Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Athifa Azka Fadhila
"Pulau Tidung merupakan salah satu destinasi pariwisata di Kepulauan Seribu dengan keindahan alam dan biota laut di dalamnya. Pada tahun 2020, Pulau Tidung mengalami penurunan wisatawan akibat pandemi COVID-19 yang melanda. Seiring berjalannya waktu, jumlah wisatawan pada tahun 2023 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya  berdasarkan warga lokal dan tour guide. Peningkatan jumlah wisatawan ini dikhawatirkan mampu mengakibatkan tekanan terhadap ekosistem lamun. Lamun merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup di air dan dapat berkembang pada perairan estuari dan dangkal. Penyerapan karbon merupakan salah satu peran dan fungsi lamun bagi eksosistem.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa struktur komunitas lamun pada tahun 2022 dan 2023, mengetahui estimasi kandungan karbon pada lamun serta mengorelasi karbon pada lamun dan karbon pada sedimen. Identifikasi lamun menggunakan metode transek kuadran dan dilakukan pada 4 stasiun pengamatan dan metode pengabuan atau Loss of Ignition untuk menghitung kandungan karbon pada lamun dan sedimen. Ditemukan lima spesies lamun di Pulau Tidung, antara lain Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, dan Halophila ovalis. Untuk menunjukkan perbandingan lamun antar tahun digunakan salah satu indeks struktur komunitas, yaitu nilai kerapatan. Nilai kerapatan lamun tahun 2022 sebesar 87,17 dan tahun 2023 sebesar 62,42. Selanjutnya didapatkan nilai estimasi kandungan karbon pada lamun, yaitu tahun 2022 memiliki rata-rata estimasi kandungan karbon ABG sebesar 176,74 gC/m2 dan BLG sebesar 258,36 gC/m2 dan tahun 2023 memiliki estimasi kandungan karbon ABG sebesar 127,43 gC/m2 dan BLG sebesar 187,16 gC/m2. Dilakukan Uji-T Independen untuk melihat perbedaan yang signifikan antar tahun. Hasil Uji-T pada kerapatan lamun 2022 dan 2023 memiliki nilai sig. 0,02 < 0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan signifikan sedangkan pada kandungan karbon lamun 2022 dan 2023 memiliki nilai sig, 0,09 > 0,05 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan. Sebagian besar karbon pada lamun disimpan pada bagian substrat bawah. Maka dari itu dilakukan perhitungan pada kandungan karbon sedimen.Pada tahun 2022 persentase kandungan karbon organik di setiap stasiun memiliki kisaran 2,63%-3,93%. Pada tahun 2023 kisaran persentase kandungan karbon organik di setiap stasiun adalah 1,95%-2,42%. Dilakukan uji korelasi Spearman pada kandungan karbon substrat bawah lamun dan sedimen dan didapatkan hasil korelasi positif dengan nilai 0,98 dimana semakin tinggi kandungan karbon pada substrat bagian bawah lamun, maka semakin tinggi kandungan karbon pada sedimen di bawahnya.

Tidung Island is one of the tourist destinations in the Thousand Islands with its natural beauty and marine life. In 2020, Tidung Island experienced a decrease in tourists due to the COVID-19 pandemic that hit. Over time, the number of tourists in 2023 has increased compared to the previous year based on residents and tour guides. The increase in the number of tourists is feared to cause pressure on the seagrass ecosystem. Seagrasses are flowering plants (Angiosperms) that live in water and can develop in estuaries and shallow waters. Carbon sequestration is one of the roles and functions of seagrass for the ecosystem. This study aims to analyze the structure of seagrass communities in 2022 and 2023, determine the estimated carbon content in seagrasses, and correlate carbon in seagrasses and sediments. Seagrass identification used the quadrant transect method and was carried out at four observation stations and the loss of ignition method to calculate carbon content in seagrass and sediment. Five seagrass species were found in Tidung Island, including Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, and Halophila ovalis. One of the community structure indices, namely density value, was used to show the seagrass comparison between years. The seagrass density value in 2022 amounted to 87.17 and in 2023 amounted to 62.42. Furthermore, the estimated value of carbon content in seagrass was obtained, namely, 2022 had an average estimated carbon content of ABG of 176.74 gC/m2 and BLG of 258.36 gC/m2 and 2023 had an estimated carbon content of ABG of 127.43 gC/m2 and BLG of 187.16 gC/m2. Independent T-Tests were conducted to see significant differences between years. The results of the T-test on seagrass density in 2022 and 2023 had a sig. 0.02 < 0.05 indicates a significant difference, while in seagrass carbon content 2022 and 2023 have a sig value, 0.09 > 0.05 indicates no significant difference. Most of the carbon in seagrass is stored in the lower substrate. In 2022, the percentage of organic carbon content at each station ranged from 2.63% to 3.93%. In 2023 the percentage range of organic carbon content at each station was 1.95% - 2.42%. Spearman correlation test was conducted on the carbon content of the seagrass bottom substrate and sediment and obtained positive correlation results with a value of 0.98, where the higher the carbon content in the seagrass bottom substrate, the higher the carbon content in the sediment below."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Manuela Bernasty
"Pulau Tidung di Kepulauan Seribu memiliki ekosistem beragam salah satunya padang lamun. Keberagaman ini membuat Pulau Tidung banyak dimanfaatkan menjadi tempat penelitian dan destinasi wisata unggulan. Hal tersebut dapat mempengaruhi struktur komunitas biota laut seperti gastropoda di padang lamun. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perubahan struktur komunitas gastropoda, membandingkannya dengan keadaan Maret 2022, serta menganalisis korelasi jenis partikel dan jumlah karbon sedimen terhadap kepadatan gastropoda. Penelitian ini menggunakan metode kuadran berukuran 1 x 1 m dengan bantuan transek. Struktur komunitas mengalami peningkatan dilihat dari kepadatan dan keanekaragamannya. Kepadatan tahun 2022 sebesar 2,5 ind/m2 dan 4,29 ind/m2 pada tahun 2023. Keanekaragaman pada tahun 2022 sebesar 1,92 dan meningkat menjadi 2,31 pada tahun 2023. Sementara itu, indeks lain seperti kemerataan, dominansi, dan distribusi relatif sama. Kemerataan di tahun 2022 sebesar 0,58 dan 0,61 pada 2023. Dominansi pada tahun 2022 sebesar 0,21 dan sebesar 0,14 pada tahun 2023. Distribusi untuk setiap individu gastropoda cenderung sama yaitu berkelompok dan seragam. Berdasarkan nilai similaritas, kesamaan komposisi gastropoda pada tahun 2022 dan 2023 sebesar 0,64. Gastropoda dipengaruhi pula oleh jenis partikel dimana berkorelasi positif dengan pasir sebesar 0,46 pada tahun 2022 dan 0,44 pada tahun 2023. Korelasi gastropoda dengan butiran berkorelasi secara negatif sebesar -0,74 pada tahun 2022 dan -0,39 pada tahun 2023. Korelasi dengan lumpur juga merupakan korelasi negative sebesar -0,42 pada tahun 2022 dan -0,43 di tahun 2023. Selain itu, persentase karbon juga mempengaruhi keberadaan gastropoda secara positif sebesar 0,47 pada tahun 2022 dan 0,81 tahun 2023.

Tidung Island in the Thousand Islands has a variety of ecosystems, one of which is seagrass beds. This diversity has made Tidung Island widely used as a research site and a leading tourist destination. It can affect the community structure of marine biota, such as gastropods in seagrass beds. The research aims to analyze changes in the gastropod community structure, compare it to the situation in March 2022, and analyze the correlation of the type of particles and the amount of carbon sediment to the density of gastropods. This study used the quadrant method measuring 1 x 1 m with the help of transects. The community structure has increased in terms of density and diversity. The density in 2022 is 2,5 ind/m2 and 4,29 ind/m2 in 2023. The diversity indices in 2022 are 1,92 and increased to 2,31 in 2023. Other indices, such as evenness, dominance, and distribution, are relatively the same. Evenness in 2022 is 0,58 and 0,61 in 2023. The dominance indices in 2022 are 0,21 and 0,14 in 2023. The distribution indices for each gastropod tend to be the same, as a group and uniform. Based on the similarity value, the similarity of gastropod composition in 2022 and 2023 is 0,64. Gastropods are also affected by the type of particles which has a positive correlation with sand of 0,46 in 2022 and 0,44 in 2023. The correlation of gastropods with grains has a negative correlation of -0,74 in 2022 and -0,39 in 2023. The correlation with mud is also a has a negative correlation of -0,42 in 2022 and -0,43 in 2023. In addition, the percentage of carbon also positively influences the presence of gastropods by 0,47 in 2022 and 0.81 in 2023."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Hesdianti
"ABSTRAK
Luas padang lamun di Pulau Panjang Teluk Banten terus menurun akibat aktivitas industri di sekitar Teluk Banten Hilangnya padang lamun merugikan dikarenakan kapasitas lamun dalam menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar dan waktu yang lama Penelitian bertujuan mengetahui struktur komunitas lamun estimasi laju penyerapan karbon pada lamun Enhalus acoroides dan Cymodocea serrulata beserta nutrien di Pulau Panjang Teluk Banten Komunitas lamun diukur menggunakan metode analisis vegetasi di 3 stasiun pengamatan Penyerapan karbon diukur menggunakan metode penandaan daun Zieman pada 30 tegakan lamun selama 21 hari Kandungan karbon pada lamun dan sedimen di analisis menggunakan metode Wakley Black sedangkan nutrien N P menggunakan metode Kjedahl untuk nitrogen dan metode Bray Kurts untuk fosfat Lamun yang ditemukan di Pulau Panjang yaitu Enhalus acoroides Cymodocea serrulata Syringodium isoetifolium Halophila ovalis dan Halodule uninervis Padang lamun didominansi oleh S isoetifolium dengan nilai kepentingan IV 119 90 Estimasi karbon yang diserap E acoroides dan C serrulata adalah 1 58 gC m2 hari dan 0 31 gC m2 hari dan karbon tersimpan yaitu 142 88 gC m2 untuk E acoroides dan 18 91 gC m2 untuk C serrulata Lamun mengandung 42 91 44 08 karbon dan

ABSTRACT
Seagrass bed in Panjang Island Banten Bay has been decreased due to industry activities Seagrass loss was demetrial because seagrass has capacity in uptake and store carbon in greater scale The aims of research were to gain the seagrass community structure and to estimate carbon uptake and store by seagrass Enhalus acoroides and Cymodocea serrulata also it rsquo s nutrient content in Panjang Island Banten Bay Seagrass community was measured using vegetation analysis method Carbon uptake using Zieman leaf marking method The method was examined at 30 seagrass shoots for 21 days Carbon storage in seagrass also in sediment was analyzed using Wakley Black method There were 5 species seagrass found in Panjang Island Enhalus acoroides Cymodocea serrulata Syringodium isoetifolium Halophila ovalis and Halodule uninervis Seagrass was dominated by S isoetifolium with Importance Value IV 119 90 Seagrass condition on Panjang Island was medium high desity 235 03 ind m2 and good coverage 60 16 Estimation of carbon uptake by E acoroides and C serrulata in Panjang Island were 1 58 gC m2 d and 0 31 gC m2 d while carbon storage were 142 88 gC m2 and 18 91 gC m2 respectively Nutrient in seagrass contained of 42 91 44 08 carbon less than 0 91 nitrogent and phospate under 0 23 ppm Conversely nutrient on the sediment has much greater phosphate average 104 54 116 76 ppm and less than 1 carbon and nitrogent "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T39372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Eve Berliana
"Telah dilakukan penelitian tentang struktur populasi kerang Pinna muricata dan korelasinya dengan kepadatan lamun di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan menganalisis struktur populasi kerang Pinna muricata yang meliputi kelimpahan, persebaran, dan ukuran, serta mencari tahu ada atau tidaknya korelasi dengan jumlah lamun di sekitarnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan transek sepanjang 50 meter yang dibentangkan mengelilingi pulau secara tegak lurus dari pantai. Pada jalur transek tersebut diletakan kuadrat dengan luas 10×2 m2 sebanyak tiga buah dengan jarak antar kuadrat adalah 10 m. Pinna muricata yang ditemukan pada tiap kuadrat dihitung dan diletakan kuadrat kecil seluas 1×1 m2 dengan posisi sehingga Pinna muricata berada di tengah kuadrat tersebut. Tegakkan tiap jenis lamun yang ada dalam kuadrat kecil dihitung. Setelah itu, cangkang kerang diambil dari substrat dan dihitung morfometrinya menggunakan penggaris. Tiap data yang didapat ditampilkan dalam tabel, dan dibandingkan dengan data yang didapat pada penelitian sebelumnya. Data jumlah Pinna muricata, jumlah tegakkan lamun, dan panjang total cangkang diuji dalam rumus Uji Korelasi Spearman. Hasil menunjukkan bahwa jumlah kerang Pinna muricata menurun sampai 42,6%, dan panjang total cangkang dari Pinna muricata menurun 13,49% dibandingkan dengan penelitian pada tahun 2003. Hasil Uji Korelasi Spearman menunjukan adanya nilai korelasi positif antara jumlah Pinna muricata dan jumlah tegakkan lamun dengan nilai koefisien korelasi 0,86, namun, ditemukan nilai korelasi negatif antara panjang total cangkang Pinna muricata dengan jumlah tegakkan lamun dengan nilai koefisien korelasi -0,51.

A research about the population structure of Pinna muricata and its correlation with the number of seagrass shoots around them had been conducted. The purpose of this study was to count, compare, and analyze the population structure of Pinna muricata in the shape of their numbers, distributions, and size, then finding out whether or not those factors have any correlations with the number of seagrass’ shoots around them. Data collecting was done with a 50 meter line transect placed vertically with shoreline. On the transect track, a 10×2 m2 quadrats was placed three times, with the distance of each quadrats is 10 m. Each Pinna muricata that was found on the quadrat was counted, and then a smaller quadrat with the size of 1×1 m2 was put in a way that makes the Pinna muricata is placed on the center of the small quadrat. Every seagrass’ shoots that was found on the small quadrat was counted. Then Pinna muricata was picked from its substrate to measure its morphometrics. Every data that was found was displayed on a table to be compared with previous research. The number of Pinna muricata that was found, number of seagrass’ shoots, and the total length of Pinna muricata was analyzed using the Spearman’s Rank Correlation Coefficient formula. Results show that the number of Pinna muricata had decrease by 42,6%, and the total length of Pinna muricata had also decrease by 13,49% when compared to a previous study in 2003. The results of Spearman’s rank correlation coefficient showed a positive correlation between the number of Pinna muricata and the number of seagrass’ shoots, with the number of correlation coefficient is 0,86. The result also showed a negative correlation between the total length of Pinna muricata’s shell and the number of seagrass’ shoots, with the number of correlation coefficient is -0,51."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Widiastuti
"Ekosistem lamun menyediakan produk dan jasa lingkungan bagi manusia. Produk dan jasa lingkungan dari ekosistem ini memiliki nilai ekonomi yang berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi masyarakat pesisir. Oleh karena itu ingin mengetahui nilai ekonomi produk dan jasa ekosistem lamun sebagai pertimbangan untuk mendorong kegiatan lanjutan pasca program pengelolaan ekosistem lamun di Desa Teluk Bakau dan Malang Rapat. Hasil Kajian nilai ekonomi produk dan jasa ekosistem lamun di desa Teluk bakau dan Malang Rapat untuk tahun 2010 didapatkan sebesar Rp 324.615.714.497.
Capaian program Trismades menunjukkan bahwa program tersebut berhasil untuk meningkatkan pengelolaan ekosistem lamun dan meningkatkan kesadaran masyarakat pada pengelolaan ekosistem lamun, namun kurang berhasil meningkatkan kegiatan ekonomi lokal yang ramah lingkungan. Rencana kegiatan untuk keberlanjutan program pengelolaan pasca program Trismades adalah mempertahankan capaian program, diantaranya: pengelolaan dan perawatan DPPL, pengelolaan Pondok Informasi, lanjutan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta lanjutan pelatihan mata pencaharian alternatif.;Seagrass ecosystems to provide environmental products and services for humans.

Environmental products and services from these ecosystems have economic value that contribute to the economic well-being of coastal communities. Therefore theresearch aim to study the economic value of seagrass ecosystem of products and services as a consideration to encourage post-program follow-up activities ecosystem management of seagrasses in the Teluk Bakau and Malang Rapat Village. Results Assessment of economic value of ecosystem products and services seagrasses and mangroves in the Gulf of Malang village meeting for the year 2010 amounting to IDR 324.615.714.497 obtained.
Trismades program achievements. indicates that the program successfully to improve the management of seagrass ecosystems and raise public awareness on the management of seagrass ecosystems, but less successful in increasing local economic activity is environmentally friendly. Action plans for the sustainability of post-program Trismades management program is to maintain the achievements of the program, including: management and maintenance of seagrass sanctuary and Community Information and Training Center, advanced training to increase public awareness as well as the advanced training of alternative income generation.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30243
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrizal Ari Iwari
"Peningkatan gas CO2 di atmosfer dapat mengakibatkan peningkatan suhu rata-rata di bumi yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Padang lamun, salah satu komunitas penyusun ekosistem pesisir pantai memiliki fungsi yang dapat dipertimbangkan sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju penyerapan karbon dan potensi tiap jenis lamun sebagai penyimpan karbon serta mengestimasi total kandungan karbon komunitas lamun. Penelitian dilakukan pada bulan Januari - Juni 2013 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Data diperoleh dengan menggunakan metode transek kuadrat untuk menentukan struktur komunitas dan biomassa. Pengukuran pertumbuhan dan produksi daun lamun dilakukan dengan metode penandaan daun, sementara untuk produktivitas serasah menggunakan metode kurungan. Analisis kandungan karbon dalam bagian tanaman lamun dan serasah lamun dilakukan dengan metode Walkley & Black.
Hasil menunjukan bahwa rata-rata laju penyerapan karbon di Pulau Pramuka sebesar 0,53 gC/m2/hari. Dua jenis lamun yang mempunyai laju penyerapan karbon yang tinggi yaitu Thalassia hemprichii (1,69 gC/m2/hari) dan Cymodocea rotundata (0,65 gC/m2/hari), sedangkan jenis lamun yang memiliki cadangan karbon yang tertinggi yakni Enhalus acoroides (139,95 gC/m2) diikuti oleh Thalassia hemprichii (56,87 gC/m2) dan yang terendah ditemukan pada Halophila ovalis (1,91 gC/m2). Rata-rata cadangan karbon pada komunitas lamun Pulau Pramuka sebesar 200,90 gC/m2. Berdasarkan estimasi, total luas padang lamun di Pulau Pramuka sebesar 59,25 ha, sehingga total kandungan karbon yang diperoleh yakni 119,03 ton atau setara dengan 2,01 ton/ha dan jumlah CO2 yang diserap oleh padang lamun Pulau Pramuka yakni sekitar 436,84 ton CO2.

The increase of CO2 in the atmosphere may caused the increasing average temperature of the earth, which could cause climate change. Seagrass beds, one of the constituent communities and coastal ecosystems has a function that can be considered as a carbon sink and carbon stock. This study aims to analyze the rate of carbon sequestration and the potential of each species of seagrass as a carbon sink as well as estimating total carbon stock in seagrass communities. The study was conducted in January - June 2013 in the Pramuka Island, Seribu Islands, Jakarta. Data obtained using quadratic transect method for determining community structure and biomass of seagrass. Measurement of seagrass growth and leaf production is done by the leaf marking method, while for leaf litter productivity using cages method. Analysis percentage of carbon in the plant parts of seagrass and seagrass leaf litter carried by Walkley & Black method.
The results show that the average rate of carbon sequestration at Pramuka Island is 0,53 gC/m2/day. There are two species of seagrass that have a high rate of carbon sequestration is Thalassia hemprichii (1,69 gC/m2/day) and Cymodocea rotundata (0,65 gC/m2/day). While seagrass species that has the highest carbon stocks that Enhalus acoroides (139,95 gC/m2) followed by Thalassia hemprichii (56,87 gC/m2) and the lowest was found in Halophila ovalis (1,91 gC/m2). Average carbon stock in seagrass communities Pramuka Island at 200,90 gC/m2. Based on estimates​​, the total area of ​​seagrass beds at Pramuka Island of 59,25 ha. The total carbon stock can be determined that 119,03 tons, or equivalent to 2,01 tons/ha and the amount of CO2 absorbed by seagrass Pramuka Island which is about 436,84 tons of CO2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin: Springer, 2006
581.7 SEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Christon
"Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan analisis kesesuaian kawasan dalam rangka pengembangan pengelolaan pariwisata padang lamun di Pulau Pari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat jenis lamun yang ditemukan. Tutupan dan kerapatan lamun di Pantai Bintang, Kresek, dan Pasir Perawan masing-masing yaitu 59,83 dan 76 individu/m2, 47,56 dan 54 individu/m2, dan 16,61 dan 9 individu/m2. Indeks keanekaragaman padang lamun di Pulau Pari termasuk pada kategori sedang. Daya dukung lingkungan untuk obyek wisata padang lamun di Pulau Pari pada komponen ekologi yaitu 94 pengunjung/hari di Pantai Bintang, 59 pengunjung/hari di Pantai Kresek, dan 58 pengunjung/hari di Pantai Pasir Perawan. Komponen sosial masyarakat menyatakan menerima kedatangan wisatawan, namun wisatawan yang berkunjung menyatakan kurang puas. Selain itu, komponen ekonomi kegiatan pariwisata meningkatkan pendapatan masyarakat. Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Bintang, Kresek, dan Pasir Perawan masing-masing yaitu sebesar 91,35 86,54 , dan 67,31 . Padang lamun belum dikelola karena rendahnya pemahaman masyarakat mengenai peran padang lamun.

This research was conducted using suitability analysis method on management of seagrass tourism development in Pari Island. The result showed that there is four seagrass species were found. Seagrass rsquo coverage and density at Bintang, Kresek, and Pasir Perawan Beach were recorded as 59.83 and 76 ind m2, 47.56 and 54 ind m2, and 16.61 and 9 ind m2 respectively. Diversity index of seagrass in Pari Island was 1,199, categorized as moderate condition. The carrying capacity for seagrass as tourism object in Pari Island in ecological aspect were 94 tourists day for Bintang Beach, 59 tourists day for Kresek Beach, and 58 tourists day for Pasir Perawan Beach. Based on social aspect, local people of Pari Island were mostly welcome the tourists, however the tourists were not really satisfied with the tourism objects. In economic aspect, tourism activities increase local peoples rsquo income. Suitability index for Bintang Beach, Kresek Beach, and Pasir Perawan Beach were 91.35 , 86.54 , and 67.31 , respectively. It was found that seagrass beds have not been managed due to low understanding of the role of seagrass."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ahdi Sabilarrosyad
"Upaya mitigasi efek gas rumah kaca telah dilakukan dengan berbagai cara dan pendekatan, salah satunya adalah dengan mengetahui kadar karbon pada cangkang dan tubuh gastropoda mangrove serta faktor lingkungan yang memengaruhinya. Penelitian telah dilakukan di Pulau Rambut dan Pulau Pari dengan mengambil sampel gastropoda Terebralia sulcata serta mengukur parameter lingkungan (suhu udara, pH tanah, salinitas air, dan karbon sedimen). Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar karbon cangkang dan tubuh T. sulcata di kedua pulau serta pengaruh lingkungan yang menyebabkan perbedaan hasil tersebut. Metode dalam mendapatkan nilai karbon pada tubuh T. sulcata dan sedimen dilakukan dengan pengabuan, sedangkan kadar karbon cangkang T. sulcata dilakukan dengan pengasaman. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara kadar karbon (%C) cangkang di Pulau Rambut (10,08 ± 0,32) dengan Pulau Pari (10,16 ± 0,90). Sebaliknya, terdapat perbedaan signifikan antara kadar karbon (%C) tubuh di Pulau Rambut (33,66 ± 1,86) dengan Pulau Pari (19,88 ± 1,38). Kadar karbon sedimen dapat menjadi pengaruh kadar karbon tubuh T. sulcata dengan nilai korelasi sebesar 0,492 di Pulau Rambut.

Mitigation efforts to reduce greenhouse gas effects have been conducted using various approaches, including assessing carbon levels in the shells and bodies of mangrove gastropods, along with the environmental factors that influence them. Research was conducted on Rambut Island and Pari Island, where Terebralia sulcata gastropods were sampled, and environmental parameters (air temperature, soil pH, water salinity, and sediment carbon) were measured. The study aimed to identify differences in carbon levels in T. sulcata shells and bodies between the two islands and determine the environmental factors contributing to these variations. Carbon levels in the gastropod bodies and sediments were measured through combustion, while acidification was used for shell carbon assessment. Results showed no significant difference in shell carbon (%C) between Rambut Island (10.08 ± 0.32) and Pari Island (10.16 ± 0.90). However, a significant difference was observed in body carbon (%C) between Rambut Island (33.66 ± 1.86) and Pari Island (19.88 ± 1.38). The sediment carbon content can influence the carbon content of T. sulcata's body with a correlation value of 0.492 on Pulau Rambut Island."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yushra
"Telah dilakukan penelitia yang bertujuan mengestimasi stok karbon dalam sedimen pada ekosistem padang lamun di kepulauan Spermonde, khususnya di Pulau Bonetambung dan Pulau Lae-Lae, Makassar. Pengambilan sedimen dilakukan pada area padang lamun dengan menggunakan sediment core berdiameter 5 cm dan kedalaman alat sampai 30 cm. Luasan tutupan lamun diperoleh dari analisis citra satelit Landsat-8 dan kondisi lamun yaitu dengan menggunakan petak contoh berukuran 100cm x 100cm. Hasil analisis citra landsat-8 didapatkan luasan tutupan ekosistem padang lamun di Pulau Bonetambung yakni 14.18 ha dimana didapatkan 4 kategori tutupan lamun yaitu sangat padat 0.2 ha , padat 0.7 ha , sedang 6 ha dan jarang 7 ha . Sedangkan pada Pulau Lae-Lae diperoleh luasan ekosistem padang lamun yakni 5,04 ha dan didapatkan 3 kategori tutupan lamun yaitu jarang 0,36 ha , sedang 3,42 ha dan padat 1,23 ha.
Hasil analisis contoh sedimen didapatkan pada Pulau Bonetambung dan Pulau Lae-Lae didominasi oleh tipe sedimen pasir kasar. Didapatkan nilai rerata kandungan karbon sedimen pada ekosistem padang lamun yaitu di Pulau Bonetambung 9,6 MgCha-1 pada kedalaman 0-30 cm sedangkan di Pulau Lae-Lae diperoleh 8,98 MgCha-1. Total Stok karbon sedimen pada area padang lamun Pulau Bonetambung yaitu 136,08 MgC atau setara dengan 503,5 MgCO2 e sedangkan di Pulau Lae-Lae didaptkan 44,86 MgC atau setara dengan 165,9 MgCO2 e. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem lamun berperan sangat penting dalam menjaga stok karbon di laut sehingga perlu mendapat perhatian untuk konservasinya.

Research has been conducted to estimate carbon stocks of sediments in the seagrass ecosystems of the Spermonde islands, particularly on the Bonetambung Island and Lae Lae Island, Makassar City. Sediment collection was carried out on the seagrass beds area using 5 cm diameter core sediment and the depth up to 30 cm. The seagrass cover area was obtained from Landsat 8 satellite imagery analysis and seagrass condition was measured by using sample plots 100cm x 100cm . The result of landsat 8 image analysis was found that the extent of seagrass ecosystem cover on Bonetambung Island was 14.18 ha, which found 4 categories of seagrass cover that is very solid 0.2 ha , solid 0.7 ha, medium 6 ha and rare 7 ha . While on Lae Lae Island, the seagrass ecosystem area is 5,04 ha and 3 rams cover category is rarely 0,36 ha, medium 3,42 ha and solid 1,23 ha.
The result of sediment sampling was obtained on Bonetambung Island and Lae Lae Island was dominated by rough sand sediment type. The average value of sediment carbon content in the seagrass seagrass ecosystem is found in Bonetambung Island 9.6 MgCha 1 at a depth of 0 30 cm while on Lae Lae Island is 8.98 MgCha 1. Total Stock of sediment carbon in the seagrass area of Bonetambung Island was 136.08 MgC or equivalent to 503.5 MgCO2 e while on Lae Lae Island was obtained 44.86 MgC or equal to 165.9 MgCO2 e. The results show that the seagrass ecosystem plays a very important role in maintaining carbon stocks in the sea so it needs to get attention for its conservation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2017
T49317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>