Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151718 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tasya Wijayanti
"Formularium nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan. Pembuatan formularium nasional diharapkan dapat menjadi acuan untuk tiap tingkatan fasilitas kesehatan memilih obat yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan suatu evaluasi untuk melihat kesesuaian penggunaan obat yang digunakan di Puskesmas Kecamatan Kalideres dengan daftar obat yang disarankan pada formualrium nasional. Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan tugas khusus ini adalah penelitian observasional dengan design cross sectional. Data diambil secara retrospektif terhadap data sekunder yaitu data penggunaan obat yang diperoleh dari instalasi farmasi Puskesmas Kecamatan Kalideres periode Januari-Februari 2022. Pengambilan data dilakukan dengan metode convenience sampling terhadap 5 resep yang mewakili setiap harinya. Secara keseluruhan, terdapat 295 pasien yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan total resep yang diperoleh adalah 902 resep. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebanyak 91,67% obat yang diresepkan oleh dokter pada bulan Januari dan 94,55% di bulan Februari tahun 2022 di Puskesmas Kecamatan Kalideres telah memenuhi kesesuaian obat yang terdaftar di Fornas tahun 2021.

The national formulary is a list of selected drugs needed and used as a reference for writing prescriptions in the implementation of health services in the administration of health insurance programs. The creation of a national formulary is expected to be a reference for each level of health facility to choose the right drug. Therefore, an evaluation is needed to see the suitability of the use of drugs used in the Kalideres District Health Center with the list of recommended drugs in the national formulary. The research method used in making this special assignment is an observational study with a cross-sectional design. Data were collected retrospectively from secondary data, namely data on drug use obtained from the pharmacy installation of the Kalideres District Health Center for the period January-February 2022. Data was collected using the convenience sampling method for 5 representative prescriptions every day. Overall, there were 295 patients who were sampled in this study with a total of 902 prescriptions obtained. Based on the results of the study, it can be concluded that 91.67% of the drugs prescribed by doctors in January and 94.55% in February 2022 at the Kalideres District Health Center met the suitability of drugs registered at Fornas in 2021."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Fahira Salsabila
"Evaluasi pelayanan obat merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam tercapainya keselamatan dan kualitas hidup pasien. Pelayanan resep yang tidak baik di rumah sakit dapat membahayakan pasien. Penelitian ini bertujuan menilai dan menganalisis resep obat dengan indikator peresepan WHO pada pasien di depo rawat jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia pada tahun 2022. Metode yang digunakan adalah potong lintang dengan data sampel seluruh resep pada periode bulan Januari-Desember 2022 di Rumah Sakit Universitas Indonesia. Selanjutnya, hasil data penelitian dibandingkan dengan nilai optimal peresepan oleh WHO. Dari hasil penelitian didapatkan total sampel sebanyak 1505 resep dengan 4647 item obat. Karakteristik demografi pasien, yaitu wanita sebesar 71% dan pria sebesar 29% dengan kategori pasien paling sering berkunjung pada usia 26-35 tahun. Hasil penilaian indikator peresepan WHO untuk rata-rata jumlah obat yang diresepkan per pasien yaitu 3,09 ± 1,998; persentase obat resep dengan nama generik sebesar 47,47%; persentase obat resep antibotik sebesar 5,46%; persentase obat resep injeksi sebesar 5,40%; dan persentase obat resep dengan kesesuaian formularium nasional sebesar 75,91%. Hasil menunjukkan bahwa persentase obat resep antibiotik dan obat  resep injeksi memenuhi nilai optimal peresepan WHO.

Evaluation of drug services is an important thing to do in achieving safety and quality of life for patients. Bad prescription services in hospitals can cause harm to patients. This study was designed to assess and analyze prescriptions according to WHO prescribing indicators for outpatient installation at the University of Indonesia Hospital. The method was cross-sectional with sample data from all prescriptions in the period January-December 2022 at the University of Indonesia Hospitals. The results of the study were compared with the optimal prescribing by WHO. The results of the study obtained a total sample of 1505 prescriptions with 4647 drug items. Demographic characteristics of patients were 71% women and 29% men with the most frequent category of patients visiting at the age of 26-35 years. The results of the assessment of WHO prescribing indicators for the average of drug prescribed were 3,09 ± 1,998; prescriptions with generic names were 47,47%; prescriptions of antibiotics were 5.46%; prescribed of injections were 5,40%; and prescriptions according to formulary were 75,91%. Based on the results, it was concluded that prescription antibiotics and prescription of injections drugs fulfill the prescribing optimal value by WHO."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Sebastian
"ABSTRAK
Nama : Andre SebastianProgram Studi / : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Faktor-Faktor Penentu Waktu Tunggu Penyerahan Obat PasienRawat Jalan Di RSUD Kota Mataramxiv ndash; 130 halaman, 29 tabel, 46 gambar, 7 lampiranSalah satu Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit adalah waktu tunggu. Waktutunggu pelayanan yang baik berhubungan dengan kepuasan pelanggan, sehingga rumahsakit harus dapat mengontrol waktu pelayanan untuk mencapai kepuasan pasien. semakincepat waktu tunggu pasien, semakin baik juga penilaian terhadap pelayanan kefarmasiansuatu rumah sakit. Lean adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkanpemborosan waste dan meningkatkan nilai tambah value added produk baik barangmaupun jasa agar memberikan nilai kepada pelanggan. Penelitian ini dilaksanakan diInstalasi Farmasi RSUD Kota Mataram pada bulan Maret 2018, dengan hasil masihditemukan kegiatan yang tergolong non value added tidak memiliki nilai tambah ,sehingga waktu tunggu rata-rata yang diperlukan dalam proses pelayanan resep obatmenjadi lebih lama obat kronis non racikan 32,69 menit dan racikan 64,30 menit obatnon kronis non racikan 32,72 menit dan racikan 81,8 menit . Rata-rata waktu tunggumelebihi peraturan 129/Menkes/SK/II/2008. Usulan perbaikan berdasarkan analisa akarmasalah pada alur proses kegiatan pengerjaan resep, disusun menjadi langkah-langkahefektif untuk mengurangi waktu tunggu pelayanan sehingga mencapai target standarpelayanan yang ditetapkan, yang sesusi dengan keadaan situasi dan kemampuan rumahsakit serta faktor yang mempengaruhi.Kata Kunci : Lean, Waktu Tunggu, Kefarmasian

ABSTRACT
Name Andre SebastianStudy program Hospital administrationTitle The Determinants of Waiting Time for Outpatient MedicationDelivery at Mataram General Hospitalxiv ndash 130 pages, 29 tables, 46 pictures, 7 attachment.One of the standard pharmaceutical services in the hospital is the waiting time. The goodservice waiting time related with customer satisfaction, so that the hospital must be ableto control the service time to achieve patient satisfaction. The faster the patient 39 s waitingtime, the better assessment of the pharmaceutical services of a hospital. Lean is anongoing effort to eliminate waste and increase the value added of both products andservices to deliver value to customers. This research conducted in pharmacy installationof Mataram general hospital on March 2018, with the results is still found activities thatare categorized as non value added, so that the average waiting time required in theprocess of medicine recipe becomes longer crhonic with no blend take 3.69 minutes andchronic with blend take 64.30 minutes, non chronic no blend take 32,72 minutes and nonchronic with blend take 81.8 minutes . The average of waiting time exceeds regulation ofMinistry of Health number 129 Menkes SK II 2008. The proposed improvement basedon the root problem analysis of process the recipe work, is structured into effectivemeasures to reduce waiting time so could achieve the targeted service standard, which isappropriate with the situation and the ability of the hospital as well as the influencingfactors.Key words Lean, waiting time, pharmaceuticalReference list 57 Reference"
2018
T50669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Zahrah
"Peresepan secara berlebihan untuk mengobati pasien pediatrik sering dijumpai di rumah sakit di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola peresepan pada pasien pediatrik rawat jalan di Rumah Sakit X. Data diperoleh dari resep pasien pediatrik rawat jalan yang masuk ke apotek Rumah Sakit X pada periode Januari - Maret 2005. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif melalui teknik survey secara retrospetif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah resep yang mengandung lebih dari 4 obat sebanyak 60,1%; golongan obat yang paling sering diresepkan adalah antibiotik 20,7%; antibiotik yang paling sering di resepkan adalah amoksisilin 50,5%; resep yang mengandung racikan sebanyak 59,4%; racikan yang mengandung jumlah obat lebih dari 4 sebanyak 31,9%; golongan obat yang paling sering di resepkan dalam racikan adalah obat saluran nafas 27,6%; pola kombinasi obat yang paling sering ditulis dalam racikan adalah obat saluran nafas + antialergi + kortikosteroid. Kesimpulan: terdapat peresepan polifarmasi dengan sebagian besar resep mengandung racikan, obat yang paling sering diresepkan adalah amoksisilin, dan obat yang sering dikombinasikan dalam racikan adalah obat saluran nafas.

Over-prescribing in pediatric therapy has often occure in Indonesian?s Hospital. The objective of this study is to know the prescribing pattern of ambulatory pediatric patient at X Hospital. Data were collected from prescriptions of ambulatory pediatric patient, which received by X Hospital Pharmacy during January - March 2005. A descriptive method study by retrospective survey technique has been done.
The result display that prescription which contains more than 4 drugs as many as 61,1 %; the class of drug which often prescribed is antibiotic 20,7 %; amoxicillin is the most prescribed antibiotic 50,5 %; prescription which contains compounding drug as many as 59,4 %; compounding drug which contains more than 4 drugs as many as 31,9 %; the class of drug which often prescribed in compounding is respiratory system drugs 27,6 %; the most prescript combination in compounding is respiratory system drug + antialergic + corticosteroid. Conclusion: the pattern of pediatric prescription showed polypharmacy and it was dominated with compounding drugs, most often prescript drug is amoxicillin, and most often combinated drug in compounding is respiratory system drug.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikensari Koesrindartia
"Penelitian ini adalah Studi Kasus dilakukan dengan pendekatan kualitatif eksploratif yang secara umum bertujuan mengevaluasi Kebijakan Sistem Antrian Pendaftaran Online Terjadwal Waktu Layanan yang selanjutnya disebut sebagai SIALI JADUL pada pasien rujukan BPJS di Poliklinik Rawat Jalan RSUD Budhi Asih Jakarta Timur. Penelitian dilakukan selama Bulan April-Mei 2017. Data kualitatif primer berupa FGD dan wawancara mendalam, dilengkapi data kuantitatif sekunder berupa dokumen data sampel penelitian Bulan September 2016 - April 2017 serta observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan SI ALI JADUL selama 8 bulan implementasi sebesar 70,14. Distribusi pendaftaran pasien berasal dari poliklinik sebesar 59,07, loket penjadwalan sebesar 15,10, kontrol rawat inap sebesar 9,32, pre-operasi sebesar 4,57, Sistem Penjadwalan Rujukan Online SPRO dari Puskesmas sebesar 9,32 dan Web/Android sebesar 3,69. Pada evaluasi kinerja, capaian efektifitas SI ALI JADUL, yaitu ketepatan waktu kehadiran pasien. Jumlah pasien terbanyak pada Kategori Hadir Tepat Waktu sebesar 73,08, yaitu hadir di masa cetak SEP 30 menit sebelum slot penjadwalan jam layanan, Dan jumlah pasien paling sedikit pada Kategori Hadir Mendahului Waktu 240 menit atau lebih sebesar 0,06 sebelum slot penjadwalan jam layanan. Capaian efisiensi SI ALI JADUL yaitu ketepatan waktu tunggu mendapatkan layanan. Peringkat pertama jumlah pasien terbanyak pada Kategori Waktu Tunggu Layanan 60-120 menit sebesar 28,78. Sedangkan Kategori Waktu Tunggu Layanan Tepat Waktu, sesuai SPM Rawat Jalan 60 menit berada di peringkat keempat sebesar 16,13. Identifikasi Critical Factor Succes SI ALI JADUL, didapatkan kategori High Priority sebesar 75, kategori Medium Priority sebesar 20 dan kategori LowPriorty sebsar 5. Kemudian dilakukan Analisa Fit/Gap SI ALI JADUL didapatkan Kategori Fit sebesar 45, kategori Partial Fit sebesar 25 dan kategori Gap sebesar 25.

This research is a studied case that conducted with qualitative and explorative approachs with main objective is to evaluate a policy implementation of Online Appointment Registration System with Scheduled Servicing Time SI ALI JADUL for BPJS patients in outpatient Clinics at RSUD Budhi Asih East Jakarta for 2016 ndash 2017. This research has been conducted in 2 months April May 2017 and sampled data taken from RSUD Budhi Asih East Jakarta. Qualitative data taken from Focus Group Discussion and exhaustive interviewed. Equipped with Quantitative secondary data such as reviewed internal documentation and site observation. Result of this research is found that average utilization of SI ALI JADUL online system during 8 months implementation is 70,14. Distribution of patients registration from polyclinic registration is 59,07, Scheduled on site registration is 15,10, inpatient controlling registration is 9,32, pre operation registration is 4,57. Online appointment source from government primary health care Puskesmas through Online Scheduled Appointment Patient System SPRO is 9,32 and data from web internet and android application is 3,69. From performance evaluation of effectivity of SI ALI JADUL shown that patients who visit to hospital have 3 visiting time category i.e. Advanced time, accurate time, and delayed time category. The most patients is accurate time category 73,08, this category for patients."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Aryanto
"Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan Instalasi Rawat Jalan pada Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivis dengan metode kuantitatif untuk menjelaskan penelitian mengenai kualitas pelayanan Instalasi Rawat Jalan pada RSUP Fatmawati dengan menggunakan pendekatan gap 1-4. Peneliti menggunakan teori kualitas pelayanan dari Valerie Zeithaml, Parasuraman dan Leonard Berry untuk mendukung proses analisis kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan Instalasi Rawat Jalan, RSUP Fatmawati. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan kualitas pelayanan atas pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada gap 1 terjadi kesenjangan kualitas pelayanan dengan faktor yang paling dominan menyebabkan kesenjangan kualitas pelayanan adalah faktor orientasi penelitian. Sedangkan pada gap ke 2-4 terdapat hasil skor yang negatif yakni -0,60, -0,10, -0,10. Dimana faktor yang dominan menciptakan kesenjangan adalah kelayakan persepsi, standarisasi tugas, dan penetapan tujuan (gap 2), dan ketidakjelasan peran, konflik peran, teknologi, pegawai, pengawasan, kontrol yang diterima dan kerjasama (gap 3), serta komunikasi horizontal (gap 4). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan perlu ditingkatkan agar kualitas pelayanan yang diberikan dapat memenuhi harapan pengguna pelayanan.

In general, this study aims to determine the quality of outpatient installation services at the Fatmawati Central General Hospital. This study used a positivist approach with quantitative methods to explain research on the quality of outpatient installation services at Fatmawati Hospital by looking at aspects of the quality of services provided by internal employees with a gap 1-4 approach. The researchers used the theory of service quality from Valerie Zeithaml, Parasuraman, and Leonard Berry to support service quality that affects the quality of services provided by internal employees of the Outpatient Installation at Fatmawati Hospital. The results showed that the overall level of service quality indicated gap for what the employees have delivered. The results showed that at gap 1 the domminant factor could lead gap lies in the research orientation. And at gap 2-4 showed negative score which is 0,-60, -0,10,-0,10, which is the domminant factors that could lead the gap is the perception feasibility, task standarization, goal setting (gap 2), and ambiguity role, role of conflict, employee, technology, supervisory, control, and teamwork (gap 3), And horizontal communication (gap 4). This study indicates that the quality of internal services needs to be improved so that the quality of services provided can meet customer expectations."
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awaludin
"RS Abdi Waluyo adalah sebuah RS tipe C di Jakarta Pusat. Berdasarkan data rumah sakit tahun 2023, rasio pengambilan resep di farmasi rawat jalan mengalami penurunan dari 84% (Januari) ke 61% (September). Fokus penelitian ini terutama pada keluhan lamanya menunggu obat hingga 1-4 jam, terutama bagi pasien asuransi yang mendapatkan obat racikan. Terlebih lagi pada pre-survey terkesan adanya inefisiensi proses, adanya alur yang berulang karena staff perlu menginput obat pesanan berulang kali. Peneliti melakukan penelitian dengan business process improvement (BPI) untuk memperoleh gambaran proses bisnis, mengidentifikasi permasalahan, merumuskan langkah perbaikan, dan menilai implementasi dari intervensi perbaikan yang dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian mixed method di mana penelitian kualitatif dilakukan sesuai 5 fase BPI yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). Adapun informa Informan dalam penelitian ini, adalah: Direktur Medik, Kepala Penunjang Medik, Kepala Unit Rawat Jalan, Kepala Farmasi. Sementara penelitian kuantitatif dilakukan terhadap seluruh resep pasien asuransi rawat jalan di RS Abdi Waluyo di bulan November 2023, sebelum dan sesudah implementasi intervensi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses bisnis farmasi rawat jalan dan memberikan masukan perbaikan yang berarti bagi manajemen rumah sakit dalam meningkatkan efisiensi pelayanan farmasi rawat jalan.

Abdi Waluyo Hospital is a type C hospital in Central Jakarta. Based on hospital data in 2023, the ratio of prescriptions taken at outpatient pharmacy has decreased from 84% (January) to 61% (September). The focus of this research is mainly on complaints regarding the long wait for medications, up to 1-4 hours, especially for insurance patients who receive compounded medications. Moreover, the pre-survey showed that there were inefficient processes associated with some were repetitive steps done by the staffs, e.g. when inputting orders to the hospital information system. This research was conducted using business process improvement (BPI) method to obtain an overview of business processes, identify problems, formulate improvement steps, and assess the implementation of the performed interventions. This is a mixed method research where qualitative study was carried out adhering to the 5 phases of BPI, namely Define, Measure, Analyze, Improve, Control (DMAIC). The informants involved were: Medical Director, Head of Medical Support, Head of Outpatient Unit, Head of Pharmacy. Meanwhile, quantitative study was conducted on all insurance outpatient prescriptions at Abdi Waluyo in November 2023, before and after the intervention. The results of this research will provide a deeper understanding on outpatient pharmacy business processes and provide meaningful input for improvements for hospital management in increasing the efficiency of outpatient pharmacy services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arva Pandya Wazdi
"Penggunaan antibiotik harus dilakukan dan kontrol penggunaan antibiotik sudah direkomendasikan dari WHO. Hal ini bertujuan untuk menekan resistensi mikroba terhadap antibiotik karena ancaman resistensi antibiotik adalah salahsatu yang dikhawatirkan oleh WHO. Dalam perespan dan penggunaan antibiotik dapat dianalisis dengan metode ATC/DDD untuk evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik. Analisis menggunakan metode ATC/DDD ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit pada periode Januari-Desember 2022. Setelah dilakukan analisis didapatkan penggunaan antibiotik di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit pada periode Januari – Desember 2022 tergolong sangat tinggi terutama pada golongan antibiotik beta laktam dengan kecenderungan peresepan yang kurang rasional. Dari hasil analisis ini dapat dilakukan pengetesan resistensi mikroba terhadap antibiotik di lingkungan Puskesmas Kecamatan Duren Sawit untuk melihat sebaran mikroba resisten terhadap golongan antibiotik sebagai evaluasi pendekatan pengobatan yang optimal.

The use of antibiotics must be carried out and control of antibiotic use has been recommended by WHO. This aims to suppress microbial resistance to antibiotics because the threat of antibiotic resistance is one that WHO is concerned about. The prescription and use of antibiotics can be analyzed using the ATC/DDD method to evaluate the rationality of antibiotic use. Analysis using the ATC/DDD method was carried out at Puskesmas Kecamatan Duren Sawit in the period January-December 2022. After the analysis was carried out, it was found that the use of antibiotics in Puskesmas Kecamatan Duren Sawit in the January-December 2022 period was classified as very high, especially in the beta-lactam antibiotics group with a high prescribing tendency. less rational. From the results of this analysis, testing for microbial resistance to antibiotics can be carried out in Puskesmas Kecamatan Duren Sawit environment to see the distribution of microbes that are resistant to antibiotic groups as an evaluation of optimal treatment approaches.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Nugroho Pratomo
"Waktu tunggu pelayanan di unit rawat jalan terutama pada poliklinik spesialis yang lebih dari waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM). Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan data penghitungan waktu tunggu didapat 6 poliklinik spesialis yang memiliki waktu tunggu pelayanan > 60 menit. Poliklinik tersebut adalah PD1 (107.6 menit), PD5 (168.7 menit), P2 (66 menit), PD2 (68 menit), PJ (60.6 menit), dan THT (62.1 menit) Permasalahan ini disebabkan oleh faktor – faktor seperti keterlambatan waktu dokter dalam memulai praktik, pola kedatangan pasien, jumlah pasien dan jadwal praktik, peralihan sistem informasi manajemen rumah sakit, sistem pendaftaran, serta lokasi yang kurang strategis antar unit pelayanan rawat jalan.

The waiting times in outpatient setting specifically for specialist polyclinics takes longer than it recommended by the goverment as stated in Ministry of Health Decision Letter No. 129/Menkes/SK/II/2008 about Minimum Standar of Hospital Services. This research are conducted by using a qualitative and quantitative method. According to the waiting time data countings there are 6 specialist have experiencing an patient waiting times more than 60 minutes. There are PD1 (107.6 minutes), PD5 (168.7 minutes), P2 (66 minutes), PD2 (68 minutes), PJ (60.6 menit) dan THT (62.1 menit). The issues are caused by the doctor lateness habits on starting practice, arrival pattern of patient, amount of pasien and unadequate practice schedule, alteration of hospital information sistem, hospital admission and registration sistem, futhermore the unstrategic location between units."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Indahsari
"Pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan tren kunjungan langsung pasien rawat jalan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Penggunaan telehealth menjadi alternatif solusi dalam merespon tantangan pelayanan kesehatan akibat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi telehealth pada pasien rawat jalan di beberapa negara maju selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menggukanan metode scoping review. Pencarian literatur dilakukan melalui online database yaitu PubMed, ScienceDirect, Scopus, dan Sage Journal. Terdapat 22 studi yang termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan penggunaan telehealth pada masa pandemi COVID-19 oleh pasien rawat jalan. Negara -negara maju yang termasuk dalam penelitian ini yaitu Negara Amerika, Australia. Inggris, Italia, Jerman dan Polandia. Jenis layanan telehealth yang digunakan meliputi telekonsultasi, telemedicine, telemonitoring, teleneurologi, virtual care, virtual visit, dan video-observed therapy. Media yang digunakan selama menggunakan layanan telehealth oleh pasien yaitu audio telepon, panggilan video, dan aplikasi berbasis web. Implementasi telehealth selama pandemi COVID-19 telah memberikan manfaat bagi pasien rawat jalan. Namun, masih terdapat hambatan dan tantangan dalam pengimplementasian telehealth di beberapa negara maju dan begitupun dengan implementasi di Indonesia. Sehingga, masih diperlukan adanya upaya -upaya perbaikan dan pengembangan berkelanjutan untuk mendapatkan manfaat dari layanan telehealth yang lebih baik untuk pelayanan kesehatan.

The COVID-19 pandemic has led to a decrease in the trend of outpatient in-person visits to healthcare facilities. Telehealth is an alternative solution in responding to the challenges of health services due to the COVID-19 pandemic. This study aims to describe of telehealth implementation in outpatients in several developed country during pandemic COVID-19. This tudy used a scoping review method. Literature searches are carries out through online databases namely Pubmed, ScienceDirect, Scopus, and Sage Journal. There were 22 studies included in this study. The results showed that there was an increase in the use of telehealth during the COVID-19 pandemic by outpatients. The developed countries include in this study are America , Australia. English, Italian, German and Polish. The types of telehealth services used include teleconsultation, telemedicine, telemonitoring, teleneurology, virtual care, virtual visits, and video-observed therapy. The media used while using telehealth services by patients are telephone audio, video calls, and web-based applications. The implementation of telehealth during the COVID-19 pandemic has provided benefits for outpatients. However, there are still has challenges in implementing telehealth in several developed countries and in Indonesia. Thus, there is still a need for continuous improvement and development to get benefit from better telehealth services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>