Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185570 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Nabila Putri
"Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker dengan kematian terbanyak kedua di dunia. Penyebab utama kematian penderita kanker payudara adalah metastasis sel kanker ke jaringan lain. Salah satu penanganan kanker payudara adalah pemberian pengobatan kemoterapi. Namun kemoterapi seringkali menimbulkan efek samping pada pasien. Salah satu jenis kemoterapi umum, Doxorubicin mampu meningkatkan resiko toksisitas jantung. Karakteristik kultur eksplan yang dapat mempertahankan kondisi sel secara in vivo dapat digunakan untuk memprediksi respons kemoterapi. Namun demikian, penggunaan kultur eksplan untuk memprediksi respon kemoterapi belum banyak diterapkan. Gen MYCN memiliki peran dalam mendorong keganasan sel kanker dan banyak terekspresi pada kanker payudara dengan prognosis buruk, sehingga dapat digunakan sebagai biomarker untuk memastikan respon antara jaringan asal dan kultur eksplan relatif sama. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekspresi gen MYCN pada jaringan asal dan kultur eksplan serta menganalisis tingkat ekspresi gen MYCN pada kultur eksplan terhadap treatment Doxorubicin dengan metode one-step semi-kuantitatif Reverse Transcriptation - Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Perlakuan treatment dilakukan untuk mendukung kemampuan kultur eksplan dalam mempertahankan in vivo. Hasil yang diperoleh menunjukkan ekspresi relatif gen MYCN pada jaringan asal dan kultur eksplan relatif sama serta adanya ekspresi gen MYCN setelah pemberian treatment pada kultur eksplan. Hal tersebut menandakan kultur eksplan dapat mempertahankan ekspresi dari jaringan asalnya. Selain itu, adanya ekspresi gen MYCN setelah pemberian agen kemoterapi mengkonfirmasi bahwa kultur eksplan memiliki respons yang relatif sama setelah pemberian treatment sehingga dapat digunakan untuk memprediksi respon kemoterapi.

Breast cancer is one type of cancer with the second most deaths in the world. The main cause of death for breast cancer patients is the metastasis of cancer cells to other tissues. One of the treatments for breast cancer is chemotherapy treatment. However, chemotherapy often causes side effects in patients. One of the common types of chemotherapy, Doxorubicin can increase the risk of cardiac toxicity. Characteristics of explant cultures that can maintain cell conditions in vivo can be used predicting chemotherapy response. However, the use of explant cultures to predict chemotherapy response has not been widely applied. The MYCN gene has a role in promoting cancer cell malignancy and is widely expressed in breast cancer with a poor prognosis, so it can be used as a biomarker to ensure that the response between the tissue of origin and explant cultures is relatively similar. Therefore, this study aims to analyze MYCN gene expression in the original tissue and explant culture and to analyze the expression level of the MYCN gene in explant culture against Doxorubicin treatment using a one-step semi-quantitative Reverse Transcriptation - Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) method. The treatment was carried out to support the ability of the explant culture to maintain in vivo. The results obtained showed that the relative expression of the MYCN gene in the original tissue and the explant culture was relatively the same as well as the expression of the MYCN gene after the treatment was given to the explant culture. This indicates that the explant culture can maintain the expression of the original tissue. In addition, the presence of MYCN gene expression after administration of chemotherapeutic agents confirmed that explant cultures had relatively the same response after treatment, so that they could be used to predict chemotherapy responses."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Shanny
"Kanker payudara merupakan penyakit kanker yang berkembang dari jaringan epitel duktus dan kelenjar susu dalam payudara. Kanker payudara merupakan kanker dengan prevalensi tertinggi di dunia dan telah mengalami kenaikan jumlah kasus yang signifikan (16,6%) per tahun 2020 di Indonesia. Pengobatan dengan kemoterapi telah umum dilakukan namun dilaporkan memiliki banyak efek samping. Oleh karena itu, perlu dilakukan prediksi kemosensitivitas pada pasien sebelum obat diberikan. Prediksi kemosensitivitas dapat dilakukan dengan menggunakan kultur primer metode eksplan sebagai patient-derived model in vitro yang menggunakan sel primer langsung dari pasien dan dapat memprediksi respons klinis terhadap obat. Adanya ekspresi relatif gen c-Myc selaku oncogene addiction gene dapat menjadi biomarker potensial pada kultur eksplan setelah diberi perlakuan Doxorubicin. Pada penelitian ini, ekspresi c-Myc pada jaringan asal dan kultur eksplan serta pada kultur eksplan sebelum dan sesudah perlakuan diukur menggunakan metode semi kuantitatif RT-PCR dengan tahapan isolasi RNA, kuantifikasi, amplifikasi, dan visualisasi dengan elektroforesis. Kultur eksplan yang berhasil ditumbuhkan adalah sampel luminal A dan B. Sampel A menunjukkan migrasi sel hingga konfluensi 50%. Sementara uji viabilitas pada hasil kultur sampel B menunjukkan persentase viabilitas kultur non-treatment 60% dan treatment dosis 0,68 μM 41%. Hasil visualisasi elektroforesis tidak menunjukkan adanya ekspresi c-Myc di seluruh sampel.

Breast cancer is a malignant tumor formacy on ductus epithelial tissue and mammary gland of the breast. The prevalence number of breast cancer is currently leading among other cancers in the world and significantly increasing especially in Indonesia (16,6% new cases in 2020). Treatment using chemotherapy agents is the most common option for patients but has many side effects. Chemosensitivity prediction using an in vitro model is recommended for more personalized treatment, and can be performed using primary culture (explant method) as an in vitro patient-derived model that uses primary cells directly from the patient and can predict pathological response to chemotherapy agents. c-Myc gene as an oncogene addiction gene can be a potential biomarker of explant cultures after being treated by Doxorubicin. In this study, c-Myc expression in fresh tissue and explant culture, also in culture prior to and after treatment, was measured using a semi quantitative RT-PCR method involving the process of RNA isolation, quantification, amplification, and visualization using electrophoresis. Luminal A and Luminal B samples of explant culture were successfully grown and harvested. A sample showed cell migration up to 50% confluency. Meanwhile, the viability test on the results of the B culture showed the viability percentage of non-treatment culture was 60% and 0,68 μM treatment dose culture 41%. The results of electrophoretic visualization consistently showed downregulation of c-Myc in the form of a very low expression in all samples."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yustisia
"Lingkungan mikro tumor berperan penting dalam meregulasi sifat kepuncaan, proliferasi, ketahanan terhadap apoptosis, dan metabolisme sel punca kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek modulasi lingkungan ekstraseluler melalui kondisi hipoksia dan alkalinisasi pada metabolisme glukosa dan ketahanan hidup sel punca kanker CSC payudara manusia CD24-/CD44 . Pada penelitian in vitro eksperimental ini, CSC payudara manusia dikultur pada kondisi hipoksia dan kondisi alkali. Kultur sel diinkubasi selama 30 menit, 4, 6, 24, dan 48 jam pada suhu 37 C kemudian dilakukan analisis status metabolisme glukosa, regulasi pH, ketahanan hidup, dan penanda kepuncaan serta pluripotensi CSC payudara menggunakan berbagai teknik yaitu qRT-PCR, kolorimetri, fluorometri, dan aktivitas enzimatik. Kondisi hipoksia menyebabkan peningkatan ekspresi mRNA dan konsentrasi HIF1? sehingga mengaktivasi gen-gen yang berada di bawah regulasinya. Hipoksia juga menyebabkan penekanan proliferasi namun meningkatkan ketahanan terhadap apoptosis. Alkalinisasi menyebabkan peningkatan pH ekstraseluler pHe yang menstimulasi peningkatan aktivitas dan ekspresi mRNA gen regulator pH seluler. Status metabolisme menunjukkan peningkatan aktivitas glikolisis anaerobik disertai peningkatan ekspresi transporter GLUT1. Alkalinisasi menyebabkan penekanan proliferasi CSC payudara bahkan kematian sel. Sebagai kesimpulan, modulasi lingkungan ekstraseluler baik melalui hipoksia maupun alkalinisasi dapat meningkatkan aktivitas glikolisis yang selanjutnya mempengaruhi ketahanan hidup dan kepuncaan CSC payudara CD24-/CD44.

This study was aimed to analyze the effect of extracellular pH and O2 level modulation on glucose metabolism and survival of the human CD24 CD44 breast cancer stem cells BCSCs . The primary BCSCs CD24 CD44 cells were cultured under hypoxia 1 O2 or under supplementation of sodium bicarbonate 100 mM for various periods. After each incubation periods, the pH regulation, glucose metabolism, survival, stemness and pluripotency markers were analyzed using various techniques including qRT PCR, colorimetry, fluorometry, dan enzymatic reactions. This study demonstrated that hypoxia caused an increase of HIF1 mRNA expression and protein level, and shifted metabolic states to be more glycolytic. Hypoxia also promoted the suppression of cell proliferation and induced the apoptosis evasion. Alkalinization caused a high pHe then stimulated an increase of mRNA and activity of cellular pH regulator that lead to upregulation of anaerobic glycolysis. Alkalinization inhibited BCSCs proliferation and promoted apoptosis. To conclude, modulation of the extracellular environment of human BCSCs through hypoxic condition and alkalinization could shift the metabolic state toward the anaerobic glycolysis which in turn affected the proliferation and survival.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahjahan Pasha Mahindra
"Latar belakang: Kanker payudara adalah salah satu jenis penyakit kanker yang sering terdiagnosis dan menjadi penyebab banyak kematian di dunia. Kanker merupakan penyakit multi faktor yang berarti ada banyak faktor penyebab kanker. Faktor genetik, lingkungan dan gaya hidup memiliki peran dalam perkembangan kanker. Salah satu mekanisme perkembangan kanker adalah ketika terjadinya ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan di tubuh manusia. Jumlah radikal bebas yang tidak terkontrol dan berlebihan dan menyebabkan kerusakan sel dan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Bunga telang (Clitoria ternatea) adalah tumbuhan yang sering ditemukan di Asia dan memiliki banyak manfaat.
Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan, dan aktivitas sitotoksik dari ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea) terhadap sel kanker payudara T47D.
Metode: Clitoria ternatea yang sudah berupa serbuk kering dimaserasi bertingkat dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol secara berurutan untuk menghasilkan ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak etanol Clitoria ternatea. Setiap ekstrak dianalisis kandungan fitokimianya melalui uji fitokimia, dievaluasi aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH, dan ditentukan aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara T47D menggunakan uji MTT.
Hasil: Skrining uji fitokimia dari ekstrak Clitoria ternatea menunjukan adanya kandungan senyawa glikosida, flavonoid, tanin dan triterpenoid. Uji KLT menunjukan adanya sepuluh komponen senyawa fitokimia dalam ekstrak Clitoria ternatea. Uji DPPH menunjukan bahwa ekstrak Clitoria ternatea memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi terhadap radikal bebas DPPH. Uji MTT menunjukan bahwa ekstrak Clitoria ternatea memberikan efek sitotoksik yang kuat terhadap sel kanker payudara T47D.
Kesimpulan: Clitoria ternatea berpotensi dikembangkan lebih lanjut sebagai antioksidan dan antikanker payudara.

Background: Breast cancer is one of the most common and deadly forms of cancer in the world. Cancer is a multifactorial disease. Genetic factors, environment and lifestyle have a role in the development of cancer. One of the mechanisms of cancer development is when an imbalance between free radicals and antioxidants in the human body occurs. An uncontrolled and excessive amount of free radicals and cause cell damage and uncontrolled cell growth. Clitoria ternatea is a plant that is often found in Asia and many of the benefits of this flower have been studied.
Aim: This study aims to determine the phytochemical constituents, antioxidant activity, and cytotoxic activity of Clitoria ternatea against T47D breast cancer cells.
Method: Clitoria ternatea in the form of dry powder is macerated in a multi-level manner with n-hexane, ethyl acetate, and ethanol as solvents, producing a Clitoria ternatea extract of the respective solvents. Each extract is then evaluated for its phytochemical constituents, antioxidant activity, and cytotoxic activity using a phytochemical test, thin layer chromatography (TLC), DPPH assay, and MTT assay respectively.
Results: Phytochemical analysis of Clitoria ternatea shows the presence of glycosides, flavonoids, tannins and triterpenoids with TLC revealing the presence of ten phytochemical constituents. DPPH assay reveals that Clitoria ternatea exhibits a very active antioxidant activity. MTT assay reveals Clitoria ternatea has high cytotoxic activity towards the T47D breast cancer cell line.
Conclusion: Chemical constituents of Clitoria ternatea are responsible for the antioxidant and cytotoxic activity towards the T47D breast cancer cell line.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Marsaulina
"Golongan antrasiklin merupakan kemoterapi pilihan pertama untuk penanganan kanker payudara, khususnya pada pasien lanjut usia. Namun beberapa penelitian melaporkan terkait kejadian tidak diharapkan pada penggunaan antrasiklin. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian tidak diharapkan. Selain itu untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap kejadian tidak diharapkan pada penggunaan rejimen berbasis antrasiklin. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang penelitian potong lintang (cross-sectional).  Pengambilan sampel dilakukan secara retrospektif, pada pasien lanjut usia (≥60 tahun) di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Pengambilan data mulai Januari 2018-Desember 2020. Identifikasi kejadian tidak diharapkan dari penggunaan kemoterapi berbasis antrasiklin menggunakan metode trigger tool khusus untuk pasien kanker. Analisis statistik digunakan untuk memperoleh karakteristik variabel bebas, selain itu untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap kejadian tidak diharapkan. Pada 107 subjek, sebanyak 71% (n=76 pasien) teridentifikasi dengan trigger tool, seluruh subjek mengalami 122 trigger.rigger pemberian transfusi darah paling banyak ditemukan pada penelitian ini, yaitu pada 39% (n=30 pasien). Netropenia dan anemia merupakan KTD terbanyak yang teridentifikasi pada penggunaan kemoterapi berbasis antrasiklin. Seluruh KTD yang teridentifikasi merupakan kategori E sebanyak 251 kejadian. Pemberian transfusi darah merupakan variabel bebas yang mempunyai hubungan signifikan (p<0,05) dengan kejadian tidak diharapkan dari penggunaan kemoterapi berbasis antrasiklin pada pasien lanjut usia kanker payudara.

Anthracycline are the first choice chemotherapy for the treatment of breast cancer, particularly in elderly patients. However, several studies reported adverse events in the treatment of using anthracyclines. This study aims to identify adverse events. Furthermore, to find out more about how independent variables related to adverse event. An observational retrospective study of elderly patient (≥ 60 years) was conducted in a tertiary cancer hospital in Jakarta. Data were collected from January 2018 to December 2020. We used trigger tool specific for cancer patients to identify adverse event during anthracycline base regimen. Independent variables were evaluated in univariate analysis: age, weight loss, marital status, total cumulative dose, polypharmacy, types of anthracycline, metastatic status. Bivariate and multivariate analysis to find out relationship between independent variable and adverse event. In total, 107 subject records were collected and reviewed, there were 71% (n=76 patients) identified with trigger tool. Trigger were totally identified 122 times in 86 medical records. Neutropenia and anemia were the most common adverse events identified in our study. Adverse events with category E identified in all of the subject, as many as 251 events. Blood transfusion had significantly relationship (p<0,05) with adverse events in elderly breast cancer patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab keterlambatan pelayanan kemoterapi pada pasien kanker payudara. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor pasien, faktor rumah sakit serta melihat gambaran hambatan pada masing-masing unit yang terlibat. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif yang mengupas masalah dengan cara wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketelambatan kemoterapi dapat berasal dari faktor pasien dan faktor rumah sakit. Untuk faktor pasien berdasarkan hasil uji statistic chi square didapatkan nilai alpha p>0.05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, stadium dan status pasien dengan keterlambatan kemoterapi. Namun berdasarkan hasil observasi bahwa faktor pasien yang menyebabkan keterlambatan kemoterapi yakni status kesehatan berdasarkan kadar hemoglobin. Untuk faktor rumah sakit yang menyebabkan keterlambatan pelayanan kemoterapi yaitu ketersediaan obat dan tempat tidur.

This study aims to determine the factors causing delays in care chemotherapy in breast cancer patients. These factors consist of patient factors, factors of the hospital and see a picture of the barriers on each unit involved. This research is a quantitative and qualitative peeling problems with in depth interviews, a document review and observasi.Hasil this research shows that chemotherapy ketelambatan may come from factors patient and hospital factors. For patient factors based on results of statistical tests chi square obtained the value of alpha p 0.05 means that there is no significant relationship between age, stage and status of patients with delayed chemotherapy. However, based on the observation that the factors that cause delays in chemotherapy patients that the health status based on hemoglobin levels. For hospital factors that cause delays in chemotherapy services, namely the availability of medicines and beds."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S66184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humonobe, Andrew Ivan
"Latar Belakang : Kanker payudara merupakan salah satu kanker tersering pada wanita. Saat ini keberhasilan pengobatan terhadap kanker payudara masih rendah selain karena progesifitas tumor, tumor juga kadang bersifat resisten terhadap pengobatan, adanya metastasis dan meningkatnya agresivitas. Penelitian menunjukkan adanya peranan dari subset populasi sel punca kanker payudara (breast cancer stem cells, BCSC) yang menyokong pada sifat keganasan kanker ini. Selain Oct4 sebagai penanda kepuncaan sel, salah satu penanda yang dipakai dalam menyortir BCSC adalah aldehyde dehydrogenase (ALDH), dan dari 19 subfamili ALDH diteliti isoform ALDH1A1 dan ALDH1A3 yang dominan berperan pada BCSC. Selain itu adanya kondisi hipoksia turut mendukung menyebabkan kegasanan kanker payudara meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh hipoksia pada ekspresi mRNA ALDH1A1 dan ALDH1A3 dan hubungannya dengan kepuncaan dan ketahanan hidup sel punca kanker payudara ALDH+.
Metode: Sampel menggunakan kultur sel BCSC ALDH dan sel MCF-7. Dilakukan inkubasi hipoksia (O2 1) dan normoksia (O2 20) selama 6, 24 dan 48 jam kemudian dilakukan analisis ekspresi HIF1, ALDH1A1, ALDH1A3 dan Oct4. Selanjutnya dilakukan analisis viabilitas dan pengukuran mammosphere forming unit (MFU).
Hasil : Studi menunjukkan kondisi hipoksia menyebabkan peningkatan ekspresi ALDH1A3 pada sel BCSC ALDH sedangkan ALDH1A1 mengalami penurunan ekspresi dibandingkan dengan sel normoksia, sementara pada sel MCF-7 terjadi hal sebaliknya. Ekspresi Oct4 mengalami peningkatan pada awal hipoksia (6 jam) kemudian menurun. Terjadi penurunan MFU, sedangkan ketahanan hidup sel tetap stabil.
Kesimpulan : Kondisi hipoksia bisa menyebabkan penurunan sifat kepuncaan pada sel BCSC ALDH ditinjau dari penanda self-renewal, pluripotensi dan tumorigenitas, tetapi ketahanan hidup sel tetap stabil.

Background: Breast cancer is one of frequent cancer-related disease among women. Complete successful therapy to breast cancer was still a big challenge considering the tumour progression, therapy resistancy, metastatic ability and increasing aggressivity. Studies shown that breast cancer stem cells (BCSC) subset were involved to maintain the malignancy. Besides the well-known cell stemness marker Oct4, researchers also suggested aldehyde dehydrogenase (ALDH) as a marker of BCSC, in which ALDH1A1 and ALDH1A3 believed to play dominant role. In addition, tumour hypoxia might also support increasing malignancy. This study aimed to analyze the expressions of ALDH1A1 and ALDH1A3 mRNA and their correlation with stemness properties and cell survival of hypoxic BCSC ALDH+.
Method(s): Samples were obtained using BCSC ALDH and MCF-7 cells. The cells then being treated with hypoxia (O2 1) and normoxia (O2 20) conditions for 6, 24 and 48 hours respectively. We also measured the cells survival and mammosphere forming unit (MFU) capability to analyze cell proliferation.
Result(s): Our study showed that ALDH1A3 in BCSC ALDH hypoxia cells was expressed at significantly higher level but ALDH1A1 was at lower level compared to their respective normoxia cells, while we found the opposite results in MCF-7 cells. Oct4 expression was increased at early hypoxia (6 hours) then declined shortly. MFU was reduced but cells survival remained stable.
Conclusion(s): Hypoxic condition decreased the stemness properties of BCSC ALDH considering the self renewal, pluripotency, and tumorigenicity markers. However, cells survival remained stable.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Onna G.P
"Latar Belakang: Dari data SIRS,2010 pasien kanker payudara terbanyak di rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia yakni 28,7 dari seluruh kanker. Efek samping kemoterapi dapat menurunkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak pengobatan kemoterapi terhadap perubahan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien kanker payudara stadium I sampai III.
Metode: Desain pre dan post-test. Data diambil sebelum subjek mendapat protokol kemoterapi pertama dan setelah kemoterapi adjuvant ke-3. Kapasitas fungsional dinilai dengan uji jalan 6 menit dan kualitas hidup dinilai dengan EORTC QLQ C-30. Penelitian pada 30 subjek yang didapat secara konsekutif dan memenuhi kriteria penelitian. Data demografis dan klinis pasien dikumpulkan dan dicatat.
Hasil: Dari 30 subjek, terdapat 26 subjek 86,7 mengalami penurunan rerata score uji jalan 6 menit setelah kemoterapi adjuvant ke-3 dibandingkan sebelum pengobatan kemoterapi. Terdapat perbedaan yang bermakna dengan nilai p le;0,05. Hasil score EORTC QLQ C-30 pada domain skala fungsi dan kualitas hidup secara global, didapatkan score rerata yang menurun pada semua fungsi setelah kemoterapi adjuvant ke-3 dibandingkan sebelum kemoterapi pada semua subjek. Perbedaan bermakna terdapat pada skala fungsi sosial p le;0,05 . Pada skala gejala terdapat peningkatan rerata score tiap gejala setelah kemoterapi adjuvant ke-3 dibandingkan sebelum kemoterapi pada semua subjek. Perbedaan bermakna terdapat pada gejala fatique, mual-muntah, dan penurunan nafsu makan p le;0,05.
Kesimpulan: Terdapat penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pada pasien kanker payudara setelah mendapat kemoterapi adjuvant ke-3 akibat efek samping pengobatan kemoterapi.

Background: SIRS data from 2010 breast cancer patients most in inpatient and outpatient care in all hospitals in Indonesia, namely 28.7 of all cancers. The side effects of chemotherapy can decrease the functional capacity and quality of life of patients. The purpose of this study Identify the impact of chemotherapy treatment in functional capacity and quality of life in patients with stage I III breast cancer.
Methods: Pre and post test design. Data was taken before the subject had the first chemotherapy protocols and after third adjuvant chemotherapy. Functional capacity was assessed with the 6 minute walking test and quality of life was assessed with the EORTC QLQ C 30. This study was conducted on 30 subjects with consecutive sampling and met the criteria of this study. Demographic and clinical patient data were collected and recorded.
Results: Among 30 subjects, 26 subjects 86.7 experienced decline in six minute walking test score after third adjuvant chemotherapy compare to prior chemotherapy treatment. There were significant differences in functional capacity before and after third chemotherapy adjuvant p le 0,05. There were decrease in mean score of all functions in EORTC QLQ C 30 score on functional domain scale and global quality of life in all subject after third adjuvant chemotherapy compared to prior chemotherapy treatment. Significant differences was found in social functioning scale p le 0,05 . On symptoms scale, there were increase in average score of each symptoms after third adjuvant chemotherapy in all subject compare to prior chemotherapy treatment. Significant differences was found in symptoms of fatigue, nausea, vomiting, and decreased appetite p le 0,05.
Conclusion: There are decrease in functional capacity and quality of life in breast cancer patients after third adjuvant chemotherapy due to side effects of chemotherapy treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Metungku
"ABSTRAK
Kepatuhan merupakan hal penting bagi wanita dengan kanker payudara karena dapat menjadi penentu efektivitas
pengobatan dan manfaat klinis yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan umur, pekerjaan,
pendidikan, keikutsertaan dalam asuransi, depresi, dukungan sosial, efikasi diri dan pengetahuan dengan kepatuhan
kemoterapi pada pasien kanker payudara. Peneltian cross sectional ini melibatkan 89 responden yang dipilih dengan
teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara kepatuhan
kemoterapi dengan pendidikan (p value 0,001), pekerjaan (p value 0,002), depresi (p value 0,001), dukungan sosial (p
value 0,03), efikasi diri (p value 0,002), dan pengetahuan (p value 0,001). Hasil multivariat menujukan bahwa
responden yang memiliki pengetahuan baik berpeluang 16 kali lebih patuh terhadap kemoterapi dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengetahuan buruk, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan,depresi, dukungan sosial, dan
efikasi diri. Rekomendasi dari penelitian adalah memberikan edukasi sesuai karakteristik pasien dan sesuai dengan
penilaian tingkat depresi, dukungan sosial, dan efikasi diri.

ABSTRACT
Adherence is the important thing for the woman with breast cancer as it determines the effectiveness of the medical
treatment and optimal clinical benefits. This research aims to find out the correlation of age, job, education,
involvement in insurance, depression, social support, self-efficacy, and the knowledge of chemotheraphy adherence for
the breast cancer patients. This cross sectional research involved 89 respondents selected through consecutive
sampling technique. The research result shows that there is meaningful correlation between the chemotheraphy
adherence with education level (p value 0,001), job status (p value 0,002), depression level (p value 0,002) social
support (p value 0,03), self-efficacy (p value 0,002), and knowledge (p value 0,001). The multivariate result shows that
the respondents havinggood knowledge have the possibility 16 times to be more obedient to the chemotheraphy than
those having poor knowledge. Theresult is obtained after being controlled by the variable of education, depression,
social support, and self-efficacy. This research suggests to give the education based on the patients characteristics and
the assessment of depression level, social support, and patients'self-efficacies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Kardiyudiani
"Asuhan keperawatan pada pasien kanker yang dilakukan pada praktik klinik lanjut keperawatan medikal bedah adalah pada pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi dengan penerapan peaceful end of life theory di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Selain itu asuhan keperawatan juga dilakukan dalam bentuk resume keperawatan Dari pengelolaan asuhan tersebut ditemukan bahwa peaceful end of life teori dapat di terapkan pada pasien kanker yang memasuki tahap paliatif Sedangkan diagnosa keperawatan yang paling sering muncul adalah nyeri kronis dan kecemasan Pada praktik klinik ini terdapat juga penerapan evidence based practice EBN tentang penggunaan oral cryotherapy untuk mengurangi oral mukositis pada pasien yang mendapatkan kemoterapi 5 flourourasil 5 fu menemukan hasil bahwa oral cryotherapy mampu mengurangi kejadian oral mukositis Selanjutnya untuk memenuhi peran perawat sebagai innovator maka dilakukan evaluasi dan ujicoba pengembangan format pengkajian keperawatan Kata kunci kanker kemoterapi oral mukositis.

Nursing care to cancer patients conducted in advanced clinical practice medical surgical nursing was the breast cancer patients who received chemotherapy with the application peaceful end of life theory at Dharmais Cancer Hospital in Jakarta Nursing care was also done in the form of resume nursing From the nursing care was found that the peaceful end of life theory can be applied in cancer patients in the palliative stage While the nursing diagnosis that mostly found was chronic pain and anxiousness In this clinical practice there was also the application of evidence based practice EBN on the use of oral cryotherapy to reduce oral mucositis to patients who receiving chemotherapy flourourasil 5 5 fu And it was found that oral cryotherapy can reduce the oral mucositis Furthermore to fulfill nurse rsquo s role as an innovator there were evaluation and experimentation of nursing assessment formats development Keywords Cancer Chemotheraphy oral mucositis
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>