Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101139 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rica Fitria
"Sesak napas adalah sensasi subjektif yang tidak menyenangkan saat bernapas dengan kualitas yang berbeda dan intensitas yang bervariasi. Sesak napas secara konsisten dirasakan oleh pasien kanker paru sebagai gejala yang menyusahkan. Perlu adanya pengelolaan sesak napas dengan intervensi suportif yaitu pemberian terapi air cooler selain intervensi kuratif. Penelitian ini bersifat uji klinis acak terkontrol dengan desain paralel. Cara pemilihan sampel adalah consecutive sampling (N=40). Perbandingan pre dan post-test menggunakan uji-t berpasangan, sedangkan selisih antar kelompok menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan skala sesak napas pada skor MBS antar kelompok (skor rata-rata, 0,95 vs -0,25, p-value <0,001). Namun ditemukan adanya penurunan laju pernapasan pada kelompok intervensi dengan p-value =0,012, tetapi tidak ditemukan adanya peningkatan saturasi oksigen dengan p-value <0,001. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan uji acak terkontrol tentang keefektivitasan pendingan udara sekitanya melalui air cooler untuk meredakan sesak napas pada pasien kanker.

Dyspnea or shortness of breath is an unpleasant subjective sensation when breathing of different quality and varying intensity. Dyspnea is consistently experienced by lung cancer patients as a distressing symptom. It is necessary to manage dyspnea with supportive interventions, namely the provision of air cooler therapy in addition to curative interventions. This study is a randomized controlled clinical trial with a parallel design. The sample selection method was consecutive sampling (N=40). The paired t-test was used to compare the pre- and post-test while the Mann-Whitney test was applied to determine the differences between groups. The results showed a decrease in the MBS score between groups on the shortness of breath scale (mean score, 0.95 vs -0.25, p-value <0.001). However, a decrease in respiratory rate was found in the intervention group with p-value = 0.012, with no increase in oxygen saturation (p-value <0.001). Future research can develop randomized controlled trials on the effectiveness of cooling the surrounding air using air coolers to relieve shortness of breath in cancer patients. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkika Ramadhani
"Penyakit PPOK bersifat kronis dan progresif sehingga membutuhkan upayamanajemen penyakit secara mandiri dalam penatalaksanaan penyakitnya. Selfefficacy merupakan konsep penting dari manajemen penyakit secara mandiri gunamewujudkan perubahan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasipengaruh edukasi manajemen dispnea terhadap self efficacy dalam mengelolakesulitan bernafas pada pasien PPOK. Desain penelitian yang digunakan adalahkuasi eksperimen pretest-postest dengan kelompok kontrol. Sampel padapenelitian berjumlah 34 orang, terdiri dari 17 orang kelompok intervensi dan 17orang kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan selfefficacy yang bermakna setelah diberikan edukasi manajemen dispnea p=0.036 .Berdasarkan penelitian ini, edukasi manajemen dispnea dapat dijadikan sebagaiintervensi keperawatan untuk meningkatkan self efficacy pasien PPOK dalammengelola kesulitan bernafas.

COPD is chronic and progressive disease that requires self management efforts inthe management of disease. Self efficacy is an important concept of selfmanagement disease to achieve behavioral change. The research objective was toidentify the influence of dyspnea management education toward self efficacy inmanaging breathing difficulties in COPD patients. The research design was quasyexperiment by using pretest posttest with control group. The number of sampleswere 34, consist of 17 people in intervention group and 17 people in controlgroup. The results showed a significant increase toward self efficacy after givendyspnea management education p 0.036 . Based on this research, dyspneamanagement education can be used as a nursing interventions to improve selfefficacy in managing breathing difficulties in COPD patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Ghozali
"Pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan berupa kemoterapi sering sekali mengalami nyeri dan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh akupresur terhadap nyeri dan kecemasan akibat kemoterapi pada pasien kanker payudara di RSUD Jend. Ahmad Yani Kota Metro Lampung. Penelitian ini menggunakan desain Randomized Controlled Trial (RCT) dengan randomisasi alokasi yang menggunakan cara randomisasi blok. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 48 responden yang dibagi menjadi 24 responden kelompok intervensi yang mendapatkan perlakuan akupresur pada titik LI4, LR3, PC6 dan ST 36. Selanjutnya 24 responden kelompok kontrol yang mendapatkan perlakuan akupresur pada titik placebo. Semua kelompok tetap mendapatkan terapi standar. Hasil penelitian menunjukkan penurunan rata-rata nyeri dan kecemasan setelah akupresur pada kelompok intervensi lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol (p value 0,001). Penelitian ini merekomendasikan bahwa akupresur merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat diterapkan untuk membantu menangani permasalahan nyeri dan kecemasan.

Cancer patients who are undergoing chemotherapy often experience pain and anxiety. This study aims to identify the effect of acupressure on pain and anxiety due to chemotherapy in breast cancer patients at RSUD Jend. Ahmad Yani, Metro City, Lampung. This study used a Randomized Controlled Trial (RCT) design with randomized allocation using block randomization. The sample in this study is 48 respondents who were divided into two groups, group one 24 respondents in the intervention who received acupressure treatment at the LI4, LR3, PC6 and ST 36 points, and another 24 respondents in the control group received acupressure treatment at the placebo point. All groups continued to receive standard therapy. The results showed that the average reduction in pain and anxiety after acupressure in the intervention group was significantly higher than the control group (p value 0.001). This study recommends that the complementary therapies: acupressure can be applied to decrease pain and anxiety level"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Dewi Puspawati
"[ABSTRAK
Gejala utama kanker paru adalah sesak yang dapat menyebabkan depresi, cemas,
keterbatasan aktivitas mandiri serta menurunkan kualitas hidup. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh stimulasi aliran udara dari
hand-held fan sebagai intervensi paliatif nonfarmakologis terhadap sesak pada
pasien kanker paru. Penelitian ini menggunakan randomized controlled crossover
open trial design dan melibatkan 21 subjek. Kontrol yang digunakan sebagai
pembanding adalah teknik pernafasan diafragma. Hasil uji Wilcoxon
menunjukkan bahwa stimulasi aliran udara dari hand-held fan mempengaruhi
skala sesak (p= 0,003) dan frekuensi pernapasan (p= 0,008) secara signifikan.
Intervensi tersebut dapat dilakukan pada pasien kanker paru sesak nonhipoksemia.

ABSTRACT
The main symptom of lung cancer is dyspnea which can lead to depression,
anxiety, limited independent activities and decreased quality of life. The purpose
of this study was to identify the effect of airflow stimulation from hand-held fan as
non-pharmacological palliative intervention on dyspnea in patients with lung
cancer. This study used open randomized controlled crossover trial design
involved 21 subject. Diaphragmatic breathing technique was used in control arm.
Wilcoxon test result showed that airflow stimulation significantly influenced
dyspnea scale (p= 0.003) and respiratory rate (p=0.008). This intervention can
be applied on nonhypoxemic dyspneic lung cancer patients, The main symptom of lung cancer is dyspnea which can lead to depression,
anxiety, limited independent activities and decreased quality of life. The purpose
of this study was to identify the effect of airflow stimulation from hand-held fan as
non-pharmacological palliative intervention on dyspnea in patients with lung
cancer. This study used open randomized controlled crossover trial design
involved 21 subject. Diaphragmatic breathing technique was used in control arm.
Wilcoxon test result showed that airflow stimulation significantly influenced
dyspnea scale (p= 0.003) and respiratory rate (p=0.008). This intervention can
be applied on nonhypoxemic dyspneic lung cancer patients]"
2015
T44189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Asmawan
"Konsep dan penggunaan dari evaporative cooling telah dikena! sejak lama. Metoda pendinginan ini efislen dalam penggunaan energi, efektif da!am biaya dan ramah lingkungan. Direct evaporative cooling merupakan proses pertukaran kalor secara adiabalis. Udara yang dialirkan melalui air yang akan diuapkan memberikan kalornya dan air menyerap ka1or ini &ebagai kalor penguapan. Oalam pengujian ini akan dilakukan pengujian unjuk kerja dengan menggunakan crossflow evaporative cooler FA3-85.060.060·111AO. Data-data berupa temperatur bola kering (dry bulb temperature) dan temperatur bola basah (wot bulb temparature) pada sisimasuk udara Juar, slsiudara masuk pada wet pad, sisi udara keluardry pad dan temperatur air diukur dengan menggunakan tennokopel dan data acquisition HP3497A. Variasi Kondisi dalam penguj!an adalah temperatur air normal, temperatur air dingin dan temperatur air panas.
Pada kondisi temperatur air normal (± 24° C) dihasilkan penurunan temperatur bola kering udara rata rata konstan dan rata-rata penambahan kandungan uap air dalam udara adalah 2 g uap air/kg udara kerfng. Pada kondisi ini direct evaporative cooler menunjukkan fungsi sebagai pendingin(cooler) dengan efektivitas rata-rata sebesar 98,15%. Pada kondisi temperatur air dingin (kurang dari 20°C) dlhasilkan penurunan temperatur bola kering rata rata basah rata rata 2.5°C dan penurunan nilai rasio kelembaban rata rata. 28°C dan penurunan nilai rasio kelembaban rata-rata 2 gr air/kg dry air. Pada kondisi ini direct epavorative cooler menunjukkan fungsi sebagai pendingin (cooler) dan pengeringan dengan efektivitas rata-rata sebesar 50,46%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Aricson
"Pengkondisian udara sangat banyak dibutuhkan aplikasinya pada berbagai bidang dan atau keperluan, mulai dari rumah tangga sampai industri-indusin modern. Salah satu pengkondisian udara adalah pendinginan evaporatif (evaporative cooling). Tujuan utama dari proses ini adalah menurunkan temperatur dan menaikkan rasio kelembaban udara. Pengkondisian udara ini diaplikasikan pada beberapa industri seperti: industri makanan, kayu dan kertas (pupi and paper) dan lain-Iain.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menghitung dan menganalisa perubahan temperatur dan rasio kelembaban udara pada suatu sistem pendinginan evaporatif. Penelitian dimulai dengan melakukan pembuatan alat dan sistem yang representatif untuk sebuah sistem pendinginan evaporatif. Hal penting yang dirancang pada alat ini adalah melewatkan udara pada sebuah media basah (wet pad) yang berfungsi sebagai air-filter. Selelah pembuatan alat selesai, dilakukan pengujian dengan menggunakan media dari bahan sejenis busa atau spons.
Kegiatan ini dilakukan bersama-dengan rekan mahasiswa lainnya. Pada pengujian penulis melakukan variasi dengan memindahkan penyearah aliran (flow stighiener) sejauh 10 cm dan 30 cm sehingga jarak masing-masing ke media basah (L) adalah 104,3 cm dan 84,3 cm. Setelah itu dilakukan perhitungan dan analisa data hasil pengujian. Secara teoritis pada proses pendinginan evaporatif, temperatur yang turun adalah temperatur dry bulb, sedangkan temperatur wetbulb tetap. Namun hasil pengujian menunjukkan bahwa pada temperatur wet bulb juga terjadi penurunan.
Hal tersebut dapat dimaklumi berhubung sederhananya alat dan material yang digunakan pada pembuatan alat ini serta kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pengujian. Secara umum alat mampu menurunkan temperatur sekitar 0,4 - 1,0 ℃ dan rasio kelembaban berubah sekitar 0,03 - 1,7 g uap air/kg udara kering. Kondisi pertama memberikan hasil yang Iebih baik. Pada kondisi kedua bahkan terjadi penurunan rasio keiembaban meskipun efisiensi pendinginannya Iebih baik dan kondisi pertama. Hal ini kemungkinan terjadi karena kesalahan pengukuran temperatur temtama temperatur wet bulb. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S36977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Kurnyata Rante Kada
"Nyeri kanker dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tehnik distraksi yang cukup sederhana dan efektif untuk mengatasi nyeri kanker yakni dengan kombinasi terapi musik dan visual art therapy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi terapi musik dan visual art therapy. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimen dengan melibatkan 34 responden yang dipilih secara purposive sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan tingkat nyeri setelah perlakuan antara kelompok yang hanya mendapat terapi standar analgesik dengan kelompok yang mendapat kombinasi terapi musik dan visual art therapy dengan p-velue = 0,008 p 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi terapi musik dan visual art therapy lebih efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien kanker payudara dibandingkan terapi standar analgesik saja. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rekomendasi intervensi untuk mengurangi nyeri pada pasien kanker payudara serta mendorong kemandirian dalam peran autonomi perawat.

The pain caused by cancer may affect the patient rsquo s quality of life. The distraction technique is quite simple and effective to overcome the pain caused by cancer, i.e. with the combined therapy of music and visual art therapy. The objective of this research was to identify the effects of combined therapy of music and visual art therapy. This research used the quasi experiment design involving 34 respondents selected by way of purposive sampling.
The results of this research indicated that there was a significant difference in the pain level after the treatment between the group only receiving the standard analgesic therapy and the group receiving the combined therapy of music and visual art therapy with the p value 0.008 p0.05.
Based on the results of research, it may be concluded that the combined therapy of music and visual art therapy is more effective to reduce pain in breast cancer patients than the standard analgesic therapy only. The results of this research may become one of the interventional recommendation to reduce pain in breast cancer patients as well as encouraging independence in the autonomous role of nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Satriya
"Latar belakang : Dispnea sebagai sensasi subjektif yang dialami pasien merupakan penanda adanya penyakit dasar yang perlu didiagnosis dan ditatalaksana, khususnya pada pasien dengan penyakit progresif. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa keluhan dispnea saat admisi berkaitan dengan peningkatan mortalitas pasien.
Tujuan : Mengetahui pengaruh dispnea terhadap kesintasan 1 tahun pada pasien dengan penyakit progresif di RSCM
Metode : Studi kohort retrospektif dilakukan dengan menelusuri rekam medik 155 pasien dengan penyakit progresif yang dirawat inap di RSCM selama bulan Agustus 2018 hingga Desember 2019. Sampel penelitian ada pasien dewasa usia 18 tahun ke atas yang didiagnosa PPOK, gagal jantung, keganasan atau CVD. Data identitas, keluhan dispnea dan kesintasan dikumpulkan melalui rekam medis kemudian dianalisis menggunakan analisis multivariat dan grafik Kaplan Meier menggunakan perangkat SPSS.
Hasil : Pada penelitian ini didapatkan kesintasan subjek dengan penyakit progresif yang dirawat di RSCM pada bulan Agustus 2018 hingga Desember 2019 sebesar 34,8% dengan mean survival sebesar 163 hari dan median survival sebesar 72 hari. Sebanyak 49% subjek memiliki keluhan dispnea. Kesintasan subjek dengan dispnea sebesar 11%, dengan mean dan median survival sebesar 115 hari dan 29 hari. Dispnea berhubungan secara signifikan terhadap kesintasan dengan nilai p < 0,05 dan adjusted HR 1,928 (95% CI: 1,225 - 3,03). Pada subgroup analysis kelompok subjek gagal jantung, keganasan, dan CVD, didapatkan dispnea berhubungan dengan kesintasan dengan nilai p<0,05 dan nilai HR masing-masing 16,59 (95% CI: 2,20 - 124,73), 2,18 (95% CI: 1,33 - 3,58), dan 2,90 (95% CI: 1,34 - 6,28).

Background: Dispnea as a subjective sensation is a sign of certain underlying disease which need to be diagnosed and treated to prevent the mortality, especially in patients with progressive disease. Previous study has shown that patients with dispnea at admission have higer mortality.
Objective: To determine the association between dyspnea with 1 year survival in patients with progressive disease who were admitted to RSCM.
Methods: A retrospective cohort study was conducted by tracing the medical records of 155 patients with progressive disease who were hospitalized at RSCM during August 2018 until December 2019. Recruited subjects were adults patients who 18 years above diagnosed with COPD, heart failure, malignancy or CVD. Identity, dispnea, and survival data were collected through medical records. Statistical analysis was conducted by using multivariate and Kaplan Meier analysis using SPSS software.
Results: In this study, the survival rate of patients with progressive disease who were admitted to RSCM in August 2018-December 2019 was 34.8% with a mean survival of 163 days and a median survival of 72 days. Among the patients 49% had dispnea. The survival rate of patients with dispnea was 11% with a mean survival of 115 days and a median survival of 29 days.. Dyspnea was significantly associated with survival with p < 0,05 and adjusted HR 1.928 (95% CI: 1.225 - 3.03). In the subgroup analysis of heart failure, malignancy, and CVD, dispnea was associated with survival with p<0,05 and the HR value for every group 16,59 (95% CI: 2,20 - 124,73), 2,18 (95% CI: 1,33 - 3,58), and 2,90 (95% CI: 1,34 - 6,28).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Sariaman
"Kecemasan merupakan salah satu efek psikologis kemoterapi pada pasien kanker payudara. Kecemasan menyebabkan pasien dan keluarga memilih untuk menghentikan siklus kemoterapi sehingga menurunkan kualitas hidup serta mengakibatkan kanker metastase ke organ lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kombinasi terapi musik klasik dan teknik relaksasi napas dalam terhadap tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi. Desain penelitian menggunakan quasi experiment dengan 62 pasien kanker payudara diunit one day care RSUP Fatmawati Jakarta. Pengkajian tingkat kecemasan menggunakan kuesioner STAI dengan metode wawancara. Uji hipotesis mengunakan uji T dependen yang menunjukkan terjadi penurunan kecemasan sebesar 12.61 pada kelompok intervensi dan 7.71 pada kelompok kontrol dengan selisih perubahan tingkat kecemasan 5.03 serta menunjukkan perbedaan yang siginifikan p value < 0.05 . Dapat disimpulkan kombinasi terapi musik klasik dan relaksasi napas dalam signifikan menurunkan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara dengan kemoterapi.

Anxiety is one of psychological effect from chemotherapy in breast cancer patients. Anxiety causes patients and families choose to discontinue the chemotherapy and degrade patient rsquo s quality of life as well as resulting cancer metastasis to another organ. This study aimes to identify the combination effect of classical music therapy and deep breathing relaxation technique to anxiety level on breast cancer patients undergoing chemotherapy. Design of this research is a quasi experiment involving 62 breast cancer patients in One Day Care Unit, Fatmawati Hospital Jakarta. The result of independent t test wich is used to prove the hypothesis showed lowering 12.61 of anxiety level at intervention group and 7.71 in the control group with 5.03 of mean difference of anxiety level changes as well as showing significant difference beetwen two groups p value.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vega Riyanti
"ABSTRAK
Setiap Air Conditioner mengguuakan reiiigeran sebagai Huida kexja. CO2 merupakan altematif refdgeran yang tidak beracun, tidak berbahaya dan mempalcan refrigeran yang mendekati ideal. CO2 sebagai reliigeran dapat berfungsi efelctif bila diterapkan pada Siklus Translcritikal, di mana tekanan konclensemya berada di atas tekanan kdtis. Untuk itu, perlu dibuat suatu desain konstruksi yang sesuai dengan karalcteristik CO1 dalam siklus kompresi uap Dalam AC, kond ser adalah salah satu komponen utamanya. Alat tersebut berimgsi untuk membuang panas alcibat kelja kompresor dan panas yang diserap evapolator.
Pada siklus transkritikal, di kondenser teljadi pelepasan panas dalam .Else tmmggal bukan kondensasl sepertj pada sistem pendingin umumnya, karena itu disebut Gas Cooler. Permcangan ini m itikberatkan pada desain termalnya namun menyesuaikan dengan karakteristik C01 yang memerlukan perhatian khusus pada ketebalan tube dau pressure drop yang besar.
Kapasitas pendinginan pada evaporator dalam perancangan ini adalah 5 TR., di mana refxigeran mengalir di dalam tube dan udara mengalir dengan arah menyilang berkas tube. Temperatur udara masuk 30°C dan temperatur udara keluar 40°C, sedangkan temperatur CO2 masuk adalah 81,26°C dan temperatur CO2 keluar 45°C. Ienis gas cooler pada perancangan ini adalah tipe fin and tube dengan jenis _fin plat kontinu berbentuk segi ernpat datar, dengan material aluminium, jumlahjin 394 finlm, dan tebaljln 0,203 mm.
Dari perhitungan rancangan ini dengan iterasi menggunakan Micosoj? Excel diperoleh data bahwa diameter tube relatif lebih kecil clari diameter tube standar yang digunakan clalan sistem AC Split dan pressure drop yang culcup tinggi. Karena aliran massa yang cukup besar, aliran massa dibagi atas 10 sirkuit untnk mengurangi jatuh tekanan. Tube menggunakan bahan Stainless Steel dengan diameter luar/diameter dalam 5,6/4,3 mm dengan susunan 3 baris dan 50 tube per baris. Panjang tube keselumhan adalah l27,5 m dengan luas perpindahan panas 18,70 ml. Sehingga jatuh tekanan di dalam pipa pada tiap sirl-:uit adalah 111046 Pa sedangkan jatuh tekanan pada sisi udara adalah 156 Pa.

"
2000
S37179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>