Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129262 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joevanca Mutiara Pramesti
"Penelitian ini dilakukan untuk memvalidasi Coefficient of Variation sebagai alat ukur yang memenuhi kriteria uji Goodness of Fit dengan menggunakan prosedur uji analisis sensitivitas yaitu Morris dan Fourier Amplitude Sensitivity Test (FAST) sebagai pembanding. Penelitian ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak MATLAB® vR2020b dan GraphPad Prim 8 menggunakan data sekunder berupa data farmakokinetik 63 pasien yang melakukan terapi radiomolekuler ginjal dengan menggunakan radiofarmaka 177Lu-PSMA-617. Pengujian diawali dengan seleksi model terbaik dari hasil fitting 12 fungsi SOE menggunakan pemodelan NLME yang memenuhi kriteria Goodness of Fit (visualisasi grafis dan %CV) dan seleksi model AICc. Selanjutnya melakukan analisis sensitivitas parameter dari masing-masing fungsi fitting menggunakan metode Morris dan FAST sebagai pembanding. Diperoleh final model dari hasil analisis sensitivitas sama dengan final model yang memenuhi kriteria seleksi model Goodness of Fit dan AICc yaitu fungsi f6a. Dari hasil penelitian ini, diperoleh korelasi %CV dengan indeks sensitivitas uji Morris dan FAST penting dalam seleksi model dilihat dari koefisien gradien fungsi fitting yang memiliki korelasi positif yaitu pada fungsi f5a, f6b dan f6d. Pada penelitian ini, fungsi fitting f6d terpilih sebagai threshold karena memiliki hubungan positif secara statistik menggunakan regresi linier dan tidak memenuhi batas acceptable %CV<50%. Disimpulkan pada penelitian ini bahwa %CV masih menjadi parameter estimasi penting kriteria Goodness of Fit dalam seleksi model berdasarkan hasil analisis dari uji sensitivitas.

This study was conducted to validate the Coefficient of Variation as a measuring instrument that meets the Goodness of Fit test criteria by using sensitivity analysis test procedures, namely Morris and Fourier Amplitude Sensitivity Test (FAST) as comparisons. This study was conducted with the help of MATLAB® vR2020b and GraphPad Prim 8 software using secondary data in the form of pharmacokinetic data of 63 patients who underwent renal radiomolecular therapy using radiopharmaceutical 177Lu-PSMA-617. The test begins with the selection of the best model from the results of fitting 12 SOE functions using NLME modeling that meets the Goodness of Fit criteria (graphic visualization and %CV) and AICc model selection. Next, perform parameter sensitivity analysis of each fitting function using the Morris and FAST methods as a comparison. The final model obtained from the results of sensitivity analysis is the same as the final model that meets the selection criteria of the Goodness of Fit and AICc models, namely the f6a function. From the results of this study, the correlation of %CV with the sensitivity index of the Morris test and FAST is important in model selection seen from the gradient coefficient of the fitting function which has a positive correlation, namely f5a, f6b and f6d. In this study, the fitting function f6d was chosen as the threshold because it has a statistically positive relationship using linear regression and does not meet the acceptable limit of %CV<50%. It was concluded in this study that %CV is still an important estimation parameter of Goodness of Fit criteria in model selection based on the results of analysis from sensitivity tests."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anida Hilya Syauqi Maudah
"Estimasi yang akurat dari time-integrated activity coefficient (TIAC) ginjal diperlukan untuk optimisasi terapi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, prosedur seleksi model berbasis populasi terbukti baik untuk estimasi ini. Penelitian ini menerapkan uji sensitivitas untuk melihat validitas dari persen coefficient-of-variation (%CV) yang digunakan sebagai alat ukur goodness-of-fit (GoF) pada tahapan seleksi model untuk kasus radioterapi molekuler. Data farmakokinetik populasi dari 63 pasien terapi radioligand 177Lu-PSMA-617 digunakan.
Dilakukan fitting untuk 12 fungsi sums of exponential (SOE) dengan pemodelan NLME terhadap data seluruh pasien. Seleksi model dilakukan dengan uji GoF (inspeksi visual dan %CV) serta pembobotan Akaike. Uji Variance-Based Sensitivity Analysis (VBSA) dijalankan untuk model setiap fungsi dengan Fourier Amplitude Sensitivity Test (FAST) sebagai pembanding.
Hasil VBSA dan FAST sama-sama menunjukkan signifikansi statistik pada arah hubungan yang positif antara indeks sensitivitas dan %CV parameter pada fungsi f6d (gradien = 4,86×10-5 (± 0,91×10-5)) dan f7a (gradien = 3,00×10-2 (± 0,30×10-2)). Hasil tersebut mendukung seleksi model. Model final terbaik yang diperoleh adalah fungsi f6a(t) = A1 exp(-(1 + phys)t) +A2 exp(-(2 + phys)t) − A3 exp(-(3 + phys)t) − (A1 + A2− A3) exp(-(bc + physt). Didapatkan estimasi TIAC ginjal (54,62 ± 23,62) menit. Dengan demikian, penggunaan %CV dalam seleksi model menunjukkan validitas yang didukung oleh uji sensitivitas.

Accurate estimation of the kidney time-integrated activity coefficient (TIAC) is required for therapy optimization. Based on previous studies, a population-based model selection procedure has proven to be good for this estimation. This study applied a sensitivity test to see the validity of the percent coefficient-of-variation (%CV) used as a goodness-of-fit (GoF) measure in the model selection process for molecular radiotherapy cases. Population pharmacokinetic data from 63 patients treated with the radioligand 177Lu-PSMA-617 were used.
The fitting of 12 sums of exponential (SOE) functions with NLME modeling was performed on all patients' data. Model selection was performed using the GoF test (visual inspection and %CV) and the Akaike weighting. The Variance-Based Sensitivity Analysis (VBSA) was run for each function model with Fourier Amplitude Sensitivity Test (FAST) as a comparison.
Both VBSA and FAST results showed statistical significance of positive correlation between sensitivity indices and %CVs of parameters in function f6d (slope = 4.86×10-5 (± 0.91×10-5)) and function f7a (slope = 3.00×10-2 (± 0.30×10-2)). The results here supported the model selection. The best final model found was the function f6a(t) = A1 exp(-(1 + phys)t) + A2 exp(-(2 + phys)t) − A3 exp(-(3 +phys)t) − (A1 + A2 − A3) exp(-(bc + phys)t). From this model, an estimated kidney TIAC of (54.62 ± 23.62) minutes was obtained. Thus, the use of %CV in model selection shows validity supported by the sensitivity test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Faturrahman Jundi
"Dosimetri berbasis pengukuran pencitraan single-time-point (STP) diperlukan dalam terapi radionuklida untuk mengurangi beban kerja dan beban pasien. Meski demikian, metode untuk menghitung simpangan baku dari time-integrated activity coefficient (TIAC) individu dari metode STP belum pernah dilaporkan dalam literatur. Studi ini bertujuan untuk memperkenalkan metode menggunakan Bayesian fitting (BF) untuk menghitung SB TIAC individu dalam dosimetri STP, serta menganalisis penggunaan data biokinetik dari populasi yang berbeda. Data biokinetik 177Lu-DOTATATE ginjal dari tujuh pasien yang diukur menggunakan SPECT/CT pada empat titik waktu diperoleh dari PMID33443063. Persamaan fitting menggunakan fungsi mono eksponensial. Bayesian fitting dengan metode varians relatif (BFr) dan varians absolut (BFa) digunakan untuk memperoleh TIAC kalkulasi (cTIAC) dari dosimetri STP. Performa metode STP dinilai melalui deviasi relatif (RD) antara cTIAC dengan rTIAC. Akurasi cTIAC dari metode BF dibandingkan terhadap akurasi metode STP dari studi Hänscheid. Data biokinetik 111In-DOTATATE dari PMID26678617 dilakukan crossed dan combined dengan data PMID33443063 untuk dianalisis perbedaannya dengan data awal (origin). Inspeksi visual dari fitting ATP menunjukkan hasil yang baik dengan CV dari parameter fitting <50%. Nilai RMSE dari %RD cTIAC untuk BFr, BFa dan metode Hänscheid masing-masing yaitu: 26.2%; 9.3%; dan 8.5%. SB dari cTIAC lebih besar dari rTIAC pada sebagian besar pasien. Nilai RMSE dari %RD untuk BF origin, crossed, dan combined masing-masing yaitu: 20.26%; 26.48%; dan 21.11%. Kesimpulannya, penelitian ini memperkenalkan metode BF untuk menghitung SB dari TIAC individu dalam dosimetri STP dengan tingkat akurasi yang baik. Penggunaan data populasi dari jenis radiofarmaka yang berbeda melalui metode combined tidak signifikan dalam mempengaruhi akurasi dosimetri STP. Metode BF dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk analisis ketidakpastian dalam dosimetri STP.

Dosimetry method based on single-time-point (STP) imaging measurement is desirable in radionuclide therapy to reduce the workload and patient burden. Nevertheless, a method to calculate the standard deviation (SD) of the individual time-integrated activity coefficient (TIAC) from the STP method has never been reported in the literature. Therefore, this study aims to present a method based on the Bayesian fitting (BF) framework to calculate the SD of individual TIAC in the STP dosimetry, and to analyze the use of biokinetic data from different populations. Biokinetic data of 177Lu-DOTATATE in kidneys from seven patients measured by SPECT/CT at four-time points were obtained from PMID33443063. The mono exponential function was used for fitting. BF with relative (BFr) and absolute-based (BFa) variance methods were used to obtain the calculated TIACs (cTIACs) from the STP dosimetry. Performance of the STP method with BF methods was obtained by calculating the relative deviation (RD) between cTIACs and rTIACs. The accuracy of the cTIACs from the BF methods was compared to the accuracy of cTIACs from the STP method reported by Hänscheid. The 111In-DOTATATE biokinetic data from PMID26678617 were crossed and combined with PMID33443063 data to analyze the difference with the origin data. The visual inspection of ATP fittings showed a good fit for all patients with a CV of the fitted parameters <50%. The RMSE of cTIAC’s were 26.2% for BFr; 9.3% for BFa; and 8.5% for Hänscheid. The SD from cTIACs was greater than the rTIACs in most of the patients. The RMSE of %RD for BF origin, crossed, and combined were: 20.26%; 26.48%; and 21.11%, respectively. To conclude, this study introduces the BF method to calculate the SD of individual TIACs in STP dosimetry with good accuracy. The use of population data from different types of radiopharmaceuticals through the combined method did not significantly affect the accuracy of STP dosimetry. The BF method can be used as an alternative method for uncertainty analysis in STP dosimetry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ronggur Octavianus Yakub
"Dalam teori pengujian hipotesis Neyman-Pearson, keefisienan dari suatu uji hipotesis dinilai dari kekuatannya (power) dalam menolak hipotesis null (H0 ). Untuk mendapatkan bentuk power function dari pengujian perlu diketahui bentuk distribusi statistik uji di bawah hipotesis alternatif H1. Dalam uji chi square goodness of fit, bentuk distribusi statistik uji di bawah hipotesis alternatif H1 adalah distribusi noncentral chi square. Setelah power function dari uji chi square goodness of fit diperoleh maka nilai power untuk setiap nilai hipotesis H1 dapat ditentukan.
Power dari suatu uji hipotesis tergantung dari tiga buah faktor, yaitu : tingkat signfikansi alpha, ukuran sampel, dan besar efek (effect size). Analisis power mempelajari hubungan di antara faktor-faktor tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan suatu keseimbangan yang tepat di dalam sebuah pengujian hipotesis.
Melalui suatu analisis power dalam sebuah pengujian hipotesis maka seorang penguji dapat menyusun suatu bentuk rancangan pengujian yang efektif dan efisien melalui pemilihan spesifikasi pengujian yang optimal. Kata Kunci : distribusi chi square; distribusi noncentral chi square; effect size; parameter noncentral; power; power function; transformasi ortogonal; uji chi square goodness of fit."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S27614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dlorifun Naqiyyun
"Metode Bayesian memungkinkan kita mampu memperhitungkan nilai ketidakpastian dari hasil perhitungan berdasarkan data pengukuran OTP. Adanya nilai ketidakpastian dalam pengukuran menunjukkan bahwa nilai pengukuran tersebut memiliki tingkat kepercayaan tertentu. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat akurasi dari model OTP dengan menggunakan metode bayesian, dan untuk mengetahui ketidakpastian dari model OTP dengan fitting menggunakan metode bayesian. Data yang digunakan adalah data biokinetik organ ginjal berupa data aktivitas pada waktu tertentu dari 8 pasien NETs dengan peptide receptor radionuclide therapy (PRRT) menggunakan 177Lu-DOTATATE. Data di-fitting menggunakan metode Bayesian menggunakan tiga persamaan matematis yaitu f1,f2 dan f3. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai TIAC untuk empat titik data yang kemudian disebut RTIAC dan nilai TIAC dari setiap satu titik data yang disebut CTIAC. Tingkat akurasi nilai TIACs hasil pengolahan menggunakan persamaan matematis f1,f2 dan f3 relatif baik dengan nilai %RD secara populasi untuk f1 ginjal gabung sebesar 10,17±8.53, %RD f1 ginjal pisah sebesar 12,89 ± 6,93, %RD f2 sebesar 11,31 ± 9,34, dan %RD f3 sebesar 23,42 ± 19,86. Selain itu ketidakpastian perhitungan nilai TIACs di analis berdasarkan CV (median[min,max]) dengan nilai CV CTIACs untuk pengolahan menggunakan f1 ginjal gabung sebesar (33,48[32,15 , 34,70])%, CV f1 ginjal pisah sebesar (33,77[32,79 , 35,55])%, CV f2 sebesar (35,49[32,72 , 54,96])%, dan CV f3 sebesar (24,22[17,96 , 27,00])%.

The Byesian method allows us to be able to calculate the uncertainty value of the calculation results based on OTP measurement data. The existence of an uncertainty value in the measurement indicates that the measurement value has a certain level of confidence. The purpose of this study is to determine the level of accuracy of the OTP model using the bayesian method, and to determine the range of uncertainty of the OTP model with fittings using the bayesian method. The data used were biokinetic data in the form of activity data against time in the left kidney and right kidney from 8 patients. The patients were the NET patients with receptor radionuclide therapy (PRRT) using 177Lu-DOTATATE. The data was fitted with the Bayesian method using three mathematical equations f1, f2 and f3. Next, the TIAC value was calculated for four data points, which is then called RTIAC and the TIAC value for each data point was called CTIAC. The level of accuracy of the TIAC values ​​processed using the mathematical equations f1, f2 and f3 is relatively good with the %RD value in population for f1 kidney combined of 10.17±8.53, %RD for f1 kidney separated of 12.89 ± 6.93, %RD for f2 of 11.31 ± 9.34, and %RD for f3 of 23.42 ± 19.86. Meanwhile, the uncertainty in calculating the TIACs value was analyzed based on CV (median[min,max]) with the CV CTIACs value for processing using f1 kidney combined of (33.48[32.15, 34.70])%, CV f1 kidney separated of (33.77[32.79 , 35.55])%, CV f2 "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK Pada tabel kontingensi 2p, uji goodness of fit pada model seringkali tidak dapat dilakukan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sel yang kosong pada tabel yang melanggar rule of thumb dari distribusi khi-kuadrat. Untuk itu dikembangkan uji goodness of fit berdasarkan perbandingan antara frekuensi observasi dan frekuensi harapan dengan metode two-way margins. Sebagai pengganti distribusi khi-kuadrat yang tidak akurat, digunakan aproksimasi linier dari distribusi khi-kuadrat yaitu a + b 2 c ? yang dibentuk dengan momen asimptotik. Sebagai penerapannya, metode ini akan diaplikasikan pada data SASSI (The Substance Abuse Subtle Screening Inventory) dengan tujuan untuk melihat apakah sepuluh pertanyaan untuk menentukan skor variabel komposit FRISK pada alat tes SASSI dapat dijawab dengan baik oleh responden. Hasil pegujian menunjukkan terdapat satu pertanyaan yang bias sehingga hanya sembilan pertanyaan yang dianggap layak untuk menentukan skor variabel komposit FRISK. Kata kunci : Uji goodness of fit, two-way margins, distribusi Khi-kuadrat vii + 52 halaman; lamp. Bibiliografi : 7 (1980 - 2002)"
Universitas Indonesia, 2005
S27610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellisya Ramadhany
"Gangguan menelan atau disfagia sering dijumpai pada pasien stroke, kanker kepala dan leher, serta lansia. Disfagia dapat meningkatkan risiko malnutrisi, aspirasi, dan kematian. Pasien disfagia juga rentan mengalami ansietas atau depresi yang berdampak pada penurunan kualitas hidup. Dysphagia Handicap Index (DHI) merupakan instrumen swaisi yang dirancang khusus untuk menilai kualitas hidup pasien disfagia. Instrumen DHI terdiri dari 25 pertanyaan yang meliputi penilaian domain fisik, fungsional, dan emosional, serta telah diterjemahkan dan divalidasi dalam berbagai bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas DHI versi Bahasa Indonesia. Kuesioner DHI diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia melalui proses forward translation dan backward translation, serta cognitive debriefing. Hasil terjemahan balik juga didiskusikan dan disetujui oleh penulis utama DHI. Kuesioner DHI versi Bahasa Indonesia (DHI-INA) final kemudian diujikan kepada 46 subjek dengan berbagai etiologi disfagia. Sebanyak 20 subjek kemudian melakukan pengisian ulang satu minggu setelah pengisian pertama. DHI-INA menunjukkan korelasi yang kuat antara masing-masing domain dan skor total [fisik (r = 0,93); fungsional (r = 0,97); emosional (r = 0,93); dan keparahan (r = 0,84)]. Konsistensi internal DHI-INA juga menunjukkan nilai yang baik (Cronbach's = 0,87), begitu pula uji tes-retest untuk skor total (ICC = 0,94). Tingkat keterbacaan DHI-INA setara dengan kelas 7 berdasarkan formula grafik Fry. Kuesioner DHI-INA merupakan kuesioner yang valid dan reliabel untuk menilai kualitas hidup pasien disfagia.

Swallowing problem or dysphagia often found in stroke patients, head and neck cancer, and elderly. Dysphagia increases the risk of malnutrition, aspiration, and death. Patient with dysphagia also prone to have anxiety or depression which has an impact on decreasing quality of life. The Dysphagia Handicap Index (DHI) is a self-administered instrument specially designed to assess the quality of life of dysphagic patients. The DHI instrument consists of 25 questions covering physical, functional, and emotional aspects and has been translated and validated into various languages. This study aims to test the validity and reliability of the Indonesian version of DHI. The DHI questionnaire was translated into Indonesian through a forward and backward translation process, and cognitive debriefing. The backward translation results were discussed and approved by the lead author of DHI. The final Indonesian version of the DHI Questionnaire (DHI-INA) was then tested on 46 subjects with various etiologies of dysphagia. A total of 20 subjects were then refilled one week after the first administration. DHI-INA showed strong correlation between each domain and total score [physical (r = 0.93); functional (r = 0.97); emotional (r = 0.93); and severity (r = 0.84)]. The internal consistency of DHI-INA was also good (Cronbach's a = 0.87), as well as test–retest reliability for the total scores (ICC = 0.94). The readability level of DHI-INA is 7th grade using the Fry graph formula. The DHI-INA questionnaire is a valid and reliable questionnaire to assess the quality of life of dysphagia patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fauziah Arditami
"Di Indonesia, praktik radioterapi molekuler masih dilakukan dengan metode fixed dose. Sementara penelitian menyatakan bahwa metode fixed dose memiliki tingkat eror yang besar. Salah satu pemodelan yang dapat diandalkan untuk melakukan simulasi, fitting, dan menganalisis perbedaan kondisi fisiologis dan biodistribusi pada setiap individu pasien berdasarkan data pra-klinis pada Peptide-Receptor Radionuclide Therapy (PRRT) adalah pemodelan Physiologically-Based Pharmacokinetics (PBPK). Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan sebuah in-house software berbasis General User Interface (GUI) untuk dapat mengaplikasikan pemodelan PBPK dalam proses dosimetri pada PRRT menggunakan perangkat lunak MATLAB r2018b beserta aplikasi bawaannya, yaitu Simbiology dan App Designer. Penulis menggunakan data sekunder dan data pasien virtual yang didapatkan dengan menambahkan eror sebesar 1%, 2%, dan 3% terhadap data sekunder secara acak. Metode estimasi yang digunakan dalam pengembangan in-house software ini adalah non-linear fit (nlinfit) dengan error model proportional karena memiliki persentase deviasi relatif (%RD) dan persentase Coefficient of Variation (%CV) yang paling baik. Secara kualitatif, In-house software yang dikembangkan menghasilkan grafik Area Under the Curve (AUC) yang saling berhimpit dengan literatur serta grafik hasil fitting yang baik, sementara secara kuantitatif menghasilkan nilai AUC dan Time-Integrated Activity Coefficient (TIAC) dengan rata-rata %RD di bawah 10% dan %CV di bawah 50%. Nilai %RD didapatkan dengan membandingkan nilai perhitungan AUC dan estimated parameters antara hasil dari in-house software dengan literatur. Dari hasil tersebut, in-house software berbasis GUI yang dibangun dalam penelitian ini telah berhasil dalam melakukan simulasi, fitting, menghitung besar nilai AUC serta nilai TIAC secara akurat pada PRRT dengan menggunakan pemodelan PBPK.

In Indonesia, the practice of molecular radiotherapy is still carried out using the fixed-dose method. Meanwhile, research states that the fixed-dose method has a large error rate. One of the reliable models for simulating, fitting, and analyzing differences in physiological conditions and biodistribution in each individual patient based on pre-clinical data on Peptide-Receptor Radionuclide Therapy (PRRT) is Physiologically-Based Pharmacokinetics (PBPK) modeling. In this research, an in-house software based on General User Interface (GUI) was developed to be able to apply PBPK modeling in the dosimetry process on PRRT using the MATLAB r2018b software and its default applications, namely Simbiology and App Designer. The author uses secondary data and virtual patient data obtained by adding errors of 1%, 2%, and 3% to the secondary data randomly. The estimation method used in the development of this in-house software is non-linear fit (nlinfit) with proportional model error because it has the best percentage of relative deviation (%RD) and percentage of Coefficient of Variation (%CV). Qualitatively, the developed In-house software produces an Area Under the Curve (AUC) graph that coincides with the literature as well as a good fit graph, while quantitatively it produces AUC and Time-Integrated Activity Coefficient (TIAC) ​​values ​​with an average of % RD below 10% and CV below 50%. The %RD value is obtained by comparing the calculated AUC and estimated parameters between the results from the in-house software and the literature. From these results, the GUI-based in-house software built in this study has succeeded in performing simulations, fittings, calculating the AUC value and TIAC value accurately on PRRT using PBPK modeling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Schandra Ricardo. Marulitua
"Saat ini ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap bahan bakar fosil sangat tinggi dan nilainya selalu meningkat setiap waktunya. Padahal kebutuhan tersebut tidak mampu dipenuhi oleh kapasitas kilang pengolah minyak bumi yang saat ini ada di Indonesia. Akibatnya pemerintah Indonesia harus melakukan impor bahan baku dan produk bahan bakar. Selain itu beberapa pihak telah memprediksi bahwa jumlah cadangan minyak bumi global semakin mendekati masa akhir. Adapun dampak buruk penggunaan bahan bakar fosil terhadap lingkungan semakin memicu manusia untuk berupaya mencari alternatif dari bahan bakar fosil. Bioethanol (C2H5OH) merupakan salah satu potensi bahan bakar alternatif yang bisa didapatkan dari tanaman pati melalui proses biokimia. Mengingat Indonesia adalah negara dengan tanah yang subur, maka sumber bahan baku ini relatif mudah didapat, dan bersifat terbarukan. Bioethanol dapat digunakan dalam bentuk campuran dengan bahan bakar fosil, namun ada kecenderungan pencampuran bioethanol dengan bensin menghasilkan campuran yang tidak sepenuhnya homogen. Maka dari itu diperlukan suatu aditif yang dapat meningkatkan homogenitas campuran. Sehingga pada penelitian ini dilakukan uji penggunaan bahan bakar campuran bensin – bioethanol yang ditambahi aditif oksigenat, pada mesin spark ignition (SI). Kemudian dilakukan analisis terhadap kinerja mesin, emisi gas pembakaran, dan coefficient of variation (COV) di ruang bakar. Aditif yang digunakan yaitu cyclohexanol dan cyclooctanol dengan volume yang divariasikan. Pencampuran bioethanol dapat memperbaiki emisi gas buang, serta COV. Lalu ketika ditambahi aditif, didapat perbaikan pada specific fuel consumption (SFC) dengan emisi dan COV yang semakin membaik.

The dependency of Indonesian citizens to fossil fuel is very high and the amount were continuously increasing every time. At the same time, the capacity of oil refinery within the nation was being unable to cover the needs. As the result, the government of Indonesia have to do an import for some part of petroleum raw materials and also fuel products. Moreover, several parties had predicted that the recent global petroleum reserve were not far from its end limit of depletion. Also the environmental impact of combustion gas resulted from burning fossil fuel has further convincing people to find an alternative for fossil fuel. Bioethanol (C2H5OH) is one of potential fuel alternative which can be obtained through biochemistry process of starch plant. Considering that Indonesia is a country which has a fertile land, finding the source would not be a big problem. Bioethanol may be used in mixture form with fossil fuel, but there is a problem with homogeneity of the mixture. So that it requires an additive in which was able to increase the homogeneity of the mixture. As a result, in this research the examination were done by mixing the gasoline – bioethanol with oxygenated additives and use it as a fuel on unmodified spark ignition (SI) engine. Then going through the process of analysis for engine performances, exhaust gas emissions, and coefficient of variations (COV). The additive used is cyclohexanol and cyclooctanol in which the volume was variated. It is an evident that the use of gasoline – bioethanol mixture resulted in better exhaust emission and COV. Then the addition of additives gives a further good effect to specific fuel consumptions (SFC), exhaust emission, and COV."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daneswarry
"Dizziness merupakan keluhan gangguan keseimbangan yang sulit untuk diukur. Individu dengan keluhan dizziness sering memiliki kesulitan untuk melakukan aktifitas sehari-hari sehingga mengganggu kualitas hidup. Perangkat yang paling sering digunakan untuk menilai handicap pasien gangguan keseimbangan adalah kuesioner Dizziness Handicap Inventory (DHI). Sampai saat ini belum pernah dilakukan adaptasi kuesioner DHI ke bahasa Indonesia. Dizziness Handicap Inventory versi adaptasi yang valid dan reliabel dipergunakan untuk mengukur kualitas hidup, serta sebagai modalitas untuk menilai efektifitas hasil terapi pasien gangguan keseimbangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen DHI adaptasi bahasa Indonesia yang sudah divalidasi dan reliabilitas yang teruji untuk menilai kualitas hidup pasien gangguan keseimbangan. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang, dilakukan di poliklinik THT divisi Neurotologi FKUI-RSCM dr. Cipto Mangunkusumo pada bulan Agustus 2012 sampai dengan Februari 2013 terhadap pasien gangguan keseimbangan usia dewasa.
Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi Spearman dan mendapatkan korelasi yang bermakna pada seluruh butir pertanyaan pada tingkat signifikansi p<0,1, dengan nilai r sebesar 0,409-0,783. Uji reliabilitas mendapatkan hasil nilai Cronbach Alpha 0,7752-0,9265. Instrumen DHI adaptasi bahasa Indonesia valid menurut kaidah validasi transcultural WHO, valid dan juga reliabel sebagai instrumen psikometrik kualitas hidup pasien gangguan keseimbangan.

Dizziness is a symptom of balance disorder that is difficult to assess. Patients with such manifestation often complains about disturbances in daily living activities. The Dizziness Handicap Inventory (DHI) is the most frequent tool used for measuring handicap of patients with balance disorder. At present, the Indonesian version of DHI is not available, the valid and reliable adapted version can be applied to determine quality of life also a modality to value its effectiveness therapy of balance disorder.
This study is aimed to receive Indonesian adaptation of DHI that is also tested in validity and reliability to measure the quality of life in patients with balance disorder. Cross-sectional design is entirely used in this study, conducted at Neurotology division of ENT department out-patient clinic, Cipto Mangunkusumo hospital between Agustus 2012 and February 2013 towards adult patients with balance disorder.
The validity test is determined by Spearman correlation and yield a significance correlation in all questions items with significance level of p<0,01, while the r-value was 0,409-0,783. The reliability test resulted a Cronbach-Alpha ranged 0.7752-0.9265. Dizziness Handicap Inventory Indonesian version is valid based on the WHO trancultural validity guidelines, which also valid and reliable as a quality of life psychometric instrument for balance disorder.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>