapat melindungi pasien dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien. Salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yaitu penyimpanan obat. Ketidaksesuaian pada tahap penyimpanan dapat menimbulkan potensi terjadinya medication error yang berisiko membahayakan pasien. Pengkajian tugas khusus ini dilakukan secara observasional dengan pendekatan secara deskriptif-evaluatif untuk menganalisis kesesuaian penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 003. Observasi dan wawancara yang telah dilakukan kemudian dibandingkan dengan standar penyimpanan obat berdasarkan literatur kemudian dihitung persentase kesesuaian penyimpanan terhadap standar. Berdasarkan hasil penelitian, persentase kesesuaian hasil observasi penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 003 terhadap standar sebesar 80,77%. Secara keseluruhan, penyimpanan obat sudah tergolong kategori “Baik”.
Pharmaceutical services in pharmacies play a role in ensuring the quality, benefits, safety and efficacy of drugs in order to protect patients in order to improve patient safety. One of the pharmaceutical service activities is drug storage. Incompatibility at the storage stage can give rise to the potential for medication errors which risk endangering patient safety. This special task assessment was carried out observationally with a descriptive-evaluative approach to analyze the suitability of drug storage at Kimia Farma 003 Pharmacy. The observations and interviews that were carried out were then compared with drug storage standards based on the literature and then the percentage of storage conformity to the standards was calculated. Based on the research results, the percentage of conformity of the results of observations of drug storage at Kimia Farma 003 Pharmacy to standards was 80.77%. Overall, drug storage is classified as "Good"."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Indah Dewi Lestari
"Standar pelayanan kefarmasian bertujuan menjamin pelayanan farmasi yang optimal dan bermutu. Penyimpanan obat yang sesuai dengan standar bertujuan untuk menjamin mutu obat, menghindari penyalahgunaan obat, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan obat. Kesalahan dalam penyimpanan obat dapat mengakibatkan medication error. Persentase medication error terkait permintaan obat resep di Indonesia bervariasi antara 0,03% - 16,9%. Kejadian tersebut sangat berisiko untuk mengancam keselamatan dari pasien. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif dengan tujuan mengevaluasi sistem penyimpanan obat di apotek Kimia Farma 147 berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek serta petunjuk teknis pelayanan kefarmasian di apotek. Penyimpanan obat di apotek Kimia Farma 147 dilakukan berdasarkan efek farmakologi, alfabetis, golongan obat, bentuk sediaan, stabilitas, penyimpanan untuk obat pelayanan tertentu, pareto (fast moving), dan dengan sistem FIFO FEFO. Penyimpanan obat di apotek tersebut sudah baik dengan kesesuaian 85% dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan penjaminan mutu obat, Apotek Kimia Farma No. 147 dapat lebih memperhatikan penataan sistem penyimpanan pada obat High Alert dan obat LASA/NORUM, serta keamanan dari hewan pengganggu harus dapat ditingkatkan.
Pharmaceutical service standard aims to guarantee optimal and quality pharmaceutical services. Standard drug storage guarantees drug quality, avoids drug abuse, maintains availability, and facilitates drug search and control. Errors in drug storage can result in medication errors. The percentage of medication errors related to demand for prescription drugs in Indonesia varies between 0.03% - 16.9%. This incident is hazardous to threaten the safety of the patient. This research is a descriptive observational study to evaluate the drug storage system at the Kimia Farma 147 pharmacy based on the Regulation of the Minister of Health Number 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies and technical instructions for pharmaceutical services in pharmacies. Drug storage at the Kimia Farma 147 pharmacy is carried out based on pharmacological effects, alphabetical, drug class, dosage form, stability, storage for certain service drugs, Pareto (fast moving), and the FIFO FEFO system. Drug storage in the pharmacy is good with 85% compliance with Pharmaceutical Service Standards in Pharmacy. To improve the quality of pharmaceutical services and drug quality assurance, Kimia Farma Pharmacy No. 147 can pay more attention to the arrangement of storage systems for High Alert drugs and Look Alike Sounds Alike (LASA) drugs, as well as the safety of disturbing animals must be improved."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nopita Eka Rizna
"Pengelolaan obat merupakan salah satu pekerjaan kefarmasian yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Pengelolaan obat yang ada di apotek dapat berupa perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan serta pemusnahan obat. Penyimpanan merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan obat, dimana penyimpanan obat bertujuan untuk menjamin mutu dan memastikan sediaan farmasi terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia. Oleh karena itu pengamatan terhadap evaluasi penyimpanan ini sangatlah penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahuo Gambaran dan melakukan pengelolaan penyimpanan obat dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di apotek. Dari hasil observasi bahwa sistem penyimpanan obat di apotek kimia farma kahfi II telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Medication management is one of the pharmaceutical jobs that must be done well and correctly. Management of medicines in pharmacies can include planning, procurement, receiving, storage, distribution, recording and reporting as well as destruction of medicines. Storage is an important aspect in drug management, where drug storage aims to guarantee quality and ensure that pharmaceutical preparations are protected from physical and chemical damage. Therefore, it is very important to observe this storage evaluation with the aim of knowing the description and managing drug storage in the hope of improving the quality of pharmaceutical services in pharmacies. From the results of observations, the drug storage system at Kimia Farma Kahfi II Pharmacy is in accordance with the provisions stipulated in the Minister of Health Regulation No.72 in 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Athalia Aghani
"Salah satu bentuk pengelolaan sediaan farmasi di Apotek adalah penyimpanan. Penyimpanan merupakan hal yang penting dalam rangka memelihara kualitas sediaan farmasi serta meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pengambilan obat. Oleh karena pentingnya kegiatan penyimpanan dalam pengelolaan sediaan farmasi, maka dibutuhkan evaluasi kesesuaian antara penyimpanan yang telah dilakukan oleh Apotek Kimia Farma 501 Lenteng Agung terhadap pedoman yang terdapat pada Permenkes RI Nomor 73 Tahun 2016. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan observasi terhadap penyimpanan obat yang diterapkan di PT Kimia Farma Apotek 501 Lenteng Agung.Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 501 Lenteng Agung dilakukan berdasarkan pengelompokkan bentuk sediaan, efek farmakologi, alfabetis, golongan obat, stabilitas obat, dan berdasarkan sistem FIFO FEFO. Kesesuaian penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma 501 Lenteng Agung dengan Permenkes RI No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek adalah sangat baik. Sistem penyimpanan di Apotek Kimia Farma 501 Lenteng Agung yang dapat ditingkatkan adalah terkait penamaan obat LASA/NORUM, pemisahan obat high alert, serta ketersediaan genset atau listrik cadangan saat terjadi pemadaman listrik. Hal tersebut sebaiknya diterapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan penjaminan mutu obat.
One form of management of pharmaceutical preparations in the pharmacy is storage. Storage is important in order to maintain the quality of pharmaceutical preparations and minimize errors in drug taking. Because of the importance of storage activities in the management of pharmaceutical preparations, it is necessary to evaluate the compatibility between the storage that has been carried out by Kimia Farma 501 Lenteng Agung Pharmacy and the guidelines contained in the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 73 of 2016. The method used is to observe the drug storage that is applied at PT Kimia Farma Apotek 501 Lenteng Agung. Drug storage at Kimia Farma 501 Lenteng Agung Pharmacy is carried out based on the grouping of dosage forms, pharmacological effects, alphabetical order, drug class, drug stability, and based on the FIFO FEFO system. Conformity of drug storage at Kimia Farma Pharmacy 501 Lenteng Agung with RI Minister of Health No. 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacy is very good. The storage system at Kimia Farma 501 Lenteng Agung Pharmacy that can be improved is related to the naming of LASA/NORUM drugs, the separation of high alert drugs, and the availability of generators or backup electricity in the event of a power outage. This should be implemented to improve the quality of pharmaceutical services and drug quality assurance."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Pavita Rena Anarizta
"Perkembangan industri farmasi saat ini sangatlah pesat dan berakibat pada banyaknya obat yang beredar, sehingga satu obat generik dapat memiliki banyak obat patennya dan terkadang bentuk dan nama obat satu dengan yang lain menjadi sama atau hampir sama. Bentuk dan atau nama obat yang hampir sama dapat menyebabkan terjadinya medication error yang berupa kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien. Obat yang hampir sama bentuk dan namanya dikenal dengan obat-obat look-alike sound-alike (LASA). Penyimpanan sediaan farmasi yang kurang baik dapat beresiko meningkatkan medication error yang akan berdampak pada keselamatan pasien. Oleh karena itu, pengelolaan penyimpanan sediaan farmasi perlu diperhatikan dengan baik dalam mengoptimalisasi mutu pelayanan kefarmasian untuk meningkatkan keselamatan pasien. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas khusus ini antara lain studi literatur dan observasi. Kedua metode tersebut dilakukan agar dapat mengoptimalisasi penyimpanan obat-obatan LASA sebaik mungkin. Studi literatur dilaksanakan dengan cara mencari referensi melalui publikasi, e-book, peraturan pemerintahan, undang-undang dan sumber lainnya. Observasi dilaksanakan dengan cara mengamati secara langsung sistem penyimpanan obat-obat LASA di Apotek Kimia Farma 147 Duren Sawit. Kesimpulan yang bisa dihasilkan yaitu penyimpanan obat dikelompokkan berdasarkan kelas terapi yang sama, disusun secara alfabetis dan menurut FEFO dan FIFO, terkecuali untuk kelompok obat fast-moving, kelompok obat BPJS dan kelompok obat narkotika dan psikotropika. Obat narkotika dan psikotropika diletakkan di dalam lemari khusus yang dapat dikunci. Obat-obat LASA diberi jarak minimal dua obat diantaranya. Label sediaan farmasi dibuat dengan warna tulisan, ukuran tulisan dan jenis tulisan yang jelas dan mudah dibaca. Warna label dibuat berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Label untuk obat LASA dibuat khusus dengan memberi warna tulisan berbeda untuk kekuatan obat dan nama obat yang serupa. Wadah obat-obat LASA juga diberi stiker sebagai penanda obat LASA. Wadah obat-obat yang mendekati kadaluarsa juga diberi stiker dengan warna tertentu.
The development of the pharmaceutical industry is currently very fast and has resulted in the large number of drugs in circulation, so that one generic drug can have many patent drugs and sometimes the forms and names of drugs are the same or almost the same. The form and or name of the drug that is almost the same can cause medication errors in the form of errors in administering drugs to patients. Drugs that have almost the same shape and name are known as look-alike sound-alike (LASA) drugs. Improper storage of pharmaceutical preparations can increase the risk of medication errors which will have an impact on patient safety. Therefore, the storage management of pharmaceutical preparations needs to be given proper attention in optimizing the quality of pharmaceutical services to improve patient safety. The research methods used in the preparation of this special assignment report include literature studies and observations. Both of these methods were carried out in order to optimize the storage of LASA drugs as best as possible. Literature study is carried out by looking for references through publications, e-books, government regulations, laws and other sources. Observations were carried out by directly observing the LASA drug storage system at the Kimia Farma Pharmacy 147 Duren Sawit. The conclusion that can be drawn is that drug storage is grouped based on the same therapeutic class, arranged alphabetically and according to FEFO and FIFO, except for the fast-moving drug group, the BPJS drug group and the narcotic and psychotropic drug group. Narcotic and psychotropic drugs are placed in a special cupboard that can be locked. LASA drugs are spaced at least two drugs between them. Labels for pharmaceutical preparations are made with clear and easy to read writing colors, writing sizes and writing types. The color of the label is made different from one group to another. Labels for LASA drugs are custom made with different writing colors for similar drug strengths and drug names. LASA medicine containers are also given stickers as LASA drug markers. Containers of medicines that are nearing expiration are also given a sticker with a certain color."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Aida Rumaisha
"Kesehatan masyarakat Indonesia merupakan tanggung jawab pemerintah termasuk di dalamnya pemerintah harus bertanggung jawab untuk dapat menjamin masyarakat dapat memperoleh semua bentuk perawatan kesehatan yang berkualitas, aman, efisien. Salah satu fasilitas kesehatan tempat menyelenggarakan praktik kesehatan, khususnya praktik kefarmasian, adalah apotek. Praktik-praktik kefarmasian yang dilakukan di apotek haruslah sesuai dengan regulasi yang berlaku, seperti yang tertuang dalam Peraturan BPOM Nomor 24 Tahun 2021. Peraturan menteri tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian, serta untuk melindungi pasien dari kesalahan terkait penggunaan obat. Salah satu yang diatur di dalam peraturan menteri kesehatan tersebut adalah mengenai pengendalian mutu pelayanan kefarmasian di apotek. Pengendalian mutu tersebut sangatlah penting karena bertujuan untuk menjamin bahwa pelayanan kefarmasian yang diberikan di suatu apotek sudah sesuai dengan regulasi yang berlaku. Apotek Roxy yang berlokasi di Pondok Labu, Jakarta Selatan merupakan salah satu apotek yang berlokasi di Indonesia, sehingga Apotek tersebut haruslah menaati regulasi-regulasi yang berlaku di Indonesia, termasuk dalam menaati PERBPOM nomor 24 Tahun 2021. Oleh karena itu, tugas khusus ini ditulis untuk melihat gambaran kesesuaian implementasi penyimpanan obat, termasuk narkotika dan psikotropika, di Apotek Roxy Pondok Labu dengan yang tertera pada Peraturan BPOM Nomor 24 Tahun 2021. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan observasi terkait implementasi obat di Apotek Roxy Pondok Labu serta melakukan wawancara dengan apoteker jika implementasi tersebut tidak dapat diamati secara langsung. Setelah itu, hasil implementasi penyimpanan obat yang dilakukan oleh Apotek Roxy dibandingkan dengan Peraturan BPOM Nomor 24 Tahun 2021 dan dihitung persen kesesuaiannya. Hasil yang diperoleh setelah melakukan pengamatan dan wawancara adalah bahwa tingkat kesesuaian penyimpanan obat di Apotek Roxy Pondok Labu dengan Peraturan BPOM nomor 24 tahun 2021 sudah baik dengan nilai kesesuaian terhadap penyimpanan yang diperoleh oleh Apotek Roxy Pondok Labu adalah 90,91%.
Indonesian public health is the government's responsibility, including the government's responsibility to be able to guarantee that the public can obtain all forms of quality, safe and efficient health care. One of the health facilities where health practice is carried out, especially pharmaceutical practice, is a pharmacy. Pharmacy practices carried out in pharmacies must comply with applicable regulations, as stated in BPOM Regulation Number 24 of 2021. This ministerial regulation aims to improve the quality of pharmaceutical services, guarantee legal certainty for pharmaceutical staff, and to protect patients from errors related to drug use. One of those regulated in the minister of health regulation is regarding quality control of pharmaceutical services in pharmacies. Quality control is very important because it aims to ensure that the pharmaceutical services provided in a pharmacy comply with applicable regulations. Roxy Pharmacy located in Pondok Labu, South Jakarta is one of the pharmacies located in Indonesia, so this pharmacy must comply with regulations in force in Indonesia, including complying with PERBPOM number 24 of 2021. Therefore, this special assignment was written to see an overview of the suitability of the implementation of drug storage, including narcotics and psychotropics, at the Roxy Pondok Labu Pharmacy with what is stated in BPOM Regulation Number 24 of 2021. The method used is to make observations related to drug implementation at the Roxy Pondok Labu Pharmacy and conduct interviews with pharmacists if implementation it cannot be observed directly. After that, the results of the implementation of drug storage carried out by the Roxy Pharmacy were compared with BPOM Regulation Number 24 of 2021 and the percentage of conformity was calculated. The results obtained after making observations and interviews are that the level of conformity of drug storage at the Roxy Pondok Labu Pharmacy with BPOM Regulation number 24 of 2021 is good with the conformity value for storage obtained by the Roxy Pondok Labu Pharmacy being 90.91%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library