Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117580 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salwa Dinia Mufidah
"Sargassum polycystum diketahui secara in vitro memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel HCT-116 pada kolon yang diuji pada beberapa pelarut dan dengan nilai IC50 yang berbeda. Namun, penelitian secara in vivo Sargassum polycystum pada kanker kolon belum banyak dilakukan dan mekanisme sepenuhnya dalam penghambatan kanker belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek alga coklat (Sargassum polycystum) secara in vivo pada hewan model kolitis terkait kanker kolon yang diinduksi dengan Dekstran Sodium Sulfat (DSS). Penelitian ini menggunakan mencit jantan galur Balb/c (n = 30 ekor) yang secara acak dibagi dalam 5 kelompok: kelompok normal, kelompok negatif, kelompok dosis 1 (18 mg/kgBB), kelompok dosis 2 (90 mg/kgBB), dan kelompok dosis 3 (450 mg/kgBB). Induksi kolitis terkait kanker kolon menggunakan senyawa kimia Dekstran Sodium Sulfat (DSS) dengan konsentrasi 2% dan 1% selama total 24 hari. Pengukuran berat badan, analisis kelangsungan hidup, dan penilaian Disease Activity Index (DAI) dilakukan selama penelitian berlangsung. Pengaruh Sargassum polycystum sebagai antikanker diamati dengan memeriksa variabel inflamasi IL-1β dan pemeriksaan histologi jaringan kolon dengan periodic acid-schiff (PAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hewan uji yang diberikan Sargassum polycystum pada dosis 18 mg/kgBB memiliki kelangsungan hidup lebih tinggi dan dapat menurunkan ekspresi variabel inflamasi IL-1β.

Sargassum polycystum is known in vitro to have cytotoxic activity against HCT-116 cells in the colon, which were tested in several solvents with different IC50 values. However, in vivo studies of Sargassum polycystum on colon cancer have not been widely carried out, and the full mechanism of cancer inhibition is not yet known. This study aims to determine the effect of brown algae (Sargassum polycystum) in vivo on an animal model of colitis related to colon cancer induced by Dextran Sodium Sulfate (DSS). This study used male mice of the Balb/c strain (n = 30), which were randomly divided into 5 groups: normal group, negative group, dose 1 group (18 mg/kgBW), dose 2 group (90 mg/kgBW), and dose group 3 (450 mg/kgBW). Induction of colitis-associated colon cancer using the chemical compound Dextran Sodium Sulfate (DSS) with a concentration of 2% and 1% for a total of 24 days. Body weight measurements, survival analysis, and Disease Activity Index (DAI) assessments were carried out during the study. The effect of Sargassum polycystum as an anticancer agent was observed by examining the inflammatory variable IL-1β and histological examination of colonic tissue with periodic acid-schiff (PAS). The results showed that the test animals that were given Sargassum polycystum at a dose of 18 mg/kgBW had higher survival and could reduce the expression of the inflammatory variable IL-1β."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meuthia Deandri Azizah
"Alga coklat (S. polycystum) yang diekstraksi dengan berbagai macam pelarut diketahui memiliki aktivitas sitotoksik pada sel kanker kolon HCT-116. Nilai IC-50 paling baik ditunjukkan pada alga coklat (S. polycystum) yang diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek ekstrak alga coklat (S. polycystum) dalam menghambat kolitis terkait kanker kolon secara in vivo. Sebanyak 30 ekor mencit jantan galur Balb/C dibagi acak dalam 5 kelompok yaitu normal, negatif, dosis 1 (18 mg/kgBB), dosis 2 (90 mg/kgBB), dosis 3 (450 mg/kgBB). Hewan model dibuat dengan mengadministrasikan Dekstran Sodium Sulfat (DSS) selama 24 hari secara berturut-turut dengan konsentrasi 2% selama 7 hari, konsentrasi 1% selama 10 hari, dan konsentrasi 2% selama 7 hari. Pemberian ekstrak alga coklat (S. polycystum) diberikan pada hari ke-8 berlanjut hingga 14 hari setelah induksi. Selama penelitian berlangsung dilakukan pengukuran berat badan hewan, kemampuan bertahan hidup, dan penilaian Disease Activity Index (DAI). Setelah pengorbanan hewan dilakukan isolasi kolon untuk mengukur panjang, berat kolon, kerusakan jaringan, jumlah sel goblet dengan metode histopatologi kolon serta analisis ekspresi Caspase-3 pada jaringan kolon menggunakan metode ELISA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak alga coklat (S. polycystum) pada dosis 1 (18 mg/kgBB), menunjukkan perbaikan kerusakan jaringan kolon paling optimal dan memiliki konsentrasi Caspase-3 paling tinggi dibandingkan kelompok dosis lainnya.

Brown algae (S. polycystum) extracted with various solvents is known to have cytotoxic activity on HCT-116 colon cancer cells. IC-50 value is best shown in brown algae (S. polycystum) extracted using ethyl acetate solvent. This study aims to prove the effect of brown algae extract (S. polycystum) in inhibiting colitis associated with colon cancer in vivo. Thirty male mice Balb/C strain were randomly divided into 5 groups: normal, negative, dose 1 (18 mg/kgBB), dose 2 (90 mg/kgBB), dose 3 (450 mg/kgBB). Animal models were made by administering Dextran Sodium Sulphate (DSS) for 24 consecutive days with a concentration of 2% for 7 days, 1% concentration for 10 days, and 2% concentration for 7 days. Brown algae extract (S. polycystum) was given on the 8th day and continued until 14 days after induction. During the study, animal body weight, survival ability, and Disease Activity Index (DAI) were measured. After animal sacrifice, colon isolation was carried out to measure the length, weight of the colon, tissue damage, number of goblet cells using the colon histopathology method and analysis of Caspase-3 expression in colon tissue using the ELISA method. The results showed that brown algae extract (S. polycystum) at dose 1 (1.8 mg/kg BW) showed the most optimal colonic damage improvement and had the highest concentration of Caspase-3 compared to the other dose groups."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraeni M. Saleh
"ABSTRAK
Pemanfaatan ganggang sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman ganggang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek Ganggang Coklat Turbinaria decurrens Bory pada jumlah tumor hewan model kanker kolon yang diinduksi AOM Azoksimetan dan DSS Dextran Sodium Sulfat . Penelitian ini dimulai dengan membagi hewan uji sebanyak 36 ekor dalam 6 kelompok, kelompok normal yang tidak diberi perlakuan, kelompok kontrol positif yang diberikan celekoksib, Kontrol negatif yang tanpa pemberian ekstrak, kelompok dosis 1 3.61 mg/20 g , dosis 2 7.22 mg/20 g dan dosis 3 14.4 mg/20 g . Setiap kelompok uji di induksi dengan Azoksimetan pada hari pertama dan ditunggu hingga seminggu, selanjutnya dilakukan induksi Dekstran Sodium Sulfat 2 dengan menggunakan sonde lambung selama 5 hari. Setelah induksi DSS yang pertama hewan lalu hanya diberikan induksi ekstrak selama 16 hari, selanjutnya dilakukan induksi DSS 2 selama 5 hari. Induksi ini diberikan pada semua hewan uji kecuali kelompok normal. Setelah DSS siklus 2 diberikan maka hewan diberikan ekstrak selama 16 hari. Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari dan untuk hewan yang mati dicatat setiap harinya. Diakhir penelitian hewan disakrifasi dan dibedah usus besarnya kemudian dihitung jumlah rata-rata tumor yang ada. Hasil yang diperoleh yaitu ekstrak etanol 70 ganggang coklat Turbinaria decurrens Bory memiliki efek untuk menghambat pertumbuhan tumor pada hewan model kanker kolon yang diinduksi oleh AOM dan DSS dan memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih dari 50 yaitu sebesar 66.67 . Dosis yang dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan baik adalah dosis 1 yaitu 3.61 mg/20 g.

ABSTRACT
Utilization of algae as a commodity trade or industrial raw materials is still relatively small when compared with the diversity of algae, whereas Indonesia is known as an archipelago country which two thirds of its territory is the sea and has the longest coastline in the world that is 81 thousand km. This study aims to determine the effect of Turbinaria decurrens Bory Chocolate Algae on the number of animal tumors modeled by AOM Azoxymethane colon cancer and DSS Dextran Sodium Sulfate . The study began by dividing the test animals by 36 in six groups, the untreated normal group, the positive control group given celecoxib, negative control without extract, dose group 1 3.61 mg 20 g , dose 2 7.22 mg 20 g and a dose of 3 14.4 mg 20 g . Each test group was induced with Azoxymethane on the first day and waited up to a week, then induction of 2 Sodium Sulfate Dextran by using gastric sonde for 5 days. After the first DSS induction the animals were then only given induced extract for 16 days, then 2 DSS induction was done for 5 days. This induction is given to all test animals except for the normal group. After DSS cycle 2 is given then the animal is given extract for 16 days. Weight measurements are taken daily and for dead animals are recorded daily. At the end of the study the animal is disacrified and the colon surgery is then calculated the average number of tumors present. The results obtained that the extract of ethanol 70 brown algae Turbinaria decurrens Bory has an effect to inhibit tumor growth in animal models of colon cancer induced by AOM and DSS and have survival ability more than 50 that is equal to 66.67 . The dose that can inhibit tumor growth well is the dose of 1 is 3.61 mg 20 g."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salbiah
"Klofazimin diketahui mampu menekan pertumbuhan tumor baik secara in vitro maupun in vivo, sehingga merupakan kandidat antikanker yang cukup potensial. Namun, hingga saat ini mekanisme klofazimin secara molekuler dalam menghambat kanker belum sepenuhnya diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek molekular klofazimin pada kolitis terkait kanker usus besar yang diamati pada jalur pensinyalan wnt/β-catenin. Penelitian ini menggunakan mencit jantan galur Balb/c (n=36 ekor) yang secara acak dibagi dalam kelompok: Kontrol normal, kontrol negatif, kelompok kuratif (dosis 0.2, 0.4, dan 0.8 mg/20g BB) dan kelompok preventif dosis 0.4 mg/20g BB. Induksi kolitis terkait kanker menggunakan kombinasi dua senyawa kimia Azoxymethane dan Dextran Sodium Sulfate (AOM/DSS). Mekanisme molekuler Klofazimin diamati dengan memeriksa ekspresi caspase-3 dan IL-1β menggunakan metode sandwich ELISA, β-catenin dan Axin-2 menggunakan metode Imunohistokimia, serta pemeriksaan histologi jaringan usus besar menggunakan pulasan H&E. Hasil analisis ELISA menunjukkan bahwa hewan yang diperlakukan dengan klofazimin dosis kuratif 0.8 mg/20g BB dapat memiliki ekspresi IL-1β yang lebih rendah, β-catenin, axin-2, dan Caspase-3 yang lebih tinggi dibanding hewan yang hanya diinduksi AOM/DSS. Kesimpulannya adalah klofazimin berpotensi untuk menghambat pertumbuhan kolitis terkait usus besar pada dosis kuratif 0.8 mg/20g BB.

Clofazimine is known to be able to suppress tumor growth both in vitro and in vivo, making it a potential anticancer candidate. However, until now the molecular mechanism of clofazimine in inhibiting cancer is not fully known. This study aims to analyze the molecular effect of clofazimine on colitis-associated colon cancer (CAC) observed in the wnt/β-catenin signaling pathway. This study used male mice strain Balb/c (n = 36 individuals) who were randomly divided into groups: normal control, negative control, curative group (dose 0.2, 0.4, and 0.8 mg/20g BW), and preventive group dose 0.4 mg/d 20g BB. Induction of colitis-related colon cancer using a combination of two chemical compounds Azoxymethane and Dextran Sodium Sulfate (AOM/DSS). The molecular mechanism of clofazimine was observed by examining the expression of caspase-3 and IL-1β using the sandwich ELISA method, β-catenin and Axin-2 using the immunohistochemical method, as well as histological examination of colon tissue using H&E staining. The results of the ELISA analysis showed that animals treated with a curative dose of clofazimine 0.8 mg/20g BW had lower expression of IL-1β, β-catenin, axin-2, and Caspase-3 than animals induced by AOM/DSS. The conclusion is that clofazimine has the potential to inhibit the growth of colitis associated with the large intestine at a curative dose of 0.8 mg/20g BW."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Futihati Ruhama Zulfa
"Kanker paru merupakan salah satu kanker yang memiliki angka mortalitas yang tinggi di Indonesia. Sargassum polycystum merupakan salah satu spesies rumput laut yang banyak ditemui di perairan laut Indonesia dan memiliki potensi sebagai agen antikanker namun belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan aktivitas sitotoksik dari ekstrak Sargassum polycystum terhadap sel kanker paru A-549. Sargassum polycystum diekstraksi menggunakan empat jenis pelarut, sehingga menghasilkan empat jenis ekstrak Sargassum polycystum, yaitu ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, ekstrak kloroform, dan ekstrak etanol. Uji fitokimia pada keempat ekstrak Sargassum polycystum menunjukkan metabolit sekunder berupa flavonoid, tannin, glikosida, alkaloid, triterpenoid, dan steroid. Pada uji KLT menunjukkan bahwa ekstrak Sargassum polycystum memiliki tiga hingga empat senyawa kimia. Uji in vitro aktivitas sitotoksik keempat ekstrak Sargassum polycystum terhadap sel kanker paru A549 menggunakan metode MTT assay pada panjang gelombang 492 nm dengan 5 variasi konsentrasi, yaitu 3,125 g/mL; 6,25 g/mL; 12,5 g/mL; 25 g/mL; dan 50 g/mL. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan microsoft excel sehingga diperoleh nilai IC50. Berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh, semua ekstrak memiliki nilai IC500,05. Hal ini menunjukkan ekstrak n-heksana memiliki aktivitas sitotoksik paling kuat terhadap sel kanker paru A-549 dibandingkan ekstrak lainnya, sehingga ekstrak n-heksana Sargassum polycystum berpotensi dikembangkan sebagai agen antikanker paru.

Lung cancer is one of cancer that has high mortality rate in Indonesia. Sargassum polycystum is one of macroalgae species that commonly found in Indonesian marine and can be developed as anticancer agent but has not been widely studied. Objective of this research is to know second metabolites compounds and cytotoxic activity of extract Sargassum polycyctum on A 549 lung cancer cell. Sargassum polycystum was extracted using four solvent to produce four extract, there are n hexane extract, ethyl acetate extract, chloroform extract, and ethanol extract. Phytochemical test of each extract showed positive result of flavonoid, tannin, glycoside, alkaloid, triterpenoid, and steroid. Besides, TLC test showed there were three to four chemical compound in each extract of Sargassum polycystum. In vitro cytotoxic activity of four extract Sargassum polycystum on A 549 lung cancer were tested using MTT assay on 492 nm wavelength and devided into five different concentration, there are 3,125 g ml 6,25 g ml 12,5 g ml 25 g ml and 50 g ml. The obtained data were analyzed using microsoft excel to get IC50 value. The result showed that each extract of Sargassum polycycstum had IC50 values less than 100 g ml. This means each extract of Sargassum polcystum has cytotoxic activity against A 549 lung cancer cell. Among four extract of Sargassum polycytum, n hexane extract has the lowest IC50 value 24,1 g ml and shows the most potent cytotoxic activity against A 549 lung cancer cell. Statistical analytic showed p value 0,05. So, n hexane extract of Sargassum polycystum potential to be developed as antilung cancer agent."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astra Suryani Putri
"ABSTRAK
Kanker kolon merupakan penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Penelitian inibertujuan untuk melihat efek hambatan ekstrak biji kedelai dan bungkil padatahap awal karsinogenesis kolon. Mencit Swiss Webster berusia 12 minggudiinduksi dengan azoksimetan 10 mg/kg BB diikuti dengan pemberian dextransodium sulfat 2 melalui air minum. Ekstrak biji kedelai dosis 75, 150, dan 200mg, bungkil dosis 75, 150, dan 200 mg, dan aspirin 0,39 mg diberikan per oralselama 4 minggu. Efek hambatan karsinogenesis dinilai dengan mengkuantifikasijumlah radang, rerata sel goblet, rerata angiogenesis pada jaringan kolon yangdiwarnai hematoksilin-eosin. Aktifitas proliferasi dihitung sebagai mean AgNOR.Penurunan bermakna jumlah radang terjadi pada pemberian ekstrak biji kedelaidosis 150 maupun 200 mg, bungkil dosis 150 mg, dan aspirin p

ABSTRACT
Colon cancer is the fourth cause of cancer death worldwide. The present studywas aimed to investigate the effect of soybean and soybean meal extract on earlycolon carcinogenesis.In this study, male Swiss Webster mouse was induced byazoxymethane 10 mg kg body weight followed by administration of 2 dextransodium sulfate during a week. Soybean, soybean meal extract at each dose of 75,150, and 200 mg daily and aspirin 0,39 mg kg body weight daily administeredorally for 4 weeks. Histopathological examination of the colon tissue hematoxyllin eosin staining was done by counting the number of inflammationspot, goblet cells and angiogenesis. Proliferation activity was calculated as meanAgNOR. Soybean extract 150 and 200 mg , soybean meal extract 150 mg andaspirin are significantly reduce the number of inflammation spot p"
2017
T47007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianti Maharani
"ABSTRAK
Prevalensi kolitis ulseratif semakin meningkat dari tahun ketahun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa (EEDMD) terhadap gambaran histopatologi dan  ekspresi TNF-α, COX-2, dan NF-κβ pada jaringan kolon mencit Swiss berusia 20 minggu yang diinduksi dengan Dextran Sodium Sulfat (DSS) 2% melalui air minum. EEDMD dosis 100 mg, 200 mg, 300 mg, aspirin 0,21 mg, diberikan per oral selama 2 minggu. Pemeriksaan kandungan EEDMD menunjukan kadar total fenol sebesar 4,4103% atau 44,103 mgGAE/g ekstrak, kadar flavonoid sebesar 0,3429% atau 3,429 mgQE/g ekstrak, dan memiliki aktivitas antioksidan sedang (IC50 sebesar 219,716 µg/mL). Pemeriksaan histopatologi pada jaringan kolon mencit dinilai dengan mengkuantifikasi jumlah radang dan rerata sel goblet pada jaringan kolon yang diwarnai hematoksilin-eosin. Pemberian EEDMD pada semua dosis menunjukan perbedaan bermakna pada jumlah radang (p<0,00) dan rerata sel goblet (p<0,00). Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan untuk melihat ekspresi TNF-α, COX-2. NF-κβ. Sel positif mengekspresikan TNF-α, COX-2, dan NF-κβ dihitung/1000 sel epitel. Hasil menunjukan EEDMD mampu menurunkan ekspresi TNF-α secara signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif. Sedangkan pada COX-2 (p<0,80) dan NF-κβ (p<0,90) tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

ABSTRACT
Ulcerative colitis prevalence increases from year to year. The purpose of this research to see the effect of Ethanol Extract of Mahkota Dewa Leaves (EEDMD) on histopathology and expression of TNF-α, COX-2, and NF-κβ on 20-week Swiss mice tissue induced with 2% Dextran Sodium Sulfate (DSS) through drinking water. EEDMD dose 100 mg, 200 mg, 300 mg, aspirin 0.21 mg, given orally for 2 weeks. Examination of EEDMD content showed total phenol levels of 4.4103% or 44.103 mgGAE / g extract, flavonoid levels of 0.3429% or 3.429 mgQE / g extract, and had moderate antioxidant activity (IC50 of 219.716 µg / mL). Histopathological examination of mice colon tissue was assessed by quantifying the amount of inflammation and the mean of goblet cells in colon tissue stained by hematoxylin-eosin. Giving EEDMD at all doses showed a significant difference in the number of inflammation (p <0.00) and mean goblet cells (p <0.00). Immunohistochemical examination was performed to see the expression of TNF-α, COX-2. NF-κβ. Positive cells express TNF-α, COX-2, and NF-κβ counts / 1000 epithelial cells. The results showed that EEDMD significantly reduced TNF-α expression compared to negative controls. Whereas in COX-2 (p <0.80) and NF-κβ (p <0.90) there were no significant differences.
"
2019
T52377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiq Anan Murobby
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian alga cokelat (Sargassum) dalam ransum terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila srikandi (Oreochromis aureus x O. niloticus) yang dipelihara dengan sistem akuaponik. Terdapat 4 perlakuan dan 3 ulangan. P0 yang diberi pakan tanpa campuran Sargassum, kelompok P1 yang diberi pakan dengan campuran Sargassum 2%, kelompok P2 yang diberi pakan dengan campuran Sargassum 4%, dan kelompok P3 yang diberi pakan dengan campuran Sargassum 6%. Hasil uji anava satu faktor (P > 0,05) menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata pemberian Sargassum terhadap pertumbuhan dan sintasan pada semua kelompok perlakuan.

The research was done to observe the effect of brown algae (Sargassum) in the ration on the growth and survival of Srikandi tilapia (Oreochromis aureus x O. niloticus) were maintained aquaponics system. There are 4 treatments and 3 replication. P0 mixture fed without Sargassum, P1 group fed with a mixture of 2% Sargassum, P2 group fed with a mixture of Sargassum 4%, and the P3 group fed with Sargassum mixture of 6%. The feed is given three times daily for 8 weeks. The result anova test (P > 0.05) showed no significant effect on the survival and provision of Sargassum growth in all treatment groups."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiha Kamilah
"Inflamasi akut yang tidak terkontrol serta keberadaan patogen yang presisten dapat menyebabkan terjadinya inflamasi kronis. Pengembangan bahan alam untuk pengobatan inflamasi kronis kolon (kolitis) menjadi penting karena efek samping yang rendah. Pada penelitian ini digunakan ekstrak etanol kulit buah delima (Punica granatum) yang dimuat dalam nanopartikel kitosan untuk menganalisis sel Th1, Th2 dan Treg yang berperan penting pada kejadian kolitis. Desain penelitian ini merupakan studi eksperimental in vivo menggunakan hewan coba mencit jantan galur Balb/c sebanyak 24 ekor terbagi dalam 6 kelompok. Kelompok normal (KN), Kelompok DSS (DSS), Kelompok asam elagat (ASE), P1 (nanopartikel kulit buah delima 240 mg/kg/hari), P2 (nanopartikel kulit buah delima 480 mg/kg/hari) dan P3 (ekstrak kulit delima 480 mg/kg/hari). Seluruh mencit di dekapitasi pada minggu ke delapan dan sel-sel limfosit yang berasal dari Limpa diisolasi dan dilakukan analisis menggunakan flow cytometry. Hasil analisis menunjukkan, semua kelompok perlakuan dosis tidak mampu menurunkan jumlah sel Th1. Disisi lain nanopartikel kulit buah delima dengan dosis 480 mg/kgBB mampu meningkatkan jumlah sel Th1, Th2 dan sel Treg secara bermakna pada mencit Balb/c model inflamasi kolon. Penggunaan nanopartikel kitosan kulit buah delima dapat berfungsi sebagai imunomodulator yang menyebabkan keseimbangan antara Th1, Th2 dan Treg yang penting dalam mengontrol inflamasi.

Acute inflammation that is not restrained due to persistent pathogens so that the inflammatory response occurs excessively can lead to chronic inflammation. Analysis of Th1, Th2, and Treg cells are important because of their involvement in inflammatory bowel conditions. This study used the ethanol extract of pomegranate peel (Punica granatum) coated in chitosan nanoparticles. The research design used an in vivo experimental study using 24 Balb/c strain male mice divided into six groups. Normal group (KN), DSS group (DSS), ellagic acid group (ASE), P1 (240 mg/kg/day pomegranate peel nanoparticles), P2 (480 mg/kg/day pomegranate peel nanoparticles), and P3 (480 pomegranate peel extract) mg/kg/day). Mice's spleen was isolated, and flow cytometry analysis was carried out. The analysis showed that all dose treatment groups could not reduce the number of Th1 cells. On the other hand, pomegranate peel nanoparticles at a dose of 480 mg/kgBW significantly increased the number of Th1, Th2, and Treg cells in the Balb/c mice model of colon inflammation. Using pomegranate peel chitosan nanoparticles can work as an immunomodulator that causes a balance between Th1, Th2, and Treg, which is important in controlling inflammation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. M. Suryo Anggoro Kusumo Wibowo
"klerosis sistemik atau skleroderma adalah suatu penyakit jaringan ikat yang dimediasi imun yang ditandai dengan fibrosis kulit dan organ dalam serta vaskulopati. Penyebab kematian utama pada sklerosis sistemik adalah penyakit paru interstisial. Pengobatan penyakit paru interstisial pada sklerosis sistemik saat ini belum memuaskan. Herba ciplukan (Physalis angulata) merupakan salah satu terapi alternatif yang potensial dan terbukti dapat memperbaiki fibrosis kulit pada pasien sklerosis sistemik namun data pada manifestasi paru belum ada. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efek herba ciplukan dalam mencegah dan memperbaiki inflamasi dan fibrosis paru pada model tikus sklerosis sistemik dan mencari dosis optimal ciplukan untuk memperbaiki fibrosis. Penelitian ini terbagai dalam 2 tahap yaitu tahap kuratif fibrosis (tahap 1) dan tahap preventif inflamasi dan fibrosis (tahap 2). Pada tahap 1, 33 tikus (Rattus norvegicus) galur Sprague-Dawley 10−12 minggu dibagi dalam 6 kelompok yaitu kelompok yang mendapat bleomisin dan ciplukan (dosis 50,100,150, dan 200 mg/kg), bleomisin dan salin, dan kontrol negatif. Bleomisin diberikan subkutan per hari selama 14 hari dan ciplukan atau salin diberikan mulai hari ke-21 selama 30 hari lalu hewan diterminasi. Fibrosis dinilai dengan derajat fibrosis dan luas fibrosis pada histopatologi, kadar hidroksiprolin, TGF-β dan MMP13 jaringan paru. Pada tahap 2, 36 ekor tikus dibagi dalam 6 kelompok yaitu 2 kelompok yang mendapat bleomisin dan ciplukan (50 dan 100 mg/kgBB) dan 2 kelompok bleomisin dan salin. Tiga kelompok diterminasi di H14 dan 3 kelompok di H51. Pada tahap 2, bleomisin dan ciplukan diberikan bersamaan selama 14 hari pertama. Luaran yang dinilai di H14 adalah kadar IL-6 paru, jumlah leukosit dari BAL dan skor inflamasi paru secara histopatologi. Luaran yang dinilai di H52 adalah derajat fibrosis dan luas fibrosis, kadar hidroksiprolin, TGF-β dan MMP13 paru. Kadar IL-6, TGF-β dan MMP 13 dinilai dengan ELISA dari jaringan paru, Hidroksiprolin dinilai dari jaringan paru dengan metode kolorimetri. Pada tahap 1 terdapat perbedaan luas fibrosis yang secara statistik bermakna antara kelompok yang mendapat ciplukan dosis 100, 150, dan 200 mg/kgBB dibandingkan kelompok bleomisin. Tidak terdapat perbedaan skor fibrosis antara kelompok yang mendapat ciplukan 50, 100, dan 150 mg/kgBB dengan kontrol negatif. Tidak terdapat perbedaan hidroksiprolin antara kelompok yang mendapat ciplukan dengan kontrol negatif. Tidak terdapat perbedaan kadar TGF-β dan MMP13 yang secara statistik bermakna antar kelompok. Pada tahap 2 penelitian tidak didapatkan perbedaan kadar IL-6, jumlah leukosit cairan BAL dan skor inflamasi yang bermakna antar kelompok dan tidak terdapat perbedaan skor fibrosis, luas fibrosis, kadar hidroksiprolin, TGF-β dan MMP13 antar kelompok. Sebagai simpulan ekstrak ciplukan memiliki efek kuratif untuk menurunkan luas fibrosis paru dengan dosis optimal 100 mg/kgBB. Ciplukan tidak memiliki efek preventif terhadap inflamasi dan fibrosis.

Systemic sclerosis or scleroderma is an immune mediated connective tissue disease which is manifested by fibrosis on skin and internal organ and vasculopathy. Interstitial lung disease (ILD) is the main cause of death of systemic sclerosis however the treatment of ILD in systemic sclerosis is still unsatisfactory. Ciplukan (Physalis angulata) herb is a potential alternative treatment for systemic sclerosis and has been proven to improve skin sclerosis in systemic sclerosis patients however the study on its effect on lung has been lacking. The aim of this study is to evaluate the effect of ciplukan herb for treating and preventing inflammation and fibrosis in systemic sclerosis animal model and to find out its optimal dose in improving lung fibrosis. This study was done in 2 stages. For the first stage (treatment of fibrosis), 33 Sprague-Dawley rats aged 10−12 weeks were divided into 6 groups (4 groups were given bleomycin and ciplukan extract dose 50,100,150, and 200 mg/kgBW, respectively, bleomycin and saline and negative control). Bleomycin was given subcutaneously daily for 14 days and ciplukan or saline were given from day 21 until the next 30 days and then the animals were sacrificed. At the end of observation, degree of fibrosis and width of fibrosis from lung histopathology, hydroxyproline, TGF-β, and MMP13 levels were analyzed. For the second stage (prevention), 36 rats were divided into 6 groups (bleomycin and ciplukan dose 50 and 100 mg/kgBW, and bleomycin only). Three groups were sacrificed after 14 days of observation for evaluation of IL-6 level in lung tissue, leucocyte count on BAL fluid and inflammation score. Three groups were sacrificed after 51 days observation and were analyzed for degree of fibrosis and width of fibrosis from lung histopathology, hydroxyproline, TGF-β, and MMP13 levels. For the second stage, bleomycin and ciplukan were given simultaneously for 14 days. IL-6, TGF-β, and MMP13 levels were measured using ELISA methods while hydroxyproline was analyzed using colorimetric method. From the stage 1, there was a significant reduction in width of lung fibrosis on groups receiving bleomycin and ciplukan dose 100, 150, and 200 mg/kgBW compared with bleomycin group. There was no difference of fibrosis score among groups who received ciplukan 50,100, and 150 mg/kgBW compared to the negative control. There was no difference of hydroxyproline among groups who received ciplukan compared with negative control. There was no difference of TGF-β, and MMP13 levels among groups. From the stage 2, there were no difference of IL-6 levels, BAL leukocyte count and inflammation score among groups after 14 days and no difference of fibrosis score, extension of fibrosis, hydroxyproline, TGF-β and MMP13 levels among groups after 51 days observation. As a conclusion, ciplukan herb has a role as a treatment of fibrosis to reduce extent of lung fibrosis with optimal dose of 100 kg/BW but shows no effect on prevention of lung inflammation and lung fibrosis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>