Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136765 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raya Jayawati Ratnawilis Amanah Notonegoro
"Live streaming commerce merupakan salah satu kanal penjualan yang saat ini kerap digunakan oleh para pebisnis untuk memasarkan dan menjualkan produk yang mereka miliki, seperti halnya produk fashion. TikTok merupakan salah satu platformce live streaming commerce yang paling banyak digunakan di Indonesia. Hingga saat ini, produk fashion merupakan jenis produk yang memiliki jumlah live streamer dengan ranking yang tinggi pada Fitur live Shopping yang terdapat pada platform TikTok. Melihat persaingan yang ketat di antara live streamer, peneliti melakukan penelusuran dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi parasocial relationship, purchase intention, dan behavioral loyalty konsumen pada konteks live streaming shopping. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari 350 responden yang merupakan pengguna aktif TikTok dan pernah menonton live streaming shopping pada TikTok. Data diperoleh menggunakan metode non-probability sampling dengan menyebarkan survei secara online. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa semua hipotesis didukung oleh data yang diperoleh, kecuali terkait dengan pengaruh attractiveness dan expertise terhadap hubungan parasocial atau hubungan sepihak yang dirasakan oleh konsumen terhadap live streamer pada live streaming commerce TikTok. Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dan praktikal untuk para pebisnis dan live streamer, khususnya terkait dengan menumbuhkan parasocial relationship, purchase intention, dan behavioral loyalty konsumen TikTok Live.

Live streaming commerce is a sales channel that is currently often used by business people to market and sell their products, such as fashion products. TikTok is one of the most used live streaming commerce platforms in Indonesia. Until now, fashion products are a type of product that has a high number of live streamers with high rankings in the live Shopping feature found on the TikTok platform. Seeing the intense competition among live streamers, researchers conducted a search with the aim of knowing the factors that can influence parasocial relationships, purchase intentions, and consumer behavioral loyalty in the context of live streaming shopping. This research was conducted using data obtained from 350 respondents who are active users of TikTok and have watched live streaming shopping on TikTok. Data was obtained using the non-probability sampling method by distributing online surveys. The results of the tests carried out show that all hypotheses are supported by the data obtained, except those related to the influence of attractiveness and expertise on parasocial relationships or unilateral relationships felt by consumers towards live streamers in live streaming commerce TikTok. This research provides theoretical and practical contributions for business people and live streamers, especially related to growing parasocial relationships, purchase intentions, and behavioral loyalty of TikTok Live consumers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reyhan Frediyanto
"Dalam satu dekade terakhir, sisi gelap dari permasalahan perilaku konsumen mulai bermunculan, salah satunya adalah perilaku compulsive buying. Self-congruence dan brand attachment merupakan salah satu pendorong timbulnya perilaku konsumen tersebut. Fenomena ini juga terjadi pada salah satu merek fashion ternama, yakni Uniqlo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh self-congruence terhadap compulsive buying melalui brand attachment sebagai mediasi pada konsumen Uniqlo di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi target dalam penelitian ini adalah konsumen Uniqlo yang berdomisili di Jabodetabek. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang disebarkan secara daring. Ukuran sampel yang ditentukan untuk penelitian ini adalah 130 sampel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana dan regresi berganda dengan software SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh self- congruence terhadap compulsive buying melalui brand attachment sebagai mediasi pada konsumen Uniqlo di Jabodetabek. Persepsi konsumen tentang kesesuaian antara konsep diri (aktual atau ideal) berdampak positif pada keterikatan merek, yang mengarah pada perilaku pembelian kompulsif.

In the last decade, the dark side of consumer behavior problems began to emerge, such as compulsive buying behavior. Self-congruence and brand attachment are the drivers of this consumer behavior. This phenomenon also occurs in one of the well-known fashion brands, namely Uniqlo. The purpose of this study is to analyze the effect of self-congruence towards compulsive buying through brand attachment as mediation on Uniqlo consumers in Jabodetabek. This study uses a quantitative approach. The target population of this study is Uniqlo consumers who live in Jabodetabek. Data collection was carried out using a questionnaire instrument which was distributed online. The sample size determined for this study was 130 samples. Simple regression analysis and multiple regression analysis with SPSS software are used for data analysis. The results showed that there is an effect of self-congruence towards compulsive buying through brand attachment on Uniqlo consumers in Jabodetabek. Consumers' perceptions about the fit between self-concepts (actual or ideal) positively impacted brand attachment, which led to compulsive buying behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Zen
"Indonesia menjadi salah satu penyumbang populasi generasi milenial terbanyak di dunia. Dari 267 juta jiwa, sebanyak 130 juta jiwa merupakan wanita dan 68% diantaranya adalah generasi milenial dengan mayoritas berada di Jabodetabek. Hal tersebut menjadi peluang bagi Indonesia sebagai pasar yang potensial dalam halnya produk kecantikan, dimana telah terjadinya peningkatan yang signifikan dalam 3 tahun terakhir. Meningkatnya penjualan produk kecantikan ini didasari adanya motivasi belanja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh mindset terhadap compulsive buying pada konsumen brand Somethinc di Jabodetabek dengan menggunakan shopping motivation sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan responden berupa pelanggan yang pernah membeli produk brand Somethinc lebih dari tiga kali selama enam terakhir kepada 100 responden dan menggunakan teknik non-probability sampling. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang cukup kuat antara mindset dan shopping motivation sehingga dibuktikan bahwa mindset merupakan faktor penting yang dapat memengaruhi pembentukan shopping motivation konsumen. Mindset konsumen merupakan kerangka penting bagi seorang pemasaran dalam memehami motivasi dan perilaku konsumen. Dalam hal ini, penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik kepada brand Somethinc mengenai perilaku konsumen yang dilihat dari mindset konsumen serta berbagai motivasi yang mengarah pada compulsive buying

Indonesia is one of the largest contributors to the millennial generation in the world. Of 267 million people, 130 million people of them are women and 68% of them are millennials in Jabodetabek. This is an opportunity for Indonesia as a potential market in terms of beauty products that has been facing a significant increase in the last 3 years. The increase in sales of beauty products is based on a high shopping motivation. This study aims to analyze the influence of mindset on compulsive buying on Somethinc brand consumers in Jabodetabek through shopping motivation as a mediating variable. This study uses a quantitative with a non-probability sampling technique by distributing questionnaires to 100 customers who have purchased something brand products more than three times during the last six months as the respondents. The findings in this study indicate that there is a fairly strong correlation between mindset and shopping motivation, so that it is proven that mindset is an important factor that can influence consumers shopping motivation. The consumer mindset is an important framework for a marketer in understanding consumer motivation and behavior. In this case, this research provides a better understanding of the something brand regarding consumer behavior seen from the consumers mindset and motivations that lead to compulsive buying."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Sesa Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh materialisme teradap compulsive buying pada kelas sosial ekonomi menengah dan atas di Indonesia. Materialisme merupakan sebuah keyakinan yang dianut seseorang tentang seberapa pentingnya kepemilikan di dalam kehidupan mereka (Richins dan Dawson, 1992). Compulsive buying dapat didefinisikan sebagai perilaku belanja yang abnormal dimana perilaku tersebut tidak terkontrol, berulang-ulang dan memiliki dorongan kuat untuk belanja yang dianggap sebagai cara untuk menghilangkan perasaan negatif seperti stres dan cemas (Edwards, 1993). Responden berjumlah 206 orang dengan karakteristik individu yang berusia antara 20-40 tahun, dengan sosial ekonomi status menengah dan atas, bertempat tinggal di wilayah Jabodetabek. Materialisme diukur dengan alat ukur MVS short form (Richins, 2004) yang merupakan versi modifikasi singkat dari alat ukur MVS (Material Value Scale) yang disusun oleh Richins dan Dawson (1992).
Compulsive Buying diukur dengan alat ukur Compulsive Buying Scale yang disusun oleh Edwards (1993). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa materialisme dapat mempengaruhi skor compulsive buying secara signifikan β = .545, t(206) = 9.296, p < .01 Selain itu, materialisme juga dapat secara signifikan menjelaskan proporsi varians skor compulsive buying R2 = .298, F(1,206) = 86.415. Berdasarkan hasil tersebut, penting adanya pengarahan terhadap kelas sosial ekonomi menengah dan atas agar dapat menjadi konsumen yang cerdas dan lebih selektif agar terhindar dari konsekuensi-konsekuensi negatif yang ditimbulkan dari nilai-nilai materialisme dan compulsive buying.

This research aims to find the influence of materialism on compulsive buying in middle & upper social economic class Indonesian. Materialism is a value about the importance of possessions in one's life (Richins & Dawson, 1992). Compulsive buying can be defined as abnormal form of shopping and spending in which the afflicted consumer has an overpowering, uncontrollable, chronic and repetitive urge to shop and spend (Edwards, 1993). Respondens of this research were individuals between the ages of 20-40 years old, with middle & upper social economy class, and live in Jabodetabek, with the amounts of 206 research participants. MVS Short Form made by Richins (2004) was used to measure materialism, as a short modified version of Material Values Scale (Richins & Dawson, 1992).
Compulsive buying was measured using Compulsive Buying Scale constructed by (Edwards, 1993) The main result of this research indicates that materialism is significantly predicted compulsive buying scores β = .545, t(206) = 9.296, p < .01. Furthermore, materialism also explained a significant proportion of variance in public compulsive buying scores, R2 = .298, F(1,206) = 86.415. Based on these results, it’s important to direct the middle and upper social economic class in Indonesia to become smarter and more selective consumer to prevent them from negative consequences from materialistic values and compulsive buying.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Rizki Fadhlulrahmansyah
"Penggunaan teknologi berbasis internet telah merubah perilaku konsumsi masyarakat Indonesia. Saat ini masyarakat lebih cenderung untuk melakukan pembelian barang melalui aplikasi pada smartphone mereka. Tidak terkecuali dalam membeli bahan makanan, dimana saat ini sudah banyak aplikasi mobile grocery shopping yang menyediakan layanan tersebut. Namun, penggunaan logo halal pada laman penjualan produk di aplikasi mobile grocery shopping masih sangat terbatas. Hal tersebut menjadi dilema terhadap konsumen muslim Indonesia yang membutuhkan kepastian atas kehalalan produk yang dikonsumsinya. Penelitian ini menggunakan model Technology Acceptance Model (TAM) yang diperluas untuk menganalisis penerimaan dan perilaku penggunaan aplikasi mobile grocery shopping oleh konsumen Muslim Indonesia. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dan data yang diolah sebanyak 234 responden yang pernah menggunaakan aplikasi mobile grocery shopping dalam waktu tiga bulan terakhir. Penyebaran kuesioner penelitian dilakukan secara daring dan analisis data dilaksanakan dengan pendekatan Partial Least Square- Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruk TAM berpengaruh pada perilaku penggunaan aplikasi mobile grocery shopping. Sikap terhadap penggunaan aplikasi mobile grocery shopping memiliki pengaruh yang memediasi antara persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan dengan intensi penggunaan. Selain itu sikap terhadap penggunaan aplikasi mobile grocery shopping ditemui memediasi secara penuh hubungan antara penggunaan halal logo dengan intensi penggunaan. Penelitian ini juga menemukan bahwa visibilitas dan persepsi kesenangan berimplikasi berpengaruh terhadap persepsi kegunaan. Selain itu persepsi kesenangan juga berpengaruh terhadap persepsi kemudahan. Namun norma subjektif, persepsi resiko, dan penggunaan halal logo tidak mempengaruhi intensi penggunaan aplikasi mobile grocery shopping secara langsung.

The use of internet-based technology has changed the consumption behavior of Indonesian people. Nowadays people are more inclined to make purchases of goods through applications on their smartphones. There are no exceptions in buying groceries, where currently there are many mobile grocery shopping applications that provide these services. However, the use of the halal logo on product sales pages in the grocery shopping mobile application is still very limited. This is a dilemma for Indonesian Muslim consumers who need certainty about the halalness of the products they consume. This study uses an extended Technology Acceptance Model (TAM) to analyze the acceptance and behavior of using mobile grocery shopping applications by Indonesian Muslim consumers. The selection of the research sample was carried out by purposive sampling method and the data were processed as many as 234 respondents who had used the mobile grocery shopping application in the last three months. The distribution of research questionnaires was carried out online and data analysis was carried out using the Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) approach. The results showed that the TAM construct had an effect on the behavior of using the grocery shopping mobile application. Attitudes towards the use of mobile grocery shopping applications have a mediating effect between perceived usefulness and perceived ease of use with usage intentions. In addition, attitudes towards the use of mobile grocery shopping applications were found to fully mediate the relationship between the use of halal logos and usage intentions. This study also found that visibility and perceived pleasure had implications for perceived usefulness. In addition, the perception of pleasure also affects the perception of ease. However, subjective norms, risk perception, and the use of halal logos do not directly affect the intention to use the grocery shopping mobile application."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfy Andruskha
"ABSTRACT
This purpose of this research is to determine the effect of the seven Shopping Dimensions identified by Bloch et al 1994 on consumers rsquo motives for visiting and shopping at malls specifically in Supermal Karawaci, while simultaneously study the strategies needed for Supermal Karawaci to compete with its competitors in terms of consumer behavior and how it gives them a competitive advantage over other malls. The multiple regression statistical technique for data analysis is used in this research to determine the significance of 1 Aesthetics dimension 2 convenience dimension 3 escape dimension 4 exploration dimension 5 role enactment dimension 6 flow dimension and 7 social dimension towards the consumers rsquo motivation for shopping at malls specifically at Supermal Karawaci. A structured questionnaire was distributed to the consumers of Supermal Karawaci, with a total of 200 respondents based on the sample size calculated through non probability purposive sampling. This research found all of the seven dimensions are positively related to consumers rsquo motivation to shop, indicating that all hypotheses were accepted, with escape dimension being the strongest motivator amongst the others. A cluster analysis showed that the respondents could generally be clustered into 3 groups 1 moderately motivated respondents, 2 highly motivated respondents and 3 lowly motivated respondents. This research, however, was limited to Supermal Karawaci only, with a non probability sampling method that may predispose the results to selection bias. In addition, the sample frame of 200 respondents does not sufficiently represent the consumers of shopping malls in general.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari ketujuh dimensi belanja yang diidentifikasi oleh Bloch et al 1994 tentang motif konsumen untuk berkunjung dan berbelanja di mal khususnya di Supermal Karawaci, sambil mempelajari strategi yang dibutuhkan Supermal Karawaci untuk bersaing dengan para pesaingnya dalam hal perilaku konsumen dan bagaimana hal itu memberi mereka keunggulan kompetitif atas mal lain. Teknik statistik regresi berganda untuk analisis data digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan signifikansi: 1 Dimensi estetika; 2 dimensi kenyamanan; 3 dimensi Escape; 4 dimensi eksplorasi; 5 dimensi Role Enactment; 6 dimensi Flow; dan 7 dimensi sosial terhadap motivasi konsumen untuk berbelanja di mal khususnya di Supermal Karawaci. Kuesioner terstruktur disebarkan kepada konsumen Supermal Karawaci, dengan total 200 responden berdasarkan jumlah sampel populasi penelitian yang dihitung menggunakan teknik sampling purposive sampling non-probabilitas . Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketujuh dimensi belanja memiliki pengaruh positif terhadap motivasi konsumen dalam berbelanja, dengan dimensi escape sebagai dimensi yang memiliki pengaruh paling tinggi diantara dimensi-dimensi lain. Analisis cluster yang dilakukan menunjukkan bahwa responden penelitian dapat di kelompokkan menjadi 3 kelompok; 1 cukup termotivasi, 2 sangat termotivasi dan 3 kurang termotivasi. Beberapa hal yang menjadi kekurangan dari penelitian ini adalah; penelitian ini hanya terbatas pada Supermal Karawaci saja, dengan penggunaan teknik sampling non-probabilitas yang dapat memberi kecenderungan terhadap selection bias. Selain itu, jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini tidak cukup untuk merepresentasikan konsumen pusat perbelanjaan secara general. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Aliyah Rachman
"Penerapan 'Paid Partnership' sebagai disclosure language pada Instagram mengubah implementasi celebrity endorsement di media sosial. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah keberadaan label 'Paid Partnership' sebagai disclosure language pada unggahan berbayar berpengaruh langsung terhadap intensi membeli dengan hubungan parasosial sebagai moderator. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental between-subject pada perempuan dewasa pengguna Instagram di Indonesia dalam rentang umur 18-34 tahun. Disclosure language dipilih sebagai variabel bebas (tanpa disclosure language dan dengan disclosure language), hubungan parasosial sebagai moderator, dan intensi membeli sebagai variabel terikat. Analisis Multiple Regression digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari disclosure language terhadap intensi membeli dan hubungan parasosial juga tidak secara signifikan memoderasi pengaruh disclosure language terhadap intensi membeli. Sementara, penelitian justru menemukan hubungan parasosial menunjukkan pengaruh langsung terhadap intensi membeli. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa hubungan parasosial dapat menjadi prediktor munculnya intensi membeli.

The implementation of 'Paid Partnership' as a disclosure language on Instagram has changed the way of celebrity endorsements are presented on social media. This research was conducted to investigate whether the appearance of the 'Paid Partnership' as a disclosure language in paid post has a direct effect on purchase intention with parasocial relationship as a moderator. This research is a between-subject experimental study on adult female Instagram users in Indonesia within the age of 18-34 years old. Disclosure language was chosen as the independent variable (no disclosure language and with disclosure language), parasocial relationship as the moderator, and purchase intention as the dependent variable. Multiple Regression Analysis is used to test the hypothesis of this study. The results shown that there was no significant effect of disclosure language on purchase intentions and parasocial relationships also did not significantly moderate the effect of disclosure language towards purchase intentions. Meanwhile, this research discovered that parasocial relationship show a direct effect on purchase intention. This research implies that parasocial relationships can be a predictor of purchase intentions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harya Vandika Daniswara
"Penelitian ini menganalisis pengaruh interaksi parasosial dalam ulasan TikTok terhadap niat beli Generasi Z di Jakarta, dengan fokus pada aspek hedonis (perceived enjoyment dan Transparency) dan utilitarian (Informativeness dan Credibility). Metodologi yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, menggunakan data primer dari 195 responden yang merupakan pengguna aktif TikTok. Responden adalah Generasi Z yang lahir antara 1996 dan 2004 di Jakarta. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk menganalisis data. Temuan menunjukkan bahwa interaksi parasosial berpengaruh positif signifikan terhadap perceived enjoyment, Transparency, Informativeness, dan Credibility. Selain itu, perceived enjoyment dan Transparency signifikan mempengaruhi niat beli, menekankan pentingnya pengalaman positif dan informasi yang jelas dalam ulasan produk di TikTok.

This study analyzes the influence of parasocial interaction in TikTok reviews on the purchase intention of Generation Z in Jakarta, focusing on hedonic (perceived enjoyment and Transparency) and utilitarian aspects (Informativeness and Credibility). The methodology used is a correlational quantitative study, utilizing primary data from 195 active TikTok users. Respondents are Generation Z, born between 1996 and 2004 in Jakarta. The study uses Structural Equation Modeling (SEM) to analyze the data. Findings indicate that parasocial interaction significantly positively influences perceived enjoyment, Transparency, Informativeness, and Credibility. Additionally, perceived enjoyment and Transparency significantly affect purchase intention, emphasizing the importance of positive experiences and clear information in TikTok product reviews."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alif Farhan
"Perkembangan teknologi dan digitalisasi mendorong berbagai inovasi, inisiatif dan strategi baru dalam berbagai hal. Salah satunya dalam hal pemasaran. Media sosial sebagai salah satu media dalam komunikasi juga merupakan bentuk inovasi teknologi yang juga digunakan dan dimanfaatkan sebagai media dalam pemasaran. Salah satu bentuknya adalah influencer marketing dimana pemasaran dilakukan dengan melibatkan kehadiran influencer dalam memasarkan dan mempromosikan produk atau jasa. Influencer marketing menjadi salah strategi yang banyak dimanfaatkan oleh berbagai brand dan perusahaan dalam memasarkan produk atau jasa karena dianggap memiliki efektivitas dan keberhasilan yang tinggi, khususnya dalam hal perilaku pembelian konsumen. Hal itu membuat influencer kerap dikaitkan dengan meningkatkan intensi pembelian dari suatu produk atau jasa yang dipasarkan. Namun hal tersebut tak terlepas dari pentingnya kredibilitas yang dimiliki oleh influencer, kedekatan hubungan dengan audiens, serta kesesuaian antara atribut produk dengan karakteristik influencer. Dengan begitu, penelitian ini berupaya untuk melihat hubungan antara influencer dengan intensi pembelian konsumen melalui perantara kredibilitas serta hubungan parasosial dengan studi pada food influencer. Penelitian kuantitatif ini menggunakan data primer dengan kuesioner online kepada masyarakat Indonesia yang menggunakan media sosial Instagram, mengikuti akun food influencer serta pernah melihat promosi produk makanan yang dilakukan oleh food influencer dengan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan desain penelitian konklusif deskriptif untuk memberikan penjelasan mengenai hubungan pengaruh antara food influencer dengan intensi pembelian konsumen dengan metode PLS-SEM (Partial Least Square - Structural Equation Modelling). Penelitian ini menemukan bahwa kredibilitas food influencer dipengaruhi oleh bagaimana audiens menganggap adanya kesesuaian antara dirinya dengan produk. Audiens akan merasa percaya pada seorang food influencer dan merasa dekat dengannya saat food influencer tersebut dianggap kredibel. Selain itu, intensi pembelian dari audiens dipengaruhi oleh bagaimana audiens merasakan suatu kedekatan tersendiri dengan food influencer tersebut dan bagaimana seorang food influencer dianggap dapat dipercaya dan menarik. Melalui adanya penelitian ini, harapannya temuan yang didapatkan dapat membantu menambah wawasan serta mengembangkan dunia keilmuan pemasaran, khususnya terkait influencer marketing serta dapat membantu pengembangan inisiatif pemasaran pada perusahaan mengenai penggunaan influencer marketing dalam memasarkan produk maupun jasa.

The development of technology and digitalization have encouraged various innovations, initiatives and new strategies in various aspects. One of them is in terms of marketing. Social media as one of the media in communication is also a form of technological innovation that is also used and utilized as a medium in marketing. One of the forms is influencer marketing where marketing is done by involving the presence of influencers in marketing and promoting products or services. Influencer marketing is a strategy that becomes widely used by various brands and companies in marketing products or services because it is considered to have high effectiveness and success, especially in terms of consumer purchasing behavior. This makes influencers often associated with increasing the purchase intention of a marketed product or service. However, this is inseparable from the importance of the credibility of the influencer, the closeness of the relationship with the audience, and the match between product attributes and influencer characteristics. Thus, this study seeks to examine the relationship between influencers and consumer purchase intentions through the intermediaries of credibility and parasocial relationships with a study on food influencers. This quantitative research uses primary data by online questionnaires to Indonesians who use Instagram social media, follow food influencer accounts and have seen food product promotions carried out by food influencers with purposive sampling method. This research uses a descriptive conclusive research design to provide an explanation of the influence relationship between food influencers and consumer purchasing intentions by utilizing the PLS-SEM (Partial Least Square - Structural Equation Modeling) method. This study found that the credibility of food influencers is influenced by how audiences perceive the compatibility between the food influencers and the product. Audiences will trust the food influencer and feel close to him/her when the food influencer is perceived as credible. In addition, the purchase intention of the audience is influenced by how the audience feels a certain closeness to the food influencer and how a food influencer is considered trustworthy and attractive. Through this research, the findings obtained hopefully might help increase knowledge and insight and develop the marketing science, especially related to influencer marketing. Hopefully this research can also help develop marketing initiatives in companies regarding the use of influencer marketing in marketing products and services."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safia Lainufar
"Penelitian ini berfokus pada pengaruh dari perilaku konsumen dalam kegiatan berbelanja online melalui ecommerce yang mengarah pada pengabaian keranjang belanja. Penelitian diukur melalui variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen baik dari sisi ecommerce maupun internal konsumen. Penelitian ini menggunakan desain penelitian conclusive causal dan single cross sectional dengan total 216 responden. Pengolahan data menggunakan Partial Least Square Sequential Equation Modeling (PLS-SEM) dengan menggunakan SmartPLS 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa push factors lebih mempengaruhi perilaku konsumen, sedangkan pull factors tidak memiliki pengaruh pada perilaku konsumen.

The focus of this study is the impact of consumer behavior in online shopping activities through e-commerce that lead to shopping cart abandonment. This study measured by variables that have several impacts in consumer behavior both by the ecommerce (pull factors) and the consumers itself (push factors). This study used conclusive causal and single-cross sectional research design, with 216 respondents obtained. The data processing was done by Partial Least Square Sequential Equation Modeling (PLS-SEM) with SmartPLS 3 software. The result showed that push factors have impact on consumer behavior, while the pull factors do not have impact on consumer behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>