Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178840 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Sadam Safutra
"Moringa oleifera (MO) telah terbukti memiliki efek neuroprotektif, namun efek neuroprotektif melalui jalur senescence belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek neuroprotektif ekstrak air daun (MOE) dan minyak biji MO (MOO) terhadap disfungsi otak melalui jalur senescence pada mencit yang diberi diet tinggi lemak dan fruktosa. Mencit DDY jantan sebanyak 10 ekor dibagi secara acak menjadi 4 kelompok: Normal; Diet Tinggi Lemak + Fruktosa 25% (HFD+FR); HFD+FR + MOE 500 mg/kgBB (HFD+FR+MOE); dan HFD+FR + MOO 2 mL/kgBB (HFD+FR+MOO). Dilakukan penilaian kognitif dengan Uji Y-maze dan Novel Objective Recognition (NOR). Dianalisis ekspresi p16, p21, dan BDNF dengan metode RT-PCR serta pewarnaan SA-β-Gal pada jaringan otak. Dilakukan analisis interaksi senyawa ekstrak air daun dan minyak biji Moringa oleifera terhadap protein target dengan molecular docking. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian bersama MOE maupun MOO dapat meningkatkan persentase alternasi dan pengenalan objek baru, menurunkan ekspresi p16 dan p21, meningkat ekspresi BDNF, menurunkan intensitas warna biru pada organ otak. Berdasarkan analisis dengan molecular docking menunjukkan adanya interaksi senyawa terhadap reseptor TrkB. Temuan-temuan ini menunjukkan ekstrak air daun dan minyak biji Moringa oleifera memiliki potensi neuroprotektif melalui jalur senescence.

Moringa oleifera (MO) has been shown to have neuroprotective effects, but neuroprotective effects through the senescence pathway are not yet known. This study aimed to determine the neuroprotective effect of leaf water extract (MOE) and MO seed oil (MOO) against brain dysfunction through the senescence pathway in mice fed a diet high in fat and fructose. 10 male DDY mice were randomly divided into 4 groups: Normal; High Fat + Fructose Diet 25% (HFD+FR); HFD+FR + MOE 500 mg/kgBB (HFD+FR+MOE); and HFD+FR + MOO 2 mL/kgBB (HFD+FR+MOO). Cognitive assessment was carried out with the Y-maze Test and Novel Objective Recognition (NOR). Expression of p16, p21, and BDNF was analyzed by RT-PCR method and SA-β-Gal staining in brain tissue. Analysis of the interaction of leaf water extract compounds and Moringa oleifera seed oil on target proteins by molecular docking was carried out. The results of the analysis showed that co-administration of MOE and MOO can increase the percentage of alternation and recognition of new objects, decrease p16 and p21 expression, increase BDNF expression, decrease the intensity of blue color in brain organs. Based on analysis with molecular docking showed the interaction of compounds with TrkB receptor. These findings suggest the leaf water extract and seed oil of Moringa oleifera have neuroprotective potential through the senescence pathway."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emni Purwoningsih
"Latar belakang: Moringa oleifera (MO) secara luas telah dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan dan juga obat tradisional. M. oleifera telah terbukti memiliki berbagai efek farmakologi diantaranya efek neuroprotektif. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis efek neuroprotektif dan mekanisme dasar dari ekstrak etanol 70% daun (MOE) dan minyak biji M. oleifera (MOO) pada mencit yang mengalami depresi, kecemasan dan fungsi kognitif akibat induksi stres kronik.
Metode: Dalam penelitian ini kami menguji analisis fitokimia MOE dengan LC-MS dan MOO dengan GC-MS. Dua puluh empat mencit jantan dengan berat badan 25-30 g, dibagi secara acak menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal (mencit normal diberi 0,5% CMC), WIRS (mencit stres dengan induksi WIRS+CMC 0,5%), kelompok WIRS+MOE400 (mencit stres+ MOE 400 mg/kg BB), WIRS+MOE800 (mencit stres + MOE 800 mg/kg BB), WIRS+MOO1 (mencit stress + MOO 1 ml/kg BB), dan WIRS+MOO2 (mencit stress + MOO 2 ml/kg BB). Pemberian MOE dan MOO diberikan secara oral selama 23 hari. Induksi WIRS dilakukan pada hari 1 sampai 15 selama 2 jam, dan hari ke 16 dilakukan selama 6 jam. Selanjutnya dilakukan uji perilaku dengan open field test untuk prilaku kecemasan, forced swim test untuk perilaku depresif, dan uji memori dengan Y-maze test dan novel objective recognition test. Pada hari ke-24 mencit dikorbankan dan diambil darah serta jaringan otak untuk dianalisis lebih lanjut.
Hasil: MOE mengandung 5,8% (b/b) total fenol dan 2,70% (b/b) total flavonoid, sedangkan MOO mengandung 0,04% (b/b) total fenol, tetapi flavonoid tidak terdeteksi. GC-MS menghasilkan MOO yang mengandung senyawa asam lemak, sterol, vitamin E dan senyawa aromatik, sedangkan MOE didominasi oleh senyawa flavonoid, asam lemak dan alkaloid juga ditemukan. Pemberian MOE 400 mg/kg BB dan MOO 2 mL/kg BB, kadar protein dan ekspresi BDNF meningkatkan signifikan (p<0,050) dibanding kelompok WIRS, selanjutnya MOE 800 mg/kg BB dan MOO 1 dan 2 mL/kg BB aktivitas asetilkolinesterase (AChE) menurun signifikan (p<0,05) dibandingkan kelompok WIRS. MOE 400 dan 800 mg/kg BB dan MOO 1 mL/kg BB, tingkat depresi dan kecemasan menurun signifikan serta memori meningkat signifikan dibandingkan kelompok WIRS. Sedangkan MOO 2 mL/kg BB tingkat kecemasan tidak berbeda dari kelompok WIRS.
Kesimpulan: MOE dan MOO memiliki efek neuroprotektif dengan memperbaiki fungsi kognitif dan menurunkan tingkat depresi dan kecemasan melalui mekanisme penghambatan aktivitas AChE dan meningkatkan kadar protein dan ekspresi mRNA BDNF.

Background: Moringa oleifera (MO) has been widely used by Indonesian people as a functional food and as traditional medicine. M. oleifera has been shown to have various pharmacological effects including neuroprotective effects. The aim of this study was to analyze the neuroprotective effects and the basic mechanisms of 70% ethanol extract (MOE) and seed oil of M. oleifera (MOO) in mice depression-like behavior, anxiety-like behavior, and cognitive decline due to chronic stress induction.
Methods: In this study we examine the phytochemical analyze of MOE by LC-MS and MOO by GC-MS. Twenty-four male mice with a body weight of 25-30 g, were randomly divided into 6 groups. Normal group (normal mice given 0.5% CMC), WIRS (stressed mice with induced water immersion restraint stress/WIRS+CMC 0.5%) group, WIRS+MOE400 (stressed mice+ MOE 400 mg/kg BW) group, WIRS+MOE800 (stress mice + MOE 800 mg/kg BW) group, and WIRS+MOO1 (stress mice + MOO 1 ml/kg BW) group, and WIRS+MOO2 (stress mice + MOO 2 ml/kg BW) group. The MOE and MOO were orally administration for 23 days. MOE and MOO were administered orally for 23 days. WIRS induction was performed for 2 hours on days 1 to 15, and for 6 hours on day 16. The open field test for anxious behavior, the forced swim test for depressive behavior, and a memory test using the Y-maze test and the novel objective recognition test were then performed sequentially on days 17-23. On day 24th the mice were sacrificed and the blood as well as the brain tissue were collected for further analyze.
Results: MOE contained 5.8% (w/w) of total phenols and 2.70% (w/w) of total flavonoids, while MOO contained 0.04% (w/w) of total phenols, but no flavonoids were detected. GC-MS produced MOO which contained fatty acid compounds, sterols, vitamin E and aromatic compounds, while MOE which was dominated by flavonoids, fatty acids, and alkaloids, were also found. Giving MOE 400 mg/kg BW and MOO 2 mL/kg BW, protein levels and expression of BDNF increased significantly (p<0.050) compared to the WIRS group, then MOE 800 mg/kg BW and MOO 1 and 2 mL/kg BW acetylcholinesterase activity (AChE) decreased significantly (p<0.05) compared to the WIRS group. MOE 400 and 800 mg/kg BW and MOO 1 mL/kg BW, the levels of depression and anxiety decreased significantly, and memory increased significantly compared to the WIRS group. Whereas MOO 2 mL/kg BW the anxiety level was not different from the WIRS group.
Conclusion: MOE and MOO have neuroprotective effects by improving cognitive function and reducing levels of depression and anxiety through mechanisms of inhibiting acetylcholinesterase activity and increasing protein levels and BDNF mRNA expression.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Ratna Dewi
"Penyakit neurodegeneratif cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, dan salah satu penyebabnya adalah stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi ketika peningkatan ROS yang berlebihan tidak dapat diimbangi oleh antioksidan tubuh. Peningkatan ROS dapat disebabkan oleh pemberian H2O2, namun dapat diatasi dengan pemberian antioksidan eksogen seperti Moringa oleifera (MO) yang kaya akan flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efek ekstrak air MO pada sel neuroblastoma SH-SY5Y yang terpapar H2O2, dengan fokus pada stres oksidatif, apoptosis, dan penanda neuroprotektif. Metode penelitian dilakukan secara in vitro menggunakan sel SH-SY5Y yang diuji dengan berbagai konsentrasi H2O2 atau MO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air MO pada konsentrasi 25 ug/ml dapat mencegah stres oksidatif pada sel SH-SY5Y yang terpapar H2O2 dengan konsentrasi 1 mM. Mekanisme penurunan stres oksidatif ditandai dengan peningkatan ekspresi mRNA SOD1, GPx1, dan katalase, serta penurunan apoptosis yang ditandai dengan penurunan ekspresi mRNA Bax dan Caspase-3. Pemberian ekstrak air MO juga meningkatkan ekspresi mRNA BDNF. Oleh karena itu, MO memiliki potensi sebagai agen antioksidan yang efektif dalam melindungi sel saraf dari kerusakan oksidatif dan mencegah neurodegenerasi yang terkait dengan stres oksidatif. Penelitian ini memberikan pandangan awal yang menjanjikan untuk pengembangan ekstrak MO dengan fokus pada stres oksidatif, apoptosis, dan penanda neuroprotektif lebih lanjut di masa depan.

Neurodegenerative diseases tend to increase with age, and one of the causes is oxidative stress. Oxidative stress occurs when excessive reactive oxygen species (ROS) cannot be balanced by the body's antioxidants. Increased ROS can be induced by hydrogen peroxide (H2O2) administration, but it can be mitigated by the administration of exogenous antioxidants such as Moringa oleifera (MO), which is rich in flavonoids. The objective of this research was to analyze the effects of MO water extract on SH-SY5Y neuroblastoma cells treated with H2O2, focusing on oxidative stress, apoptosis, and neuroprotective markers. The research was conducted in vitro using SH-SY5Y cells exposed to various concentrations of H2O2 or MO. The results showed that the administration of MO water extracts at a concentration of 25 μg/ml could prevent oxidative stress in SH-SY5Y cells treated with 1 mM H2O2. The mechanism of oxidative stress reduction was characterized by increased mRNA expression of SOD1, GPx1, and catalase, as well as decreased apoptosis indicated by decreased mRNA expression of Bax and Caspase-3. The administration of MO water extract also increased BDNF mRNA expression. Therefore, MO has the potential as an effective antioxidant agent to protect nerve cells from oxidative damage and prevent oxidative stress-related neurodegeneration. This research provides promising preliminary insights for further development of MO extract focusing on Oxidative Stress, Apoptosis, and Neuroprotective markers in the future."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venessa Chai
"Penyakit jantung, terutama infark miokard, merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Mekanisme yang mendasarinya adalah ketidakseimbangan produksi ROS dengan antioksidan. Suplemen antioksidan tidak dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular karena harus bekerja secara kombinasi dengan komponen bioaktif lainnya, sehingga mendorong penelitian terapi dari bahan herbal. Moringa oleifera mengandung berbagai senyawa aktif dan tinggi oksidan sehingga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Penelitian ini ingin membuktikan efek kardioprotektif dari ekstrak air daun Moringa oleifera terhadap parameter stres oksidatif, yaitu MDA dan SOD, pada infark miokard tikus yang diinduksi isoproterenol. Penelitian ini memakai bahan biologi tersimpan berupa kelompok kontrol negatif, kelompok ISO dengan pemberian isoproterenol 85mg/kgBB, dan kelompok ISO+MO dengan pemberian ekstrak air daun Moringa oleifera 200mg/kgBB dan isoproterenol 85mg/kgBB. Kadar protein sampel dihitung dengan uji Bradford, kadar SOD dengan EZ-SOD assay kit, dan kadar MDA dengan TBARS. Pemberian ekstrak air daun Moringa oleifera tidak menunjukkan perbedaan signifikan dari kadar MDA di antara ketiga kelompok (p=0,630). Pada pemeriksaan kadar SOD, didapatkan penurunan kadar SOD yang tidak signifikan pada kelompok ISO+MO dibandingkan dengan kelompok ISO (p=0,548). Penelitian ini tidak dapat membuktikan efek kardioprotektif dari ekstrak air daun Moringa oleifera terhadap kadar MDA dan SOD pada jaringan jantung tikus yang diinduksi isoproterenol.

Heart disease, including myocardial infarction, is the leading cause of death worldwide. One of the mechanisms underlying myocardial infarction is oxidative stress. Antioxidant supplements cannot reduce the risk of cardiovascular disease because they work in combination with other bioactive components, thus encouraging the search for herbal therapy. Moringa oleifera contain various active compounds and high amounts of antioxidants so that it has high antioxidant activity. This study aims to determine the effect of aqueous extract of Moringa oleifera leaves on MDA and SOD levels in isoproterenol-induced myocardial infarction rat. This study used negative control group, ISO group that received 85mg/kgBW isoproterenol, and ISO+MO group that received 200mg/kgBW Moringa oleifera leaf water extract and isoproterenol. Protein level was determined using Bradford test, MDA level was determined using TBARS, and SOD level was determined using EZ-SOD assay kit. MDA levels did not differ significantly between the three groups after administration of Moringa oleifera leaf water extract (p=0.630). In SOD levels, there was no significant decreased in ISO+MO groups compare with ISO group (p=0.548). This study was unable to prove the cardioprotective effect of Moringa oleifera leaf water extract against MDA and SOD levels in isoproterenol-induced myocardial infarction of rat tissue."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filda Vionita Irene de Lima
"Peningkatan stres oksidatif pada obesitas mempercepat onset proses senescence. Biji ketumbar (Coriandrum sativum L) mengandung antioksidan alami yang dapat menurunkan stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan menilai efek pemberian ekstrak etanol biji ketumbar terhadap stres oksidatif dan cellular senescence pada hati tikus yang diinduksi obes. Induksi obesitas pada tikus Wistar menggunakan pakan tinggi lemak dilakukan selama 12 minggu. Ekstrak biji ketumbar 100mg/kgBB diberikan selama 12 minggu pasca induksi. Berat badan, Indeks Lee, IMT dan profil lipid plasma diukur pada minggu ke 12 dan 24. Setelah nekropsi pada minggu ke 24, diperiksakan MDA hati dan plasma, uji aktvitas spesifik katalase hati, aktivitas SA-β-Gal dan p16INK4A jaringan hati serta profil lipid plasma. Pemberian ekstrak biji ketumbar tidak menurunkan parameter obesitas yaitu berat badan (p=0,44), indeks Lee (p=0,35), IMT (p=0,97) dan kolesterol (p=0,09), namun menurunkan trigliserida (p=0,04) pada tikus obes. Terjadi penurunan MDA plasma (p=0,013) dan hati (p=0,008) disertai peningkatan aktivitas spesifik enzim katalase (p=0,01) pada tikus obes yang diberikan ekstrak biji ketumbar. Peran ekstrak biji ketumbar terhadap perbaikan status stres oksidatif dapat menghambat senescence yang tampak menyebabkan penurunan p16INK4A (p=0,006) namun tidak menurunkan aktivitas SA-β-Gal (p=0,277) pada hati tikus yang diinduksi obesitas

Increased oxidative stress in obesity accelerates the onset of the senescence. Coriander seed (Coriandrum sativum L) contains natural antioxidants that can reduce oxidative stress. This study aimed to assess the effect of coriander seed ethanolic extract on oxidative stress and cellular senescence in the liver of obese rats. Obesity induction in Wistar rats using high-fat diet was carried out for 12 weeks. Coriander seed extract 100mg/kg BW was administered 12 weeks post-induction. BW, Index Lee, BMI, and plasma lipid were measured at 12nd and 24th weeks. After necropsy at 24th week MDA, catalase-specific activity test, SA-β-Gal activity and p16INK4A of liver tissue, also plasma profile lipids and MDA were examined. Coriander seed extract did not reduce BW (p=0.44), Lee's index (p=0.35), BMI (p=0.97) and cholesterol (p=0.09), but decreased triglycerides (p=0.04) in obese rats. Plasma and liver MDA was decreased (p=0,013 and p=0.008) accompanied by an increase in specific activity of the catalase enzyme (p=0.01) in obese rats given coriander seed extract. The role of coriander seed extract in improving oxidative stress status inhibits senescence which appeared to cause a decrease in p16INK4A (p=0.006) but did not decrease SA-β-Gal activity (p=0.277) in the liver of obese induced rats."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Suzana
"Indonesia adalah Negara dengan prevalensi anemia sebesar 21,7%, menurut WHO termasuk derajat sedang, dan khusus anemia defisiensi besi pada wanita usia subur 15-50 tahun prevalensi sebesar 33,1%. Penelitian ini menggunakan daun kelor (Moringa oleifera L) sebagai suplemen penambah darah super nutrisi untuk membantu mengatasi anemia dan masalah kurang gizi pada masyarakat.
Disain penelitian ini adalah uji klinis acak terkontrol dan tersamar ganda, bertujuan untuk menguji efektifitas kapsul ekstrak air daun kelor terhadap nilai hematologi dan biokimia darah pada wanita yang menderita anemia (Hb 8-12 g/dl) dibandingkan dengan kapsul sulfas ferossus sebagai standar. Penelitian ini dilakukan pada 35 orang wanita usia 16- 49 tahun(17 orang kelompok kelor dan 18 orang kelompok kontrol) diberikan kapsul daun kelor dengan dosis 1400 mg setiap hari selama 3 minggu.
Setelah dilakukan intervensi, selisih nilai parameter (sebelum dan sesudah terapi) yang signifikan pada kelompok kelor adalah (0.794±0.81) untuk hemoglobin, nilai feritin (29.378±42.48), MCHC (Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration) (2.459±2.86), RDW (Red Distribution Wide) (1.4±2.07) dan trombosit menurun sebesar (36529.41±59024.48). Sedangkan kelompok kontrol selisih nilai parameter yang signifikan adalah pada hemoglobin (0.644± 0.83), eritrosit (0.475±0.523), hematokrit (2.189±4.08), MCV (Mean Corpuscular Volume )( 4.756±8.91), MCH (2.183±2.47) dan RDW (2.844±2.80). Perbandingan efektifitas daun kelor dengan terapi standar menghasilkan perbedaan signifikan pada peningkatan nilai hematokrit (3.14±1.47), MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin ) (3.495±1.33), MCHC (3.264±0.96), dan penurunan trombosit (55251.634±23404). Dan kesimpulannya bahwa daun kelor dapat dimanfaatkan sebagai terapi anemia defisiensi besi.

Indonesia is a country with a prevalence of anemia of 21.7%, and the prevalence for iron deficiency anemia in non-pregnant women of age 15-50 years 33.1 % . This study investigated the efficacy of Moringa oleifera L leaves extract as an iron booster and supplement to help overcome anemia and malnutrition in the community.
It was a randomized, double blind, placebo controlled study in anemic women (hemoglobin 8-12g/dl), in which the water extract of Moringa leaves was examined as an add on therapy in subject treated with ferrous sulphate (200mg/tablet). Thirty five women subject of 16-49 years old were divided into 17 of Moringa leaves and 18 of control. The extract of Moringa leaves of 1400 mg was formulated in capsules and was administrated daily for 3 weeks.
The result showed that after 3 weeks of treatment, there were significantly increase of mean of hemoglobin (0.794±0.81), ferritin (29.378±42.48), MCHC (Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration) (2.459±2.86), RDW (Red Distribution Wide) (1.4±2.07) and decreas of platelets (36529.41±59024.48). The control groups were significantly increased of mean of the hemoglobin (0.644± 0.83), erythrocytes (0.475±0.523), hematocrit (2.189±4.08), MCV (Mean Corpuscular Volume )( 4.756±8.91), MCH (2.183±2.47) dan RDW (2.844±2.80). The hematocrit (3.14±1.47), MCH (Mean Corpuscular Hemoglobi ) (3.495±1.33), MCHC (3.264±0.96) values of Moringa leaves were significantly higher (p<0.05), whereas the platelets counts (55251.634±23404) of Moringa leaves were significantly lower (p<0.05) than those of control group. It can be concluded that Moringa leaves aqueous extract could improve iron deficiency anemia in women."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T42421
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Atqiya Qutrunnada
"Minyak biji kelor memiliki potensi antioksidan yang baik, namun secara topikal dapat menyebabkan iritasi dan rasa tidak nyaman pada kulit. Minyak biji kelor dirancang menggunakan sistem penghantaran Solid Lipid Nanoparticle (SLN). Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan menguji aktivitas antioksidan minyak biji kelor dalam bentuk topikal dengan sistem penghantaran SLN pada sediaan lotion. Minyak biji kelor dilakukan karakterisasi, lalu dijadikan zat aktif pada pembuatan SLN. Formula SLN dikarakterisasi dan dipilih satu formula untuk diinkorporasikan ke dalam sediaan lotion. Lotion dievaluasi serta diuji aktivitas antioksidan metode DPPH dengan spektrofotometer UV-Vis. Formula SLN minyak biji kelor dengan konsentrasi gliseril monostearat 2,5% menunjukkan karakterisasi dengan ukuran globul (Dv90) 141 nm, indeks polidispersitas 0,174, zeta potensial -35,4 mV dan efisiensi penjerapan sebesar 22,6887%. Formula lotion yang mengandung SLN sebanyak 10% memiliki ukuran globul 322 nm, indeks polidispersitas 0,350, dan zeta potensial sebesar -35,9 mV. Hasil uji aktivitas antioksidan pada minyak biji kelor menunjukkan nilai IC50 sebesar 147,027 µg/mL dan nilai IC50 sediaan lotion pada minggu ke-0 dan ke-12 menunjukkan penurunan aktivitas yaitu dari 11.993,868 µg/mL menjadi 37.661,615µg/mL. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sediaan lotion yang mengandung 10% SLN minyak biji kelor tidak memiliki aktivitas antioksidan.

Moringa seed oil has good antioxidant potential, but topically it can cause irritation and discomfort in the skin. Moringa seed oil is designed using a Solid Lipid Nanoparticle (SLN) delivery system that can form a film layer on the skin and can increase stability. This study aims to formulate and test antioxidant activity of Moringa seed oil in topical form with the SLN delivery system. Moringa seed oil was characterized, then used as an active substance in the preparation of SLN. The SLN formula was characterized and one formula was selected to be incorporated into the lotion preparation. Lotion preparations were evaluated and tested for antioxidant activity by the DPPH method with a UV-Vis spectrophotometer. The SLN formula of Moringa seed oil with a glyceryl monostearate concentration of 2.5% showed characterization with a globul size (Dv90) of 141 nm, a polydispersity index of 0.174, a potential zeta of -35.4 mV and entrapment efficiency of 22.6887%. The lotion formula containing 10% SLN had a globul size of 322 nm, a polydispersity index of 0.350, and a potential zeta of -35.9 mV. Lotion preparations showed good physical stability for 12 weeks at various temperatures, but were unstable at testing for viscosity, globul size, and potential zeta. The antioxidant activity of Moringa seed oil showed an IC50 value of 147.027 μg/mL and the IC50 value of Moringa seed oil SLN lotion preparations at the 0th and 12th weeks showed a decreased activity, namely from 11.993.868 μg/mL to 37.661.615μg/mL. It can be concluded that lotion preparations containing 10% SLN of Moringa seed oil does not have antioxidant activity.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Amabella Prayogo
"Penyakit kardiovaskular masih menempati peringkat pertama penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia, yaitu 31% dari seluruh kematian. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), 85% dari 17,9 juta orang yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular mengalami serangan jantung dan stroke. Moringa oleifera yang banyak ditemukan dan telah digunakan di Indonesia, memiliki bahan-bahan yang berperan sebagai antiinflamasi, seperti quercetin, kaempferol, dan flavonoid. Belum ada penelitian yang mengkaji efek ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) terhadap infark miokard tikus. Penelitian ini dilakukan menggunakan bahan biologi tersimpan jaringan jantung dari tikus yang telah menerima 3 perlakuan berbeda (kontrol negatif: tanpa perlakuan; ISO: pemberian isoproterenol 85 mg/kgBB; serta ISO+MO: pemberian isoproterenol 85 mg/kgBB dan ekstrak air daun kelor 200 mg/kgBB). Kadar nitrit diukur menggunakan Nitrite Assay Kit (Griess Reagent). Hasil uji kadar nitrit signifikan antara ketiga kelompok dengan nilai p=0,009. Uji Post-Hoc menunjukkan nilai signifikan antara kelompok kontrol negatif dengan ISO (p=0,290) dan ISO dengan ISO+MO (p=0,013). Dengan demikian, ekstrak air daun kelor (Moringa oleifera) dapat menurunkan kadar nitrit (NO2-) secara signifikan (p=0,013) pada tikus yang mengalami infark miokard akibat induksi isoproterenol.

Cardiovascular diseases remain as the most common cause of death worldwide, accounted for 31% of all deaths. According to World Health Organization (WHO), 85% out of 17,9 million of people died due to cardiovascular disease, had heart attack and stroke. Moringa oleifera, which is found abundantly in Indonesia, is rich of anti-inflammation properties, such as quercetin, kaempferol, and flavonoids. Up to now, there is no research done to evaluate the effect of Moringa oleifera aqueous extract in myocardial infarction Sprague Dawley rats. This study was conducted using cardiac tissues from 3 groups of rats with different treatments: negative control group (no intervention), ISO group (85 mg/kg body weight of isoproterenol), and ISO+MO group (85 mg/kg body weight of isoproterenol and 200 mg/kg body weight of Moringa oleifera aqueous extract). Nitrite Assay kit (Griess Reagent) was used to evaluate nitrite concentration. Nitrite concentration was found to be significant between three groups (p- value = 0.009). Post-Hoc analysis revealed a significance difference between the negative control and ISO group (p=0.029) as well as the ISO and ISO+MO group (p=0.013). Hence, Moringa oleifera aqueous extract significantly reduced nitrite concentration in rats with myocardial infarction (p=0.013)."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Caren Andika
"ABSTRAK
Makanan modern di dunia saat ini banyak menggunakan pemanis dengan kadar fruktosa tinggi disertai makanan tinggi lemak yang meningkatkan resiko sindrom metabolik dan dapat menyebabkan perlemakan organ seperti ginjal. Ekstrak dari tanaman Acalypha indica Linn AI disinyalir memiliki efek protektif terhadap kerusakan jaringan pada perlemakan organ seperti hati. Penelitian ini bertujuan menguji efek protektif ekstrak AI pada perlemakan ginjal dengan hewan coba tikus. Tikus Sprague-Dawley dibagi secara acak ke dalam lima kelompok. Semua kelompok kecuali kelompok normal diinduksi dengan diet tinggi fruktosa dan lemak selama 4 minggu yang kemudian diberikan perlakuan berupa akuades, obat standar gemfibrosil G , ekstrak AI, dan kombinasi G AI pada masing-masing kelompok selama 4 minggu. Variabel yang diukur adalah keliling glomerulus, keliling tubulus, dan diameter tubulus pada ginjal. Perbedaan bermakna p < 0,05 hanya ditemukan pada variabel keliling tubulus antara kelompok tikus dengan terapi ekstrak AI dan kelompok kontrol negatif. Perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok normal dan kontrol negatif menandakan gagalnya induksi perlemakan pada organ ginjal yang mungkin disebabkan duraksi induksi terlalu singkat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi ekstrak AI dan G tidak menunjukkan efek protektif terhadap perlemakan ginjal pada tikus.

ABSTRAK
Modern foods these days often use high fructose sweetener and contain high level of fat which increase risk of metabolic syndrome and cause fat accumulation in organs such as kidney. An extract of Acalypha indica Linn AI was known to have protective effect against cell destruction on organs with fat accumulation such as liver. This research aimed to examine the protective effect of extract from Acalypha indica Linn on rats with fatty kidney. Male Sprague Dawley rats were randomized into five groups. All groups except normal groups were induced with high fructose and fat diets for 4 weeks and then were given aquades, standard medication gemfibrozil G , extract from AI, and combination of both G AI for another 4 weeks according to the group. Variables measured are glomerulus circumference, tubules circumference, and tubules diameter of kidney. Significant difference p 0.05 was found only in tubules circumference between group treated with AI and negative control group. Unsignificant difference between negative control and normal group indicate failure of fatty kidney induction probably caused by duration of induction that was too short. This research concludes that combination of AI and G does not show any protective effect on rat rsquo s fatty kidney."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saintica Luthfia Utama
"Minyak biji kelor mengandung berbagai senyawa antioksidan dapat menangkal radikal bebas, namun aplikasinya secara topikal menyebabkan terjadinya iritasi kulit dan ketidaknyamanan akibat efek berminyak. Minyak biji kelor bersifat hidrofobik sehingga diformulasikan dalam sistem pembawa nanoemulsi. Serum mengandung agen farmasetik dalam jumlah tinggi dan efek hidrasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi dan mengetahui sifat antioksidan dari minyak biji kelor kemudian memformulasikanya menjadi serum nanoemulsi, melakukan uji stabilitas dan aktivitas antioksidan dari sediaan. Komponen kimia minyak dianalisis dengan kromatografi gas. Aktivitas antioksidan minyak dan sediaan diukur dengan metode peredaman DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Area optimum nanoemulsi pada diagram fase pseudo-ternary diperoleh berdasarkan hasil optimasi formula yang disusun terdiri campuran minyak dan smix mulai 1:9 hingga 9:1 dan dianalisis menggunakan software chemix 7.0. Formula optimum dimasukkan ke dalam formula serum dalam konsentrasi 10%, 20% dan 30%, formula terbaik dipilih berdasarkan hasil pengamatan stabilitas selama 1 minggu untuk selanjutnya diuji stabilitas selama 12 minggu dan uji aktivitas antioksidan. Minyak memiliki kandungan total asam lemak 65% b/b dengan kandungan asam oleat yang dominan hingga 72,341%. Minyak memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan IC50 147,0277 µg/mL. Formula nanoemulsi memiliki ukuran partikel Dv90 241 nm, PDI 0,474 dan zeta potensial -35,4 mV, nilai efisiensi penjerapan 58,59%. Uji stabilitas dilakukan terhadap sediaan serum dengan 10% kandungan nanoemulsi. Serum nanoemulsi stabil pada pengujian cycling test, uji mekanik dan penyimpanan pada berbagai suhu, namun terjadi peningkatan viskositas dan ukuran partikel. Aktivitas antioksidan serum sangat lemah dengan nilai IC50 14601,76 µg/mL dan mengalami penurunan menjadi 61642 µg/mL setelah penyimpanan selama 12 minggu.

Moringa seed oil contains various antioxidant compounds that can counteract free radicals, but its topical application causes skin irritation and discomfort due to the oily effect. Moringa seed oil is hydrophobic so it is formulated in a nanoemulsion carrier system. The serum contains a high amount of pharmaceutical agents and a good hydrating effect. The objective of this study was to characterize and determine the antioxidant properties of Moringa seed oil and then formulate it into a nanoemulsion serum, and test its stability and antioxidant activity. The chemical components of the oil were analyzed by gas chromatography. The antioxidant activity of was measured by the DPPH reduction method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). The optimum area of ​​nanoemulsion on the pseudo-ternary phase diagram was obtained based on the results of the optimization of the formula which was composed of a mixture of oil and smix from 1:9 to 9:1 and analyzed using chemix 7.0 software. The optimum formula was put into the serum formula in concentrations of 10%, 20%, and 30%, the best formula was selected based on the observation of stability for 1 week to be further tested for stability for 12 weeks and antioxidant activity test. The oil has a total fatty acid content of 65% w/w with a dominant oleic acid content of up to 72.341%. The oil has moderate antioxidant activity with an IC50 of 147.0277 g/mL. The nanoemulsion formula had a particle size of 241 nm, PDI 0.474, and zeta potential -35.4 mV, the adsorption efficiency value is 58.59%. A stability test was carried out on serum formula with 10% nanoemulsion content. Serum nanoemulsion was stable in the cycling test, mechanical test, and storage at various temperatures, but there was an increase in viscosity and particle size. Serum antioxidant activity was very weak with an IC50 value of 14601.76 g/mL and decreased to 61642 g/mL after 12 weeks of storage."
Lengkap +
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>