Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158150 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Milha Nur Kamilah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan relasi gender dan berbagai situasi yang dihadapi oleh perempuan dalam lingkungan budaya Papua pada novel Isinga. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif deskriptif dengan data-data yang bersumber dari novel Isinga. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi teori mengenai sastra, relasi gender dan sistem patriarki. Teori tersebut digunakan untuk mengetahui secara mendalam mengenai relasi gender dan sistem patriarki yang terdapat di dalam novel Isinga. Hasil pembahasan mengungkapkan mengenai relasi gender yang setara dan tidak setara yang dilihat melalui relasi antar tokoh di dalam novel Isinga. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan berbagai situasi kehidupan yang sulit, seperti beban pekerjaan, tuntutan perihal anak, kekerasan dalam rumah tangga, keadaan menyerah dan bangkit dari keterpurukan yang dihadapi oleh perempuan di dalam novel Isinga karya Dorothea Rosa Herliany.

This study aims to show gender relations and women's situation in Papua's cultural surroundings through the novel Isinga. This study uses a descriptive qualitative method, and the data is collected from the Isinga novel. To find out deeper about gender relations and the patriarchal system contained in the novel, a parallel theory related to literature, gender relations, and the patriarchal system is used. These theories will provide a deeper understanding of the novel's theme. Through this analysis, both equal and unequal perspectives of gender relations are revealed from the relation between characters in Isinga. Moreover, this study reveals several difficult situations women faced in Isinga, such as heavy workload, demands regarding children, domestic violence, and various adversity circumstances."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Ruth
"Ketidakadilan gender pada perempuan dan laki-laki sering terjadi di masyarakat. Ketidakadilan gender ini juga terjadi terhadap perempuan Papua dalam novel Isinga. Hal ini disebabkan karena budaya Papua yang menganut budaya patriarki. Bentukbentuk ketidakadilan gender yang terjadi dalam novel ini, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban ganda. Kelima ketidakadilan gender tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dari kelima ketidakadilan gender tersebut yang paling mendominasi adalah beban ganda dan kekerasan.

Gender inequality in women and men often occurs in community. Gender inequality also happens to women in Papua, as told in the novel Isinga. This is due to the patriarchal culture being adopted in Papuan culture. Types of gender inequality that can be found in this novel are marginalization, subordination, stereotype, violence, and double burden. All five of them are correlated with each other. The most pronounce gender inequality being double burden and violence."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelia Ruth
"Ketidakadilan gender pada perempuan dan laki-laki sering terjadi di masyarakat. Ketidakadilan gender ini juga terjadi terhadap perempuan Papua dalam novel Isinga. Hal ini disebabkan karena budaya Papua yang menganut budaya patriarki. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terjadi dalam novel ini, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban ganda. Kelima ketidakadilan gender tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Dari kelima ketidakadilan gender tersebut yang paling mendominasi adalah beban ganda dan kekerasan.

Gender inequality in women and men often occurs in community. Gender inequality also happens to women in Papua, as told in the novel Isinga. This is due to the patriarchal culture being adopted in Papuan culture. Types of gender inequality that can be found in this novel are marginalization, subordination, stereotype, violence, and double burden. All five of them are correlated with each other. The most pronounce gender inequality being double burden and violence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang perbedaan gender dalam agresi relasional pada kelompok usia 9.75-11,75 tahun (M=10.52) dan 12,75-16,1 tahun (M=13,7). Penelitian dilakukan di kota Bandung dengan sample penelitian berjumlah 120 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Teknik Nominasi dan Wawancara. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara anak laki dan perempuan dalam frekuensi tindak agresinya, anak perempuan lebih sering melakukan agresi relasional sedangkan anak laki agresi fisik. Perbedaan ini terjadi lintas kelompok usia, baik di kelompok yang usianya lebih muda maupun yang lebih tua."
150 JPSI 12:2 (2003)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Ramadhani Putri
"ABSTRAK
Penulisan ini mengkaji pengaruh gender terhadap profesi Public Relations yang di dominasi oleh wanita. Melalui literature review, penulisan ini menyajikan apakah wanita benar-benar mendominasi industri Public Relations secara menyeluruh atau hanya secara jumlah saja. Peran gender dalam penulisan ini menjadi basis pembagian peran dalam profesi Public Relations, serta dampak dari peran gender tersebut, yakni kesenjangan dalam hal pendapatan, kesempatan berkembang, gaya kepemimpinan, citra, serta pelecehan seksual. Posisi praktisi wanita dalam profesi Public Relations dianalisis menggunakan Teori Feminist Standpoint dengan melihat karakter wanita dalam organisasi, terutama dalam hal keterampilan komunikasi.

ABSTRACT
This article presents the influence of gender towards the Public Relations industry that is female dominated. Through literature reviews, this article presents whether women truly dominate the industry, or only by means of quantity. Gender roles serve as a basis to divide the distribution of roles in the Public Relations profession, along with the impacts of such roles, that is the disparity in salary, opportunity for advancement, leadership style, image, and sexual harassment. The position of women practitioners is analyzed through the Feminist Standpoint Theory, taking into account the characteristic of women in an organization, mainly in communication skills.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Prasetiyo
"Disertasi ini membahas keterkaitan antara kehidupan Suparto Brata dengan hasil karya tulisnya serta membahas pandangan Suparto Brata berkaitan dengan peranan dan kedudukan perempuan Jawa sebagaimana terepresentasikan dalam novel Donyane Wong Culika dan Bekasi Remeng-Remeng. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang mengaitkan unsur intrinsik (berupa fakta kemanusiaan fiksionalitas) dengan unsur ekstrinsik (fakta kemanusiaan realitas). Temuan atas penelitian ini adalah bahwa latar belakang kehidupan Suparto Brata berupa hadirnya tiga perempuan (ibu, ibu mertua, istri) serta nilai-nilai budaya Jawa yang terkandung dalam ungkapan-ungkapan bahasa Jawa sangat mempengaruhi isi karya sastranya. Pandangan dan sikap perempuan Jawa berkaitan dengan permasalahan gender dilandasi oleh empat jenis motivasi yaitu motif biogenetis, motif sosiogenetis, motif teogenetis, serta motif psikogenetis. Berdasarkan keempat motivasi tersebut, sosok perempuan Jawa dapat dikatakan sebagai sosok perempuan yang humanis dan religius. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa peranan perempuan Jawa sangat dominan. Perempuan Jawa dapat melakukan hal-hal yang berkaitan dengan masalah domestik sekaligus publik. Dikarenakan peranannya yang sangat besar tersebut, kedudukan perempuan Jawa menjadi sangat tinggi dan sangat terhormat.

This dissertation discusses the interrelationship between life of Suparto Brata with the results of his writings and discuss Suparto Brata`s view about the role of and position of Javanese women as represented in the novel Donyane Wong Culika and Bekasi Remeng-Remeng. This study uses sociology of literature approach that linked the intrinsic elements (in the form of humanitarian fact of fiction) with extrinsic elements (humanitarian facts of reality). The findings of this research is that the background of life of Suparto Brata form of the presence of three women (mother, mother-in-law, wife) and Javanese cultural values contained within the Java language expressions greatly influence the content of his literary work. The views and attitudes of Javanese women related to gender issues based on the four types of motivation that biogenetic motive, sosiogenetic motive, theogenetic motive, and the psikogenetic motive. Based on the fourth motivations, Javanese women can be regarded as the humanist and religious figure of women. The conclusion of this study is that the role of Javanese women is very dominant. Javanese women can do things that are related to domestic issues and public at once. Due to the very huge role, the position of Javanese women become very high and very respectable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
D2184
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Bustamam
"Pada prinsipnya wacana jender dalam Islam di Indonesia telah "disuarakan" sekitar akhir tahun 1980 atau awal tahun 1990. Semenjak itu banyak muncul penelitian tentang persoalan jender dalam konteks Islam. Kesimpulan yang diperoleh para peneliti adalah wacana jender yang ada sekerang, baik tafsir, hadis, dan terutama fiqih dirumuskan dan ditulis oleh laki-laki dengan tidak menyertakan atau mengabaikan sudut pandang perempuan.
Tesis ini menempatkan institusi pendidikan Islam sebagai faktor yang paling menentukan dalam pelanggengan ideologi patriarki dalam masyarakat. Alasannya, dalam pendidikan Islam, fiqih bagi umat Islam merupakan standar nilai dan norma dalam kehidupan individu, bermasyarakat, dan bernegara.
Menelaah lebih serius buku ajar fiqih dan buku ajar agama Islam yang memaparkan persoalan relasi jender menjadi signifikan. Hal paling mendasar yang harus dipertanyakan adalah mengapa rumusan buku ajar yang telah banyak mendapat kritik para ahli, tetap saja dipertahankan dan diajarkan sebagaimana adanya. Tesis ini menjawab pertanyaan itu dengan mengungkap aspek-aspek terpenting yang berperan dan berpengaruh dalam penyusunan buku ajar sehingga gambaran relasi jender tradisoanal yang dirumuskannya seolah-oleh tidak tergugat atau tergantikan.
Dengan menggunakan metode hermeneutik, persoalan relasi jender yang begitu luas dan kompleks dalam konteks pendidikan keagamaan dapat diidentifikasi secara sederhana, yaitu dengan mengemukakan jawaban terhadap tiga pertanyaan pokok metode hermeneutik:
1) Bagaimana komposisi bahasa yang digunakan teks atau cara pengungkapan dan hal apa yang dibicarakan teks;
2) Bagaimana pandangan dunia (weltanschauung) yang terkandung dalam teks;
3) Dalam konteks apa sebuah teks ditulis.
Pertama, bagaimana komposisi bahasa yang digunakan teks atau cara pengungkapan dan hal apa yang dibicarakan. Penelitian ini menemukan bahwa komposisi bahasa yang digunakan atau cara pengungkapan relasi jender dalam buku ajar, dapat dikatakan hanya berupa pengutipan dan bahkan penyaduran total dari rumusan relasi jender yang ada dalam wacana Islam klasik. Sedangkan tema di seputar relasi jender yang pemaparannya dikategorikan banyak mengandung asumsi bias laki-laki adalah konsep rumah tangga, seperti konsep nikah, peranan wali nikah, hak dan kewajiban suami istri, poligini, perceraian, dan harta waris. Selain itu, konsep kepemimpinan perempuan, baik kepemimpinan di dunia publik maupun kepemimpinan dalam ritual keagamaan merupakan konsep yang perlu ditinjau kembali, seperti prnyataan tidak bolehnya wanita menjadi hakim apalagi presiden. Sementara itu, konsep kepribadian perempuan yang harus diluruskan kembali dalam buku ajar adalah asumsi tentang perempuan yang memiliki cacat psikologis dan lemah dari segi fisik dibanding laki-laki.
Kedua, bagaimana pandangan dunia (weltanschauung) yang terkandung dalam teks. Penelaahan di sini menemukan bahwa para perumus buku ajar hanya menggunakan asumsi dan cara berpikir laki-laki saja dalam pemaparannya. Kenyataan membuktikan bahwa setiap peaulis kitab-kitab klasik yang dirujuk, dan semua perumus buku ajar itu berjenis kelamin laki-laki, walaupun persoalan yang mereka bahas berkaitan dengan "keperempuanan" itu sendiri. Kenyataan itu membuktikan bahwa sosialisasi jender belum "menyentuh" mereka sama sekali.
Ketiga, dalam konteks apa sebuah teks ditulis. Tesis ini menemukan bahwa walaupun rumusan buku ajar itu telah banyak mengalami penyempumaan, akan tetapi pembahasan tentang relasi jender tidak perenah terbebaskan dari bias jender. Kenyataan itu juga menunjukkan bahwa institusi yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan sangat berperan dalam pengambilan keputusan tentang dapat atau tidak dapat suatu rumusan buku ajar direvisi atau dirubah. Jadi, dalam proses produksi buku ajar, institusi pendidikan keagamaan telah didominasi dan dikendalikan oleh pemegang kekuasan yang berideologi patriarkis.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa persoalan .relasi jender yang dipaparkan dalam buku ajar figih dan agama Islam banyak mengandung bias jender, pada proses perumusan para penyusun telah menggunakan asumsi bias yang bersumber dari kitab klasik. Hal yang lama juga terjadi pada pihak yang memproduksi dan merekomendasi penggunaan sebuah buku ajar. Kesan yang diperolah adalah bahwa institusi atau pihak penguasa sangat lamban dalam merespons dan mensosialisasi isu-isu kesetaraan jender dalam lembaga pendidikan Islam. Padahal, isu kesetaraan jender itu sendiri telah disuarakan lebih dari satu dekade.
Oleh sebab itu, peneliti menyarankan agar pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan Islam untuk lebih sensitif dan tanggap terhadap setiap upaya penyetaraan jender. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah merumus ulang konsep relasi jender dalam buku ajar yang dianggap mengandung bias jender, dan menggantinya dengan rumusan yang lebih adil jender.

Principally, the discourse of gender in Islam in Indonesia had been voiced around late 1980s or at the beginning of 1990s. From that moment, the research of gender issues in Islam point of view had been widely appeared. As the result of the research, the researchers conclude that the discourse of gender known as tafsir, hadis and particularly fiqih had been formulated and written by men without any supportive reference from women's point of view at all.
This thesis puts institution of Islam education as the determining factor in preserving patriarchy ideology society. Why? Because in religious education, Islam follower had set up fiqih as value and norm standard both in individual or in national society as a whole.
It is deemed significant to analyze more seriously problems related to gender in the form of fiqih and Islam discourse book. To this respect, this thesis analyzes significant aspect which affect and play certain role in composing the discourse book. At the end, it is expected that formula of traditional gender's relation will not be claimed or replaceable.
By applying hermeneutic method, it is hoped that the complexity of gender problem in religious educational context can be identified more simply; by finding the answers to three main questions in hermeneutic method; 1) How language composition is used in the text, the way of expression and what problems we discuss are; 2) How the world view (weltanschauung) pour out in the text; 3) In what context a text is written.
First, how language composition is used in the text, the way of expression and what problems we discuss are. This research finds that composition of grammar used in expressing issues of gender relation in the .discourse as a whole is in the form of total translation and adaptation of the available formula of gender relation in the classic bible. Some themes regarding gender relation which categorized to bear much reflection of men's assumption is a concept of family life such as marriage, spouse's rights and obligations, poliginy divorce, inheritance/legacy. Besides, concept of women leader; to forbid women to become a president, judge, and the leader in religious ritual need to be reviewed. Meanwhile, the concept of women's personality which also need to be reviewed in discourse book is the assumption that women possess psychological defects as well as physically weaker than men.
Second, how the world view (weltanschauung) pour out in the text. This research finds that the formulator of discourse book had applied mere men's assumption and men's way of thinking. The fact had showed that almost all references of classic bible formulators, and all formulators of discourse book are men though the main problem discussed is related to women itself.
Third, in what context a text is written. This thesis finds that even discourse book had been through lots of act of perfecting, but gender analysis had never been freed from gender's reflection. This fact shows that the religious institution plays such an important role in making decision about formulation of discourse book that can or can not be revised and changed. To this respect, institution of religious education `s role in producing the discourse book is still dominated and influenced by patriarchic authorities.
Finally, the conclusion can be drawn that fiqih and Islam discourse books which discuss gender relation still apply the reflection of men's assumption based on classic bible, both formulated by experts or authorized institution. The impression of this fact is that the authority is seemed to act sluggish in responding and socializing issues of gender equality in Islam education whereas this issue has been voiced for more that a decade.
Therefore, the author suggests that related parties to be more sensitive and responsive toward the issues of gender equality in performing Islam education. One of the steps that can be taken is by re-formulate the concept of gender relation which tends to be gender bias in the discourse book and replace it with the more fair formulation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T14632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Widi Lestari Putri
"Jurnal ini membahas tentang empat lukisan karya Johannes Veremeer. seorang pelukis asal Belanda yang abad ke-17. Lukisan karya Johannes Vermeer berbeda dari lukisan karya pelukis pada abad-17 lainnya seperti Rembrandt dan Frans Haals, karena di saat para pelukis banyak menghasilkan karya lukisan potret, Johannes Vermeer tidak. Dari analisis terlihat bahwa Vermeer membuat pembedaan antara lukisan bersubyek perempuan dan laki-laki. Baik secara komposisi, penempatan subyek dalam frame dan pemberian judul. Analisis dalam pembahasan ini menggunakan 2 pendekatan yaitu; culture studies, seni dan gender. Pendekatan culture studies digunakan untuk menganalisis profesi dan identitas, pendekatan seni digunakan untuk menganalisis estetika lukisan, dan pendekatan gender digunakan untuk menganalisis posisi gender dalam lukisan karya Johannes Vermeer.

This journal is specifically a research about 4 paintings made by Johannes Veremeer, a Deutschland painter from th 17th century. Johannes Vermeer creations are different from the other painters from that century like Rembrandt and Frans Haals. Other painters created a portraits paintings, but Johannes Vermeer not. From this analysis, Vermeer paintings has some difference for a woman and a man as a subject from the paintings, compositionally, subject placement, and the headings. The research in this journal using 3 methods, which is ; culture studies, an art, and gender. Culture study approach, used to analyze the profession and identity, art approach used to analyze the paintings aestethic, and gender approach used to analyze the gender position in Johannes Vermeer creations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen M. Yasak
"Negara memiliki kewajiban untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan laki-laki di semua bidang kehidupan. Gender steretiping berbahaya ketika membatasi kapasitas perempuan dan laki-laki untuk mengembangkan kemampuan pribadi mereka, dalam mengejar karier profesional dan menyangkut pilihan hidup. "
Jakarta: Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 45 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>