Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72573 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Athaya Kindhi
"Kulit buah tanaman Garcinia mangostana atau manggis dapat dimanfaatkan menjadi produk farmasi, salah satunya sebagai sediaan kosmetik. Salah satu sediaan kosmetik yang disukai oleh pengguna adalah sediaan gel. Kulit buah manggis memiliki manfaat sebagai antioksidan yang dapat mempertahankan tubuh dari radikal bebas. Senyawa antioksidan dengan kandungan terbesar pada kulit buah manggis adalah senyawa xanton. Xanton diformulasikan dengan minyak canola, campuran Tween 80 dan Sugar Monoester (SME) sebagai surfaktan, serta etanol sebagai kosurfaktan. Setelah didapatkan formula yang optimum, SNEDDS ditambahkan ke dalam sediaan gel yang mengandung carbopol 940, trietanolamin, propilen glikol, gliserin, chamomile oil, nipagin, asam sitrat, dan aquademineralisata. Evaluasi secara fisik, pengujian stabilitas berupa cycling test, pengujian mekanik, dan penyimpanan selama 6 pekan, serta pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dilakukan terhadap sediaan gel. Formula SNEDDS yang optimum memiliki komposisi yang terdiri dari 30,00% canola oil; 36,56% Tween 80; 12,19% SME; dan 21,25% etanol. Sedangkan, formula gel yang optimum mengandung 10% SNEDDS. Uji sentrifugasi dan cycling test sediaan memberikan hasil yang baik dan tidak terjadi pemisahan maupun sineresis setelah pengujian. Setelah dilakukan pengujian stabilitas selama 6 pekan, sediaan stabil dalam suhu ruang dan suhu rendah serta tidak memberikan perubahan secara fisik maupun pH. Uji aktivitas antioksidan pada pekan ke-0 diperoleh hasil nilai IC50 sebesar 4.374,717 μg/mL dan pada pekan ke-10 4.645,405 μg/mL. Nilai ini tidak terlalu jauh berbeda sehingga sediaan gel masih dinyatakan stabil dalam penyimpanan selama 10 pekan. Hasil evaluasi menyatakan bahwa sediaan gel dengan 10% SNEDDS merupakan formula sediaan gel berbahan SNEDDS xanton yang optimum.

The rind of the Garcinia mangostana or mangosteen is used as a cosmetic. One of the cosmetic preparations that are preferred by users is gel. Mangosteen rind can act as an antioxidant that protects the body from free radicals. The highest antioxidant in mangosteen rind is xanthone. The xanthone molecule was then created into a Self-nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). Canola oil, a combination of Tween 80 and Sugar Monoester (SME) as surfactants, and ethanol as cosurfactants are used in the formulation of SNEDDS. The chosen SNEDDS formula was then added to a gel preparation including carbopol 940, triethanolamine, propylene glycol, glycerin, chamomile oil, nipagin, citric acid, and aquademineralisata. Physical evaluation, stability testing in the form of a cycling test, mechanical testing, and storage for 6 weeks, as well as antioxidant activity measurement using the DPPH method was also performed. The optimal SNEDDS formula contain 30% canola oil, 36.56% Tweens 80, 12.19% SMEs, and 21.25% ethanol. Meanwhile, the best gel formula includes 10% SNEDDS. The centrifugation and cycling tests yielded positive results, with no separation or syneresis observed after testing. The gel was stable at room temperature and low temperature after 6 weeks of testing. The IC50 value for antioxidant activity was 4.374,717 μg/mL at week 0 and 4.645,405 μg/mL at week 10. This number has not significantly changed; hence the gel formulation will remain stable in storage for 10 weeks. According to the evaluation results, the gel preparation containing 10% SNEDDS was the best xanthone SNEDDS gel preparation formula."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pulan Widyanati
"Kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) terbukti mengandung xanton yang memiliki potensi aktivitas antioksidan yang sangat tinggi terutama pada hasil fraksinasi diklorometana. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi dan menentukan penetrasi formula gel liposom xanton fraksi diklormetana ekstrak kulit buah manggis dibandingkan dengan gel xanton fraksi diklormetana ekstrak kulit buah manggis tanpa dibuat liposom serta daya antioksidan. Pembuatan liposom dengan metode hidrasi lapis tipis. Penetapan antioksidan dengan metode DPPH, sedangkan penetapan kadar α-mangostin dengan metode KLT densitometri. Nilai IC50 dari hasil fraksinasi diklorometana ekstrak kulit buah manggis sebesar 37,53 ppm. Kadar α-mangostin dalam fraksi diklormetana ekstrak kulit buah manggis adalah 49,059%±0,8%. Penetrasi α-mangostin secara in vitro sediaan gel liposom memberikan hasil lebih tinggi sebesar 35,33±1,208 μg cm-2 jam-1 dibandingkan sediaan gel fraksi diklormetana kulit buah manggis tanpa dibuat liposom yaitu 8,398±0,018 cm-2 jam-1. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa gel liposom xanton hasil fraksinasi diklormetana ekstrak kulit buah manggis dapat berpenetrasi melalui kulit secara in vitro lebih baik dibandingkan dengan gel xanton yang tidak dibuat liposom.

The mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) has been proved rich in compounds of xanthone that have very high potential of antioxidant activity, especially the fractionation of dichloromethane. This study aimed to make formulation and to investigate the in vitro penetration by using liposome xanthone gel dichloromethane fraction of mangosteen pericarp compare non-liposome one and investigate the antioxidant activity. Liposomes were made by thin layer hidration method. The antioxidant activity was determined by DPPH method. Alfa mangostin was determined by TLC denstitometry. The IC50 values of dichloromethane fraction is 37.53 ppm. The concentration of α-mangostin in dichloromethane fraction is 49.059±0.8%. The in vitro penetration of α-mangostin of liposome gels had higher penetration (35.33±1.208 μg cm-2 jam-1) than non-liposome gel (8.398±0.018 μg cm-2 jam-1). Liposome xanthone gel dichloromethane fraction of mangosteen pericarp had better penetration than non-liposome one.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T34611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Genita Savitri Ekandari
"Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terbukti kaya akan kandungan xanton dan derivatnya yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Fraksi diklorometana dari ekstrak metanol kulit buah manggis mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi fraksi diklorometana kulit buah manggis ke dalam tiga formula gel sabun pembersih wajah dimana tiap formula kemudian dilakukan pengukuran aktivitas antioksidan dan uji stabilitas fisik pada tiga suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2oC), suhu kamar (27±2oC), dan suhu tinggi (40±2oC). Formula gel sabun pembersih wajah mengandung konsentrasi fraksi diklorometana berturut-turut adalah 0,05; 0,10; dan 0,15%. Aktivitas antioksidan ditetapkan melalui metode peredaman DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Nilai IC50 gel sabun pembersih wajah yang mengandung fraksi diklorometana kulit buah manggis 0,05; 0,10; dan 0,15% berturut-turut adalah 25.905,999; 17.410,61; dan 15.965,87 ppm. Gel sabun pembersih wajah yang mengandung fraksi diklorometana kulit buah manggis 0,15% memiliki aktivitas antioksidan paling tinggi dibanding gel sabun pembersih wajah dengan fraksi diklorometana kulit buah manggis 0,05 dan 0,10%. Sediaan gel sabun pembersih wajah secara fisik terbukti stabil dalam suhu rendah dan suhu kamar.

The mangosteen pericarp Garcinia mangostana L has been proved rich in xanthone and its derivatives that have very high potential of antioxidant activity Dichloromethane fraction from methanol extract of mangosteen pericarp has very strong antioxidant activity The aim of this study is to formulate the dichloromethane fraction into three formulas of facial wash gel and then measuring the antioxidant activity and also the physical stability test in three different storage temperatures low 4 2oC room 27 2oC and high temperature 40 2oC Each formula of facial wash gel containing different concentration of dichloromethane fraction 0 05 0 10 and 0 15 Antioxidant activity was determined by DPPH 2 2 diphenyl 1 picrylhydrazyl radical scavenging method The IC50 values of facial wash gel containing 0 05 0 10 and 0 15 dichloromethane fraction facial wash gel were 25 905 999 17 410 61 and 15 965 87 ppm respectively Facial wash gel containing 0 15 dichloromethane fraction has the strongest antioxidant activity than 0 05 and 0 10 dichloromethane fraction facial wash gel Facial wash gels were physically proved that stable in low and room temperature."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kurniawan Saputra
"Kanker menjadi salah satu penyakit mematikan di Indonesia. Senyawa xanthone yang didapat dari ekstrak dari kulit buah manggis (garcinia mangostana l.) digunakan sebagai senyawa anti kanker karena memiliki kandungan flavonoid yang tinggi. Pemilihan etil asetat sebagai pelarut digunakan untuk mendapatkan kandungan yield flavonoid yang optimal pada ekstrak kulit buah manggis. Agar kandungan flavonoid pada xanthone tidak terdegradasi habis oleh lambung sebelum sampai ke usus dimana pada penelitian ini adalah penyakit kanker usus, dibutuhkan suatu metode untuk menghantarkan senyawa xanthone. Preparasi mikrosfer kitosan menggunakan tripolifosfat (TPP) sebagai senyawa penaut silang digunakan karena dapat meningkatkan kekuatan mekanik partikel kitosan dan aman dikonsumsi. Uji profil pelepasan mikrosfer dilakukan terhadap larutan fluida sintetik yang disesuaikan dengan kondisi sistem pencernaan yaitu pH 1,2; 6,8; 7,4 (Simulated Gastric Fluid, Simulated Colonic Fluid, Simulated Intestinal Fluid). Pada penelitian ini didapat hasil pelepasan flavonoid mikrosfer kitosan fraksi etil asetat xanthone lebih banyak terlepas pada pH yang tinggi dibanding pH yang rendah dengan efisiensi enkapsulasi 97%. Dengan demikian pelepasan terkendali mikrosfer fraksi etil asetat xanthone memiliki potensi dalam pengobatan kanker usus (colon cancer).

Cancer being one of the deadly disease in Indonesia. Xanthone compounds derived from extracts of the skin of the mangosteen fruit (Garcinia mangostana l.) Is used as an anti-cancer compound because it has a high flavonoid content. Selection of ethyl acetate as a solvent is used to obtain the optimal content of flavonoid yield on mangosteen peel extract. Order of the flavonoid on xanthones are not degraded by stomach out before it gets to the intestines where in this study were colon cancer, we need a method for delivering compounds xanthone. Preparation of chitosan microspheres using tripolyphosphate (TPP) as a cross linker compound is used because it can increase the mechanical strength of chitosan particles and safe to eat. Microspheres release profile test conducted on synthetic fluid solutions that are tailored to the conditions of the digestive system of pH 1.2, 6.8; 7.4 (Simulated Gastric Fluid, Simulated colonic Fluid, Simulated Intestinal Fluid). In this study the results obtained chitosan microspheres release flavonoid fraction of ethyl acetate xanthones more detached at high pH than low pH with encapsulation efficiency of 97%. Thus controlled release microspheres of ethyl acetate fraction xanthones have potential in the treatment of colorectal cancer (colon cancer)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Dhita Hasanah
"Xanton merupakan metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi yang mayoritas terdapat dalam kulit pericarp manggis Garcinia mangostana L. Kulit manggis diekstrak dengan metanol selama 7 hari (diaduk sesekali). Senyawa xanton dipisahkan dari ekstrak kasar dengan kromatografi kolom dengan eluen n-heksana : etil asetat (sistem gradien). Isolasi xanton diduga mengandung α-mangostin, allaxanton E, kudraxanton G, dan 1,5,8-trihidroksi-3-methoksi-2-(3-metilbut-2-enil) xanton. Reaksi prenilasi xanton adalah penambahan gugus prenil pada atom O pada gugus hidroksi dan atau pada atom C pada cincin aromatis dengan bantuan katalis basa. Xanton direaksikan dengan prenil bromida yang berfungsi sebagai sumber prenilasi dan katalis superbasa Na/NaOH/γ-Al2O3 pada temperatur 280C. 1,5,8-trihidroksi-3-metoksi-2-(3-metilbut-2-enil) xanton diduga mendapat tambahan 2 gugus prenil pada C6 dan C7 setelah reaksi prenilasi. Komponen-komponen xanton hasil prenilasi dipisahkan dalam 2, yaitu etil asetat dan metanol. Karakterisasi senyawa xanton dilakukan dengan MS, Spektroskopi UV-Vis, dan IR. Xanton hasil prenilasi dan isolat xanton diuji aktivitas antioksidan dengan DPPH. Aktivitas antioksidan xanton meningkat persentasenya menjadi 32% pada fraksi etil asetat.

Xanthone, a secondary metabolite has high antioxidant activity, contained majority in pericarp of mangosteen Garcinia mangostana L. Mangosteen pericarp is extracted by methanol for 7 days (once striring). Xanhones is separated from the crude extract by coloumn chromatography by n-hexane : ethyl acetate eluent (gradient system). Xanthone isolation is proposed cointaining α-mangostin, cudraxanthone G, and 1,5,8-trihydroxy-3-methoxy-2-(3-methylbut-2-enyl) xanthone. Isolated xanthone is reacted with prenyl bromide which serves as the source of prenyl and superbase catalyst Na/NaOH/γ-Al2O3 at 280C. Components of synthesized prenylated xanthones is fractioned in 2 solvents such as ethyl acetate and methanol. 1,5,8-trihydroxy-3-methoxy-2-(3-methylbut-2-enyl) xanthone supposed having addition of 2 prenyl group on C6 and C7 after prenylation reaction. Xanthones is characterized by instruments such as Mass Spectrometry, UV-Vis Spectroscopy, dan Infrared Spectroscopy. Synthesized prenylated xanthone dan xanthone isolate are tested in antioxidant activity with DPPH. The percentage of antioxidant activity of prenylated xanthone is increasing to become 32% for ethyl acetate fraction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45045
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kumala Putri
"Telah diketahui bahwa Garcinia memiliki aktivitas antioksidan, pada penelitian sebelumnya ekstrak n-heksana kulit batang Garcinia bancana Miq. diketahui memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 17,78 g/mL. Pada penelitian ini, untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada bagian lain dari Garcinia bancana Miq. dilakukan. Fraksinasi dari ekstrak n-heksana daun Garcinia bancana Miq. dan didapatkan sebanyak 10 fraksi, dimana fraksi-fraksi tersebut diuji sevara in vitro menggunakan alat spektrofotometer UV Vis dengan menggunakan dua metode dengan menggunakan radikal bebas DPPH 1,1-Diphenil-2-picrilhydrazyl dan FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power untuk mendapatkan fraksi teraktif. Dari fraksi teraktif didapatkan nilai IC50 sebesar 36,24 g/mL dengan metode DPPH dan nilai EC50 sebesar 39,54 g/mL dengan metode FRAP. Fraksi teraktif kemudian diidentifikasi dan didapatkan bahwa fraksi teraktif memiliki kandungan terpenoid.

This study aimed to determine whether garcinia have been known to have antioxidant activity. A previous study of the n hexane of Garcinia bancana Miq. bark showed to have antioxidant activity with an IC50 value of 17.78 g mL. In this study, to know antioxidant activity from other part of G. bancana, fractionation was done. From the fractionation of the n hexane extract of G. bancana Miq. leaves were obtained 10 fractions, in which the fractions were tested in vitro using UV Vis spectrophotometer by two methods using free radical namely, DPPH 1,1 Diphenyl 2 picrilhydrazyl and the FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power to obtain the most active fraction. From the most active fraction, it was obtained an IC50 value of 36.24 g mL with the DPPH method and EC50 value of 39.54 g mL with the FRAP method. The most active fraction was then identified and was found that it had contaied terpenoid content."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Abidin
"Manggis merupakan buah yang banyak ditemukan di daerah tropis, dan sudah lama buah ini menjadi pilihan untuk dikonsumsi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa buah ini memiliki banyak kandungan vitamin dan juga antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh manusia.Pada studi eksperimen ini digunakan ekstrak kulit buah manggis serta bakteri Acinetobacter baumanii.Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis untuk bakteritersebut.
Metode: Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas antibakteri adalah metode sumuran. Antibiotik serta ekstrak kulit buah manggis dipipetkan pada setiap sumuran dalam satu medium agar yang berbeda, dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-72 jam. Zona hambat bakteri uji diukur dengan mengukur daerah yang bening di sekitar sumuran.
Hasil: Melalui uji Kruskal Wallis didapatkan hasil nilai p= 0,000 yang membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada data-data tersebut. Dari uji Mann Whitney diperoleh hasil perbandingan antara tetrasiklin dengan aquades dan ekstrak kulit buah manggis dalam berbagai pengenceran memiliki perbedaan bermakna dengan nilai p < 0,05.
Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa secara statistik ekstrak kulit buah manggis tidak memiliki aktivitas antibakteri. Data ini sesuai dengan hasil percobaan yang menunjukkan tidak terbentuknya zona hambat pada agar yang diberi ekstrak kulit buah manggis.

Mangosteen is a fruit that is found in the tropics area, and has long been a choice of fruit for consumption, some studies have shown that this fruit has alot of vitamins and also antioxidants that are beneficial for human. In the experimental study of the use of mangosteen peel extract and Acinetobacter baumannii. The goal is to determine whether there is the antibacterial activity of mangosteen peel extracts for bacteria.
Methods: The method used to test the antibacterial activity is a method of diffusion. Antibiotics and mangosteen peel extract included in any medium in a different order, with different concentrations. Then incubated at 37 ° C for 24-72 hours. Bacterial inhibition zone test is measured by measuring the clear areas around sinks.
Results: Through the Kruskal Wallis test showed p=0.000 which proves that there are significant differences in the data. Mann Whitney test obtained from the comparison between tetracycline with distilled water and mangosteen peel extracts in differentdilutions havesignificant differences with p<0.05.
Discussion: The conclution that mangosteen peel extract has no antibacterial activity. The data are consistent with the results of experiments that showed no inhibition zone formation at a given order of mangosteen peel extracts.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cyntia Wahyuningrum
"Xanton merupakan senyawa antioksidan yang terdapat dalam kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dan penelitian ini digunakan metode peredaman DPPH untuk mengetahui nilai IC50 dari ekstrak etanol kulit buah manggis dan sediaan krim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik, aktivitas antioksidan dan pengaruh perubahan konsentrasi dimetikon dan siklometikon terhadap penetrasi ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) pada sediaan krim antikerut. Formulasi topikal dengan penambahan silikon dalam basis terbukti mampu mempertahankan kontak zat aktif dengan kulit dan mencegah hilangnya zat aktif karena proses abrasi. Semua formulasi yang di buat di uji daya penetrasinya secara in vitro dengan sel difusi Franz menggunakan membran abdomen tikus betina galur Sprague dawley. Nilai aktivitas antioksidan (IC50)terbaik ada pada formula C2 yaitu 4442,8 ppm. Jumlah kumulatif xanton yang terpenetrasi dari krim yang tidak mengandung silikon adalah 436,19±59,85 μg/cm² (A), sedangkan krim yang mengandung silikon secara berturut-turut adalah 539,42±18,63 μg/cm² (B1), 576,82±52,12 μg/cm² (B2), 619,46±23,42 μg/cm² (C1), dan 1116,74±77,75 μg/cm² (C2). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya silikon akan meningkatkan daya penetrasi krim antikerut.

Xanthone is an antioxidant compound which is found in the pericarp of mangosteen (Garcinia mangostana L.) and this research was using DPPH to determine the IC50 of ethanolic extract of mangosteen pericarp and cream preparations. The purpose of this research is to test the physical stability,antioxidant activity assay and to compare the penetration ability between cream with silicon and without silicon. Silicon in topical formulation has the ability to prolong the active compound contact time with the skin and avoid the loss of active substance from abrasion. All formulations were examined their penetration ability by Franz diffusion cell as in vitro test using Sprague Dawley rat abdomen skin as diffusion membrane. The best antioxidant activity (IC50) is 4442.8 ppm (C2) and total cumulative penetration of xanthone from cream without silicon is 436.19±59.85 μg/cm2 (A) while the value for creams with silicon are 539.42±18.63 μg/cm2 (B1-dimethicone 4%), 576.82±52.12 μg/cm2 (B2-dimethicone 8%), 619.46±23.42 μg/cm2 (C1-cyclomethicone 4%),1116.74±77.75 μg/cm2 (C2-cyclomethocone 8%), respectively. Based on these results, it can be concluded that the silicon compound will increase the penetration ability of cream preparations.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raka Putera Sudrajat
"Sabun merupakan hasil reaksi antara minyak dan lemak dengan basa. Sabun memiliki nilai lebih jika terlihat transparan sehingga menampilkan kesan mewah. Sukrosa merupakan bahan yang mampu membuat sabun padat menjadi terlihat transparan. Sabun juga lebih memberikan daya tarik bila mampu menghambat efek senyawa radikal bebas. Zat yang mampu menghambat efek tersebut adalah antioksidan. Xanton yang terkandung dalam fraksi ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan antioksidan alami yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sukrosa terhadap daya transparansi sabun transparan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorik. Data dikumpulkan dari hasil pengujian. Uji aktivitas antioksidan terlebih dahulu dilakukan dengan metode peredaman DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl) terhadap fraksi ekstrak kulit buah manggis untuk mengetahui kekuatan antioksidannya. IC50 yang didapat adalah 13,337 ppm, sedangkan IC50 asam askorbat sebagai pembanding adalah 2,662 ppm. Hasil uji evaluasi sabun menunjukkan sabun berwarna kuning transparan; beraroma citrus aurantifolia; kekerasan 20-33 1/10 mm; kekuatan pembentukan busa 6-7,5 cm; pH 9,52-10,01; titik leleh 42-43ºC; dan persen transmisi (%T) 83,078-89,263%. Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi sukrosa yang semakin tinggi dapat meningkatkan daya transparansi sabun. Hal ini terlihat dari nilai transmisi formula F1, F2, dan F3 yang mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan konsentrasi sukrosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa F3 merupakan formula yang paling baik karena menunjukkan parameter terbaik pada seluruh uji yang dilakukan. Sabun F3 tetap stabil selama masa penyimpanan 12 pekan dalam suhu ruang (25ºC±2). IC50 sabun F3 adalah 20858,025 ppm dan setelah 12 pekan, IC50 mengalami sedikit penurunan menjadi 21330,00 ppm.

Soap is result of a reaction between oil and fat with a base. Soap has more value when it appears transparent, giving a luxurious impression. Sucrose is an ingredient that can make solid soap look transparent. Soap also provides more appealing when it can inhibit effects of free radical compounds. Substances that can inhibit these effects are antioxidants. Xanthones contained in extract fraction of mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) are strong natural antioxidants. This study aimed to determine the effect of sucrose on transparency of transparent soap. This study used laboratory experimental methods. Data was collected from test results. Antioxidant activity test was first carried out using DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl) damping method on fraction of mangosteen pericarp extract to determine its antioxidant strength. IC50 obtained was 13.337 ppm, while IC50 of ascorbic acid as comparison was 2.662 ppm. Results of soap evaluation test showed that soap was transparent yellow; citrus aurantifolia scent; hardness 20-33 1/10 mm; foam forming strength 6-7.5 cm; pH 9.52-10.01; melting point 42-43ºC; and percent transmission (%T) 83.078-89.263%. Based on research results, higher concentration of sucrose could increase transparency of soap. This could be seen from transmission values of formulas F1, F2, and F3 which increased as sucrose concentration increased. Results showed that F3 was best formula because it showed best parameters in all tests performed. F3 soap remained stable during a storage period of 12 weeks at room temperature (25ºC±2). IC50 of F3 soap was 20858.025 ppm and after 12 weeks, IC50 decreased slightly to 21330.00 ppm."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asnat
"ABSTRAK
Fraksi diklormetana kulit buah manggis Garcinia mangostana L diketahui kaya akan kandungan xanton dan terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang poten. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek gel transfersom fraksi diklormetana kulit buah manggis terhadap elastisitas dan kelembaban kulit pada wanita pascamenopause. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental acak tersamar tunggal terhadap 46 wanita pascamenopause yang terbagi dalam dua kelompok. Kelompok kontrol diberikan gel transfersom GT dan kelompok perlakuan diberikan gel transfersom fraksi diklormetana kulit buah manggis GTF . Penelitian dilakukan selama 6 minggu dan perubahannya diukur menggunakan Cutometer dan Corneometer. Uji potensi iritasi dilakukan sebelum perlakuan. Efek yang tidak diinginkan dari sediaan diamati selama perlakuan. Perubahan elastisitas dan kelembaban kulit menunjukkan kecenderungan yang meningkat, namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna p>0,05 baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Hasil kategori respon iritasi menunjukkan iritasi yang tidak berarti Indeks Iritasi Primer=0.083 dan selama penelitian tidak ditemukan efek yang tidak diinginkan. Gel transfersom xanton aman diaplikasikan namun belum memberikan efek dalam perbaikan elastisitas dan kelembaban kulit wanita pascamenopause. Kemungkinan membutuhkan peningkatan dosis zat aktif atau waktu yang lebih lama.

ABSTRACT
Dichlormethane fraction of mangosteen pericarp Garcinia mangostana L. has high contents of xanthones and it has proven to have potential antioxidant activity. The aim of this study was to evaluate the effect of dichlormethane fraction of mangosteen pericarp loaded transfersom gel on skin elasticity and skin hydration in postmenopausal women. This study design was single blind randomized controlled trial on 46 postmenopausal women which were divided into two groups. The control and treatment group were given a transfersom gel GT and a dichlormethane fraction of mangosteen pericarp loaded transfersom gel GTF respectivley. The study was conducted for 6 weeks and the elasticity and hydration status of the skin was measured by Cutometer and Corneometer. The potential irritant test was carried out before the treatment. The adverse effects observed during the the treatment. The irritation response categories showed non significant irritation Primary Irritation Index 0.083 during the study and no adverse effects. The changes in skin elasticity and skin hydration showed an incensement trend, but no significant difference p 0.05 for both the control and treatment group. Transfersome gel xanthones is safe but no effect in improving skin elasticity and skin hydration of postmenopausal women. It may take longer or dose incensement of the active ingredient."
2017
T46933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>