Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57224 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hafizh Naufal
"Meski humor tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, memahaminya tidaklah mudah karena humor mencakup berbagai nuansa budaya, gaya, dan bentuk. Salah satu cara untuk memahami humor adalah dengan memahami bagaimana humor disajikan, seperti yang termuat di dalam anime Asobi Asobase. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan teknik humor dan bagaimana teknik humor dimunculkan dalam anime Asobi Asobase. Teori yang digunakan adalah teori humor ketaksesuaian serta teknik humor Juckel, Bellman, dan Varan yang didasari oleh teknik humor Berger. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitiatif. Data yang digunakan adalah adegan yang mengisyaratkan adanya humor dalam tuturan atau tindakannya. Data dikumpulkan dengan cara simak dan catat. Penelitian ini menemukan adanya lima puluh tujuh data adegan tuturan atau tindakan yang mengandung humor, yang diwakilkan dengan sepuluh data yang dipaparkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari empat kategori humor Berger, humor logika seperti teknik kemustahilan dan kejutan konsep, serta kategori humor gerak seperti teknik kekikukan menjadi humor dominan dalam anime Asobi Asobase.

Although humor is an inseparable aspect of human life, comprehending it proves challenging due to its diverse cultural nuances, styles, and forms. One way to grasp humor is by understanding how it is presented, as is the case in the anime Asobi Asobase. This research aims to elucidate the humor techniques and how they are manifested in the anime Asobi Asobase. The theoretical framework utilized includes the incongruity theory of humor and the humor techniques proposed by Juckel, Bellman, and Varan, based on Berger's humor techniques. This study employs a descriptive analysis method with a qualitative approach. The data that is used are scenes suggesting the presence of humor through utterances or actions. Data were collected through observation and notation. This study found a total of fifty-seven data of humor-containing utterances or actions, of which ten represented data are presented. This study concludes that among Berger's four humor categories, logical humor, such as techniques of absurdity and conceptual surprise, as well as action humor, such as techniques of clumsiness, stand out as the dominant humor techniques in the anime Asobi Asobase."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yuuki Canna
"Penelitian ini mengeksplorasi teknik humor audiovisual dalam anime Asobi Asobase. Penelitian ini menggunakan teknik humor audiovisual, benign violation theory (teori pelanggaran tanpa ancaman), wacana kishotenketsu, dan prinsip kerjasama Grice sebagai kerangka teoritisnya. Teori benign violation menjelaskan humor sebagai respon terhadap situasi yang melibatkan pelanggaran yang tidak mengancam, sedangkan wacana Kishotenketsu digunakan untuk menjelaskan penyampaian humor dalam anime. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah setiap situasi yang melibatkan ketidaksesuaian secara otomatis menciptakan humor, dan bagaimana wacana kishotenketsu menjelaskan penyampaian adegan lucu dalam media audiovisual Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dari anime Asobi Asobase untuk menganalisis elemen humor dalam konteks kerangka teori. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang korelasi antara ketidaksesuaian linguistik dan humor dalam konteks media audiovisual Jepang, khususnya anime. Penggunaan teknik seperti peculiar voice, exaggeration, dan peculiar music menunjukkan bahwa media audiovisual memiliki keunggulan dalam menghadirkan humor dengan beragam teknik audiovisual.

This study explores audiovisual humor techniques in the anime Asobi Asobase. This study uses audiovisual humor techniques, benign violation theory, kishotenketsu discourse, and Grice's cooperative principle as its theoretical framework. Benign violation theory explains humor as a response to situations involving non-threatening violations, while Kishotenketsu discourse is used to explain the delivery of humor in anime. This study aims to analyze whether every situation involving incongruity automatically creates humor, and how kishotenketsu discourse explains the delivery of humorous scenes in Japanese audiovisual media. This research uses a qualitative descriptive method and data collection from the anime Asobi Asobase to analyze humor elements in the context of the theoretical framework. This research contributes to a deeper understanding of the correlation between linguistic incongruity and humor in the context of Japanese audiovisual media, particularly anime. The use of techniques such as peculiar voice, exaggeration, and peculiar music shows that audiovisual media has the advantage of presenting humor with a variety of audiovisual techniques."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zahrah Salsabila
"Perusahaan IT membutuhkan perilaku kerja inovatif yang dapat dipengaruhi iklim humor, yaitu persepsi bersama tentang menggunakan dan mengekspresikan humor di lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan variabel tersebut. Melalui convinience sampling, 121 laki-laki dan 150 perempuan berusia 17-46 tahun berstatus karyawan di perusahaan IT Indonesia berpartisipasi secara daring. Hasil Pearson correlation menunjukkan iklim humor dan perilaku kerja inovatif tidak berhubungan positif secara signifikan. Namun, negative humor dan outgroup humor berhubungan positif dan signifikan dengan perilaku kerja inovatif. Supervisor support berhubungan negatif secara signifikan dengan perilaku kerja inovatif. Perusahaan IT dapat mempertimbangkan kegiatan praktikal mengenai humor untuk mendorong perilaku kerja inovatif.

IT companies need innovative work behavior that may be influenced from humor climate, a shared perception about using and expressing humor in environment. This study aims to investigate the relationship between those variables. Through convenience sampling, 121 men and 150 women aged 17-46 years old and work in Indonesia’s IT companies participated online. Pearson correlation shows no significant positive relationship between those variables. Negative humor and outgroup humor had a significant positive relationship with innovative work behavior. Supervisor support had a significant negative relationship with innovative work behavior. IT companies may consider humor practical activities to encourage innovative work behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stanley Bratawira
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1981
S2842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Maharlikha
"Skripsi ini membahas bagaimana anime Sen to Chihiro no Kamikakushi mengglobal melalui aspek ideoscapes dan mediascapes. Pembahasan ini menggunakan konsep globalisasi yang dikemukakan oleh Arjun Appadurai. Penelitian ini difokuskan kepada anime Sen to Chihiro no Kamikakushi serta menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskripsi analisis. Faktor utama dari mengglobalnya anime ini dan menjadi daya tarik bagi bagi penonton adalah karena adanya aspek mediascapes dan ideoscapes di dalam anime Sen to Chihiro no Kamikakushi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan aspek ideoscapes dan mediascapes dalam teori globalisasi Appadurai yang ada dalam anime Sen to Chihiro yang membuatnya mengglobal.

This thesis is made to examine how anime Chihiro no Kamikakushi globalized through ideoscapes and mediascapes aspect.This study utilize globalization concept presented by Arjun Appadurai. This research is mainly focused to Anime Sen to Chihiro no Kamikakushi as well as qualitative method with analytical description technique. The main factor of why this anime is globalized and has became the main attraction for many viewer is the presence of mediascapes and ideoscapes aspect in this Anime.The main purpose of this research is to elaborate edioscapes and mediascapes aspect in appadurai globalization theory found in this anime which make this anime globalized."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S13947
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shafitri Diniyah Andrayani
"Penelitian ini membahas mengenai dua hal, yang pertama adalah penggambaran konsep utilitarianisme yang mendasari tindakan tokoh protagonis, Uzumaki Naruto, dan tokoh antagonis, Uchiha Itachi dalam anime Naruto: Shipp?den (2007). Selain itu, penulis juga membahas mengenai respons penonton mengenai penggambaran konsep tersebut dalam anime Naruto: Shippuden. Analisis dilakukan dengan menggunakan konsep utilitarianisme tindakan yang dijelaskan oleh Ben Eggleston (2014), yaitu sebuah konsep yang memandang bahwa suatu tindakan dianggap benar jika tindakan tersebut menghasilkan kesejahteraan maksimal dibandingkan tindakan lain yang dapat dilakukan dalam situasi tersebut. Metode yang penulis gunakan untuk menganalisis data yaitu analisis teks dan metode sinematografi sebagai metode pendukung. Analisis yang dilakukan meliputi plot, penokohan, dan dialog dari tokoh yang diteliti serta adegan visual tindakan yang dilakukan, khususnya pada sorotan kamera, bidikan kamera, warna, dan pencahayaan dari adegan yang dianalisis. Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menemukan adanya konsep utilitarianisme tindakan yang mendasari tindakan tokoh Uzumaki Naruto dan Uchiha Itachi dalam anime Naruto: Shipp?den. Tindakan yang dilakukan oleh kedua tokoh ditunjukkan dengan penggambaran yang bertolak belakang, namun tetap dalam ranah konsep utilitarianisme. Sebagai kesimpulan, penulis berargumen bahwa konsep utilitarianisme yang mendasari tindakan kedua tokoh dapat berfungsi sebagai referensi terhadap pendidikan moral yang ditawarkan oleh sang pengarang untuk para penonton anime tersebut.

This research discusses two research aspects: firstly, the depiction of the concept of utilitarianism underlying the actions of the protagonist character, Uzumaki Naruto, and the antagonist character, Uchiha Itachi, in the anime Naruto: Shipp?den (2007). The researcher also examines the audience's response to the portrayal of this concept in Naruto: Shippuden. The analysis is conducted using the concept of act utilitarianism, as described by Ben Eggleston (2014), which views an action as morally right if it maximizes overall well-being compared to alternative actions in a given situation. The methods employed to analyze the data include textual analysis and cinematography as a supporting method. The analysis encompasses the plot, characterization, and dialogue of both characters, as well as the visual depiction of their actions, particularly focusing on camera angles, shots, colors, and lighting in the analyzed scenes. Based on the conducted analysis, the researcher discovered the presence of the concept of act utilitarianism underlying the actions of both Uzumaki Naruto and Uchiha Itachi in the anime Naruto: Shipp?den. The actions of both characters are portrayed in contrasting manners, yet still within the realm of the utilitarianism concept. In conclusion, the researcher deduces that the concept of utilitarianism underlying the actions of both characters can serve as a reference for the moral education offered by the creator to the viewers of the anime."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanni Thenadiputto
"Penelitian ini berfokus pada dialek Kansai dalam anime Gokushufudo episode 1 dan 2 karya Kousuke Oono. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dialek Kansai yang muncul pada anime Gokushufudo. Penulis menganalisis dialek Kansai tersebut dengan teori dialektologi untuk mempelajari variasi bahasa berdasarkan kelompok sosial tertentu.
Penulis menyajikan data berupa ujaran dalam dialek Kansai. Data tersebut dikelompokkan berdasarkan bentuknya dan dianalisis berdasarkan konteks dan dipadankan ke dalam bahasa Jepang standar untuk memudahkan analisis. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat 28 jenis dialek Kansai yang digunakan dalam anime Gokushufudo episode 1 dan 2 dan seluruh dialek Kansai tersebut diujarkan oleh karakter yakuza. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dialek Kansai di dalam anime Gokushufudo merupakan dialek sosial karena digunakan oleh sekelompok yakuza yang cenderung menggunakan dialek Kansai dalam percakapan sehari-hari.

This study focuses on the Kansai dialect in the anime Gokushufudo episodes 1 and 2 by Kousuke Oono. The purpose of this study is to explain the Kansai dialect that appears in the anime Gokushufudo. The researcher analyzes the Kansai dialect with dialectology to study language variations based on certain social groups.
Researcher presents the data in the form of sentences in Kansai dialect. The data is grouped by form and analyzed by context and translated into standard Japanese for easy analysis. From the results of the analysis, it can be seen that there are 28 types of Kansai dialects used in the anime Gokushufudo episodes 1 and 2 and all of the Kansai dialects are spoken by yakuza characters. So it can be concluded that the Kansai dialect in the anime Gokushufudo is a social dialect because it is used by a group of yakuza that tend to use the Kansai dialect in daily conversation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jumsari Jusuf
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1984
899.221 JUM a (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Jansen Paul L.
"Anime (film kartun Jepang) tidak hanya menampilkan karakter/tokoh yang berbicara dengan menggunakan bahasa Jepang standar (Hyoujungo), tetapi juga karakter/tokoh yang menggunakan dialek dari daerah-daerah di Jepang. Salah satu dialek yang digunakan tersebut adalah dialek Osaka. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menyelidiki stereotip apa saja yang tampak pada karakter-karakter berdialek Osaka dalam anime dan untuk mengetahui apakah orang Jepang juga setuju dengan stereotip tersebut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode induktif berdasarkan Vredenbergt, yaitu cara dan proses penelitian yang dilakukan berdasarkan nilai-nilai induksi. Induksi adalah penarikan suatu kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data-data yang bersifat khusus. Selain itu juga penelitian ini menggunakan pendapat Kinsui Satoshi mengenai stereotip karakter berdialek Osaka dan Teori DC Palter dan Kaoru Horiuchi yang mendefinisikan dialek Osaka dan perbedaannya dengan dialek Kansai lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakter berdialek Osaka memiliki bermacam-macam imej stereotip dan orang Jepang, termasuk orang Osaka sendiri, juga menyadari stereotip tersebut. Diketahui juga bahwa tanpa melihat langsung acara anime, orang Jepang sudah memiliki imej stereotip ketika menyadari pemunculan karakter berdialek Osaka dalam acara tersebut. Imej stereotip karakter berdialek Osaka ternyata bertolak belakang dengan karakter yang menggunakan bahasa Jepang standar (Hyoujungo)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14039
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah Khairunnisa
"Meme adalah perwujudan unit dalam suatu budaya yang dapat berupa lagu, ide, slogan, atau mode pakaian, yang tertanam dalam pikiran manusia dan tersebar melalui proses imitasi. Seiring dengan maraknya penggunaan internet, meme menyebar dalam dunia maya dan membentuk internet meme. Salah satu internet meme bernama "Y U NO Guy" terindikasikan sebagai gambar berkalimat yang memiliki tindak tutur beragam dan menunjukkan nuansa humor. Penelitian dalam skripsi ini kemudian menjadikan "Y U NO Guy" sebagai sebuah wacana untuk mengetahui tindak tutur apa saja yang sebenarnya terdapat dalam kalimat pada "Y U NO Guy", dan bagaimana humor dibangun di dalamnya. Dengan menggunakan metode analisis wacana dengan pendekatan linguistik dan humor, penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas data merupakan tindak ilokusi ekspresif yang menunjukkan sikap psikologis para pengguna "Y U NO Guy", dan terdapat kecenderungan pemakaian teknik imitasi dalam membangun nuansa humor di dalamnya.

Meme is a manifestation of a unit of a culture such as songs, ideas, catch-phrases, or clothes fashions, that exist in people’s mind and spread via imitation process. As internet grows rapidly, meme appears in cyber world and becomes internet meme. One of the internet memes namely "Y U NO Guy" is indicated as a captioned image which has several speech acts and depicts a sense of humor. This paper then perceives "Y U NO Guy" as a discourse in order to found out what speech acts are actually performed and how humor is build within it. Using discourse analysis as a method with linguistic and humor approaches, this paper concludes that the majority of datas are expressive illocutionary act which depicts the psychological attitude of the "Y U NO Guy" user, and there is a tendency of using imitation technique to build a sense of humor within it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>