Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6010 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monica Alifiah
"Penelitian ini membahas tentang pembentukan kata onomatope emosi dalam bahasa Mandarin. Onomatope merupakan kata tiruan bunyi. Seiring dengan perkembangan bahasa tulis, bunyi-bunyi yang mampu mengekspresikan perasaan atau emosi manusia seperti perasaan senang yang umumnya diwakili dengan bunyi tertawa, perasaan sedih yang umumnya diwakili dengan bunyi menangis, perasaan cemas, dan lain sebagainya diwujudkan dalam bentuk tulisan yang disebut dengan onomatope emosi. Onomatope emosi ini digunakan untuk memberikan nuansa dan gambaran dari suatu ekspresi yang terdapat dalam berbagai karya sastra seperti cerpen, komik, dan novel agar terlihat lebih hidup dan menarik. Namun, masih sedikit yang membahas tentang jenis radikal pada onomatope emosi dalam bahasa Mandarin serta apa makna dari onomatope tersebut, sehingga penelitian ini akan berfokus pada pembentukan kata onomatope emosi bahasa Mandarin dilihat dari jenis radikalnya dengan tujuan untuk menjelaskan jenis radikal yang membentuk karakter onomatope untuk kemudian ditemukan pola dominan yang digunakan dalam pembentukan onomatope bahasa Mandarin, serta mengetahui sumbangan makna dari jenis radikal terhadap karakter onomatope tersebut dengan melakukan analisis melalui bentuk, bunyi, dan maknanya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kamus elektronik Pleco Chinese Dictionary. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radikal 口 (kǒu) menjadi radikal dominan yang paling banyak digunakan pada onomatope emosi, meskipun ada pula onomatope emosi yang terbentuk dari radikal selain 口 (kǒu).

This research discusses the formation of emotional onomatopoeic words in Mandarin. Onomatopoeia refers to words that imitate sounds. With the development of written language, sounds that can express human feelings or emotions, such as the feeling of happiness commonly represented by laughter, the feeling of sadness commonly represented by crying, feelings of anxiety, and so on, are expressed in written form known as emotional onomatopoeia. These emotional onomatopoeic words are used to provide a sense and description of an expression found in various literary works such as short stories, comics, and novels, in order to make them more lively and engaging. However, there is little research on the radical types of emotional onomatopoeia in Mandarin and the meanings of these onomatopoeic words. Therefore, this study will focus on the formation of emotional onomatopoeic words in Mandarin based on their radical types, with the aim of explaining the dominant radicals that form onomatopoeic characters and identifying the dominant patterns used in the formation of Mandarin onomatopoeia. Additionally, it aims to determine the contribution of radical types to the meaning of these onomatopoeic characters through analysis of their form, sound, and meaning. The data used in this research is sourced from the Pleco Chinese Dictionary electronic database. The research findings indicate that the radical 口 (kǒu) is the most commonly used dominant radical in emotional onomatopoeia, although there are also emotional onomatopoeic words formed from radicals other than 口 (kǒu)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Atikah Immaduddin
"Penelitian ini membahas pembentukan karakter kata tiruan bunyi (Onomatope) binatang dalam Bahasa Mandarin. Karakter Han dalam Bahasa Mandarin memiliki prinsip pembentukan yang unik. Salah satunya adalah prinsip pembentukan karakter ÐÎÉùx¨ªngsh¨¥ng yang digunakan untuk menganalisis data. Selain itu terdapat data-data onomatope binatang yang berbeda untuk binatang yang sama.
Hasil penelitian dari 36 data yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar karakter kata tiruan bunyi (Onomatope) binatang dalam Bahasa Mandarin terbentuk dengan prinsip pembentukan karakter ÐÎÉùx¨ªngsh¨¥ng. Hasil penelitian juga menunjukkan onomatope yang berbeda untuk binatang yang sama ternyata mewakili bunyi yang berbeda pula, yang diwakili oleh perbedaan kombinasi fonem pembentuknya.

This study discusses the formation of the characters sound imitative words (Onomatope) animals in Mandarin. Han Characters in Mandarin have a unique principle formation. One is the characters formation principle ÐÎÉùx¨ªngsh¨¥ng which is used to analyze the data. In addition there are some data of different onomatope for the same animal.
Results from 36 data have shown that most of the characters sound imitative words (Onomatope) animals in Mandarin is being formed by the characters forming principle of ÐÎÉùx¨ªngsh¨¥ng. Research also point out that different onomatope that represent the same animals has different sound too, the difference represented by the combination of phoneme."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12998
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulie Neila Chandra
"Penelitian mengenai keimperfektifan ini bertolak dari adanya perbedaan pendapat para ahli dalam pengklasifikasian aspek imperfektif Keadaan tersebut juga terjadi dalam linguistik Mandarin. Dalam bahasa Mandarin, keimperfektifan dapat diungkapkan secara gramatikal dan leksikal.
Secara gramatikal, dinyatakan dengan mengimbuhi sufiks -zhe (-4) di belakang verba. Secara Ieksikal, dinyatakan dengan menggunakan adverbia Ma (A), zhang a), dan zhdngzai (EA). Penggunaan pemarkah tersebut tidak terlepas dari peranan makna inheres verba serta interaksi verba dengan fungsi sintaktis lain seperti subjek, objet, keterangan, dan pelengkap. Dengan demikian, meskipun aspek dan aklinnsart (ragam perbuatan) merupakan kategori yang berbeda, keduanya saling berkaitan.
Hasil analisis data berdasarkan pemarkah aspek, menunjukkan aspek imperfektif dalam bahasa Mandarin dibedakan atas aspek progresif, aspek kontinuatif, dan aspek progresif kontinuatif. Hampir semua pemarkah aspek imperfektif dapat muncul bersama verba keadaan, verba pencapaian, verba aktivitas, dan verba kegandaan (sari). Tipe situasi yang dapat muncul dalam kalimat beraspek imperfektif adalah berarah, mandiri, dan kompleks. Selain itu, hal yang berbeda dalam bahasa Mandarin adalah bahwa ternyata dalam kalimat beraspek imperfektif, khususnya aspek kontinuatif dengan pemarkah -zhe (t), dapat memunculkan situasi -ragam perbuatan (-aksional) yang menggambarkan keadaan, habitual, dan karakteristik subjek.

The research on the imperfectivity began from difference perceptions among the linguists in classifying the imperfective aspects. The Mandarin linguistics has the same experiences. In Mandarin language, the imperfectivity could be grammatically and lexically expressed.
Grammatically, it can be affirmed by giving the suffix -zhe (-) after the verb and it can also be lexically affirmed by using the adverb zai (E), zheng (I), and zh ngzai (CIE). The usage of these markers is close to the role of inherent meaning of the verb and also the interaction between the verb and other function of syntactic such as subject, object, adverbial and complement. Thus, even though the aspect and akrionsart (kind of action) come from different category, but both is related to each other.
The result of data analysis based on marker aspect reveals the imperfective aspects in Mandarin language classified into progressive aspect, continuative aspect and progressive-continuative aspect. Most of the markers of the imperfective aspect appear with state verb, achievement verb, activity verb, and series verb. The type of situation that might appear in sentence which has imperfective aspect, are directed, self-contained, and complex. In addition, another different thing in Mandarin language is that in the sentence that has imperfective aspect, particularly continuative aspect with the marker -the (s ), might reveal the situation -actional that describes states, habits, and characterizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chia Haris
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
495.18 CHI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emiyasusi Susanti
Jakarta: Kesaint Blanc, 2011
495.1 EMI b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
Jakara: Yayasan pustaka Obor Indonesia, 2015
495.1 HER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irzanova, Alicia
"Kalimat merupakan salah satu satuan sintaksis. Kalimat bukanlah deretan kata yang dirangkai sesuka hati pemakainya, melainkan merupakan rangkaian yang berstruktur. lni berarti untuk memahami suatu ujaran atau menghasilkan ujaran yang dapat dipahami lawan bicara, orang tidak saja memperhatikan kata-kata beserta maknanya, melainkan juga makna gramatikal rangkaian kata-kata. Salah satu yang menentukan makna gramatikal adalah bentuk kalimat. Bahasa pada umumnya memiliki dua bentuk kalimat, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Setiap bahasa memiliki perubahan yang khas yang terjadi pada transformasi kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Dalam skripsi ini yang akan dibicarakan adalah kalimat pasif dalam Bahasa Mandarin. Skripsi ini juga membicarakan dan memberi informasi baru mengenai kalimat yang dalam beberapa buku tata bahasa Mandarin disebut sebagai kalimat pasif makna. Skripsi ini terdiri dari lima puluh empat halaman isi dan sepuluh halaman lampiran data"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Hampir setiap saat manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Sebuah komunikasi dapat berjalan dengan baik apabila pihak yang melakukan komunikasi tersebut yaitu pembicara dan kawan bicara memahami bahasa yang digunakan. Untuk memahami sebuah bahasa, seorang penutur dituntut untuk memahami kaidah_-kaidah yang ada dalam bahasa tersebut. Dalam bahasa terdapat kaidah leksikal dan kaidah gramatikal. Kaidah leksikal merupakan kaidah dalam bahasa yang berhubungan dengan perbendaharaan kata. Kaidah gramatikal merupakan kaidah bahasa yang berhubungan dengan struktur bahasa tersebut. (Kentjono,I982 : 16). Kaidah gramatikal bahasa mencakup morfologi dan sintaksis. Morfologi adalah bidang ilmu bahasa yang mempelajari kata, bagian kata serta proses pembentukannya. Sintaksis adalah bidang ilmu bahasa yang mempelajari bagian yang lebih besar dari kata seperti (rase, klausa dan kalimat, serta hubungan di antara satuan-satuan tersebut (Kentjono, 1982: 39).Salah satu satuan linguistik yang dibahas dalam sintaktis adalah kalimat. Tentang definisi kalimat Kenneth L. Pike dalam bukunya Grammatical Analysis (1977: 489) menyatakan : Sentence is an independent clause initialing the cognitive part of conversation, or a proportional unit combining clause with clause and initiating into independent unit; or a minimum reply; or exclamation , greeting or other .Definisi kalimat di atas menjelaskan bahwa masih ada satuan linguistik yang lebih besar dari kalimat misalnya percakapan. Kalimat itu sendiri merupakan bagian dari sebuah percakapan. Menurut Pike kalimat dapat berupa sebuah jawaban singkat, seruan, salam ataupun yang lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chia Haris
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
495.1 CHI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hatmi Idris
Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
495.107 HAT s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>