Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173731 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifatul Muizzati
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada peningkatan kejadian Long COVID, terutama pada rentang usia produktif. Penelitian ini dilakukan sebagai respon tingginya riwayat peningkatan jumlah kasus COVID-19 di wilayah Jabodetabek dan sebagai upaya untuk menggambarkan risiko gejala Long COVID. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kualitas hidup penyintas COVID-19 terutama pada penyintas yang memiliki risiko gejala Long COVID pada usia produktif di wilayah Jabodetabek. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Sampel terdiri dari individu yang pernah terinfeksi COVID-19 pada tahun 2021-2022, usia 15-64 tahun, dan berdomisili di wilayah Jabodetabek. Jumlah sampel terkumpul sebanyak 430 berdasarkan teknik cluster sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari karakteristik demografi dan klinis responden, serta instrument kualitas hidup Short Form Health Survey (SF-36) yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan dengan pendekatan statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian didapatkan bahwa Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas hidup baik (76,3%). Diikuti kualitas hidup sedang (17%), dan lemah (6,7%). Responden dengan risiko gejala Long COVID memiliki proposi kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan responden tanpa risiko gejala Long COVID. Domain fungsi sosial adalah domain kualitas hidup baik terbanyak, sedangkan domain energi adalah domain dengan kategori baik terendah. Penemuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pemahaman untuk pengembangan intervensi dalam meningkatkan kualitas hidup penyintas COVID-19 dan mengurangi dampak jangka panjang yang dialami.

The COVID-19 pandemic has had an impact on the increased occurrence of Long COVID, especially among the productive age group. This research was conducted in response to the high history of increasing COVID-19 cases in the Jabodetabek area and as an effort to describe the risk of Long COVID. This research was also conducted an overview of the quality of life of COVID-19 survivors, especially those at risk of Long COVID symptoms in the productive age group in the Jabodetabek area. The method that is used is cross-sectional. The sample consists of individuals who had been infected by COVID-19 in 2021-2022, aged 15-64 years, and living in Jabodetabek area. The total collected samples was 430 based on cluster sampling technique. Data was collected through a questionnaire which included respondents' demographic and clinical characteristics, as well as the Short Form Health Survey (SF-36) quality of life instrument which has been tested for validity and reliability. A quantitative descriptive statistical approach is used to analyze the data. The research findings showed that the majority of respondents had good quality of life (76.3%), followed by moderate quality of life (17%), and weak quality of life (6.7%). Respondents at risk of Long COVID symptoms had a lower proportion of quality of life compared to those without the risk of Long COVID symptoms. The social function domain had the highest proportion of good quality of life, while the energy domain had the lowest proportion of good quality of life. These findings are expected to provide insight and understanding for the development of interventions to improve the quality of life of COVID-19 survivors and reduce the long-term impacts they experience."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mikail Athif Zhafir Asyura
"Latar belakang: Post-acute sequelae COVID-19 atau long covid terjadi ketika ditemukannya gejala fase-akut 12 minggu setelah onset. Bermanifestasi secara multi-sistem, long covid berpotensi mempengaruhi kualitas hidup. Vaksinasi COVID-19 telah dilaporkan memberikan resolusi klinis lebih baik. Hal ini cukup penting, terutama untuk tenaga kesehatan yang memiliki risiko COVID-19 tinggi. Maka, studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status vaksinasi dengan kualitas hidup tenaga kesehatan dengan long covid.
Metode: Penelitian ini dilakukan secara potong-lintang dengan mengolah data sekunder. Rekrutmen subjek dilakukan dalam jangka waktu Juni 2021 – Maret 2022 untuk tenaga kesehatan teridentifikasi dengan gejala long covid. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitik dengan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik
Hasil: 70 subjek diikutsertakan dengan mean usia 35.56 ± 8.85. Gejala long covid yang paling umum dilaporkan berupa: kelelahan (63.3%), kebingungan (41.8%), dan nyeri otot (40.5%). Subjek penelitian memiliki mean skor total SGRQ 12.33±11.9. Ditemukannya hubungan signifikan antara status vaksinasi dengan skor SGRQ [PR 0.489 (0.312, 0.768), p=0.007)]. Uji regresi logistik menghasilkan tidak adanya pengaruh signifikan antara usia, jenis kelamin, IMT, komorbid, riwayat merokok, riwayat alkohol, frekuensi terinfeksi COVID-19, dan jumlah gejala fase akut dengan skor SGRQ.
Kesimpulan: Terdapatnya hubungan signifikan antara status vaksinasi dengan kualitas hidup tenaga kesehatan dengan long covid.

Introduction: Post-acute sequelae COVID-19 or long covid occur when acute-phase symptoms persist 12 weeks after onset. Due to its multi-system nature, long covid is highly regarded to impact quality of life. COVID-19 vaccination is reported with better clinical resolution. This is detrimental, especially for healthcare workers with heightened risk of COVID-19 infection. Hence, this study aims to understand the association between vaccination status and quality of life among healthcare workers.
Method: This study implemented a cross-sectional design using secondary data. Recruitment of subjects were done within June 2021 – March 2022 for healthcare workers identified with long covid symptoms. Analyses were done descriptively and analytically using chi-square and logistic regression.
Results: 70 subjects were included with a mean age of 35.56 ± 8.85. Lethargy (63.3%), confusion (41.8%) and muscle ache (40.5%) were among the most reported long covid symptoms. Significant association was found between vaccination status and SGRQ score [PR 0.489 (0.312, 0.768), p=0.007)]. Logistic regression yielded no significant association between age, gender, BMI, comorbidities, smoking, alcohol. frequency of getting COVID-19, and number of acute-phase symptoms with SGRQ score.
Conclusion: Significant association between vaccination and quality of life of healthcare workers diagnosed with long covid was shown.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butsainah Jihan
"Stres akademik merupakan respon psikologis pada mahasiswa terhadap tuntutan akademik. Stres ini dianggap sebagai ancaman pada hasil belajar dan pencapaian akademik di perguruan tinggi. Di era pandemi ini, stres akademik juga menjadi tantangan pada mahasiswa keperawatan yang telah mengalami penyakit covid 19. Telah dilaporkan bahwa penyintas covid 19 memiliki kualitas hidup yang buruk. Dengan demikian, pemahaman terkait hubungan antara stres akademik dengan kualitas hidup pada penyintas covid 19 penting untuk didalami. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dengan kualitas hidup pada mahasiswa keperawatan penyintas covid 19. Metode cross-sectional digunakan dalam penelitian ini dengan melibatkan 106 mahasiswa keperawatan penyintas covid 19. Academi Stress Scale dan WHOQoL-BREF merupakan instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur stres akademik dan kualitas hidup secara berurut. Uji korelasi pearson memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres akademik dengan kualitas hidup (p<0,05) dengan korelasi negatif rendah (r= -0,228). Penelitian ini menunjukkan bahwa stres akademik dapat mempengaruhi kualitas hidup pada mahasiswa penyintas covid 19. Namun, penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengeksplorasi variabel lainnya yang juga memiliki kemungkinan mempengaruhi kualitas hidup.

Academic stress is a psychological response of students toward academic demands. This stress is deemed to be a threat to learning outcomes and academic performance in college. In this pandemic era, academic stress is also a challenge for nursing school college students who have survived from Covid-19 disease. It has been reported that survivors of Covid-19 experience poor quality of life (QoL). Thus, the understanding of the association between academic stress and QoL in student covid-19 survivors is essential to be explored. This study to examine the correlation between academic stress and QoL in nursing students Covid-19 survivors. A cross-sectional method was applied in this study, which involved 106 bachelor nursing student Covid-19 survivors. Academic Stress Scale and WHOQoL -BREF were instruments used to measure academic stress and QoL consecutively. Pearson correlation test showed there was a significant relationship between academic stress and QoL (p<0.05) with a negative low correlation (r=-0.228). This study shows that academic stress may affect the QoL in students of Covid-19 survivors. However, further study is necessary conducted to explore the other variables that probably influence QoL as well."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Fajar M. Nofitri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kualitas hidup penduduk dewasa pada lima wilayah di Jakarta. Responden penelitian adalah 255 orang penduduk dewasa yang tinggal di Jakarta dengan rentang usia 18 hingga 55 tahun. Peneliti menggunakan alat ukur SEIQoL-DW yang telah diadaptasi. Hasil penghitungan statistik deskriptif mendapatkan mean skor global quality of life sebesar 77,12 (dari rentang 1-100), menandakan bahwa sebagian besar penduduk dewasa di Jakarta memiliki kualitas hidup yang baik. Selain itu, ditemukan lima aspek kehidupan paling penting bagi sebagian besar penduduk dewasa di Jakarta dalam kaitannya dengan kualitas hidup, yaitu aspek keluarga, aspek spiritual/ agama, aspek kesehatan, aspek keuangan/ ekonomi, dan aspek hubungan sosial.

The purpose of this study is to descript the quality of life among adult citizen in five area of Jakarta. The participants of this research are 255 adult citizen who live in Jakarta, with age ranging from 18 to 55 years old. The instrument used in this study is adapted SEIQoL-DW. Descriptive statistic computation resulting a global quality of life mean score 77,12, indicating that most of adult citizen in Jakarta have a good quality of life. Meanwhile, the five most important life aspects according to adult citizen in Jakarta are family aspect, spirituality/ religion aspect, health aspect, monetary/ economic aspect, and social relationship aspect.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.92 NOF g
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Komang Noviantari
"Corona virus diseases (COVID)-19 dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada penyintasnya yang dikenal dengan istilahlong COVID. Masalah kesehatan yang sering dialami oleh penyintas COVID-19 adalah kelelahan, dispnea, dan gangguan tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelelahan, dispnea, dan kualitas tidur dengan kualitas hidup pada penyintas COVID-19. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectiona, dengan jumlah sampel 104 penyintas COVID-19. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Chalder fatigue scale (CFQ-11), mMRC dyspnea scale, kuesioner kualitas tidur, dan WHOQoL-BREF. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara kelelahan (r: 0.689), dispnea (r: 0.398), dan kualitas tidur (r: 0.444) dengan kualitas hidup pada penyintas COVID-19 (p:0.000; 95%CI, α:0.05). Kelelahan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup pada penyintas COVID-19 (koefisien regresi: -1,451). Implikasi: penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat hasil temuan penelitian ini, sehingga pada akhirnya dapat dipertimbangkan untuk melakukan tindakan preventif, kuratif, atau rehabilitatif terhadap permasalahan yang dihadapi penyintas COVID-19.

Corona virus diseases (COVID)-19 cause long-term health problems for its survivors known as long COVID. Health problems that often experienced by COVID-19 survivors are fatigue, dyspnea, and sleep disturbances. This study aims to determine the correlation between fatigue, dyspnea, and sleep quality with quality of life among COVID-19 survivors. This method research used cross sectional approach and the sample size were 104 COVID-19 survivors. Data were collected using the Chalder fatigue scale (CFQ-11), mMRC dyspnea scale, sleep quality questionnaire, and WHOQoL-BREF. The result showed a significant correlation between fatigue (r: 0.689), dyspnea (r: 0.398), and sleep quality (r:0.444) with quality of life among COVID-19 survivors (p:0.000; 95%CI, α:0.05). Fatigue was the most influential factor on quality of life among COVID-19 survivors (regression coefficient: -1.451). Implication: further research is needed to strengthen the findings of this study, so that in the end, it can be considered to take preventive, curative, or rehabilitative actions against the problems faced by COVID-19 survivors. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatra Satria
"Pada era pandemi COVID-19, perawatan intensif menjadi krusial bagi pasien dengan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang memerlukan alat bantu napas. Setelah perawatan intensif, penting untuk mengevaluasi kualitas hidup penyintas COVID-19 untuk mengetahui dampak jangka panjang terhadap kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas hidup dan karakteristik yang memengaruhinya pada penyintas COVID-19 dengan riwayat ARDS pasca penggunaan alat bantu napas, baik invasif dan non-invasif, di ruang perawatan intensif. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dan dilaksanakan secara multicenter dengan total 56 responden yang memenuhi kriteria inklusi dari tiga rumah sakit rujukan COVID-19 nasional yang masuk dalam jejaring Academic Health System (AHS) Universitas Indonesia. Instrumen yang digunakan adalah The St. George Respiratory Questionnaire (SGRQ). Pada hasil penelitian ini, ditemukan Tingkat kualitas hidup yang rendah berkaitan dengan sistem pernapasan pada domain Tanda dan Gejala serta Aktivitas. Akan tetapi, domain Dampak mempunyai skor kualitas hidup yang baik. Total skor kualitas hidup pada kelompok invasif tergolong rendah yaitu 12 (0-64,9), dan non-invasif (NIV, HFNC dan NRM) yaitu 14 (0,7-57,8). Selain itu, terdapat hubungan kualitas hidup pada kelompok yang menggunakan alat bantu napas non-invasif terhadap usia, pekerjaan, rentang waktu survivor, dan APACHE II.

In the era of the COVID-19 pandemic, intensive care has become crucial for patients with Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) who require breathing assistance. After intensive treatment, it is important to evaluate the quality of life of COVID-19 survivors to determine the long-term impact on physical and mental health. This study aims to assess the quality of life and the characteristics that influence it in COVID-19 survivors with ARDS after using ventilatory support, both invasive and non-invasive, in the Intensive Care Unit (ICU). This research used a cross-sectional approach and was carried out in a multicenter manner with a total of 56 respondents who met the inclusion criteria from three national COVID-19 referral hospitals within the University of Indonesia's Academic Health System (AHS) network. The instrument used was The St. George Respiratory Questionnaire (SGRQ). In the results of this study, it was found that a low quality of life was related to the respiratory system in the Signs and Symptoms and Activity domains. However, the Impact domain has a good quality of life score. The total quality of life score in the invasive group was low, namely 12 (0-64.9), and non-invasive (NIV, HFNC and NRM) namely 14 (0.7-57.8). Apart from that, there was a relationship between the quality of life in the group using non-invasive ventilatory support on age, occupation, period of survivors, and APACHE II score."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
Unggah3  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Aprillia Ariestine
"Latar Belakang: Kanker dan perawatannya memiliki dampak luas pada kualitas hidup pasien Dengan demikian, mengukur kualitas hidup pada pasien dengan kanker memberikan informasi penting tentang status kesehatan dan efek pengobatan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa banyak faktor dalam Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) mempengaruhi kualitas hidup. CGA harus dilakukan pada pasien kanker, karena dapat memprediksi toksisitas, tingkat kelangsungan hidup secara keseluruhan dan dapat membantu menyesuaikan pilihan dan intensitas pengobatan pada setiap pasien. Namun, belum ada penelitian yang secara detail mengeksplorasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien yang lebih tua dengan Limfoma Non-Hodgkin (NHL). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi seberapa besar masing-masing faktor dalam CGA terkait dengan kualitas hidup pada pasien NHL usia lanjut.
Tujuan: Mengetahui gambaran kualitas hidup dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien lanjut usia dengan Limfoma Non Hodgkin yang mendapat kemoterapi.
Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional yang dilakukan pada pasien NHL berusia ≥60 tahun, penelitian dilakukan di Poliklinik Geriatri Terpadu dan Poliklinik Hemato Onkologi dari tiga rumah sakit umum di Jakarta (RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RS Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Umum Fatmawati) selama Maret-Agustus 2019.
Hasil: Ada 62 subjek, dengan usia rata-rata 66 tahun, 56,5% laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki kualitas hidup yang baik, berdasarkan pada setiap domain SF-36 dan EORTC QLQ-C30. Dalam analisis multivariat, ditemukan bahwa depresi dan status kelemahan berhubungan dengan domain PCS SF-36 dengan PR 12.086 (CI 95% 1.596-92.124) dan PR 5.622 (CI 95% 1.060-29.807), masing-masing. Analisis multivariat dengan Mental Component Summary (MCS) SF-36 menunjukkan hubungan yang signifikan dengan status depresi dengan PR 24.400 (CI 95% 2,961-140,539). Sedangkan hasil analisis multivariat dengan skala fungsional EORTC QLQ-C30 menunjukkan hubungan yang signifikan dengan skor kinerja ECOG dengan PR 171 (CI95% 8,470-3452,28).
Simpulan: Setelah analisis multivariat, hanya status kelemahan, status depresi dan skor kinerja ECOG yang memiliki hubungan yang signifikan secara statistik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cantika Nareswari
"Peningkatan jumlah penduduk perkotaan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan dan pennintaan penggunaan tanah berupa perumahan. Tipe dan pola perumahan suatu kota dapat menggambarkan kualitas hidup penduduknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup penduduk lokal yang beltempat tinggal di sekitar perumahan teratur Kota Depok bagian barat. Indikator kualitas hidup yang digunakan meliputi kesehatan, kemiskinan, pendidikan, kesempatan kelja, pendapatan, keamanan sosial, dan daya dukung SDA. Metode analisa yang digunakan adalah analisis tetangga terdekat untuk mendapatkan pola perumahan teratur dan analisis deskriptif dan hasil scoring dan pembobotan masing-masing indikator kualitas hidup.
Dari hasil analisis disimpulkan bahwa perumahan teratur yang tumbuh baru dan berkembang mempengaruhi kualitas hidup penduduk lokal yang befcempat tinggal di sekitarnya. Semakin menjauhi perumahan teratur dan semakin menjauhi jalan kolektor, kualitas hidup penduduk lokal semakin rendah.

The increase of urban population lead to increased needs and demand of housing. The type and pattern of housing in a city show quality of life of populations. The aim of this research is to find out the quality of life for local population who live in arranged housing around the western part of Depok city. Life quality indicators include health, poverty, education, employment, income, social security, and resources. This research used nearest neighbour analysis to describe arranged housing patterns and descriptive analysis to describe the results from scoring in each quality of life indicators.
This research conclude that newly growth residence and existing developed residence affect quality of life of local population who live in surrounding areas. Further from residence and road, the quality of life of the local population is decreasing.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34068
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Yuniati
"Latar Belakang: Perubahan dinamis di berbagai aspek merupakan salah satu pertimbangan perlunya penilaian kualitas hidup penduduk usia produktif yang merupakan sumber daya manusia utama. Tujuan penelitian ini adalah mengkonstruksi instrumen penilaian kualitas hidup berdasarkan 7 domain yaitu kesejahteraan, kesehatan umum, fisik, mental, lingkungan sosial, partisipasi di masyarakat dan keagamaan; serta mengetahui determinan yang berpengaruh terhadap perubahan kualitas hidup.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort menggunakan data IFLS 2007-2014. Populasi target adalah individu usia 15-57 tahun (baseline) dengan jumlah sampel sebanyak 8920 orang yang memenuhi kriteria aktivitas utama bukan sekolah dan diikuti sampai tahu 2014. Confirmatory Factor Analysis digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas konstruk instrumen kualitas hidup. Determinan perubahan kualitas hidup di analisis dengan regresi linier.
Hasil: Terjadi penurunan kualitas hidup penduduk usia produktif dalam kurun waktu 7 tahun follow up. Penurunan rata-rata skor kualitas hidup tersebut sebesar 2,87 poin. Diketahui terdapat 4 domain kualitas hidup yang mengalami penurunan skor yaitu domain kesehatan umum, fisik, mental dan lingkungan sosial. Morbiditas akut dan indeks massa tubuh yang tinggi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi penurunan kualitas hidup.
Kesimpulan: Perlu dilakukan survei nasional penilaian multidimensional kualitas hidup penduduk usia produktif di Indonesia. Upaya preventif, promotif, menjaga  berat badan dalam ambang normal dengan berperilaku hidup sehat dan gizi seimbang dapat mencegah morbiditas dan berat badan lebih. 

Background: Dynamic changes in quality of life are important aspects to be investigated particularly in the working-age population as the main human resources. This study aimed to construct quality of life instruments to measure the seven domains of health-related quality of life as known as determinants of change in quality of life, comprising welfare, general health, physical and mental well-being, social environment,  participation in society and religion.
Methode: A cohort study was conducted using a set of public data of the Indonesian Family Life Survey (IFLS) between 2007 to 2014. A total of 8920 people aged 15 to 57 years old was traced at the baseline of out-of-school activities and were followed until 2014.  Confirmatory Factor Analysis was employed to test the construct validity and reliability of the quality of life instruments. Changes in quality of life were analyzed as determinants in a linear regression model.
Result: The results proved that there was a decrease in the quality of life among the working-age population during a seven-year follow-up period. This scored 2.87 points on average. There were four domains of quality of life that showed decreased scores, comprising general health, physical, mental, and social environment. The risk of falls on the quality of life was mostly affected by the following factors: acute morbidity and high body mass index.
Conclusion: This indicated that medical check-ups, managing a normal body mass index, and a healthy lifestyle can help reduce the risk of morbidity and weight-gain. A multidimensional quality of life needs to further be researched.  
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman
"Pandemi COVID-19 berdampak sangat luas, khususnya pada orang dengan HIV/AIDS sering mengalami stress dan cemas lantaran takut tertular COVID-19, yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama masa pandemi COVID-19. Metode penelitian ini adalah cross sectional, jumlah sampel sebanyak 133 orang diambil secara convenience sampling. Resiliensi diukur menggunakan kueosiner (CD-RISC-25), dukungan sosial (MSPSS) dan kualitas hidup menggunakan (WHOQoL-HIV-BREF). Dari hasil analisis Chi-Squaire bahwa resiliensi memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Demikian juga dukungan sosial memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Sedangkan dari hasil analisis regresi logistic berganda menunjukkan bahwa resiliensi menjadi variable dominan yang mempengaruhi kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS dengan nilai OR=59,533. Kesimpulan ada hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup, dan responden yang memiliki resiliensi tinggi memiliki kecenderungan 59,53 kali lebih tinggi memiliki kualitas hidup baik dibandingkan dengan responden yang memiliki resiliensi sedang dan rendah setelah dikontrol oleh status pernikahan, tingkat penghasilan dan lama didiagnosa HIV.

During the COVID-19 pandemic the impact was very broad, including people with HIV/AIDS, eexperienced fear of contracting COVID-19. The aim of this study was to determine the relationship between resilience and social support with the quality of life among people living with HIV/AIDS (PLWH) during pandemic. Methods: This research was a cross sectional study, involved 133 respondents that took part in the survey. The resileience was measured by (CD-RISC-25) questionnaire, and the social support was measured by (MSPSS), while the quality of life was measured by (WHOQoL-HIV-BREF). Results: resilience has a significant relationship with quality of life with (p = 0.000 < = 0.05). Likewise, social support has a significant relationship with quality of life (p = 0.000 < = 0.05). Multiple logistic regression analysis show that resilience is the dominant variable that affected the quality of life in people with HIV/AIDS with OR=59,533. The conclusion : resilience and social support with quality of life, and respondents who have high resilience have a 59.53 times higher tendency to have a good quality of life compared to respondents who have moderate and low resilience after being controlled by marital status, income status and duration of HIV diagnosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>