Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137317 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karen Graciana Setiawan
"Latar Belakang Stres oksidatif meningkatan proses penuaan, khusunya pada ginjal. Penuaan pada ginjal dapat menyebabkan perubahan struktural sehingga terjadi penurunan fungsi ginjal. Tingkat stres oksidatif dapat dilihat melalui aktivitas spesifik katalase (biomarker). Spirulina memiliki berbagai kandungan antioksidan yang dapat mencegah terjadinya stress oksidatif. Studi ini mengukur efektivitas Spirulina terhadap aktivitas spesifik katalase ginjal tikus. Metode Studi berdesain eksperimental analitik yang menggunakan 30 tikus Wistar yang dikelompokan menjadi kontrol dan Spirulina di setiap kelompok usia tikus (12, 18, dan 24 minggu). Kelompok Spirulina diberikan 250 mg/kg BB/hari Spirulina selama 29 hari peroral melalui sonde lambung. Ginjal tikus diambil dan dihomogenkan untuk dihitung aktivitas spesifik katalasenya menggunakan metode spektrofotometri Mates. Hasil dianalisis menggunakan uji T independent dan ANOVA satu arah. Hasil Dalam uji-T independen, Spirulina menurunkan aktivitas katalase spesifik secara signifikan (p <0.05). Nilai p untuk umur 12 minggu, 18 minggu, dan 24 minggu masing-masing adalah 0.019, 0.000, dan 0.000. Selain itu, tes ANOVA satu arah menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan dari perubahan aktivitas spesifik katalase antara kelompok umur (p = 0.061). Kesimpulan Spirulina efektif dalam mengurangi stres oksidatif, ditunjukkan dengan penurunan aktivitas spesifik katalase yang signifikan. Kemudian, manfaat Spirulina sebanding untuk semua kemlopok umur karena perubahan aktivitas spesifik katalase antar umur tidak signifikan. Maka, Spirulina dapat digunakan untuk mencegah dan memperlambat perkembangan penuaan ginjal pada usia berapapun.

Introduction Oxidative stress increases the aging process, particularly the kidney. Aging of the kidney can cause structural changes resulting in decreased kidney function. The level of oxidative stress can be seen through catalase specific activity (biomarker). Spirulina has various antioxidant components that can prevent oxidative stress. This study measured the effectiveness of Spirulina on catalase specific activity in rat kidneys. Method This study used an analytic experimental design using 30 Wistar rats grouped as controls and Spirulina in each age group of rats (12, 18, and 24 weeks). The Spirulina group was given 250 mg/kg BW/day of Spirulina for 29 days orally through a gastric tube. Rat kidneys were taken and homogenized to calculate the catalase specific activity using the Mates spectrophotometric method. The results were analyzed by independent t-test and one-way ANOVA. Results In independent T-test, Spirulina decreases the catalase specific activity significantly (p < 0.05). The p-value for 12-week-old, 18-week-old, and 24-week-old is 0.019, 0.000, and 0.000, respectively. Additionally, one-way ANOVA test does not show any significant differences in change in catalase specific activity between age groups (p = 0.061). Conclusion Spirulina effectively decreases oxidative stress since the decrease in catalase specific activity is significant. Additionally, Spirulina’s benefit is comparable for all age groups since the change in catalase specific activity between age groups is insignificant. Thus, Spirulina can be used to prevent and slow down the progression of kidney aging at any age."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isya Abiyyu Mumtaz
"Latar Belakang: Stres oksidatif merupakan kondisi yang meningkat seiring dengan peningkatan usia, dengan tingkat stres oksidatif yang tinggi ditemukan pada organ hati. Spirulina platensis memiliki aktivitas antioksidan yang mampu mencegah stres oksidatif. Metode: Penelitian merupakan penelitian eksperimental menggunakan jaringan hati tersimpan dari 30 tikus Wistar jantan yang sebelumnya telah diberikan akuades dan Spirulina selama 29 hari. Terdapat enam kelompok perlakuan, yaitu tiga kelompok yang diberikan akuades berusia 12 minggu, 18 minggu, dan 24 minggu, serta tiga kelompok yang diberikan Spirulina berusia 12 minggu, 18 minggu, dan 24 minggu. Aktivitas spesifik enzim katalase pada jaringan hati akan diukur dengan metode Claiborne. Hasil: Perbedaan aktivitas spesifik enzim katalase yang signifikan ditemukan antara kelompok tikus perlakuan akuades antara kelompok usia 24 minggu dengan usia 12 minggu dan 18 minggu. Semua kelompok tikus perlakuan Spirulina memiliki aktivitas spesifik enzim katalase yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tikus perlakuan akuades dengan perbedaan signifikan ditemukan pada kelompok usia 18 minggu. Kesimpulan: Kelompok tikus usia 24 minggu memiliki aktivitas spesifik enzim katalase yang lebih rendah dibandingkan kelompok tikus usia 12 minggu dan 18 minggu. Tikus yang diberikan Spirulina memiliki aktivitas spesifik enzim katalase yang lebih rendah dibandingkan tikus yang diberikan akuades.

Introduction: Oxidative stress is a condition that increases following an increase in age with a significant level that can be found in the liver. Spirulina platensis has antioxidant activity that can prevent oxidative stress. Method: Experimental study using rat liver tissue of 30 rats from 6 groups, namely 3 groups aged 12 weeks, 18 weeks, and 24 weeks that were given aquadest, and 3 groups aged 12 weeks, 18 weeks, and 24 weeks that were given Spirulina extract. Specific activity of the catalase enzyme of the liver is measured using the Claiborne method. Results: A significant difference of specific activity of catalase can be seen between rats aged 24 weeks and rats aged 12 weeks and rats aged 18 weeks. Rats that were given Spirulina extract have a significant difference of specific activity of catalase between rats aged 18 weeks. Conclusion: Rats aged 24 weeks have a lower specific activity of catalase than rats aged 12 weeks and 18 weeks. All rats that were given Spirulina extract have a lower specific activity of catalase than rats that were given aquadest.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isya Abiyyu Mumtaz
"Latar Belakang: Stres oksidatif merupakan kondisi yang meningkat seiring dengan peningkatan usia, dengan tingkat stres oksidatif yang tinggi ditemukan pada organ hati. Spirulina platensis memiliki aktivitas antioksidan yang mampu mencegah stres oksidatif. Metode: Penelitian merupakan penelitian eksperimental menggunakan jaringan hati tersimpan dari 30 tikus Wistar jantan yang sebelumnya telah diberikan akuades dan Spirulina selama 29 hari. Terdapat enam kelompok perlakuan, yaitu tiga kelompok yang diberikan akuades berusia 12 minggu, 18 minggu, dan 24 minggu, serta tiga kelompok yang diberikan Spirulina berusia 12 minggu, 18 minggu, dan 24 minggu. Aktivitas spesifik enzim katalase pada jaringan hati akan diukur dengan metode Claiborne. Hasil: Perbedaan aktivitas spesifik enzim katalase yang signifikan ditemukan antara kelompok tikus perlakuan akuades antara kelompok usia 24 minggu dengan usia 12 minggu dan 18 minggu. Semua kelompok tikus perlakuan Spirulina memiliki aktivitas spesifik enzim katalase yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tikus perlakuan akuades dengan perbedaan signifikan ditemukan pada kelompok usia 18 minggu. Kesimpulan: Kelompok tikus usia 24 minggu memiliki aktivitas spesifik enzim katalase yang lebih rendah dibandingkan kelompok tikus usia 12 minggu dan 18 minggu. Tikus yang diberikan Spirulina memiliki aktivitas spesifik enzim katalase yang lebih rendah dibandingkan tikus yang diberikan akuades.

Introduction: Oxidative stress is a condition that increases following an increase in age with a significant level that can be found in the liver. Spirulina platensis has antioxidant activity that can prevent oxidative stress. Method: Experimental study using rat liver tissue of 30 rats from 6 groups, namely 3 groups aged 12 weeks, 18 weeks, and 24 weeks that were given aquadest, and 3 groups aged 12 weeks, 18 weeks, and 24 weeks that were given Spirulina extract. Specific activity of the catalase enzyme of the liver is measured using the Claiborne method. Results: A significant difference of specific activity of catalase can be seen between rats aged 24 weeks and rats aged 12 weeks and rats aged 18 weeks. Rats that were given Spirulina extract have a significant difference of specific activity of catalase between rats aged 18 weeks. Conclusion: Rats aged 24 weeks have a lower specific activity of catalase than rats aged 12 weeks and 18 weeks. All rats that were given Spirulina extract have a lower specific activity of catalase than rats that were given aquadest.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Yudha Irawan
"ABSTRAK
Radikal bebas dapat merusak komponen sel seperti lipid, protein, dan DNA. Kerusakan ini dapat terjadi di berbagai jaringan, termasuk di jantung. Antioksidan dapat menjaga jaringan dari proses oksidatif akibat radikal bebas. Berbagai antioksidan terdapat di dalam tubuh, yaitu antioksidan enzimatik seperti katalase, superoxide dismutase SOD , dan glutathione peroxidase GSH serta antioksidan nonenzimatik seperti vitamin E dan vitamin C. Bekatul diketahui mengandung tokoferol dan tokotrienol, yang merupakan jenis vitamin E. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh efek antioksidan bekatul dari beras varietas IPB3s terhadap aktivitas spesifik katalase dibandingkan dengan vitamin E pada jantung tikus yang diinduksi CCl4 sebagai penghasil radikal bebas. Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimental dengan menggunakan sampel 30 ekor tikus jantan galur Rattus novergicus. Seluruh tikus dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok tikus yang digunakan, yaitu satu kelompok kontrol dan sembilan kelompok perlakuan. Aktivitas spesifik katalase dari jantung tikus di setiap kelompok kemudian diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas spesifik katalase pada kelompok tikus yang diberi ekstrak bekatul lebih tinggi dari kelompok kontrol dan kelompok yang diberi vitamin E meskipun tidak berbeda bermakna secara statistik. Penulis menyimpulkan bahwa bekatul beras varietas IPB3s memiliki efek antioksidan.

ABSTRACT
Free radicals can damage cell components such as lipid, protein, and DNA. They can damage many tissues, including cardiac tissue. The oxidative damage caused by free radicals can be prevented by antioxidant. There are many antioxidants in our body, which are enzymatic antioxidants such as catalase, superoxide dismutase SOD , and glutathione peroxidase GSH and non enzymatic antioxidants such as vitamin E and vitamin C. Rice bran contains tocopherol and tocotrienol, subgroups of vitamin E. This experiment aims to know the antioxidant effect in rice bran variety IPB3s on specific activity of catalase in comparison to vitamin E in CCl4 induced rat heart. Experimental design is used in this study using thirty Rattus novergicus rats as samples. Rats were placed in ten groups for this experiment, in which one group was control group and the rest were experimental groups. The specific activity of catalase in rat heart of each group is then measured. The result showed that the specific activity of catalase in groups treated with rice bran is higher than control and vitamin E treated groups, although the differences are not statistically significant. This indicates that rice bran variety IPB3s has antioxidant effect."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Attika Adrianti Andarie
"ABSTRAK
Pendahuluan: Cengkih (Syzygium aromaticum) adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat dan umum dibudidayakan di Indonesia. Salah satu kandungan cengkih, eugenol, dikatakan memiliki efek antioksidan, disamping efek-efek menguntungkan lainnya. Penelitian ini menginvestigasi efektivitas ekstrak cengkih sebagai antioksidan pada kerusakan hati tikus karena CCl4, yang dilihat dari aktivitas spesifik enzim katalase. Metode: Tiga puluh enam tikus Wistar dibagi menjadi 6 kelompok dengan perlakuan berbeda, yaitu CCl4 saja (kontrol negatif), CCL4 dan alpha tokoferol (kontrol positif), serta CCl4 dan ekstrak cengkih selama 1 hari, 3 hari,
5 hari, dan 7 hari. Hasil: Dari uji One-way ANOVA dengan post hoc LSD didapatkan aktivitas spesifik enzim katalase yang lebih tinggi pada keempat kelompok yang diberikan ekstrak cengkih dibandingkan kelompok kontrol positif dan kontrol negatif, walaupun secara statistik tidak ditemukan perbedaan yang bermakna. Perbedaan aktivitas spesifik katalase antara kontrol positif (0.0153 U/ml/gr protein) dan kelompok perlakuan 1 hari (0.0271 U/ml/gr protein) mendekati kebermaknaan (p =
0.079). Hasil ini menunjukkan adanya efek hepatotoksik ekstrak cengkih terhadap sel hati tikus Wistar. Kesimpulan: Ekstrak cengkih tidak bermanfaat sebagai antioksidan dalam memperbaiki kerusakan hati tikus Wistar karena CCl4 dilihat dari aktivitas spesifik enzim katalase.
ABSTRACT
Introduction: Clove (Syzygium aromaticum) is a spice of many purposes, commonly used in many aspects of life in Indonesia. One of the major compounds found in cloves is eugenol, which is recognized for being an antioxidant. This research investigates the efficacy of clove's extract as an antioxidant in CCl4-induced liver damage in Wistar rats, indicated by catalase's specific activity. Methods: Thirty-six Wistar rats was categorized into six groups, which were given only CCl4 (negative control), CCl4 and alpha tocopherol (positive control), CCl4 and clove extract for 1 day, 3 days, 5 days, and 7 days respectively. Results: One-way ANOVA with LSD post hoc comparisons were performed. Catalase specific activity in the four groups that were given clove extracts were higher compared to the negative control and positive control groups, although the difference wasn't statistically significant. The discrepancy between catalase specific activity in the positive control group (0.0153
U/ml/gr protein) and the group which was given one day of clove extract (0.0271
U/ml/gr protein) was close to being statistically significant (p = 0.079). Thus, clove extract is assumed to have a hepatotoxic effect to Wistar rats liver cells. Conclusion: Clove extract has no benefits as an antioxidant in repairing CCl4-induced liver damage in Wistar rats, as indicated by catalase specific activity"
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Anatriera
"Penelitian ini membahas aktivitas spesifik katalase dalam mencegah stres oksidatif pada jaringan yang disebabkan oleh kondisi hipoksia hipobarik. Hipoksia hipobarik akut berulang sering dialami oleh para penerbang, terutama ketika harus menjalani prosedur Hypobaric Chamber training yang rutin diadakan dua tahun sekali. Salah satu jaringan yang rentan terhadap stres oksidatif akibat hipoksia adalah jaringan ginjal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan aktivitas spesifik katalase jaringan ginjal tikus percobaan yang diinduksi hipoksia hipobarik akut yang berulang.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimental. Sampel jaringan ginjal diambil dari total 25 ekor tikus jantan galur Wistar yang dikelompokkan menjadi empat kelompok perlakuan dengan perbedaan frekuensi terhadap perlakuan prosedur Hypobaric chamber dan satu kelompok kontrol. Metode untuk mengukur aktivitas spesifik katalase menggunakan metode Mates et al. (1999) yang telah dimodifikasi oleh Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan bermakna aktivitas spesifik katalase semua kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0.05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perubahan berupa peningkatan yang signifikan aktivitas spesifik katalase di jaringan ginjal tikus percobaan yang diinduksi hipoksia hipobarik akut secara berulang dibandingkan dengan kelompok kontrol.

This research determines about specific activity of catalase in preventing hypoxiainduced oxidative stress. Besides, one of the most common hypoxia condition which occurs in aviators is hypobaric hypoxia. Hypobaric chamber training which has been a fundamental component of aviation training could induce acute intermittent hypobaric hypoxia. Kidney was known as highly-demand organ of oxygen which makes its susceptible to oxidative injury. This research aims to determine changes in specific activity of catalase in rat?s kidney exposed to acute intermittent hypobaric hypoxia.
The research design used was experimental design. Twenty five male Wistar rats were divided into five groups of five animals each. One control group of rats were kept under normobaric oxygen atmosphere. Four experimental group were exposed to acute hypobaric hypoxia in a hypobaric chamber for some intermittent period of time. Specific activity of catalase was determined using Modified Mates method.
The result shows that all experimental groups are significantly different in comparison with control group. This research concludes that there are significant increases in specific activity of catalase in all experimental groups compared to control group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kenny Augusto
"Pam adalah organ yang berfungsi untuk memfasilitasi
pemlkaran oksigen dari lingkungan ke dalam tubuh. Oksigeo yang digunakan
untuk proses metabolism rentan terhadap reduksi menjadi spesies oksigen reaktif
(SOR) yang dapat merusak makromolekul di dalam sel seperti lipid, protein, dan
DNA. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, diperlukan antioksidan. Katalase
adalah salah satu antioksidan enzimatik yang terdapat di dalam tubuh. Pada
kondisi hipoksia, jumlah oksigen yang dapat digunakan tubuh menurun,
sehingga fentan terbentuk SOR dalam jumlah banyak. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menilai aktivitas spesifik katalase pada kondisi hipoksia yang
berkeianjutan. Metode: Sarnpei paru diambil dan tikus Sprague-Dawley jantan
berusia 6-8 minggu dengan berat badan 150-200 g, yang dibagi menjadi lima
gmp yaitu, kontrol dan perlakuan (10% 02, 90% N z) selama I, 3, 5, dan 7 hari.
Kemudian, aktivitas spesifik kata1ase diukur dan dihitung dari janngan paru
tersebut. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan bennakna
antara grup kontrol dan grup I han dan 3 han perlakuan hipoksia (p=0.014 dan
p=O.OOl). Namun, perbandingan antara grup 3 han perlakuan hipoksia dengan 7
hari perlakuan hipoksia juga menghasilkan perbedaan hasil yang signifikan
(p=O .028). Kesimpulan: Hipoksia sistemik berkelanjutan menunmkan aktifitas
spesifik di jaringan pam pada tikus diikuti dengan kenaikan mendekati level
normal."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Tendi
"Penyakit ginjal kronik merupakan penyakit yang dapat berakibat fatal. Penyebab dari terjadinya penyakit ini bervariasi termasuk karena adanya stres oksidatif. Oleh karena itu, salah satu cara pencegahan terjadinya penyakit ini adalah dengan mengurangi stres oksidatif dengan menggunakan obat atau senyawa yang dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan salah satunya katalase. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh durasi pemberian kombinasi ekstrak akar kucing (Acalypha indica Linn) dan pegagan (Centella asiatica) terhadap perubahan aktivitas spesifik enzim katalase dalam ginjal tikus yang mengalami hipoksia. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan kontrol positif berupa pemberian pirasetam, kontrol negatif berupa pemberian akuades dan kelompok yang lain dengan perlakuan pemberian kombinasi ekstrak selama 3 hari, 7 hari dan 14 hari. Penelitian menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan jumlah sampel sebesar 40 ekor. Setelah dilakukan analisis, ternyata tidak terdapat perbedaan bermakna pada semua kelompok yang diujikan (p=0.702). Dapat disimpulkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak ini dengan durasi 3 hari, 7 hari dan 14 hari memiliki efek yang hampir sama dengan kontrol positif (pirasetam).

Chronic kidney disease is a disease that can be fatal. The cause of this disease is vary, including oxidative stress. Therefore, one of the way to prevent this disease to develop is to decrease the amount of oxidative stress by using drug or substance that can increase the activity of antioxidant enzymes such as catalase. This research is about the effect of the duration of using extract combination between Akar Kucing (Acalypha indica Linn) and Pegagan (Centella asiatica) on the specific change of catalase enzyme activity in hypoxic rat's kidney. This research uses an experimental design with positive control using pirasetam, negative control using aquades and the other groups with the using of extract combination for 3 days, 7 days and 14 days. The analysis will be done with Kruskal-Wallis analysis and the samples are 40 rats' kidneys. The result show that there is no difference between all of the experimental groups (p=0.702). As a conclusion, use of this extract combination for 3 days, 7 days and 14 days has an almost same effect with the positive control (pirasetam)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Nugroho Putri
"Hipoksia pada ketinggian diketahui menyebabkan stress oksidatif. Dilakukan penelitian mengenai aktivitas spesifik katalase pada jaringan hati tikus dengan metode spektrofotometri untuk mengukur pemecahan hidrogen peroksida. Tikus dipajankan pada hipoksia hipobarik akut berulang dengan simulasi ketinggian 35,000 kaki yang diturunkan bertahap ke ketinggian 25,000 kaki, 20,000 kaki, lalu 18,000 kaki. Hewan uji dibagi ke dalam 4 kelompok: 1) diberi 1 kali perlakuan, 2) diberi 2 kali perlakuan, 3) diberi 3 kali perlakuan, 4)diberi 4 kali perlakuan, dengan setiap prosedur diselingi periode normoksia selama 7 hari. Hipoksia menyebabkan penurunan aktivitas spesifik katalase pada semua kelompok uji. Penurunan bermakna didapatkan pada kelompok 2 (p = 0.008), 3 (p = 0.008), dan 4 (p = 0.008). Hasil pada kelompok 1 tidak menunjukkan perbedaan bermakna dibandingkan kontrol (p = 0.548). Hipoksia hipobarik menginduksi penurunan aktivitas spesifik katalase hati.

Hypoxia at high altitude is known as a cause of oxidative stress. Specific activity of catalase in rat liver submitted to recurrent acute hypobaric hypoxia were studied by means of measuring the breakdown of hydrogen peroxide spectrophotometrically. Animals were submitted to simulated altitudes of 35,000 ft lowered gradually to 25,000 ft, 20,000, and 18,000 ft. The experimental groups were as follows: 1) rats exposed to one procedure, 2) exposed to two procedures, repeatedly, 3) exposed to three-times of procedures, and 4) exposed to four-times of procedures, each procedure was interrupted with 7 days period of normoxia. Hypoxia produced a decrease in specific activity of liver catalase in all experimental groups. Significant decreases were showed in group 2 (p = 0.008), 3 (p = 0.008), and 4 (p = 0.008). Group 1 showed no significant difference compared to control group (p = 0.548). Hypobaric hypoxia induces a decrease in the specific activity of catalase in rat liver."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Oktavianto Makdasari
"Pendahuluan: Penuaan merupakan proses biologis yang ditandai dengan penurunan fungsi fisiologis sel yang bersifat progresif dan ireversibel. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap proses penuaan yaitu stres oksidatif yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi malondialdehid (MDA) pada suatu jaringan maupun organ. Spirulina platensis diketahui memiliki kandungan senyawa yang bersifat antioksidan dan berpotensi menurunkan tingkat stres oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek pemberian ekstrak etanol Spirulina platensis terhadap konsentrasi malondialdehid (MDA) pada jantung tikus berbagai kelompok usia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental in vivo. Sampel yang digunakan yaitu homogenat jaringan jantung tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi kelompok usia 12, 18, dan 24 minggu yang sebelumnya diberikan suplementasi ekstrak etanol Spirulina platensis dengan dosis 200 mg/kgBB selama 29 hari. Kelompok kontrol dengan usia 12, 18, dan 24 minggu tidak diberikan suplementasi Spirulina platensis dan hanya diberikan aquabidest. Konsentrasi MDA pada homogenat jaringan jantung tikus diukur dengan menggunakan metode Will. Hasil: Rerata konsentrasi MDA pada jaringan jantung kelompok tikus usia 12 minggu yang diberikan suplementasi ekstrak etanol Spirulina platensis (0,034 nmol/mg protein) lebih rendah tidak bermakna dibandingkan dengan kelompok tikus usia 12 minggu kontrol (0,039 ± 0,011 nmol/mg protein). Rerata konsentrasi MDA pada jaringan jantung kelompok tikus usia 18 minggu yang diberikan suplementasi ekstrak etanol Spirulina platensis (0,114 nmol/mg protein) lebih tinggi tidak bermakna dibandingkan dengan kelompok tikus usia 18 minggu kontrol (0,050±0,022 nmol/mg protein). Rerata konsentrasi MDA pada jaringan jantung kelompok tikus usia 24 minggu yang diberikan suplementasi ekstrak etanol Spirulina platensis (0,088 nmol/mg protein) lebih tinggi tidak bermakna dibandingkan dengan kelompok tikus usia 24 minggu kontrol (0,067 ± 0,031 nmol/mg protein). Kesimpulan: Suplement ekstrak etanol Spirulina platensis dengan dosis 200 mg/kgBB selama 29 hari cenderung menurunkan konsentrasi MDA pada tikus Wistar jantan usia 12 minggu; dan belum mampu memberikan efek penurunan konsentrasi MDA pada tikus Wistar jantan usia 18 dan 24 minggu.

Introduction: Aging is a biological process characterized by a progressive and irreversible decline in physiological cell functions. One of the factors contributing to the aging process is oxidative stress, indicated by an increase in the concentration of malondialdehyde (MDA) in tissues and organs. Spirulina platensis is known to contain antioxidant compounds and has the potential to reduce oxidative stress levels. This study aims to analyze the effect of administering ethanol extract of Spirulina platensis on the concentration of Malondialdehyde (MDA) in heart of rats of different age groups. Method: This research utilized an in vivo experimental study design. The samples used were homogenates of the heart tissues from male Wistar rats divided into age groups of 12, 18, and 24 weeks. Before the study, these rats were given supplementation of ethanol extract of Spirulina platensis at a dosage of 200 mg/kgBW for 29 days. The control groups of 12, 18, and 24-week-old rats were not given Spirulina platensis supplementation and were only administered with aquabidest. The MDA concentration in the homogenates of the rat heart tissues was measured using the Will’s method. Results: The mean of MDA concentration in the heart tissues of the 12-week-old rat group that received supplementation of ethanol extract of Spirulina platensis (0.034 nmol/mg protein) was insignificantly lower than the control group of 12-week-old rats (0.039±0.011 nmol/mg protein). The mean of MDA concentration in the heart tissues of the 18-week-old rat group that received supplementation of ethanol extract of Spirulina platensis (0.114 nmol/mg protein) was insignificantly higher than the control group of 18-week-old rats (0.050±0.022 nmol/mg protein). The mean of MDA concentration in the heart tissues of the 24-week-old rat group that received supplementation of ethanol extract of Spirulina platensis (0.088 nmol/mg protein) was insignificantly higher than the control group of 24-week-old rats (0.067±0.031 nmol/mg protein). Conclusion: The supplementation of ethanol extract of Spirulina platensis at a dosage of 200 mg/kgBW for 29 days tended to decrease the MDA concentration in 12-week-old male Wistar rats but did not show a reduction in MDA concentration in 18 and 24-week-old male Wistar rats."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>